5.4.4. Simpanan Biomassa pada Kawasan Non Hutan
Simpanan biomassa kawasan non hutan pada berbagai jenis tanaman dan umur berkisar antara 12
–533,28 tonha seperti tercantum pada Lampiran 5. Sedangkan simpanan biomassa dominan berkisar antara 20-200 tonha. Adapun
tipe kawasan non hutan diantaranya: savanapadang rumput, semak belukar, agroforestry, hutan kota, dan ruang terbuka hijau. Kemampuan penyimpan
biomassa dapat juga terjadi diluar kawasan hutan pada beberapa pemanfaatan lahan yang terdapat berbagai tumbuhan. Savana atau padang rumput dan semak
belukar memiliki keterbatasan dalam menyimpan karbon terendah yaitu sebesar 12 tonha, sementara untuk hutan kota dan ruang terbuka hijau yang didominasi
oleh tumbuhan berupa pepohonan kemampuan menyimpan karbonnya lebih tinggi bahkan hampir sama dengan kawasan hutan lahan yaitu sebesar 533,28 tonha.
5.5. Indeks Vegetasi Pada Berbagai Penutupan Lahan di Lokasi sampel
Penyebaran titik sampel lapang pada berbagai penutupan lahan di Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser, dan Tabalong disajikan pada
Gambar 14, sedangkan perolehan nilai indeks vegetasi pada lokasi sampel di setiap penutupan lahan masing-masing indeks vegetasi dapat dilihat pada Tabel
10, dan Grafik kisaran nilai indeks vegetasi pada masing-masing penutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 12. Grafik Kisaran Nilai Indeks Vegetasi Masing-Masing Penutupan Lahan Pada Indeks Vegetasi NDVI, TNDVI, RVI dan TRVI
Hp Hs
Kb Kc
Mgv Rw
Sb Svn
Sw Tg
TRVI median 2,29
2,05 1,94
2,11 2,05
1,78 1,53
1,92 1,52
1,67 TRVI rata-rata
2,31 2,06
1,96 2,14
2,07 1,82
1,53 1,96
1,54 1,70
RVI median 5,28
4,38 3,91
4,64 4,47
3,33 2,34
3,75 2,34
2,88 RVI rata-rata
5,39 4,42
3,96 4,74
4,55 3,44
2,35 3,92
2,39 2,94
TNDVI median 1,08
1,04 1,03
1,05 1,03
0,98 0,95
1,04 0,95
0,98 TNDVI rata-rata
1,08 1,04
1,03 1,05
1,03 0,98
0,95 1,04
0,95 0,98
NDVI median 0,66
0,59 0,56
0,61 0,52
0,49 0,40
0,57 0,40
0,45 NDVI rata-rata
0,67 0,58
0,56 0,62
0,53 0,54
0,40 0,57
0,42 0,46
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
20,00
Nila i
In d
ek s
V eg
eta si
Penutupan Lahan
Pada masing-masing indeks vegetasi diperoleh dua parameter statistik dengan menghitung nilai rata-rata dan median, dimana nilai rata-rata tersebut
diperoleh dari pembagian jumlah nilai digital number pada citra dengan banyaknya nilai digital number pada citra. Sementara median diperoleh dari nilai
tengah digital number setelah nilai tersebut diurutkan. Peroleh nilai rata-rata dan median pada 10 penutupan lahan dari masing-
masing indeks vegetasi bervariasi. Pada umumnya nilai rata-rata dan median dari masing-masing indeks vegetasi berbeda, fenomena tersebut dapat dilihat dari
NDVI, RVI dan TRVI. Namun pada TNDVI perolehan nilai baik pada rata-rata maupun median relatif sama. Perbedaan perolehan antara rata-rata dan median
pada perhitungan disebabkan karena nilai spektral masing-masing transformasi indeks vegetasi yang bervariatif.
Kisaran nilai indeks vegetasi berbagai penutupan lahan masing-masing indeks vegetasi bervariasi, dimana kisaran masing-masing nilai indeks vegetasi
pada rata-rata dan median yaitu NDVI 0,40-0,67, TNDVI 0,95-1,08, RVI 2,34-5,39, dan TRVI 1,52-2,31. Pada masing-masing indeks vegetasi
perolehan nilai terbesar ditempati oleh penutupan lahan hutan primer, sedangkan perolehan nilai terendah terdapat pada penutupan lahan sawah, yang artinya
semakin besar nilai indeks vegetasi yang diperoleh mengindikasikan adanya vegetasi yang berumur tua dengan vegetasi yang lebat dan kondisi tanaman yang
sehat, sehingga perolehan nilai reflektannya besar karena tingginya kandungan klorofil pada tanaman tersebut. Sedangkan perolehan nilai yang relatif kecil
mengindikasikan bahwa vegetasi tersebut berumur relatif muda dengan vegetasi yang jarang serta kenampakan objek tersebut didominasi adanya genangan air
dengan kerapatan tanaman yang relatif jarang, sehingga nilai reflektan yang dihasilkan rendah karena kandungan klorofil yang sedikit. Menurut Howard dan
Lillesand Kiefer dalam Sobirin dkk, 2007 perbedaan nilai reflektan yang bervariasi selain dipengaruhi karakteristik vegetasi, seperti umur dan jenis pohon,
struktur daun dan tutupan kanopi, juga dipengaruhi oleh karakter tanah dan kondisi atmosfer.
Gambar 13. Kenampakan Citra Indeks Vegetasi dan Penyebaran Titik Sampel Lapang pada Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser dan Tabalong.
Kabupaten NDVI
TNDVI RVI
TRVI
Flores Timur
Mamuju Utara
Paser
Tabalong
Tabel 10. Hasil Perhitungan Indeks Vegetasi Berdasrkan Biomassa Atas Permukaan Hasil Pengukuran Lapang pada Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser dan Tabalong.
No Koordinat
Penutupan Lahan
Kabupaten NDVI
Rata-rata TNDVI
Rata-rata RVI
Rata-rata TRVI
Rata-rata X
Y R
M R
M R
M R
M R
M R
M R
M R
M 1
103,95 -2,25
Hp Paser
0,51 0,50
0,67 0,66
1,00 1,00
1,08 1,08
3,10 3,06
5,39 5,28
1,76 1,75
2,31 2,29
2 119,51
-1,72 Hp 01
Mamuju Utara 0,70
0,70 1,10
1,09 5,94
5,78 2,42
2,39 3
122,99 -8,3
Hp 02 Flores Timur
0,73 0,73
1,11 1,11
6,53 6,43
2,56 2,54
4 119,58
-1,12 Hp 02
Mamuju Utara 0,72
0,72 1,10
1,10 5,98
5,85 2,50
2,48 5
115,57 -1,8
Hs Tabalong
0,47 0,47
0,58 0,59
0,99 0,98
1,04 1,04
2,81 2,77
4,42 4,38
1,67 1,66
2,06 2,05
6 103,91
-1,80 Hs 01
Paser 0,42
0,43 0,96
0,96 2,51
2,48 1,58
1,57 7
122,89 -8,3
Hs 02 Flores Timur
0,73 0,73
1,11 1,11
6,53 6,43
2,56 2,54
8 122,68
-8,5 Hs 03
Flores Timur 0,71
0,71 1,10
1,10 5,84
5,83 2,42
2,41 9
104,10 -2,14
Kb Paser
0,50 0,49
0,56 0,56
1,00 1,00
1,03 1,03
2,99 2,97
3,96 3,91
1,73 1,72
1,96 1,94
10 119,38
-1,3 Kb 01
Mamuju Utara 0,71
0,71 1,10
1,10 6,01
5,93 2,45
2,43 11
115,56 -2,1
Kb I Tabalong
0,48 0,47
0,99 0,98
2,87 2,82
1,69 1,67
12 103,72
1,67 Kc
Paser 0,44
0,43 0,62
0,61 0,97
0,97 1,05
1,05 2,60
2,56 4,74
4,64 1,61
1,60 2,14
2,11 13
115,66 -1,79
Kc Tabalong
0,47 0,46
0,98 0,98
2,76 2,73
1,66 1,65
14 123,23
-8,3 Kc 01
Flores Timur 0,64
0,63 1,07
1,06 4,64
4,55 2,15
2,12 15
119,47 -1,06
Kc 01 Mamuju Utara
0,70 0,69
1,09 1,09
5,87 5,73
2,41 2,38
16 122,71
-8,6 Kc 02
Flores Timur 0,72
0,72 1,10
1,10 6,20
6,13 2,49
2,47 17
119,39 -1,16
Kc 02 Mamuju Utara
0,72 0,71
1,10 1,10
6,37 6,14
2,50 2,46
18 104,21
-1,80 Mgv
Paser 0,24
0,21 0,53
0,52 0,85
0,84 1,03
1,03 1,79
1,71 4,55
4,47 1,31
1,28 2,07
2,05 19
123 -8,3
Mgv 01 Flores Timur
0,53 0,54
1,10 1,10
5,80 5,73
2,40 2,39
20 122,79
-8,4 Mgv 02
Flores Timur 0,63
0,63 1,06
1,06 4,64
4,58 2,14
2,13 21
119,29 -1,45
Mgv 02 Mamuju Utara
0,71 0,70
1,10 1,10
5,98 5,85
2,44 2,41
22 122,78
-8,4 Rw
Flores Timur 0,51
0,49 0,54
0,49 0,94
0,94 0,98
0,98 3,64
3,48 3,44
3,33 1,86
1,81 1,82
1,78 23
119,36 -1,19
Rw Mamuju Utara
0,61 0,59
1,05 1,05
4,41 4,26
2,08 2,04
24 104,25
-1,81 Rw
Paser 0,49
0,38 0,94
0,94 2,28
2,25 1,51
1,50 25
103,82 -1,79
Sb Paser
0,39 0,38
0,40 0,40
0,94 0,94
0,95 0,95
2,27 2,25
2,35 2,34
1,51 1,50
1,53 1,53
26 115,44
-2,14 Sb I
Tabalong 0,43
0,43 0,96
0,96 2,49
2,48 1,58
1,58 27
115,44 -2,15
Sb II Tabalong
0,39 0,39
0,94 0,94
2,29 2,28
1,51 1,51
28 123,06
-8,4 Svn
Flores Timur 0,57
0,56 0,57
0,57 1,04
1,03 1,04
1,04 3,92
3,75 3,92
3,75 1,96
1,92 1,96
1,92 29
104,39 -1,54
Sw Paser
0,40 0,39
0,42 0,40
0,94 0,95
0,95 0,95
2,41 2,34
2,39 2,34
1,54 1,52
1,54 1,52
30 115,62
-2,07 Sw I
Tabalong 0,44
0,43 0,95
0,95 2,36
2,33 1,53
1,52 31
123,01 -8,3
Tg Flores Timur
0,62 0,61
0,46 0,45
1,06 1,06
0,98 0,98
4,41 4,29
2,94 2,88
2,09 2,06
1,70 1,67
32 104,11
-2,26 Tg
Paser 0,35
0,34 0,92
0,92 2,14
2,09 1,46
1,44 33
115,56 -2,01
Tg I Tabalong
0,44 0,43
0,97 0,97
2,62 2,57
1,62 1,60
34 115,57
-2 Tg II
Tabalong 0,44
0,43 0,97
0,97 2,60
2,55 1,61
1,59
5.6.Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Indeks vegetasi pada Vegetasi Alami dan Non Alami
Tipe penutupan lahan yang digunakan untuk membangun model hubungan antara biomassa atas permukaan dengan indeks vegetasi dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu vegetasi alami dan non alami. Tipe penutupan lahan vegetasi alami merupakan tipe penutupan lahan yang terbentuk secara alamiah dan sedikit
akan campur tangan manusia serta proses ekologi tersebut tidak terganggu secara signifikan
.
Tipe penutupan lahan di Kabupaten Mamuju Utara yang termasuk vegetasi alami dibagi menjadi 3 kelas, yaitu hutan primer, mangrove, dan semak
belukar. Tipe penutupan lahan non alami merupakan tipe penutupan yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia. Tipe penutupan lahan pada
vegetasi non alami di Kabupaten Mamuju Utara adalah perkebunan, kebun campuran, tegalan dan sawah.
Berdasarkan pengukuran biomassa lapang dan nilai spektral dari indeks vegetasi Tabel 10, diturunkan persamaan regresi yang menggambarkan
hubungan antara parameter-parameter tersebut. Hasil penelitian menunjukan korelasi positif antara keempat indeks vegetasi dengan pengukuran biomassa
lapang. Pada masing-masing Gambar menunjukan peningkatan biomassa tanaman yang di gambarkan dalam persamaan polinomial dan logaritmik. Hubungan
biomassa atas permukaan hasil pengukuran lapang dengan indeks vegetasi pada vegetasi alami disajikan pada Gambar 15 dan 16, sedangkan pada vegetasi non
alami disajikan pada Gambar 17 dan 18.
Gambar 14.Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Rata-Rata Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi
Alami.
Gambar 15. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Rata-Rata Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi
Non Alami.
a b
c d
Polinomial y = -199,4x
2
+ 450,3x - 115,1 R² = 0,609
-50 50
100 150
200
0,2 0,4
0,6 0,8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Polinomial y = -649,7x
2
+ 1724,x - 1015 R² = 0,513
-50 50
100 150
200
0,5 1
1,5
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 71,75lnx - 29,99
R² = 0,477
20 40
60 80
100 120
140 160
2 4
6 8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 142,4lnx - 28,85
R² = 0,476
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3
Bi o
ma ssa
to n
h a
Indeks vegetasi
a a b
c d
Logaritmik y = 95,13lnx + 97,09
R² = 0,638
-40 -20
20 40
60 80
100 120
0,2 0,4
0,6 0,8
Bio ma
ss a
ton ha
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 313,5lnx + 31,00
R² = 0,580
-40 -20
20 40
60 80
100 120
0,5 1
1,5
Bio ma
ss a
ton ha
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 371,4lnx - 265,2
R² = 0,492
-200 -100
100 200
300 400
500 600
700
2 4
6 8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 759,1lnx - 270,5
R² = 0,507
-200 -100
100 200
300 400
500 600
700
1 2
3
B io
m assa
t o
n h
a
Indeks vegetasi
Gambar 16. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Median Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi
Alami.
Gambar 18. Hubungan Biomassa Atas Permukaan dengan Median Indeks Vegetasi a NDVI, b TNDVI, c RVI, d TRVI pada Vegetasi
Non Alami.
a a b
c d
Polinomial y = -90,65x
2
+ 328,2x - 82,30 R² = 0,594
-50 50
100 150
200
0,2 0,4
0,6 0,8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Polinomial y = -268,4x
2
+ 943,3x - 616 R² = 0,502
-50 50
100 150
200
0,5 1
1,5
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 71,56lnx - 28,74
R² = 0,478
20 40
60 80
100 120
140 160
2 4
6 8
Bi o
massa to
n h
a
Indeka vegetasi
Logaritmik y = 141,8lnx - 27,45
R² = 0,477
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
a a b
c d
Logaritmik y = 93,03lnx + 97,71
R² = 0,644
-40 -20
20 40
60 80
100 120
0,2 0,4
0,6 0,8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 313,4lnx + 32,65
R² = 0,590
-40 -20
20 40
60 80
100 120
0,5 1
1,5
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 378,7lnx - 265,6
R² = 0,507
-200 -100
100 200
300 400
500 600
700
2 4
6 8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 775,8lnx - 271,2
R² = 0,524
-200 -100
100 200
300 400
500 600
700
1 2
3
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Hasil estimasi biomassa dengan persamaan empirik yang dihasilkan cukup menunjukan keadaan sesungguhnya di lapang. Hal ini dibuktikan dengan nilai
korelasi pada masing-masing persamaan yang terbentuk. Hubungan antara indeks vegetasi dengan biomassa umumnya linear, dan berdasarkan nilai koefisien
determinasinya model polinomial dan logaritmik adalah yang terbaik dengan nilai R²=0,6. Nilai R² merupakan nilai yang menunjukan tingkat korelasi antara
variabel yang dihubungkan, dalam hal ini indeks vegetasi dan biomassa. Dengan demikian, semakin besar nilai R² menunjukan bahwa korelasi antara indeks
veggetasi dengan biomassa semakin baik. Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002 menyatakan bahwa jika nilai koefisien R²
≥ 0,4 menunjukkan hubungan yang kuat.
Adapun nilai R² diperoleh dari hubungan antara indeks vegetasi rata-rata, median dengan biomassa pada penutupan lahan alami dan rata-rata, median pada
penutupan lahan non alami. Nilai R² masing-masing dinyatakan dalam Tabel 11 Tabel 11. Persamaan Regresi dan Koefisien Determinasi Masing-Masing Indeks
Vegetasi pada Penutupan Lahan Alami dan Non Alami.
Tipe Hubungan
Persamaan R²
Alami Biomassa-NDVIrata-rata
y = -199,4x
2
+ 450,3x - 115,1 0,609
Biomassa-NDVImedian y = -90,65x
2
+ 328,2x - 82,30 0,594
Biomassa-TNDVIrata-rata y = -649,7x
2
+ 1724,x – 1015
0,513 Biomassa-TNDVImedian
y = -268,4x
2
+ 943,3x – 616
0,502 Biomassa-RVIrata-rata
y = 71,75lnx - 29,99 0,477
Biomassa-RVImedian y = 71,56lnx - 28,74
0,478 Biomassa-TRVIrata-rata
y = 142,4lnx - 28,85 0,476
Biomassa-TRVImedian y = 141,8lnx - 27,45
0,477
Non alami
Biomassa-NDVIrata-rata y = 95,13lnx + 97,09
0,638 Biomassa-NDVImedian
y = 93,03lnx + 97,71 0,644
Biomassa-TNDVIrata-rata y = 313,5lnx + 31,00
0,580 Biomassa-TNDVImedian
y = 313,4lnx + 32,65 0,590
Biomassa-RVIrata-rata y = 371,4lnx - 265,2
0,492 Biomassa-RVImedian
y = 378,7lnx - 265,6 0,507
Biomassa-TRVIrata-rata y = 759,1lnx - 270,5
0,507 Biomassa-TRVImedian
y = 775,8lnx - 271,2 0,524
Pada Gambar 15, 16, 17, 18, dan Tabel 11 terlihat jelas bahwa indeks vegetasi NDVI pada penutupan lahan alami dan non alami merupakan indeks
vegetasi yang paling baik untuk mengestimasi biomassa. Nilai R² sebesar 0,6 menunjukan bahwa persamaan tersebut dapat menggambarkan 60 hubungan
antara nilai spektral indeks vegetasi dengan biomassa. Dari 16 model regresi yang
diperoleh, dipilih 2 model regresi dengan perincian 1 model yang mewakili vegetasi alami dan 1 model vegetasi non alami untuk masing-masing indeks
vegetasi. Masing-masing persamaan regresi yang terpilih dari penutupan lahan alami R²=0,609 dan y = -199,4x
2
+ 450,3x - 115,1
,
dan
pada penutupan lahan non alami R²=0,644 dan y = 93,03lnx + 97,71. Masing-masing model yang terpilih
tersebut digunakan untuk mengestimasi biomassa atas permukaan di Kabupaten Mamuju Utara berdasarkan penutupan lahannya. Dimana rentang nilai indeks
vegetasi pada persamaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 19.
a b
Gambar 19. Kurva Biomassa dengan Indeks Vegetasi NDVI a Penutupan Lahan Alami, b Penutupan Lahan Non Alami.
Pada umumnya hubungan antara biomassa dan indeks vegetasi membentuk kurva seperti yang dilihat pada Gambar 21, dengan data lapang berupa satu jenis
tanaman yang sama dan berbagai umur. Seperti yang telah dilakukan penelitian sebelumnya, dimana Ardiansyah et al., 2005 memperoleh hubungan antara
indeks NDVI dengan biomassa tegakan bersifat non-linear dan berdasarkan nilai koefisien determinasinya model power dan eksponensial adalah yang terbaik
untuk kedua tegakan Acacia mangium dan crassicarpa
.
Pada penelitian ini model logaritmik dan polinomial adalah yang terbaik untuk memperoleh bentuk kurva
tersebut, namun kurva yang diperoleh belum terbentuk secara sempurna. Hal ini kemungkinan dikarenakan sampel data lapang yang diperoleh tidak satu jenis
tanaman dan data yang digunakan kurang kompleks dan bervariasi. Oleh karena itu kurva yang diperoleh hanya berlaku untuk kisaran nilai antara 0,24-0,73. Bila
diperoleh NDVI 0,24 akan diasumsikan dengan nilai 0,24. Demikian juga untuk
Polinomial y = -199,4x
2
+ 450,3x - 115,1 R² = 0,609
-40 -20
20 40
60 80
100 120
140 160
0,2 0,4
0,6 0,8
Bi o
massa to
n h
a
Indeks vegetasi
Logaritmik y = 95,13lnx + 97,09
R² = 0,638
-40 -20
20 40
60 80
100 120
0,2 0,4
0,6 0,8
Bio ma
ss a
ton ha
Indeks vegetasi
nilai 0,73 akan diasumsikan dengan nilai 0,73. Hal ini digunakan untuk menghindari estimasi yang under atau over estimate.
Umur Biomassa
Gambar 20. Kurva Hubungan NDVI dengan Umur Tanaman
5.7. Implementasi Penggunaan Model Terpilih Untuk Estimasi Biomassa Atas Permukaan Pada Kabupaten Mamuju Utara
Penggunaan model regresi yang terpilih untuk estimasi biomassa atas permukaan di Kabupaten Mamuju Utara diawali dengan pemilihan sampel nilai
indeks vegetasi berdasarkan warna dan pola Lampiran 1 pada masing-masing penutupan lahan. Adapun pengambilan sampel unit indeks vegetasi pada citra
dengan ukuran 10x10 pixel, sehingga diperoleh satu nilai yang digunakan untuk
menghitung mengestimasi biomassa. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Perhitungan Indeks Vegetasi Berdasarkan Penutupan Lahan di Kabupaten Mamuju Utara.
Tipe Penutupan
Lahan Penutupan Lahan
NDVI Rata-
rata Median
Alami Hutan primer
0,71 -
Mangrove 0,58
- Semak belukar
0,41 -
Non alami Perkebunan
- 0,71
Kebun campuran -
0,70 Tegalan
- 0,61
Sawah -
0,34
NDVI NDVI
Perolehan nilai pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada penutupan lahan alami nilai terbesar berturut-turut pada masing-masing indeks vegetasi adalah
hutan primer, mangrove dan semak belukar. Semak belukar memiliki nilai terendah dibandingkan hutan dan mangrove, hal ini disebabkan karena nilai
reflektan pada citra mengindikasikan vegetasi lahan tersebut relatif jarang atau tidak selebat hutan primer dan mangrove. Perhitungan estimasi biomassa atas
permukaan di Kabupaten Mamuju Utara pada penutupan lahan alami dan non alami dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Perhitungan Estimasi Biomassa pada Penutupan Lahan Alami dan Non Alami di Kabupaten Mamuju Utara.
Indeks vegetasi
Penggunaan Lahan
Rata- Rata
R² Persamaan Regresi
Total biomassa
tonha
ALAMI NDVI
Hutan primer 0,71
0,609 y = -199,4x
2
+ 450,3x - 115,1
104,1 Mangrove
0,58 79,0
Semak belukar 0,41
36,0 NON ALAMI
Median R² NDVI
Perkebunan 0,71
0,644 y = 93,03lnx + 97,71
66,1 Kebun campuran
0,70 65,1
Tegalan 0,61
52,1 Sawah
0,37 5,60
5.8. Estimasi Biomassa Atas Permukaan Berdasarkan Tipe Penutupan