Ditemukan juga data yang serupa dengan kata kelantongan pada pola ke- ND
1
-an yaitu kata kelaloan [k ∂laloan]. Kata tersebut berasal dari morfem dasar
yaitu kata lalo [lalo] pergi. Kenapa penulis katakan istimewa? Karena data ini setelah berdistribusi dengan konlfikss {ke-an} berubah maknanya, atau dengan
kata lain maknanya jauh berubah dari leksem dasarnya. Kata kelaloan yang berasal dari kata lalo yang berarti pergi berubah makna menjadi tidak sengaja
tertidur, makna yang sangat jauh dari makna morfem dasarnya, kemudian setelah didiskusikan dengan para informan, didapatkan kejelasan bahwa kata kelaoan itu
dapat juga diartikan dengan pergi perasaannya, hilang ingatanya sehingga ia tertidur.
4.2.4.3. Produktivitas Pola ke-DV
2
-an
Dilihat dari produktif dan tidak produktifnya pembentukan verba dengan pola ini dapat dikatakan bahwa pola ini termasuk pola yang tidak produktif. Ini
terbukti dari sedikitnya data yang ditemukan. Lihat daftar data pada lampiran 1, di sana terlihat bahwa hanya beberapa verba kelas II saja yang mampu berdistribusi
dengan pola ini.
4.2.5. Pola N-DV
2
-ang
Pola ini merupakan perpaduan antara prefiks {N-}, dasar verba kelas II, dan sufiks {-ang}. Berikut beberapa data yang membentuk pola ini.
Tabel 21 Data Pembentukan Verba Pola N-DV
2
-ang Kata Jadian
Glos Morfem Dasar
Glos
ñyugula ŋ
mengeluarkan sugul
keluar nokola
ŋ mendudukkan
tokol duduk
nindo?a ŋ
menidurkan tindo?
tidur
Fungsi dan arti dari pola ini tidak akan dipaparkan karena fungsi dan arti masing-masing afiks telah dijelaskan sebelumnya.
4.2.5.1. Produktivitas Pola N-DV
2
-ang
Pola ini adalah pola yang sangat produktif dalam pembentukan verba bahasa Sasak dialek Bayan. Hal ini terbukti dari data yang menunjukkan bahwa
mayoritas dasar verba kelas II mampu membentuk dengan pola ini. Lihat daftar data pada lampiran 1.
4.2.6. Pola N-DV
2
-in
Pola ini merupakan perpaduan antara prefiks {N-}, verba dasar kelas II, dan sufiks {-in}. Berikut beberapa data yang membentuk pola ini.
Tabel 22 Data Pembentukan Verba Pola N-DV
2
-in Kata Jadian
Glos Morfem Dasar
Glos nindoin
meniduri tindo?
tidur nam
∂in memasuki
tam ∂
masuk nokolin
menduduki tokol
duduk
Fungsi dan arti pola ini tidak akan dipaparkan lagi karena fungsi dan arti prefiks {N-} dan sufiks {-in} telah dibicarakan di atas karena pemaparan tersebut
cukup mewakili.
4.2.6.1. Poduktivitas Pola N-DV
I
-in
Pembentukan verba dengan pola ini termasuk produktif terlihat dari data yang ditemukan. Hal ini dikarenakan mayoritas dasar verba kelas II mampu
membentuk pola ini. Lihat daftar data pada lampiran 1.
4.2.7. Pola te-DV
2
-ang
Pola ini terbentuk dari perpaduan prefiks {te-}, dasar verba kelas II, dan
sufiks {-ang}. Berikut beberapa data yang membentuk pola ini.
Tabel 23 Data Pembentukan Verba Pola te-DV
2
-ang Kata Jadian
Glos Morfem Dasar
Glos t
∂tokolaŋ didudukkan
tokol duduk
t ∂munduraŋ
dimundurkan mundur
mundur t
∂but∂gaŋ diberdirikan
but ∂ŋ
berdiri Fungsi dan arti pola ini tidak dijelaskan karena telah dijelaskan
sebelumnya dan sudah cukup mewakili.
4.2.7.1. Produktivitas Pola te-DV
2
-ang
Pola ini termasuk pola yang sangat produktif dalam pembentukan verba bahasa Sasak. Hal ini terlihat dari banyaknya data yang ditemukan. Mayoritas
verba dasar kelas II ini mampu berdistribusi dengan prefiks {te-} dan sufiks {- ang}. Sebenarnya verba kelas II ini secara umum tidak mampu berdistribusi hanya
dengan prefiks {te-} saja tanpa kehadiran sufiks {-ang}. ini terbukti dengan tidak terdapatnya pola te-DV
2
pada pembentukan pola verba dari verba kelas II ini.
4.2.8. Pola te-DV