Pengaruh kompetisi BAL selama hang time

berbeda pada perlakuan kompetisi tidak mempengaruhi penurunan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a.

4.4.2 Pengaruh kompetisi BAL selama hang time

Gambar 8, 9, dan 10 a dan b menunjukkan pada dua jam pertama rekonstitusi suhu 50, 60, dan 70 °C jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol relatif konstan. Hal serupa juga terjadi pada kontrol L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku. Kedua isolat BAL tidak mengalami kenaikan jumlah yang signifikan. Gambar 8, 9, dan 10 a dan b juga menunjukkan bahwa pada kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku pada 2 jam pertama hang time, jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a relatif konstan pada suhu rekonstitusi 60 dan 70 °C, kecuali pada suhu rekonstitusi 50 °C terjadi kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a dari 3,10 log CFUmL pada jam ke-0 menjadi 3,87 log CFUmL pada jam ke-2 hang time. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian Ogihara et al. 2009 yang menjelaskan bahwa jumlah C. sakazakii isolat ATCC 29004 tidak dikompetisi yang direkonstitusi pada suhu 60 dan 70 °C tidak mengalami kenaikan yang signifikan setelah disimpan selama 120 menit pada suhu ruang. Jumlah C. sakazakii YRC3a yang relatif konstan baik perlakuan kontrol maupun kompetisi pada 2 jam pertama rekonstitusi diduga karena patogen ini masih dalam kondisi terluka injury akibat direkonstitusi dengan air penyeduh pada suhu yang semakin meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada BAL L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku perlakuan kontrol dan kompetisi. Tidak terjadi kenaikan jumlah kedua isolat BAL pada 2 jam pertama rekonstitusi diduga karena BAL telah mencapai populasi maksimal. Seiring dengan berjalannya masa hang time dari jam ke-2 hingga jam ke-8, dapat dilihat adanya kecenderungan peningkatan jumlah C. sakazakii YRC3a pada kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R21 dan R25 masing- masing mencapai 7,99 log CFUmL dan 7,24 log CFUmL Gambar 8 a dan b. Peningkatan jumlah bakteri juga terjadi pada kontrol bakteri C. sakazakii YRC3a yaitu mencapai 7,81 log CFUmL, berdasarkan hasil yang diperoleh perlakuan kompetisi dan kontrol tidak berbeda nyata p-value 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh Gambar 8 a dan b terlihat bahwa tidak ada pengaruh kompetisi dengan BAL L. rhamnosus R21 dan R25 selama hang time yang direkonstitusi pada suhu 50 °C. Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 25 30 35 40 45 50 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka z a ki i Y R C3 a CF U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R2 1 CF U m L 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 Log C. sa ka z a ki i Y R C3 a k o n tro l CF U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R21 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL a Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 25 30 35 40 45 50 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka za ki i Y RC 3 a C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R2 5 CF U m L 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 Log C. sa ka za ki i Y R C3 a k o n tro l CF U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R25 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL b Gambar 8 Pertumbuhan C. sakazakii YRC3a dalam susu formula yang mengandung L. rhamnosus R21 a dan R25 b setelah rekonstitusi suhu 50 o C Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 25 30 35 40 45 50 55 60 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka z a ki i Y RC 3 a C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R 2 1 C F U m L 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 Log C. sa ka z a ki i Y RC 3 a k o n tro l C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R21 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL a Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 25 30 35 40 45 50 55 60 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka za ki i Y RC 3 a C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R 2 5 C F U m L 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 Log C. sa ka za ki i Y RC 3 a k o n tro l CF U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R25 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL b Gambar 9 Pertumbuhan C. sakazakii YRC3a dalam susu formula yang mengandung L. rhamnosus R21 a dan R25 b setelah rekonstitusi suhu 60 o C Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 30 35 40 45 50 55 60 65 70 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka z a ki i Y R C3 a C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R 2 1 C F U m L 7,8 7,9 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 Log C . s ak az ak ii Y R C 3a k ont rol C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R21 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL a Hang time jam 2 4 6 8 10 S uhu o C 30 35 40 45 50 55 60 65 70 pH 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Log C. sa ka za ki i Y R C3 a CF U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Log L. r ham nos us R 2 5 C F U m L 7,8 7,9 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 Log C. sa ka za ki i Y RC 3 a k o n tro l C F U m L 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 Suhu o C pH Log C. sakazakii YRC3a CFUmL Log L. rhamnosus R25 CFUmL Log C. sakazakii YRC3a kontrol CFUmL b Gambar 10 Pertumbuhan C. sakazakii YRC3a dalam susu formula yang mengandung L. rhamnosus R21 a dan R25 b setelah rekonstitusi suhu 70 o C Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian Fitriyah 2011 yang menjelaskan bahwa rekonstitusi susu formula pada suhu 50 o C, terhadap pertumbuhan C. sakazakii YRC3a yang dikompetisikan dengan L. rhamnosus R23, menunjukkan adanya kenaikan jumlah isolat YRC3a hingga jam ke-6 dan mengalami sedikit penurunan pada jam ke-8. Peningkatan jumlah C. sakazakii YRC3a yang cukup tinggi selama hang time diduga karena kemampuan bakteri ini untuk memanfaatkan nutrisi yang terkandung dalam medium susu formula yakni protein 9,8 g100 g, lemak 22,5 g100 g susu dan nutrisi lainnya yang dapat digunakan oleh untuk tumbuh. Pada kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R21 kering beku pada suhu rekonstitusi 60 °C, terjadi kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a yang mencapai 5,74 log CFUmL. Pada jam ke-8 kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a juga terjadi pada perlakuan kontrol pada suhu rekonstitusi yang sama yaitu mencapai 6,66 log CFUmL Gambar 9 a. Berdasarkan hasil yang diperoleh Gambar 9 a, terlihat bahwa bakteri C. sakazakii YRC3a perlakuan kontrol lebih cepat tumbuh pada akhir hang time bila dibandingkan dengan perlakuan kompetisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa BAL L. rhamnosus R21 mempengaruhi pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a selama hang time hingga jam ke-8. Pada kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL isolat R25 kering beku pada rekonstitusi suhu 60 °C, bakteri C. sakazakii YRC3a mengalami kenaikan mencapai 7,22 log CFUmL setelah hang time 8 jam Gambar 9 b. Kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a perlakuan kompetisi tidak berbeda nyata dengan C. sakazakii YRC3a perlakuan kontrol, dimana terjadi kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol mencapai 6,66 log CFUmL. Berdasarkan Gambar 9 b, terlihat bahwa adanya kecenderungan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a yang sama baik perlakuan kontrol maupun kompetisi, walaupun pada akhir hang time pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol sedikit berada di atas perlakuan kompetisi. Pengaruh kompetisi BAL L. rhamnosus R21 terhadap pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a pada rekonstitusi suhu 70 °C selama hang time 8 jam, terlihat adanya kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a yang mencapai 5,88 log CFUmL. Hasil yang sama juga terjadi pada kompetisi bakteri C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R25 dimana bakteri C. sakazakii YRC3a juga mengalami kenaikan mencapai 6,93 log CFUmL. Kenaikan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a juga terjadi pada perlakuan kontrol yakni mencapai 6,77 log CFUmL setelah hang time 8 jam. Berdasarkan Gambar 10 a, dapat dilihat bahwa adanya kecenderungan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a pada kompetisi yang sama dengan perlakuan kontrol, tetapi pada akhir hang time jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol lebih tinggi daripada perlakuan kompetisi. Hal berbeda ditunjukkan oleh Gambar 10 b, dimana pada akhir hang time adanya kecenderungan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a yang sama, baik pada perlakuan kompetisi dengan BAL L. rhamnosus R25 maupun perlakuan kontrol. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa BAL L. rhamnosus R21 mampu sedikit menghambat bakteri C. sakazakii YRC3a sedangkan BAL L. rhamnosus R25 tidak mampu sedikit menghambat bakteri C. sakazakii YRC3a. Pada kompetisi BAL isolat R21 kering beku dengan C. sakazakii YRC3a menunjukkan tidak terjadi kenaikan jumlah BAL isolat R21 yang signifikan hingga hang time jam ke-8. Kenaikan jumlah BAL isolat R21 terbesar hanya 0,33 log CFUmL pada suhu rekonstitusi 50 , 60, dan 70 °C. Kenaikan jumlah isolat BAL R21 kering beku pada perlakukan kompetisi sama dengan kontrol, dimana pada kontrol terjadi kenaikan jumlah BAL L. rhamnosus R21 dengan nilai terbesar yaitu 0,31 log CFUmL pada suhu rekonstitusi yang sama. Hal yang sama juga terjadi pada kompetisi BAL L. rhamnosus R25 kering beku dengan C. sakazakii YRC3a, dimana tidak terjadi kenaikan jumlah BAL L. rhamnosus R25 kering beku yang signifikan p-value 0,05, kenaikan jumlah isolat R25 terbesar hanya 0,21 log CFUmL. Pada perlakuan kontrol jumlah BAL L. rhamnosus R25 kontrol juga mengalami kenaikan selama hang time hingga jam ke-8, namun kenaikan terbesar hanya 0,33 log CFUmL hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata dengan perlakuan kompetisi BAL L. rhamnosus R25 dengan C. sakazakii YRC3a. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap ini dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah BAL baik L. rhamnosus R21 maupun R25 tidak signifikan p-value 0,05 hingga hang time jam ke-8. Hal ini diduga karena BAL telah mencapai populasi maksimal.

4.4.3 Pengaruh kompetisi BAL setelah hang time selama 8 jam