Kerangka Pemikiran Analisis model jackson pada sedimen berpasir menggunakan metode hidroakustik di gugusan pulau Pari, kepulauan Seribu

penelitian mengenai dasar perairan dan habitat bentik menggunakan metode hidroakustik masih sangat jarang dilakukan.

1.3 Kerangka Pemikiran

Hewan bentik memiliki hubungan erat dengan jenis dasar perairan yang mereka tempati. Oleh karena itu bidang perikanan membutuhkan klasifikasi sedimen dan dasar perairan untuk memetakan habitat bagi hewan bentik Orlowski 2007. Penggunaan quantitative echosounder untuk mendeteksi dasar laut menjadikan penelitian ini lebih efesien, karena menggunakan echosounder yang sama untuk mendeteksi ikan Manik et al. 2006. Metode konvensional seperti sampling menggunakan coring merupakan metode yang sudah dapat diterima secara luas. Tetapi di saat kebutuhan sampling sedimen mencakup daerah yang luas, tentunya mentode ini akan membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Didasari oleh adanya keterkaitan antara sejumlah parameter fisik sedimen dan akustik memberikan gambaran bahwa metode akustik dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat fisik sedimen Urick 1983. Berdasarkan laporan Applied Physics Laboratory, University of Washington APL-UW 1994, dijelaskan bahwa Jackson et al. 1986b telah merumuskan sejumlah parameter yang mempengaruhi proses hambur balik backscattering dari dasar perairan, yang kemudian dikenal sebagai model Jackson. Pengembangan terhadap model Jackson mampu memberikan pemodelan terhadap nilai backscattering yang dihasilkan oleh berbagai tipe sedimen. Salah satunya adalah menggunakan pendekatan Kirchhoff Kirchhoff approximation, yang bekerja baik pada tipe sedimen berpasir hingga sedimen yang sangat halus seperti lanau dan lempung Mulhearn 2000. Lokasi penelitian dipilih pada perairan goba di gugusan Pulau Pari yang memiliki variabilitas tinggi karena berdekatan dengan habitat terumbu karang dan padang lamun. Sounding akustik dilakukan untuk mendapatkan nilai backscattering dasar perairan, kemudian pengambilan sampel sedimen dilakukan sebagai ground truth sampling pada lokasi tersebut. Pengambilan sampel tersebut untuk memperoleh ukuran butiran rata-rata dan densitas sedimen. Pengolahan data akustik sendiri dilakukan dengan memasukkan sejumlah parameter sebagai koreksi radiometrik. Selanjutnya data dibersihkan dari noise dengan cara memberikan minimum threshold sebesar -60 dB, yang merupakan batas pendeteksian terhadap dasar perairan. Penapisan terhadap noise juga dilakukan pada reverberasi di sekitar permukaan perairan, dimana daerah ini merupakan zona near field yang memiliki intensitas yang sangat tinggi. Analisis terhadap model Jackson dilakukan melalui perbandingan model dan data pada nilai backscattering dasar laut dan densitas. Sehingga efektifitas model Jackson terhadap kondisi fisik dasar perairan Pulau Pari dapat diuji. Secara diagramatik kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian Kebutuhan klasifikasi dasar perairan Survei akustik Hubungan sifat-sifat sedimen dan akustik SIMRAD EY60 scientific echosounder Echo logging software α, koef. absorbsi c, kecepatan suara t, suhu s, salinitas Raw data TVG Echo post processing software Sedimen Sampling Ukuran butir GPS Model Jackson Noise filtering Kirchhoff approximation Hubungan antara model dan data volume backscattering, Sv, SV surface backscattering, Ss, SS Densitas sedimen

1.4 Tujuan Penelitian