Teknik simak dan catat ini adalah teknik yang umumnya dipakai oleh para peneliti. Teknik simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik
simak ini dapat disejajarkan dengan teknik observasi dalam ilmu sosial lihat Sudaryanto, 1993:133. Sebagai kelanjutan dari teknik ini adalah teknik catat.
Artinya, data yang dihasilkan dari penyimakan dapat langsung dicatat dalam kertas data. Pencatatan terhadap data kebahasaan dilakukan dengan transkripsi
tertentu menurut kepentingannya. Sudaryanto 1993:133, menambahkan bahwa teknik simak ini dapat
direalisasikan dengan teknik sadap yaitu menyadap aktivitas berbahasa yang wajar dan normal. Dalam hal ini peneliti harus jeli untuk mendapatkan tempat-tempat
atau pos-pos tertentu dimana pembicaraan antaranggota masyarakat berlangsung secara spontan lihat Edi Subroto, 2007:47.
Seorang peneliti harus bersifat opportunist jika ingin mendapatkan data yang valid, artinya seorang peneliti harus bersikap fleksibel, ramah, dan luwes
untuk mencari dan memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk menjaring data dengan hasil yang maksimal.
3.5. Teknik Cuplikan Sampling
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample bertujuan purposive sampling karena cuplikan yang diambil bersifat selektif dan atas
pertimbangan tertentu, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap paling tahu, sehingga kemungkinan pemilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian dalam
memperoleh data Patton dalam Sutopo, 2002: 185. Penelitian ini juga menggunakan cuplikan waktu time sampling untuk menentukan kapan waktu
yang tepat dalam mengumpulkan data. Ketepatan waktu dalam teknik kerja sama dengan informan menciptakan suasana santai dan menghasilkan data yang
lengkap serta mendalam, tanpa ada yang merasa dirugikan. Ketepatan waktu dan situasi dalam melakukan komunikasi dengan informan akan berpengaruh pada
data yang dibutuhkan.
3.6. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya Sutopo, 2002:78. Sehubungan
dengan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan beberapa cara pengembangan validitas kesahihan data penelitian. Cara-cara yang dimaksud
seperti yang diungkapkan Sutopo 2002:78-85 seperti trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi peneliti, trianggulasi teori dan reviu informan.
Pada penelitian ini akan digunakan teori trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Selain itu juga akan digunakan reviu informan untuk
memastikan data yang diperoleh. Trianggulasi data dalam penelitian ini maksudnya, bahwa data kebahasan
yang sama akan diambil dari sumber yang berbeda sehingga validitas data kebahasaan akan semakin mantap. Data-data yang diambil tidak hanya berasal
dari satu informan saja tetapi dipastikan dengan membandingkan data tersebut dengan data yang terjaring dari informan lainnya. Metode ini menambah
keyakinan peneliti dengan keabsahan sebuah data. Dalam penelitian ini, peneliti juga memanfaatkan diri sendiri dalam penyediaan data oleh karena itu trianggulasi
data ini sangat diperlukan untuk menghindari bias peneliti. Trianggulasi metode dalam penelitian ini, maksudnya peneliti menggali
data kebahasaan yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Trianggulasi metode di sini dimaksudkan adalah trianggulasi metode
pengumpulan data berupa teknik rekam, teknik kerja sama dengan informan, dan teknik simak catat.
Selain trianggulasi digunakan juga teknik reviu informan, cara ini juga merupakan usaha pengembangan validitas penelitian yang sering dilakukan. Pada
saat peneliti telah mendapatkan data yang sudah cukup lengkap, maka data-data tersebut perlu dikomunikasikan kembali dengan informannya, khususnya yang
dipandang sebagai informan pokok lihat Sutopo, 2002:83. Teknik ini diharapkan dapat menambah kualitas dan kevaliditasan data. Teknik ini dapat dikatakan
sebagai cross check akhir data sebelum diadakan analisis data.
3.7. Metode dan Teknik Analisis Data