Indeks Vegetasi Pada Berbagai Penutupan Lahan di Lokasi sampel

5.4.4. Simpanan Biomassa pada Kawasan Non Hutan

Simpanan biomassa kawasan non hutan pada berbagai jenis tanaman dan umur berkisar antara 12 –533,28 tonha seperti tercantum pada Lampiran 5. Sedangkan simpanan biomassa dominan berkisar antara 20-200 tonha. Adapun tipe kawasan non hutan diantaranya: savanapadang rumput, semak belukar, agroforestry, hutan kota, dan ruang terbuka hijau. Kemampuan penyimpan biomassa dapat juga terjadi diluar kawasan hutan pada beberapa pemanfaatan lahan yang terdapat berbagai tumbuhan. Savana atau padang rumput dan semak belukar memiliki keterbatasan dalam menyimpan karbon terendah yaitu sebesar 12 tonha, sementara untuk hutan kota dan ruang terbuka hijau yang didominasi oleh tumbuhan berupa pepohonan kemampuan menyimpan karbonnya lebih tinggi bahkan hampir sama dengan kawasan hutan lahan yaitu sebesar 533,28 tonha.

5.5. Indeks Vegetasi Pada Berbagai Penutupan Lahan di Lokasi sampel

Penyebaran titik sampel lapang pada berbagai penutupan lahan di Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser, dan Tabalong disajikan pada Gambar 14, sedangkan perolehan nilai indeks vegetasi pada lokasi sampel di setiap penutupan lahan masing-masing indeks vegetasi dapat dilihat pada Tabel 10, dan Grafik kisaran nilai indeks vegetasi pada masing-masing penutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 12. Grafik Kisaran Nilai Indeks Vegetasi Masing-Masing Penutupan Lahan Pada Indeks Vegetasi NDVI, TNDVI, RVI dan TRVI Hp Hs Kb Kc Mgv Rw Sb Svn Sw Tg TRVI median 2,29 2,05 1,94 2,11 2,05 1,78 1,53 1,92 1,52 1,67 TRVI rata-rata 2,31 2,06 1,96 2,14 2,07 1,82 1,53 1,96 1,54 1,70 RVI median 5,28 4,38 3,91 4,64 4,47 3,33 2,34 3,75 2,34 2,88 RVI rata-rata 5,39 4,42 3,96 4,74 4,55 3,44 2,35 3,92 2,39 2,94 TNDVI median 1,08 1,04 1,03 1,05 1,03 0,98 0,95 1,04 0,95 0,98 TNDVI rata-rata 1,08 1,04 1,03 1,05 1,03 0,98 0,95 1,04 0,95 0,98 NDVI median 0,66 0,59 0,56 0,61 0,52 0,49 0,40 0,57 0,40 0,45 NDVI rata-rata 0,67 0,58 0,56 0,62 0,53 0,54 0,40 0,57 0,42 0,46 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 Nila i In d ek s V eg eta si Penutupan Lahan Pada masing-masing indeks vegetasi diperoleh dua parameter statistik dengan menghitung nilai rata-rata dan median, dimana nilai rata-rata tersebut diperoleh dari pembagian jumlah nilai digital number pada citra dengan banyaknya nilai digital number pada citra. Sementara median diperoleh dari nilai tengah digital number setelah nilai tersebut diurutkan. Peroleh nilai rata-rata dan median pada 10 penutupan lahan dari masing- masing indeks vegetasi bervariasi. Pada umumnya nilai rata-rata dan median dari masing-masing indeks vegetasi berbeda, fenomena tersebut dapat dilihat dari NDVI, RVI dan TRVI. Namun pada TNDVI perolehan nilai baik pada rata-rata maupun median relatif sama. Perbedaan perolehan antara rata-rata dan median pada perhitungan disebabkan karena nilai spektral masing-masing transformasi indeks vegetasi yang bervariatif. Kisaran nilai indeks vegetasi berbagai penutupan lahan masing-masing indeks vegetasi bervariasi, dimana kisaran masing-masing nilai indeks vegetasi pada rata-rata dan median yaitu NDVI 0,40-0,67, TNDVI 0,95-1,08, RVI 2,34-5,39, dan TRVI 1,52-2,31. Pada masing-masing indeks vegetasi perolehan nilai terbesar ditempati oleh penutupan lahan hutan primer, sedangkan perolehan nilai terendah terdapat pada penutupan lahan sawah, yang artinya semakin besar nilai indeks vegetasi yang diperoleh mengindikasikan adanya vegetasi yang berumur tua dengan vegetasi yang lebat dan kondisi tanaman yang sehat, sehingga perolehan nilai reflektannya besar karena tingginya kandungan klorofil pada tanaman tersebut. Sedangkan perolehan nilai yang relatif kecil mengindikasikan bahwa vegetasi tersebut berumur relatif muda dengan vegetasi yang jarang serta kenampakan objek tersebut didominasi adanya genangan air dengan kerapatan tanaman yang relatif jarang, sehingga nilai reflektan yang dihasilkan rendah karena kandungan klorofil yang sedikit. Menurut Howard dan Lillesand Kiefer dalam Sobirin dkk, 2007 perbedaan nilai reflektan yang bervariasi selain dipengaruhi karakteristik vegetasi, seperti umur dan jenis pohon, struktur daun dan tutupan kanopi, juga dipengaruhi oleh karakter tanah dan kondisi atmosfer. Gambar 13. Kenampakan Citra Indeks Vegetasi dan Penyebaran Titik Sampel Lapang pada Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser dan Tabalong. Kabupaten NDVI TNDVI RVI TRVI Flores Timur Mamuju Utara Paser Tabalong Tabel 10. Hasil Perhitungan Indeks Vegetasi Berdasrkan Biomassa Atas Permukaan Hasil Pengukuran Lapang pada Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser dan Tabalong. No Koordinat Penutupan Lahan Kabupaten NDVI Rata-rata TNDVI Rata-rata RVI Rata-rata TRVI Rata-rata X Y R M R M R M R M R M R M R M R M 1 103,95 -2,25 Hp Paser 0,51 0,50 0,67 0,66 1,00 1,00 1,08 1,08 3,10 3,06 5,39 5,28 1,76 1,75 2,31 2,29 2 119,51 -1,72 Hp 01 Mamuju Utara 0,70 0,70 1,10 1,09 5,94 5,78 2,42 2,39 3 122,99 -8,3 Hp 02 Flores Timur 0,73 0,73 1,11 1,11 6,53 6,43 2,56 2,54 4 119,58 -1,12 Hp 02 Mamuju Utara 0,72 0,72 1,10 1,10 5,98 5,85 2,50 2,48 5 115,57 -1,8 Hs Tabalong 0,47 0,47 0,58 0,59 0,99 0,98 1,04 1,04 2,81 2,77 4,42 4,38 1,67 1,66 2,06 2,05 6 103,91 -1,80 Hs 01 Paser 0,42 0,43 0,96 0,96 2,51 2,48 1,58 1,57 7 122,89 -8,3 Hs 02 Flores Timur 0,73 0,73 1,11 1,11 6,53 6,43 2,56 2,54 8 122,68 -8,5 Hs 03 Flores Timur 0,71 0,71 1,10 1,10 5,84 5,83 2,42 2,41 9 104,10 -2,14 Kb Paser 0,50 0,49 0,56 0,56 1,00 1,00 1,03 1,03 2,99 2,97 3,96 3,91 1,73 1,72 1,96 1,94 10 119,38 -1,3 Kb 01 Mamuju Utara 0,71 0,71 1,10 1,10 6,01 5,93 2,45 2,43 11 115,56 -2,1 Kb I Tabalong 0,48 0,47 0,99 0,98 2,87 2,82 1,69 1,67 12 103,72 1,67 Kc Paser 0,44 0,43 0,62 0,61 0,97 0,97 1,05 1,05 2,60 2,56 4,74 4,64 1,61 1,60 2,14 2,11 13 115,66 -1,79 Kc Tabalong 0,47 0,46 0,98 0,98 2,76 2,73 1,66 1,65 14 123,23 -8,3 Kc 01 Flores Timur 0,64 0,63 1,07 1,06 4,64 4,55 2,15 2,12 15 119,47 -1,06 Kc 01 Mamuju Utara 0,70 0,69 1,09 1,09 5,87 5,73 2,41 2,38 16 122,71 -8,6 Kc 02 Flores Timur 0,72 0,72 1,10 1,10 6,20 6,13 2,49 2,47 17 119,39 -1,16 Kc 02 Mamuju Utara 0,72 0,71 1,10 1,10 6,37 6,14 2,50 2,46 18 104,21 -1,80 Mgv Paser 0,24 0,21 0,53 0,52 0,85 0,84 1,03 1,03 1,79 1,71 4,55 4,47 1,31 1,28 2,07 2,05 19 123 -8,3 Mgv 01 Flores Timur 0,53 0,54 1,10 1,10 5,80 5,73 2,40 2,39 20 122,79 -8,4 Mgv 02 Flores Timur 0,63 0,63 1,06 1,06 4,64 4,58 2,14 2,13 21 119,29 -1,45 Mgv 02 Mamuju Utara 0,71 0,70 1,10 1,10 5,98 5,85 2,44 2,41 22 122,78 -8,4 Rw Flores Timur 0,51 0,49 0,54 0,49 0,94 0,94 0,98 0,98 3,64 3,48 3,44 3,33 1,86 1,81 1,82 1,78 23 119,36 -1,19 Rw Mamuju Utara 0,61 0,59 1,05 1,05 4,41 4,26 2,08 2,04 24 104,25 -1,81 Rw Paser 0,49 0,38 0,94 0,94 2,28 2,25 1,51 1,50 25 103,82 -1,79 Sb Paser 0,39 0,38 0,40 0,40 0,94 0,94 0,95 0,95 2,27 2,25 2,35 2,34 1,51 1,50 1,53 1,53 26 115,44 -2,14 Sb I Tabalong 0,43 0,43 0,96 0,96 2,49 2,48 1,58 1,58 27 115,44 -2,15 Sb II Tabalong 0,39 0,39 0,94 0,94 2,29 2,28 1,51 1,51 28 123,06 -8,4 Svn Flores Timur 0,57 0,56 0,57 0,57 1,04 1,03 1,04 1,04 3,92 3,75 3,92 3,75 1,96 1,92 1,96 1,92 29 104,39 -1,54 Sw Paser 0,40 0,39 0,42 0,40 0,94 0,95 0,95 0,95 2,41 2,34 2,39 2,34 1,54 1,52 1,54 1,52 30 115,62 -2,07 Sw I Tabalong 0,44 0,43 0,95 0,95 2,36 2,33 1,53 1,52 31 123,01 -8,3 Tg Flores Timur 0,62 0,61 0,46 0,45 1,06 1,06 0,98 0,98 4,41 4,29 2,94 2,88 2,09 2,06 1,70 1,67 32 104,11 -2,26 Tg Paser 0,35 0,34 0,92 0,92 2,14 2,09 1,46 1,44 33 115,56 -2,01 Tg I Tabalong 0,44 0,43 0,97 0,97 2,62 2,57 1,62 1,60 34 115,57 -2 Tg II Tabalong 0,44 0,43 0,97 0,97 2,60 2,55 1,61 1,59 5.6.Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Indeks vegetasi pada Vegetasi Alami dan Non Alami Tipe penutupan lahan yang digunakan untuk membangun model hubungan antara biomassa atas permukaan dengan indeks vegetasi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu vegetasi alami dan non alami. Tipe penutupan lahan vegetasi alami merupakan tipe penutupan lahan yang terbentuk secara alamiah dan sedikit akan campur tangan manusia serta proses ekologi tersebut tidak terganggu secara signifikan . Tipe penutupan lahan di Kabupaten Mamuju Utara yang termasuk vegetasi alami dibagi menjadi 3 kelas, yaitu hutan primer, mangrove, dan semak belukar. Tipe penutupan lahan non alami merupakan tipe penutupan yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia. Tipe penutupan lahan pada vegetasi non alami di Kabupaten Mamuju Utara adalah perkebunan, kebun campuran, tegalan dan sawah. Berdasarkan pengukuran biomassa lapang dan nilai spektral dari indeks vegetasi Tabel 10, diturunkan persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara parameter-parameter tersebut. Hasil penelitian menunjukan korelasi positif antara keempat indeks vegetasi dengan pengukuran biomassa lapang. Pada masing-masing Gambar menunjukan peningkatan biomassa tanaman yang di gambarkan dalam persamaan polinomial dan logaritmik. Hubungan biomassa atas permukaan hasil pengukuran lapang dengan indeks vegetasi pada vegetasi alami disajikan pada Gambar 15 dan 16, sedangkan pada vegetasi non alami disajikan pada Gambar 17 dan 18. Gambar 14.Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Rata-Rata Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi Alami. Gambar 15. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Rata-Rata Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi Non Alami. a b c d Polinomial y = -199,4x 2 + 450,3x - 115,1 R² = 0,609 -50 50 100 150 200 0,2 0,4 0,6 0,8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Polinomial y = -649,7x 2 + 1724,x - 1015 R² = 0,513 -50 50 100 150 200 0,5 1 1,5 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 71,75lnx - 29,99 R² = 0,477 20 40 60 80 100 120 140 160 2 4 6 8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 142,4lnx - 28,85 R² = 0,476 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 Bi o ma ssa to n h a Indeks vegetasi a a b c d Logaritmik y = 95,13lnx + 97,09 R² = 0,638 -40 -20 20 40 60 80 100 120 0,2 0,4 0,6 0,8 Bio ma ss a ton ha Indeks vegetasi Logaritmik y = 313,5lnx + 31,00 R² = 0,580 -40 -20 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 Bio ma ss a ton ha Indeks vegetasi Logaritmik y = 371,4lnx - 265,2 R² = 0,492 -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 2 4 6 8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 759,1lnx - 270,5 R² = 0,507 -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 B io m assa t o n h a Indeks vegetasi Gambar 16. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Median Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi Alami. Gambar 18. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Median Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi Non Alami. a a b c d Polinomial y = -90,65x 2 + 328,2x - 82,30 R² = 0,594 -50 50 100 150 200 0,2 0,4 0,6 0,8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Polinomial y = -268,4x 2 + 943,3x - 616 R² = 0,502 -50 50 100 150 200 0,5 1 1,5 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 71,56lnx - 28,74 R² = 0,478 20 40 60 80 100 120 140 160 2 4 6 8 Bi o massa to n h a Indeka vegetasi Logaritmik y = 141,8lnx - 27,45 R² = 0,477 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi a a b c d Logaritmik y = 93,03lnx + 97,71 R² = 0,644 -40 -20 20 40 60 80 100 120 0,2 0,4 0,6 0,8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 313,4lnx + 32,65 R² = 0,590 -40 -20 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 378,7lnx - 265,6 R² = 0,507 -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 2 4 6 8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 775,8lnx - 271,2 R² = 0,524 -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Hasil estimasi biomassa dengan persamaan empirik yang dihasilkan cukup menunjukan keadaan sesungguhnya di lapang. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi pada masing-masing persamaan yang terbentuk. Hubungan antara indeks vegetasi dengan biomassa umumnya linear, dan berdasarkan nilai koefisien determinasinya model polinomial dan logaritmik adalah yang terbaik dengan nilai R²=0,6. Nilai R² merupakan nilai yang menunjukan tingkat korelasi antara variabel yang dihubungkan, dalam hal ini indeks vegetasi dan biomassa. Dengan demikian, semakin besar nilai R² menunjukan bahwa korelasi antara indeks veggetasi dengan biomassa semakin baik. Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002 menyatakan bahwa jika nilai koefisien R² ≥ 0,4 menunjukkan hubungan yang kuat. Adapun nilai R² diperoleh dari hubungan antara indeks vegetasi rata-rata, median dengan biomassa pada penutupan lahan alami dan rata-rata, median pada penutupan lahan non alami. Nilai R² masing-masing dinyatakan dalam Tabel 11 Tabel 11. Persamaan Regresi dan Koefisien Determinasi Masing-Masing Indeks Vegetasi pada Penutupan Lahan Alami dan Non Alami. Tipe Hubungan Persamaan R² Alami Biomassa-NDVIrata-rata y = -199,4x 2 + 450,3x - 115,1 0,609 Biomassa-NDVImedian y = -90,65x 2 + 328,2x - 82,30 0,594 Biomassa-TNDVIrata-rata y = -649,7x 2 + 1724,x – 1015 0,513 Biomassa-TNDVImedian y = -268,4x 2 + 943,3x – 616 0,502 Biomassa-RVIrata-rata y = 71,75lnx - 29,99 0,477 Biomassa-RVImedian y = 71,56lnx - 28,74 0,478 Biomassa-TRVIrata-rata y = 142,4lnx - 28,85 0,476 Biomassa-TRVImedian y = 141,8lnx - 27,45 0,477 Non alami Biomassa-NDVIrata-rata y = 95,13lnx + 97,09 0,638 Biomassa-NDVImedian y = 93,03lnx + 97,71 0,644 Biomassa-TNDVIrata-rata y = 313,5lnx + 31,00 0,580 Biomassa-TNDVImedian y = 313,4lnx + 32,65 0,590 Biomassa-RVIrata-rata y = 371,4lnx - 265,2 0,492 Biomassa-RVImedian y = 378,7lnx - 265,6 0,507 Biomassa-TRVIrata-rata y = 759,1lnx - 270,5 0,507 Biomassa-TRVImedian y = 775,8lnx - 271,2 0,524 Pada Gambar 15, 16, 17, 18, dan Tabel 11 terlihat jelas bahwa indeks vegetasi NDVI pada penutupan lahan alami dan non alami merupakan indeks vegetasi yang paling baik untuk mengestimasi biomassa. Nilai R² sebesar 0,6 menunjukan bahwa persamaan tersebut dapat menggambarkan 60 hubungan antara nilai spektral indeks vegetasi dengan biomassa. Dari 16 model regresi yang diperoleh, dipilih 2 model regresi dengan perincian 1 model yang mewakili vegetasi alami dan 1 model vegetasi non alami untuk masing-masing indeks vegetasi. Masing-masing persamaan regresi yang terpilih dari penutupan lahan alami R²=0,609 dan y = -199,4x 2 + 450,3x - 115,1 , dan pada penutupan lahan non alami R²=0,644 dan y = 93,03lnx + 97,71. Masing-masing model yang terpilih tersebut digunakan untuk mengestimasi biomassa atas permukaan di Kabupaten Mamuju Utara berdasarkan penutupan lahannya. Dimana rentang nilai indeks vegetasi pada persamaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 19. a b Gambar 19. Kurva Biomassa dengan Indeks Vegetasi NDVI a Penutupan Lahan Alami, b Penutupan Lahan Non Alami. Pada umumnya hubungan antara biomassa dan indeks vegetasi membentuk kurva seperti yang dilihat pada Gambar 21, dengan data lapang berupa satu jenis tanaman yang sama dan berbagai umur. Seperti yang telah dilakukan penelitian sebelumnya, dimana Ardiansyah et al., 2005 memperoleh hubungan antara indeks NDVI dengan biomassa tegakan bersifat non-linear dan berdasarkan nilai koefisien determinasinya model power dan eksponensial adalah yang terbaik untuk kedua tegakan Acacia mangium dan crassicarpa . Pada penelitian ini model logaritmik dan polinomial adalah yang terbaik untuk memperoleh bentuk kurva tersebut, namun kurva yang diperoleh belum terbentuk secara sempurna. Hal ini kemungkinan dikarenakan sampel data lapang yang diperoleh tidak satu jenis tanaman dan data yang digunakan kurang kompleks dan bervariasi. Oleh karena itu kurva yang diperoleh hanya berlaku untuk kisaran nilai antara 0,24-0,73. Bila diperoleh NDVI 0,24 akan diasumsikan dengan nilai 0,24. Demikian juga untuk Polinomial y = -199,4x 2 + 450,3x - 115,1 R² = 0,609 -40 -20 20 40 60 80 100 120 140 160 0,2 0,4 0,6 0,8 Bi o massa to n h a Indeks vegetasi Logaritmik y = 95,13lnx + 97,09 R² = 0,638 -40 -20 20 40 60 80 100 120 0,2 0,4 0,6 0,8 Bio ma ss a ton ha Indeks vegetasi nilai 0,73 akan diasumsikan dengan nilai 0,73. Hal ini digunakan untuk menghindari estimasi yang under atau over estimate. Umur Biomassa Gambar 20. Kurva Hubungan NDVI dengan Umur Tanaman 5.7. Implementasi Penggunaan Model Terpilih Untuk Estimasi Biomassa Atas Permukaan Pada Kabupaten Mamuju Utara Penggunaan model regresi yang terpilih untuk estimasi biomassa atas permukaan di Kabupaten Mamuju Utara diawali dengan pemilihan sampel nilai indeks vegetasi berdasarkan warna dan pola Lampiran 1 pada masing-masing penutupan lahan. Adapun pengambilan sampel unit indeks vegetasi pada citra dengan ukuran 10x10 pixel, sehingga diperoleh satu nilai yang digunakan untuk menghitung mengestimasi biomassa. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perhitungan Indeks Vegetasi Berdasarkan Penutupan Lahan di Kabupaten Mamuju Utara. Tipe Penutupan Lahan Penutupan Lahan NDVI Rata- rata Median Alami Hutan primer 0,71 - Mangrove 0,58 - Semak belukar 0,41 - Non alami Perkebunan - 0,71 Kebun campuran - 0,70 Tegalan - 0,61 Sawah - 0,34 NDVI NDVI Perolehan nilai pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada penutupan lahan alami nilai terbesar berturut-turut pada masing-masing indeks vegetasi adalah hutan primer, mangrove dan semak belukar. Semak belukar memiliki nilai terendah dibandingkan hutan dan mangrove, hal ini disebabkan karena nilai reflektan pada citra mengindikasikan vegetasi lahan tersebut relatif jarang atau tidak selebat hutan primer dan mangrove. Perhitungan estimasi biomassa atas permukaan di Kabupaten Mamuju Utara pada penutupan lahan alami dan non alami dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perhitungan Estimasi Biomassa pada Penutupan Lahan Alami dan Non Alami di Kabupaten Mamuju Utara. Indeks vegetasi Penggunaan Lahan Rata- Rata R² Persamaan Regresi Total biomassa tonha ALAMI NDVI Hutan primer 0,71 0,609 y = -199,4x 2 + 450,3x - 115,1 104,1 Mangrove 0,58 79,0 Semak belukar 0,41 36,0 NON ALAMI Median R² NDVI Perkebunan 0,71 0,644 y = 93,03lnx + 97,71 66,1 Kebun campuran 0,70 65,1 Tegalan 0,61 52,1 Sawah 0,37 5,60

5.8. Estimasi Biomassa Atas Permukaan Berdasarkan Tipe Penutupan