Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan birokrasi di daerah sejak dulu adalah kurangnya kualitas sumber daya manusia. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi atau institusi akan ditentukan oleh faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya. Seorang karyawan yang memiliki kinerja hasil kerja atau karya yang dihasilkan yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu sumber daya manusia dipandang sebagai aset organisasi yang sangat penting karena manusia merupakan sumber daya manusia yang selalu dibutuhkan dalam setiap aktivitas organisasi, juga mempunyai andil yang besar dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Namun dengan berlakunya UU No. 22 Th. 1999 jo. UU No. 32 Th. 2004 tentang setiap daerah di tuntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. Untuk itu semua birokrasi pemerintahan harus meningkatkan kinerjanya Kinerja mempunyai arti penting bagi pegawai, adanya penilaian kinerja berarti pegawai mendapat perhatian dari atasan, disamping itu akan menambah gairah kerja pegawai karena dengan penilaian kinerja ini 2 mungkin pegawai yang berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi, sebaliknya pegawai yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Kinerja pegawai merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kemajuan organisasi. Semakin tinggi atau semakin baik kinerja pegawai maka tujuan perusahaan akan semakin mudah dicapai, begitu pula sebaliknya yang terjadi apabila kinerja pegawai rendah atau tidak baik maka tujuan itu akan sulit dicapai dan juga hasil yang diterima tidak akan sesuai keinginan perusahaan. Kinerja merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan. Dukungan dari perusahaan berupa pengarahan dari seorang pemimpin yang diberikan sebagai penyemangat pegawai, tata tertib yang diterapkan, suasana kerja yang nyaman dan dukungan sumber daya seperti memberikan peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang ingin dicapai sangat diperlukan untuk kinerja pegawai. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai, diantaranya adalah menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai 3 prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunya kinerja pegawai dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan budaya organisasi. Salah satu dinas yang ada di setiap Kabupaten adalah Dinas Pendidikan, kalau dulu pernah dengan sebutan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; Dinas Pendidikan Nasional; Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Yang dikepalai oleh seorang Kepala Dinas. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, adalah merupakan unsur pelaksana teknis pada Dinas tertentu yang dibentuk Pemerintah Kabupaten untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan atau wilayah kerja 1 satu atau beberapa Kecamatan. Berikut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP dalam bidang pencapaian kinerja program dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis: 4 Tabel 1.1 Sasaran strategis Indikator kinerja Tahun 2013 Target Realisasi Skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Sekurang- kurangnya 79 Skor LAKIP Kemendikbud 77 72.8 94.6 Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Dinas Pendidikan dan Budaya Berdasarkan data kinerja di atas dapat dijelaskan bahwa IKU ”Skor Lakip Kemdikbud” belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 77 poin. Sesuai hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi, pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapat nilai 72.88 dengan predikat penilaian “B”. 5 Adapun rincian hasil penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 1 PerencanaanKinerja 35 27.40 2 PengukuranKinerja 20 14.03 3 PelaporanKinerja 15 11.87 4 EvaluasiKinerja 10 7.67 5 CapaianKinerja 20 11.92 NilaiHasilEvaluasi 100 72.88 Tingkat AkuntabilitasKinerja B Dari data di atas, dapat disimpulkan perlu di adakan evaluasi terhadap kinerja agar sesuai dengan target dari kemendikbud sendiri. kinerja dinilai dari aspek pencapaian target, keandalan data kinerja dan keselarasan antara kinerja output dengan kinerja outcome.Selain itu capaian kinerja juga mencakup kinerja pencatatan keuangan, transparansi, kinerja dari stakeholder, termasuk penghargaan yang diperoleh. Capaian kinerja output cukup baik, namun capaian outcome masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Rendahnya capaian outcome terutama disebabkan oleh indikator-indikator kinerja outcome yang belum relevan dan tidak cukup untuk menggambarkan keberhasilan. Pihak yang merasakan output bukanlah penyelenggara pelayanan birokrasi tetapi pengguna jasa layanan masyarakat. Oleh karena itu dalam pengukuran suatu kinerja mau tidak mau harus melibatkan konsumen yang berasal dari masyarakat pengguna jasa layanan 6 Kinerja organisasi tidak hanya ada pada level top manager saja, tetapi harus ada pada middle manager dan para bawahan. Jika hanya pada top manager yang mempunyai kinerja tinggi, sedangkan bawahannya tidak memiliki kinerja tinggi, maka kualitas pelayanan yang dirasakan masyarakat tetap akan rendah. Menurut Perbup Nomor 26 tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten pasal 32, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan program, pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan pendidikan di tingkat kecamatan yang meliputi pendidikan TK, SD, SMP dan SMA UPTD Pendidikan Kecamatan mempunyai fungsi : 1. penyusunan program kerja di bidang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA di tingkat kecamatan; 2. pelaksana kegiatan dan pelayanan di bidang pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA di tingkat kecamatan; 3. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dan pelayanan di bidang pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA di tingkat kecamatan 4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya Beberapa fenomena yang terjadi pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat dan UPT Dinas Pendidikan UPT Kecamatan 7 Bojongsari adalah Kinerja pegawai selama ini dirasakan belum optimal, hal ini dapat dilihat dari masih adanya para pegawai yang meninggalkan kantor pada jam kerja dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, ada oknum pegawai yang tidak ikut apel, cepat pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang jelas, pegawai yang mangkir kerja dengan alasan kesehatan atau keperluan keluarga atau saling menyalahkan diantara sesama pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dan masih rendahnya disiplin organisasi yang dimiliki pegawai. Faktor pertama yang berpengaruh pada kinerja karyawan adalah mengenai kepemimpinan. Pada proses ini fungsi pemimpin mempunyai peran yang sangat erat menentukan dalam pelaksanaan organisasi suatu perusahaan. Fungsi pemimpin tidak hanya sekedar melakukan bimbingan dan arahan kepada pegawai, namun yang terpenting adalah bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan visi dan misi atau arah yang jelas kemana organisasi akan berjalan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan awal berdirinya perusahaan. Adapun uraian Tugas Jabatan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan terdiri dari : 1. memimpin pelaksanaan tugas di UPTD 2. menyusun program, melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai kewenangan dan melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi pelaksanaan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan pengurusan 8 pendidikan Pra Sekolah TK, SD, SMP, SMA, Kesenian, Kesiswaan, Perpustakaan serta layanan teknis administrasi pendidikan, kesiswaan, keuangan, penggajian guru, subsidibantuan, data statistik dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan di kecamatan 3. menyusun rencana kegiatan operasional UPTD berdasarkan program kerja Dinas serta hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sebagai acuan pelaksanaan kegiatan 4. melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai kewenangan 5. melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi pelaksanaan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan pengurusan Pendidikan Pra Sekolah TK, SD, SMP, SMA, kesenian, kesiswaan dan perpustakaan Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran Patola,2011. Kemampuan mempengaruhi yang dimiliki seorang pimpinan akan menentukan cara yang digunakan karyawan dalam mencapai hasil kerja. Hal ini didasarkan pada argument yang menyatakan bahwa seorang pemimpin memiliki otoritas dalam merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku pegawai sesuai dengan fungsi dari manajemen. Seorang pemimpin dianggap baik jika mau menerima adanya perubahan, mau menerima kritik dan saran dari bawahan secara terbuka, dan sering memperhatikan kesejateraan mereka. 9 Pemimpin organisasi dapat mempengaruhi perilaku dengan cara menciptakan sistem dan proses organisasi yang sesuai kebutuhan, baik kebutuhan individu, kebutuhan kelompok maupun kebutuhan organisasi. Tidak kalah pentingnya juga adalah disiplin kerja. Disiplin kerjamerupakan salah satu bentuk pengelolaan SDM yang baik yang harus diupayakan untuk menunjang kualitas SDM yang berorientasi pada kepuasan pelanggan serta peningkatan loyalitas pelanggan. Masih adanya para pegawai UPT Dinas Pendidikanyang meninggalkan kantor pada jam kerja dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, ada oknum pegawai yang tidak ikut apel, cepat pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang jelas, pegawai yang mangkir kerja dengan alasan kesehatan atau keperluan keluarga. Berikut daftar absensi kehadiran 3 bulan terakhir UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Bojongsari: 10 Sumber: Absensi UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat Dan Kecamatan Bojongsari Saydam 1996 disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaanseseorang untuk mematuhi dan menaati segala tata tertib peraturan yang berlaku disekitarnya, efisien kerja diperlukan adanya jam kerja yang produktif bagi karyawan. Didalam upaya menetapkan suatu disiplin pegawai yang menyangkut penetapan jam kerja, disiplin berpakaian, disiplin pelaksanan pekerjaan, dan peraturan tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan harus dipatuhi oleh pegawai selama dalam instansi atau organisasi. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kerja maupun pencapaian tujuan pekerjaan. Penerapan disiplin kerja yang tepat dapat kita capai dengan mengandalkan profesionalisme kerja dengan sebuah motto “ 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 September Oktober November presentase absensi Dinas UPT pendidikan kecamatan ciputat kecamatan bojongsari 11 theright man on the right pl ace“, sehingga perlu job description yang jelas yangdiberikan kepada pegawai. Selanjutnya menurut Robbins 2010 kekuatan budaya perusahaan akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik, karena anggapannya bahwa budaya yang kuat adalah budaya yang menanamkan nilai-nilai utama secara kokoh dan diterima secara luas di kalangan para karyawan. Semakin tinggi tingkatpenerimaan para karyawan terhadap nilai-nilai pokok organisasi dan semakin besar komitmen mereka pada nilai-nilai tersebut dan semakin kuat budaya organisasinya. Hal ini diartikan jika nilai pokok organisasi dapat dipahami secara jelas dan diterima secara luas oleh para pegawai, maka para pegawai tersebut akan mengetahui apa yang harus dikerjakannya dan apa yang bisa diharapkan dari diri mereka, sehingga mereka selalu bertindak dengan cepet untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, dan jika sebuah organisasi memiliki budaya yang kuat maka para pegawai akan memberikan kesetiaan yang lebih besar dibandingakan para karyawan dalam organisasi yang memiliki budaya lemah. Kesetiaan inilah yang akan menjadikan komitmen para pegawai untuk tetap berada pada organisasi dan bekerja serta mengabdikan diri untuk organisasinya Alasan dilakukan penelitian pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat dan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bojongsari karena Instansi Pemerintah salah satu organisasi publik yang memiliki tugas membina, mengurus, pengadaan sarana dan prasarana serta pelaksana 12 tugas yang bersifat administratif dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menengah daerah masing masing. Pada kenyataan belakangan ini sering terjadi absen yang tinggi dan oknum pegawai sendiri. Hal tersebut mencerminkan bahwa kinerja pegawai masih belum mencapai tujuan organisasi dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul :Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin kerja, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Studi Kasus pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ciputat dan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bojongsari

B. Perumusan Masalah