Dalam pasal 74, Penyidikkan tindak pidana pencucian uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut undang-undang. Pasal 75, dalam hal penyidik menemukan bukti permulaan yang
cukup terjadinya tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal, penyidik menggabungkan penyidikkan tindak pidana asal dengan penyidikkan tindak
pidana pencucian uang dan memberitahukannya ke PPATK.
B. Tahap-Tahap Pencucian Uang
Modus Operandi yang dilakukan dalam kejahatan pencucian uang secara umum sebagai berikut.
80
1. Penempatan Placement Tahap pertama dari pencucian uang adalah menempatkan atau
mendepositokan uang haram ke dalam sistem keuangan financial system disuatu negara. Sedangkan Jeffri Robinson menyebutkan dengan istilah immersion, yang
artinya konsolidasi dan penempatan.
81
Penempatan dilakukan dengan cara memecah jumlah uang tunai yang sangat besar ke dalam jumlah-jumlah yang kecil dan kemudian
mendepositokannya langsung kedalam suatu rekening di bank. Cara ini pula dilakukan dengan membeli instrumen-instrumen moneter monetary instruments
seperti cek cheques, money orders, dan lain-lain dan kemudian menagih dengan cara mendepositokan uang tersebut di rekening dilokasi lain.
80
UU RI No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Ikhtisar ketentuan pencegahan dan pembrantasan Tindak pidana pencucian Uang dan pendanaan
terorisme yang diterbitkan oleh PPATK, april 2010,halPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003, Edisi Ke III, hal. 1217.
12
81
Philips Darwin, Money Laundering Cara Memahami dengan Tepat dan Benar Soal Pencucian Uang Sinar Ilmu tahun 2012, hal.42
Singkatnya, penempatan diartikan sebagai upaya untuk menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktivitas kejahatan. Dalam hal ini uang bergerak secara
fisik melalui penyeludupan dari satu negara kenegara lain, penggabungan dengan uang tunai yang berasal dari hasil kegiatan yang sah, ataupun penempatan uang
giral kedalam sistem perbankan deposito bank, cek, via real estate, saham- saham, konversi kemata uang lainnya atau transfer ke dalam valuta asing.
82
2. Transfer Layering Besarnya jumlah uang haram yang ditempatkan di suatu bank akan sangat
menarik perhatian otoritas moneter disuatu negara. Para penegak hukum di negara tersebut segera menyelidiki asal-usul uang tersebut. Itulah sebabnya para pelaku
pencucian uang melakukan proses layering atau heavy soaping. Transfer yakni upaya untuk mentransfer harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana dirty
money yang telah berhasil ditempatkan pada penyedia jasa keuangan terutama bank sebagai hasil upaya penempatan placemnet ke penyedia jasa keuangan
yang lain.
83
3. Integration penyatuan atau integrasi Dengan dilakukan layering akan menjadi sulit bagi penegak hukum
untuk dapat mengetahui asal-usul harta kekayaan tersebut.
Istilah lainnya adalah repatriation and integration, atau spin dry. Pada tahap ini uang yang telah dicuci dibawa kembali kedalam sirkulasi dalam bentuk
pendapatan yang bersih, bahkan merupakan objek pajak taxable. Begitu uang tersebut berhasil di upayakan sebagai uang halal melalui layering, maka tahap
selanjutnya adalah menggunakan uang yang telah menjadi uang halal clean
82
N.T.H. Siahaan, Money Laundering; Pencucian Uang dengan Kejahatan Perbankan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002. Hal. 23.
83
R. Wiyono” Pembahasan Undang-Undang Pencegahan dan Pembrantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Sinar Grafika, Jakarta, 2014. Hal. 4.
money untuk kegiatan bisnis atau kegiatan operasional kejahatan yang dilakukan penjahat atau organisasi kejahatan yang mengendalikannya. Menurut R Wiyono,
integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk kedalam sistem keuangan melalui penempatan
atau transfer sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang halal.
84
C. Pencegahan Tindak Pidana Perbankan dan Pencegahan Tindak Pidana