lxix
meninggalkan pelajaran. Persentase keaktivan mental siswa pada siklus I sebesar 14,81, meningkat pada siklus II menjadi 22,68 .
Gambar 13 Histogram Perbandingan Persentase Keaktivan Siswa Selama
Kegiatan Belajar Mengajar Geografi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II
2. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi
Data hasil belajar geografi pada pokok bahasan hidrosfer yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari kuis 1, kuis 2, dan tes hasil belajar geografi.
Perbandingan distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada tabel 15
Perbandingan distribusi data hasil belajar siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Kuis dan Tes Hasil Belajar Frekuensi Pada
Nilai N Kuis 1
Kuis 2 Tes Hasil Belajar
80 - 100 12
21 6
60 - 79 21
14 28
0 - 59 3
1 2
Jumlah 36
36 36
Untuk memperjelas perbandingan distribusi frekuensi nilai kuis dan tes hasil belajar untuk kedua siklus disajikan dalam histogram pada gambar 14
100
14.81 100
22.68 20
40 60
80 100
P e
rs e
n ta
s e
R a
ta -R
a ta
k e
a k
ti v
a n
siklus 1 siklus 2
Rata-rata keaktivan fisik
Rata-rata keaktivan mental
lxx
Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kuis dan Tes Hasil Belajar
Dari tabel 14 dan gambar 14 terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai 80- 100 pada kuis 1 adalah 12 siswa. Setelah tindakan pada siklus I diperbaiki, pada
kuis 2 siklus II banyaknya siswa yang mencapai nilai ini meningkat menjadi 21 siswa, sedangkan 6 siswa pada tes hasil belajar. Perolehan nilai 60-79, 13 siswa
pada kuis 1 14 siswa pada kuis 2 dan yang mendominasi pada tes hasil belajar siswa yakni sebesar 28 siswa. Siswa yang mendapat nilai 0-59 atau berkurang
dari kuis 1 ke kuis 2 yakni 3 siswa pada kuis 1 dan 1 siswa pada kuis 2. Sedangkan pada tes hasil belajar masih terdapat 2 siswa yang mendapat nilai 0-59.
Dengan memperhatikan skor perkembangan akademik siswa pada lampiran 14 , terlihat bahwa secara umum siswa mengalami perkembangan skor
yang beragam dari kuis 1 pada siklus I ke kuis 2 pada siklus II. Tabel 16. Skor Perkembangan Kuis 1 dan Kuis 2
Skor Perkembangan Jumlah
10 19
53 20
9 25
30 8
22 Sumber : Hasil penelitian Tindakan Kelas Tahun 2010
12 21
3 21
14
1 6
28
2 5
10 15
20 25
30
J u
m la
h S
is w
a
Kuis I Kuis II
Tes Hasil Belajar 80-100
60-79 0-59
lxxi
Untuk memperjelas skor perkembangan kuis 1 dan kuis 2 untuk kedua siklus divisualisasikan dalam grafik pada gambar 15
22 53
10 20
30
25
Gambar 15 Grafik Skor Perkembangan Kuis 1 dan Kuis 2
Dari tabel 15 dan gambar 15 di atas tampak bahwa terdapat 53 siswa mendapat poin 10 Poin ini diperoleh siswa yang skor kuis 2 turun 10 poin dari
skor kuis 1 maupun skor kuis 2 nilainya tetap dari skor kuis 1. 25 siswa mendapat poin 20. Poin 20 ini diperuntukkan bagi siswa yang kor kuis 2
meningkat lebih dari 10 poin dari skor kuis 1. 53 siswa mendapat poin 30. Poin 30 ini diperuntukkan bagi siswa yang skor kuis 2 meningkat lebih dari 20 poin
dari skor kuis 1, maupun skor kuis 2 mendapat nilai sempurna tidak berdasarkan skor kuis 1.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, peneliti menganalisis hasil kuis 1, kuis 2, dan tes hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
dapat dilihat pada tabel 16 Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus :
Ketuntasan Klasikal =
siswa seluruh
Jumlah tuntas
yang siswa
Jumlah
x 100 Dengan kriteria apabila 85 dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai
kuis 1 , 2 dan tes hasil belajar formatif 62 .
lxxii
Tabel 17. Perbandingan Ketuntasan Belajar Geografi Secara Klasikal Tuntas Belajar
Belum Tuntas Belajar Hasil Belajar
Nilai Rata-rata Kelas
Jumlah Jumlah
Kuis I Kuis II
Tes Hasil Belajar
69 76
72 25
30 34
70 83
94 11
6 2
30 17
6 Sumber : Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tahun 2010
Untuk memperjelas perbandingan ketuntasan belajar geografi secara klasikal disajikan dalam histogram pada gambar 16.
70 83
94
30 17
6 20
40 60
80 100
P e
rs e
n ta
s e
Tuntas Belum Tuntas
Kuis I Kuis II
Tes Hasil Belajar
Gambar 16 Histogram Perbandingan Ketuntasan Belajar Geografi Secara Klasikal.
Tabel 17 dan gambar 16 menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kuis 1, kuis 2, dan tes hasil belajar. Ketuntasan belajar siklus I
sebesar 70 , meningkat 13 setelah perbaikan tindakan pada siklus II menjadi 83 . Pada tes hasil belajar, ketuntasan belajar siswa mencapai 94. Nilai rata-
rata kelas pada siklus I sebesar 69 , meningkat menjadi 76 pada siklus II. Setelah tes hasil belajar di akhir kedua siklus nilai rata-rata kelas menjadi 72.
Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses belajar
mengajar geografi khususnya pada materi Hidrosfer dapat meningkatkan
lxxiii
keaktivan dan hasil belajar siswa.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat hasil sederhana dalam tabel berikutnya.
Tabel 18. Perbandingan Prestasi Belajar dan Keaktivan pada Siklus I, Siklus II, Dan pada Tes Hasil Belajar.
No Indikator
Siklus 1 Siklus II
Tes Hasil Belajar 1
Prestasi Belajar 70 Siswa
Tuntas dalam Kompetensi
dasar Hidrosfer
83 Siswa Tuntas dalam
Kompetensi dasar
Hidrosfer 94 Siswa
Tuntas dalam
Kompetensi dasar
Hidrosfer
2 Keaktivan
14,81 Siswa
Aktiv dalam Proses
Kegiatan Belajar
Mengajar 22,68
Siswa Aktiv dalam proses
Kegiatan Belajar
Mengajar -
Berdasarkan tabel 18 diatas, yaitu Tabel tentang Perbandingan Prestasi Belajar pada Siklus I, Siklus II dan pada saat Tes Hasil Belajar maka dapat
diketahui keberhasilan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Kompetensi Dasar Hidrosfer. Keberhasilan ini dapat diketahui apabila tabel
... dibandingkan dengan Tabel 3 indikator kinerja, dimana pada tabel indikator kinerja dikatakan berhasil dalam penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw
apabila : a Prestasi belajar pada siklus I lebih dari 65 siswa tuntas, pada Siklus II lebih dari 75 siswa tuntas dan pada Tes Hasil Belajar lebih dari 85 siswa
tuntas. b Keaktivan siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar pada Siklus I lebih dari 10 siswa aktif dan pada Siklus II lebih dari 20 siswa aktif.
lxxiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan