PENDAHULUAN MEDIASI DAN TEORI EFEKTIVITAS

juga mengatur penyelesaian sengeketa melalui upaya damai diluar pengadilan. Namun upaya tersebut baru mengenalkan istilah arbitrase. 3. Masa Kemerdekaan Sampai Sekarang Menyadari akan pentingnya sebuah konstitusi yang merdeka, kiranya diperlukan sebuah jaminan yang tegas dalam berkonstitusi,hasil dari adanya amandemen UUD 1945 hanya menyebutkan secara ekplisit mengenai kekuasaan kehakiman yang merdeka. Dalam pasal 24 ayat 1 UUD 1945 menegaskan bahwa “Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan”. Tidak hanya itu dalam pasal 24 ayat 2 menyebutkan bahwa “kekuasaan kehakiman tidak hanya dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung tetapi juga oleh Mahkamah Konstitusi”. 26 Ketentuan pasal 24 UUD 1945 mengisyaratkan bahwa penyelesaian sengketa yang terjadi dikalangan masyarakat dilakukan melalui jalur pengadilan Litigasi. Meskipun demikian, sistem hukum di Indonesia juga membuka peluang menyelesaikan sengketa diluar jalur pengadilan non litigasi. Green menyebutkan bahwa dalam menyelesaikan sengketa ini ada dua model yang bisa digunakan guna 26 Damang, “ Sistem Peradilan Pasca Perubahan UUD 1945”, artikel diakses pada hari jumat tanggal 11 maret di http:www.Negarahukum.comhukumsistem-peradilan-pasca-perubahan-uud- 1945.html menyelesaikan sengketa atau konflik dengan metode penyelesaian dalam bentuk Formal dan Informal. 27 Sementara untuk pengaturan mengenai alternatif penyelesaian sengketa cukup terbatas yang mana diatur dalam Undang-undang arbitrasehanya terdapat satu pasal, yaitu pasal 6 dengan 9 ayat. Dalam pasal tersebut tidak ditemukan penjelasan mengenai mediasi, persyaratan mediator, pengangkatan mediator, kewenangan dan tugas mediator, keterlibatan pihak ketiga dan lain-lain yang berkaitan dengan proses mediasi. Pengaturan mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengeketa diluar pengadilan lebih terperinci ditemukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2000 tentang lembaga jasa pelayanan penyelesaian sengketa dilingkungan hidup di luar pengadilan. Penyelesaian sengeketa dapat dilakukan melalui proses mediasi atau arbitrase. Peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2000 ini juga telah menetapkan konsep mengenai mediasi, mediator, persyaratan mediator, dan beberapa hal seputar mekanisme mediasi dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup. Jadi pengaturan mediasi dalam peraturan pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 jauh lebih lengkap dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang arbitrase. 28 27 Para pihak dapat menyelesaikan sengketa Formal melalui Pengadilan, ketika muncul sengketa dan telah berusaha menyelesaikan konflik secara Informal, namun gagal. 28 Dwi Rezki sri astarini, Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Berdasarkan AsasPeradilan Cepat, Sederhana, Biaya Ringan”, Cet. 1 Bandung: PT. Alumni h. 81- 85