6. Sel Darah Merah 7. Hematokrit

panas tubuh, elektrolit Na + , K + , Ca 2+ , Mg 2+ , Cl - , HCO 3 - , HPO 4 2- , H 2 PO 4 - , H + yang berfungsi sebagai sistem penyangga buffering, dan gas terlarut, yakni O 2 dan CO 2 . Darah mengandung 5 sampai dengan 7 protein plasma, yakni albumin, globulin, fibrinogen, dan plaminogen. Albumin adalah protein plasma yang lebih kecil sehingga lebih cepat bergerak dan larut dalam air serta memiliki satu fraksi. Albumin merupakan 60 total plasma protein yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik plasma. Globulin adalah protein plasma yang larut dalam air garam dan memiliki tiga fraksi, yaitu 2 α, 2 , dan 1 . Bagian padat merupakan bagian dari 45 darah yang terdiri atas sel darah merah eritrosit, sel darah putih leukosit, dan keping darah trombosit. Bagian darah yang mempunyai fungsi penting dalam proses pembekuan darah adalah trombosit Poedjiadi 2006.

2. 6. Sel Darah Merah

Sel darah merah eritrosit dibuat dalam sumsum tulang secara mitosis dan diferensiasi dengan membawa hemoglobin. Komposisi sel darah merah adalah 62 sampai dengan 72 air, 35 padatan yang terdiri atas 95 hemoglobin dan 5 lagi berupa protein distroma dan membran sel, fosfolipid lecithine, cephaline, kolesterol, lemak, vitamin, koenzim, glukosa, enzim, dan mineral. Eritrosit pada domba berbentuk cakram disk bikonkaf, dengan pinggiran sirkuler. Bentuk sel dapat berubah ketika sel melewati pembuluh kapiler tetapi sel darah merah memiliki membran sel yang kuat sehingga tidak akan pecah. Sel darah merah dapat bertahan selama 120 hari sampai dengan 125 hari dalam sirkulasi dan kemudian mengalami kerusakan. Sekitar 0,8 dari seluruh eritrosit mengalami kerusakan dan dibentuk setiap hari. Penghancuran sel-sel darah merah terjadi setelah mengalami sirkulasi tiga sampai empat bulan. Sel darah merah pada domba dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: Anonim 2008 Gambar 1 Sel darah merah domba Sel-sel darah merah mengalami disintegrasi, melepaskan hemoglobin ke dalam darah, dan debris puing-puing sel yang rusak itu dibuang dari sirkulasi oleh sistem makrofag atau sistem retikuloendotelial, yang terdiri atas sel-sel khusus di dalam hati, limfa, sumsum tulang, dan limfonodus Frandson 1996.

2. 7. Hematokrit

Nilai hematokrit adalah persentase berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah. Penentuannya dilakukan dengan mengisi tabung hematokrit dengan darah yang diberi zat agar tidak menggumpal, kemudian dilakukan sentrifuse sampai sel-sel mengumpul di dasar Frandson 1996. Hematokrit disebut juga dengan Packed Cell Volume PCV. Hematokrit merupakan perbandingan antara volume sel darah merah dan komponen darah yang lain. Volume sel darah merah berbanding lurus terhadap jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin. Jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh faktor spesies, umur, jenis kelamin, nutrisi, keadaan fisiologis seperti laktasi, kebuntingan, dan siklus berahi, suhu, daerah dataran tinggi, dan keadaan patologis. Parameter pemeriksaan sel darah merah domba normal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Parameter pemeriksaan sel darah merah domba normal Parameter Kisaran Rata-rata Satuan Sel Darah merah 8 –16 ×10 6 mm 3 Hemoglobin 8 –16 g PCV 24 –50 Sumber: Banks 1993 dan Frandson 1996 Nilai hematokrit merupakan petunjuk yang sangat baik untuk menentukan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam sirkulasi darah. Pemeriksaan sel darah merah dapat dilakukan dengan memeriksa tiga parameter, yaitu jumlah total sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin. Jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin mengindikasikan morfologi sel darah merah, sedangkan nilai hematokrit menunjukan perbandingan sel darah merah dengan plasma protein Meyer et al. 1992.

2. 8. Hemoglobin