Preeklampsia Berat TINJAUAN PUSTAKA

7. Adanya HELLP Syndrome Hemolysis, Elevated liver enzyme, Low platelet count Bekti, 2008 Peningkatan gejala dan tanda preeklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang mepunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan bayi tinggi. Berdasarkan waktu terjadinya, eklampsia dapat dibagi atas: 1. Eklampsia Gravidarum yaitu eklampsia yang terjadi pada saat ibu hamil ≥ 20 minggu di mana kejadiannya sekitar 50 sampai 60 2. Eklampsia Parturientum yaitu eklampsia yang terjadi pada saat persalinan dimana kejadiannya sekitar 30 sampai 35 3. Eklampsia puerperium yaitu eklamsia yang terjadi pada saat persalinan berakhir dimana kejadiannya sekitar 30 sampai 35 Preeklampsia dibagi atas preeklampsia ringan dan preekampsia berat.Preeklampsia ringan bila tekanan darah diantara 14090 dan 160110 mmHg sedangkan preeklampsia berat bila tekanan darah 160110 mmHg atau lebih.Disebut eklampsia apabila preeklampsia disertai gejala kejang Tanjung, 2004. Menurut Hartini 2009, gejala-gejala eklampsia dibagi menjadi empat tingkatan yaitu: a. Stadium Invasi Stadium ini masih awal, kira-kira berlangsung selama 30 detik.Gejalanya yaitu mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar dan kepala dipalingkan kanan dan kiri. b. Stadium kejang tonik Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 detik.Dimulai dari seluruh otot badan kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernapasan terhenti, muka mulai kelihatan sianosis dan lidah dapat tergigit. c. Stadium kejang klonik Pada stadium ini dapat ditandai dengan otot yang berkontraksi berulang-ulang dalam waktu cepat.Mulut dapat terbuka dan menutup, keluar ludah yang berbusa dan lidah dapat tergigit.Pada organ mata dapat melotot dan muka kelihatan sianosis.Kejadian ini berlangsung berlangsung selama satu sampai dua menit.Setelah kejang lalu penderita tidak sadar dan bernapas seperti mendengkur. d. Stadium Koma Stadium koma adalah stadium paling akhir.Koma biasanya berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Terkadang antara kesadaran akan timbul sedangkan baru dan akhirnya ibu hamil tetap dalam keadaan koma. Selama koma darah ibu yang mengalami eklampsia dapat meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 40 derajat celcius. Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur yang ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan kehamilan kembar, penyakit diabetes mellitus, hipertensi esensial, dan penyakit ginjal Pritchard, 1991. Menurut Geoffrey 1994, insiden preeklampsia cenderung meningkat pada ibu yang melahirkan anak pertama dimana persalinan yang pertama biasanya mempunyai risiko lebih tinggi dan akan menurun pada paritas 2 dan 3. Untuk mencegah terjadinya preeklamsia adalah dengan: 1 selalu memantau tekanan darah; 2 membiasakan pola makan berkadar lemak rendah; 3 perbanyak asupan kalsium, vitamin C dan A; 4 dan yang lebih penting adalah menghindari stress. Preeklampsia yang dibiarkan akan berlanjut menjadi preeklampsia berat dan kemudian bisa menjadi eklampsia. Penanganan dan perawatan kehamilan dengan preeklampsia ringan adalah berobat jalan, pantangan garam. Dapat diberikan obat penenang dan diuretik meningkatkan pengeluaran air seni,kontrol setiap minggu. Anjuran segera kembali periksa bila gejalanya makin parah.Sedangkan pada preeklampsia berat adalah dengan masuk sakit dalam kamar isolasi yang bebas dari sinar dan suara juga perawatan khusus. Dipasang infuse untuk mengatur pengeluaran cairan, pemberian nutrisi, obat-obatan, dan mengatur elektrolit. Pengawasan bisa dilakukan dalam waktu 2 x 24 jam.Bila keadaan bertambah berat dilakukan induksi dorongan persalinan atau langsung dilakukan operasi Hartini, 2009. Penanganan preeklampsia bagi semua tenaga kesehatan, kemampuan yang perlu dimiliki pada tahap pengobatan pendahuluan ialah secepatnya dapat mendiagnosis adanya hipertensi dalam kehamilan, menentukan klasifikasinya, serta menentukan adanya penyulit- penyulit yang timbul. Mengingat dalam kasus rujukan preeklampsia berat-eklamsia, pos terdepan yang sering menemukan kasus ini adalah perawat dan bidan maka para petugas tersebut wajib dan harus mampu memberikan obat-obat pendahuluan yang mutlak dilakukan sebelum trasportasi. Tujuan pengobatan pendahuluan ialah agar penderita tidak jatuh dalam stadium yang lebih berat dan dapat segera mengatasinya Soedarmo, 2003.

2.5 Pelaksanaan Program Pelayanan Antenatal care Terkait Dengan Deteksi PreeklampsiaEklampsia

Menurut Depkes RI 2010, pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal antara lain: 1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta janin 3. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan 5. Memersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan ASI eksklusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi. Setiap wanita hamil memiliki risiko untuk mengalami penyakit akibat kehamilan, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut.Beberapa faktor diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia antara lain : umur ibu, paritas, keturunan, ras, diet, lingkungan, tingkahlaku, dan sosio-ekonomi. Walaupun penyebab preeklampsiaeklampsia belum dapat dipastikan, namun beberapa faktor berikut ini memiliki hubungan dengan terjadinya preeklampsiaeklampsia. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janinnya. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan kualitas pelayanan medis yang diberikan.Agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal.Keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Antenatal care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehataan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal Prawirohardjo, 2006. Penerapan standar pelayanan antenatal akan melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan Nugroho dkk, 2014.Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care, standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10T Depkes RI, 2002.

Dokumen yang terkait

Evaluasipelaksanaan Program Pelayanan Antenatal Care Terkait Dengan Deteksi Preeklamsia/Eklampsia Di Puskesmaslhoksukon Kabupaten Aceh Utara

2 76 75

Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Payatusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 51 113

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

0 56 91

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

16 87 148

Analisis Hubungan Antara Kondisi Pelayanan Dengan Cakupan Hasil Pelayanan Antenatal Care (ANC) Puskesmas Di Kabupaten Deli Serdang

0 23 137

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PreeklampsiaEklampsia - Evaluasipelaksanaan Program Pelayanan Antenatal Care Terkait Dengan Deteksi Preeklamsia/Eklampsia Di Puskesmaslhoksukon Kabupaten Aceh Utara

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - Evaluasipelaksanaan Program Pelayanan Antenatal Care Terkait Dengan Deteksi Preeklamsia/Eklampsia Di Puskesmaslhoksukon Kabupaten Aceh Utara

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antenatal Care - Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Payatusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 1 26

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 4 6