Kemiskinan di Indonesia GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PENGENTASAN KEMISKINAN

100 sektor tradisional dalam PDB. Penjelasan tentang proses penurunan kontribusi ini dapat dirunut pada Hukum Engle, yang mengatakan bahwa jika pendapatan meningkat, maka proporsi pengeluaran terhadap bahan-bahan makanan yang secara umum diproduksi sektor pertanian akan semakin menurun. Dalam istilah ekonomi, elastisitas permintaan terhadap makanan lebih kecil dari satu inelastis, sehingga peningkatan permintaan terhadap bahan makanan tidaklah sebesar permintaan terhadap barang -barang hasil sektor industri dan jasa Arifin, 2004. Namun, apabila penurunan pangsa di atas memunculkan persepsi bahwa sektor pertanian menjadi tidak penting dalam proses pembangunan, maka pendapat tersebut perlu ditinjau ulang. Apalagi pengembangan sektor industri dan jasa yang sering diklaim sebagai representasi sektor modern dan masyarakat kota itu dibangun dengan basis paradigma konglometarif. Maka, dengan meninggalkan sektor pertanian akan berakibat semakin membuat keterpurukan kelompok miskin khususnya di pedesaan.

4.3. Kemiskinan di Indonesia

Mengulas tentang kemiskinan di Indonesia bisa dilihat dari tren umum antar tahun. Bila dilihat dari perkembangan dan penyusutan jumlah orang miskin dari sisi tren umumnya, dimulai dari tahun 1976 sampai tahun 2002. Antara tahun tahun 1976-1996 tersebut, tingkat kemiskinan mengalami tren menurun. Penurunan tingkat kemiskinan yang sangat cepat, terjadi antara tahun 1976 – 1980. Pada masa tahun tersebut, penurunan tingkat kemiskinan di desa lebih cepat dari pada di kota. Sedangkan untuk tahun 1980-1996, penurunan tingkat 101 kemiskinan agak lambat, dan penurunan tingkat kemiskinan di desa lebih lambat daripada di kota. Sementara itu, antara tahun 1996-1998 terjadi peningkatan angka kemiskinan yang diakibatkan oleh krisis ekonomi. Kemudian pada tahun 1998- 2002 mengalami penurunan kembali, waktu tersebut merupakan masa pemulihan dari krisis. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa kemiskinan yang terjadi merupakan fenomena pedesaan. Hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 13 berikut. 10 20 30 40 50 60 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 tahun juta orang Kota Desa Desa+kota Gambar 13. Jumlah Penduduk Indonesia di Bawah Garis Kemiskinan Dinamika kemiskinan di Indonesia apabila ditinjau dari distribusi sektoral lapangan kerja utama banyak didominasi oleh sektor pertanian. Dari kondisi tersebut bisa dikatakan bahwa kemiskinan merupakan fenomena sektor pertanian. Kemudian ditinjau dari sumber pendapatan, sebagian besar penduduk miskin yang diindikasikan dengan pendapatan rendah juga terjadi di sektor pertanian. Berikut ini dapat dilihat tabel jumlah penduduk miskin menurut sektor pekerjaan utamanya. 102 Tabel 6. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Sektor Pekerjaan Utamanya ribu orang Sektor Tempat Kerja 1999 2000 2001 2002 Pertanian 25997 54.20 20109 51.78 23375 62.99 20605 57.69 Industri 6069 12.65 5380 13.85 4401 11.86 4471 12.52 Jasa 11840 24.68 9784 25.29 6984 18.82 7571 21.20 Tidak Bekerja 4063 8.47 3560 9.17 2349 6.33 3072 8.60 Total 47969 38833 37109 35719 Angka dalam kurung adalah pangsa persen Sumber : BPS 2002 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sektor pertanian memiliki tenaga kerja miskin paling banyak dan jumlahnya lebih dari 50 persen dari total pekerja di sektor ini. Setelah sektor pertanian adalah sektor jasa yang memiliki tenaga kerja miskin paling banyak, rata-rata di atas 20 persen dari total pek erja yang bekerja di sektor jasa. Hal tersebut bisa terjadi karena di sektor jasa, khususnya di perkotaan banyak didominasi oleh kelompok pekerjaan sektor informal perkotaan.

4.4. Pembangunan Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan