Kedudukan Para Pihak dalam Penjualan Hak Tanggungan Di Bawah

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK AKIBAT PENJUALAN HAK

TANGGUNGAN DI BAWAH TANGAN STUDI PADA BANK MANDIRI CABANG MEDAN

D. Kedudukan Para Pihak dalam Penjualan Hak Tanggungan Di Bawah

Tangan pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan Apabila terjadi wanprestasi debitur gagal memenuhi kewajiban membayar kepada debitur, menurut pertimbangan bank dinyatakan sebagai kredit yang macet dan tidak mungkin terselamatkan dan menjadi lancar kembali melalui upaya-upaya penyelamatan sehingga akhirnya kredit tersebut menjadi macet, maka bank akan melakukan tindakan-tindakan penyelesaian terhadap kredit macet tersebut. Penyelesaian kredit macet itu merupakan upaya bank untuk memperoleh kembali pembayaran kredit bank yang telah menjadi kredit macet. Pentingnya peranan kredit bagi kelangsungan usaha dari suatu bank, maka Bank Indonesia telah mewajibkan bank-bank untuk mempunyai kebijakan pedoman pemberian perkreditan dengan tujuan agar bank-bank di Indonesia didalam menyalurkan kredit dapat terarah sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari pemberian kredit yang tidak sesuai dengan prinsip kehati-hatian, serta sebagai salah satu upaya menekan pertumbuhan kualitas kredit macet. Permasalahan kredit macet yang demikian tinggi, sehingga harus masuk dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN karena kerugian yang sangat besar yang mengakibatkan modalnya menjadi negatif, maka bank-bank tersebut harus ikut program rekapitalisasi yang membutuhkan dana sangat besar. Dengan kata lain masalah kualitas kredit tidak hanya menjadi masalah bank-bank semata, tetapi dapat menjadi masalah nasional yang pada akhirnya akan menjadi beban negara. Menyadari hal tersebut, maka Bank Indonesia selaku pemegang otorisan pengawasan perbankan nasional, mewajibkan bank-bank Indonesia agar senantiasa menjaga kulitas kredit sesehat mungkin dengan menetapkan ketentuan maksimal kredit macet sebesar 5, dan apabila melebihi dari ketentuan tersebut, maka bank yang bersangkutan akan masuk dalam status “bank dalam perhatian khusus” Bank Indonesia. Ketika debitur wanprestasi, maka berdasarkan perjanjian hak tanggungan, kreditur dapat melakukan tindakan eksekusi obyek jaminan untuk pelunasan piutangnya dengan cara: 1. Penjualan barang jaminan melalui suatu pelelangan umum atas kekuasaan sendiri sebagai pemegang hak tanggungan yang pertama dan telah diperjanjikan terlebih dahulu; 2. Parate eksekusi melalui penjualan barang jaminan dengan cara di bawah tangan yang bertujuan untuk memperoleh harga tertinggi dan memenuhi syarat-syarat: Ada kesepakatan tertulis diantara para pihak; diumumkan sedikitnya pada 2 dua buah surat kabar; dan tidak ada pihak yang berkeberatan. Ketentuan Pasal 20 ayat 2 UUHT yang mengatur tentang penjualan obyek hak tanggungan melalui penjualan di bawah tangan berdasarkan kesepakatan pemberi dan pemegang hak tanggungan. Pasal ini merupakan terobosan yang terdapat pada UUHT bila dibandingkan dengan ketentuan lama yang terdapat pada hipotik untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi para pihak, karena dengan upaya ini akan memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan hutang-piutangnya berdasarkan kesepakatan sendiri. Undang-undang hanya mengatur batasan-batasan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 20 ayat 3 dan seterusnya. Pelaksanaan ketentuan ini, secara yuridis akan memberikan kepastian hukum bagi para pihak, karena dengan adanya kesepakatan untuk menjual obyek jaminan secara di bawah tangan, berarti masing-masing pihak telah menyatakan persetujuannya. Penyebab terjadinya tunggakan kredit yang mengakibatkan kredit macet, yaitu: 39 1. Faktor internal bank kurang validnya analisis yang dilakukan pihak bank terhadap keadaan debitur dan kurang dipegangnya prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit dapat menjadi penyebab timbulnya kredit macet. Adanya kebijakan prekreditan ekspansif yang menyimpang dari sistem dan prosedur, lemahnya sistem administrasi dan pengawasan terhadap kredit yang dilakukan. 2. Terhambatnya kegiatan usaha debitur, terjadinya suatu kondisi di mana kegiatan usaha debitur sedang dalam keadaan sulit, produksi usaha debitur sedang menurun akibat sulitnya mendapatkan bahan baku produksi, atau sedang sepinya permintaan pasar yang mengakibatkan minimnya penjualan hasil produksi yang berdampak pada kondisi keuangan debitur. 39 Hasil wawancara dengan Olivia Nanda Rylan Hutabarat, SP, selaku Relationship Manager, PT. Bank Mandiri Cabang Zainul Arifin Medan, tanggal 8 April 2015 3. Penyimpangan penggunaan kredit, kredit yang diberikan, tidak digunakan oleh debitur sesuai dengan tujuan pemberian kredit. Penggunaan kredit dialihkan baik sebagian ataupun seluruhnya untuk tujuan lain di luar tujuan pemberian kredit. 4. Adanya itikad buruk dari debitur, debitur mempunyai itikad buruk terhadap kredit yang telah diberikan oleh pihak bank. Dalam hubungannya dengan aset-aset yang digunakan, kedudukan kreditur preferen sangat tinggi, lebih tinggi dari kreditur yang diistimewakan lainnya Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUHPerdata. Bahwa kedudukan kreditur preferen adalah yang tertinggi dibandingakan dengan kreditur yang lainnya, kecuali undang- undang menentukan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan Pasal 1134 ayat 2 KUHPerdata yang berbunyi: Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari pada hak istimewa kecuali dalam hal-hal dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya Perjanjian hipotik, kreditur juga bisa memiliki wewenang untuk menjual sendiri benda jaminan, namun ini harus diperjanjikan sebagaimana ditentukan oleh Pasal 1178 ayat 2 BW. Berarti kewenangan ini bukan lahir dari undang- undang, tetapi harus dimunculkan dalam perjanjian oleh para pihak dalam wujud pemberian kuasa oleh debitur kepada kreditur untuk menjual sendiri benda agunan bila terjadi wanprestasi. Jelas cara ini seperti halnya dalam parate eksekusi gadai, sangat menguntungkan kreditur dalam upayanya untuk memperoleh pelunasan dengan mudah dan sederhana. Sebenarnya dengan grosse akta hipotik sedasar dengan ketentuan Pasal 224 HIR, kreditur juga memiliki wewenang untuk menjual benda jaminan dikarenakan akta tersebut memiliki ketentuan eksekutorial. Dengan fiat pegadaian, maka kreditur dapat mengambil pelunasan dari pelelangan yang dilakukan oleh juru lelang. Berdasarkan aturan yang berlaku itu, maka sebenarnya kemudahan dan penyederhanaan pengambilan pelunasan bagi kreditur manakala debitur wanprestasi, sangat mendukung perputaran roda ekonmi yang menghendaki efisiensi. Namun sayangnya, dalam pelaksanaanya, baik grosse hipotik ataupun kuasa menjual ex Pasal 1178 ayat 2 BW kadang terganjal oleh faktor-faktor yang masih menjadi bahan perbedaan. Jelas gambaran yang demikian ini membikin wajah hukum menjadi sedikit kusam untuk dihadiri dalam perjamuan era pertumbuhan ekonomi yang menghendaki efisiensi tinggi Dikecualikan untuk pemegang hak agunan atas panenan, kreditur yang melaksanakan eksekusi kebendaan jamianan wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh hasil penjualan jaminan tersebut kepada kurator, dan menyerahkan kepada kurator sisa hasil penjualan setelah dikurangi dengan jumlah hutang yang harus dibayar, bunga dan biaya-biaya, dan dengan tidak mengurangi hak previllige dari kreditur yang diistimewakan sebagaimana diatur dalam BAB XIX KUHPerdata, yang beradi di atas hak-hak kreditur preferen, baik secara umum maupun khusus atas kebendaan yang dijaminkan secara preferen tersebut. Sehingga atas tuntutan kurator atau kreditur yang diistimewakan tersebut, kreditur preferen yang telah mengeksekusi kebendaan yang dijaminkan wajib menyerahkan bagian dari hasil penjualan kebendaan tersebut, sampai dengan terpenuhnya jumlah tagihan yang diistimewakan tersebut. Telah disebutkan bahwa pihak yang berwenang untuk mengeksekusi jaminan hutang bisa kreditur separatis, dan bisa juga pihak kurator. Hal ini bergantung pada hubungan aset dengan kreditur dijaminkan atau tidak dan bergantung pada waktu kapan eksekusi itu dilaksanakan Hasil dari penelitian pada PT. Bank Mandiri tentang kedudukan para pihak dalam penjualan hak tanggungan di bawah tangan pada bank ,kedudukan para pihak sejajar antara kreditur dan debitur .debitur menjual aset sesuai dengan keinginan ,sedangkan kreditur tidak memiliki hak untuk menentukan harga dari aset yang akan dijual tersebut ,tetapi sebelum menjualkan aset di bawah tangan tersebut debitur dan kreditur sudah ada perjanjian tertulis yang disepakati bersama .penjualan hak tanggungan ini bertujuan menyelesaikan tunggakannya di bank. 40

E. Upaya Penyelesaian Kredit Macet Melalui Penjualan Di Bawah Tangan

Dokumen yang terkait

Aspek Pembuktian Oleh Para Pihak Dalam Permohonan Itsbat Nikah Di Pengadilan Agama (Studi Pada Pengadilan Agama Kelas I-A Kota Medan)

6 125 217

Kepastian Hukum Bagi Bank Sebagai Kreditur Atas Tanah Yang Belum Terdaftar Sebagai Agunan Pada PT. Bank SUMUT Cabang Gunung Tua

0 53 116

Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Perjanjian Franchise Doorsmeer Mobil (Studi Pada Doorsmeer Mobil PAC)

0 84 177

Pelimpahan Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Kepada Bapak Akibat Perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Nomor:411/Pdt.G/2012/PN.Mdn)

15 223 118

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Baku Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syari’ah (Studi Pada Bank Syari’ah Mandiri Pematangsiantar

3 60 112

Eksekusi Di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia Atas Kredit Macet Kepemilikan Mobil Di Lembaga Keuangan Non-Bank PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Medan

2 115 132

Kepastian Hukum Bagi Bank Sebagai Kreditur Atas Tanah Yang Belum Terdaftar Sebagai Agunan Pada PT. Bank SUMUT Cabang Gunung Tua

0 30 116

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN A. Pengertian Hak Tanggungan - Perlindungan Hukum Para Pihak Akibat Penjualan Hak Tanggungan Di Bawah Tangan (Studi Pada Bank Mandiri Cabang Medan)

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Para Pihak Akibat Penjualan Hak Tanggungan Di Bawah Tangan (Studi Pada Bank Mandiri Cabang Medan)

0 0 11

A. Buku-buku : A.P. Parlindungan, Berbagai Aspek Pelaksanaan UUPA, Alumni, Bandung, - Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Jual Beli Objek Hak Tanggungan Di Bawah Tangan Di Bank Danamon Jepara - Unissula Repository

0 0 8