Usia tahun
kg lb
cm in
Protein g Vit.C
mg Tiamin
mg Ribo-flavin
mg Niasin
mgNE
5
Vit.B
6
mg Folat
µg Bayi
0,0-0,5 0,5-1,0
6 9
13 20
60 71
24 28
13 14
30 35
0,3 0,4
0,4 0,5
5 6
0,3 0,6
25 35
Anak-anak 1-3
4-6 7-10
13 20
28 29
44 62
90 112
132 35
44 52
16 24
28 40
45 45
0,7 0,9
1,0 0,8
1,1 1,2
9 12
13 1,0
1,1 1,4
50 75
100 Dewasa lk
11-14 15-18
19-24 25-50
51+ 45
66 72
79 77
99 145
160 174
170 157
176 177
176 173
62 69
70 70
68 45
59 58
63 63
50 60
60 60
60 1,3
1,5 1,5
1,5 1,2
1,5 1,8
1,7 1,7
1,4 17
20 19
19 15
1,7 2,0
2,0 2,0
2,0 150
200 200
200 200
Dewasa pr 11-14
15-18 19-24
25-50 51+
46 55
58 63
65 101
120 128
138 143
157 163
164 163
160 62
64 65
64 66
46 44
46 50
50 50
60 60
60 60
1,1 1,1
1,1 1,1
1,0 1,3
1,3 1,3
1,3 1,2
15 15
15 15
13 1,4
1,5 1,6
1,6 1,6
150 180
180 180
180 Hamil
60 70
1,5 1,6
17 2,2
400
Menyusui 65
95 1,6
1,8 20
2,1 280
2.2 Struktur dan Fungsi Vitamin yang Larut Dalam Lemak
Sesuai namanya, vitamin ini akan larut dalam lemak dan pelarut lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan
berminyak dari makanan. Vitamin larut lemak diabsorpsi tubuh melalui sistem limfe bersama lipida lain. Ketika mengonsusmsi vitamin larut lemak secara berlebihan, maka
tubuh akan menyimpannya di berbagai jaringa tubuh dan dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu. Vitamin ini mempunyai prekusor atau provitamin, yaitu suatu zat yang
dapat diubah oleh tubuh menjadi vitamin. Vitamin ini hanya mengandung unsur C, H, dan O. Vitamin ini hanya dibutuhkan oleh organism kompleks seperti manusia. Vitamin
larut lemak lebih mudah disimpan dalam tubuh maka defisiensi cenderung jarang terjadi. Berikut adalah penjelasan tentang Vitamin A, D, E, K.
2.2.1 Vitamin A
Definisi
Dalam tahun 1909, Strepp mengetahui bahwa kuning telur mengandung zat yang larut dalam lemak dan esensial untuk kehidupan. Dalam tahun 1919, zat tersebut
sepertinya hal ekstrak dari lemak hewani dan minyak ikan oleh McCollum diberi nama A yang larut dala lemak McCollum, 1922. Dalam tahun 1920, disebut vitamin A oleh
Drummond Pawson, 1981. Bentuk alkohol vitamin A dimurnikan dan struktur kimianya diusulkan oleh Karrer dkk. Di Basel, Switzerland dalam tahun 1931; sintesisnya
dilakukan dalam tahun 1947 pada suatu perusahaan farmasi Hoffmaun-La Roche juga di Basel. Bentuknya dalam tanaman β – karoten, dipisahkan 100 tahun lebih dulu,
diperlihatkan oleh Steenbock sebagai zat yang mempunyai aktivitas vitamin A dalam tahun 1919 dan dalam pertengahan tahun 1930-an, Wald menemukan bahwa peranan
langsung molekul vitamin A adalah dalam proses visual melihat.
Stuktur
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal retinaldehyde dan retinoic acid.
PeranFungsi
Fungsi Vitamin A 1. Daya pengelihatan malam
Vitamin A merupakan unsur esensial untuk pembentukan pigmen retina, rhodopsin. Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk dapat melihat dalam
cahaya remang-remang. Pigmen ini akan teruarai jika ada cahaya yang terang. Regenerasi rhodopsin dapat terjadi dan memerlukan vitamin A.
2. Jaringan epitel yang sehat Vitamin A diperlukan untuk mempertahankan keutuhan jaringan epitel dan membran
mukosa 3. Pertumbuhan gigi dan tulang yang normal
Makanan
ß-karoten merupakan prekursor vitamin A. Zat ini berupa pigmen kuning yang terdapat pada banyak tanaman, khususnya yang berwarna kuning, merah, atau hijau gelap. Hewan,
termasuk manusia, dapat mengkonversikan karoten pada makanannya menjadi vitamin A. Manusia memperoleh vitamin tersebut sebagian dari makanan hewan di mana vitamin A
sudah terbentuk dan sebagian lagi dari karoten yang terdapat dalam sayuran, buah- buahan, serta beberapa produk hewani.
Makanan yang kaya akan karoten mencakup sayuran, khususnya yang berdaun gelap seperti tomat dan wortel, serta buah-buahan terutama yang berwarna kuning, misalnya
mangga.
Defisiensi
Defisiensi jarang dijumpai di negara-negara maju. Ada dua alasan mengapa orang dengan fungsi gastrointestinal normal jarang terkena defisiensi vitamin A di Amerika, kecuali
pada anak-anak yang masih sangat muda. Alasan pertama adalah : vitamin A atau zat bakalnya yaitu karoten banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, pada kebanyakan
jaringan ikan, telur dan pada hati mamalia seperti hati ayam. Alasan kedua, adalah kapasitas penyimpanan ester retinil dalam hati yang tinggi. Sehingga orang dewasa
umumnya mempunyai persediaan di dalam hati untuk sembilan bulan, dan sebagian orang bahkan mempunyai sediaan untuk empat tahun.
Namun, di negara berkembang masih terdapat defisiensi vitamin A. Akibat dari defisiensi vitamin A adalah :
1. Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi pengelihatan dalam cahaya yang remang-remang. Keadaan ini dikenal
sebagai buta senja, yatu adaptasi gelap yang buruk. 2. Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran mukosa, yang menjadi kering dan mengeras, atau mengalami keratinisasi.
Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat, misalnya pada saluran pernapasan. Pada sebagian kasus, kulit menajadi kering sementara saluran
kelenjarnya tersumbat oleh sel-sel mati sehingga kulit menjadi kasar. 3. Xerophthalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama di antara anak-anak, dapat terjadi kelainan pada mata. Konyungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi, sehingga
menimbulkan xerophthalmai atau mata kering, dan pelunakan kornea –keratomalasia – dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutuhan yang permanen.
Kebutuhan
Kebutuhan untuk wanita 800 μg dan untuk pria 1000 μg. Kebutuhan diperhitungkan berdasarkan pada ekuivalen retinol, 4000-5000 IU IU ekuivalen retinol = 6 μg karoten.
Ada peningkatan kebutuhan selama kehamilan dan hipotirodisme. Keracunan dapat terjadi dengan dosis yang tinggi dan cukup lama 20-30 x RDA
2.2.2 Vitamin D Definisi