commit to user
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar pada dasarnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari kemampuan
seseorang memfungsionalkan materi matematika yang dipelajari, baik secara konseptual maupun secara praktis. Secara konseptual
dimaksudkan dapat mempelajari matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis dimaksudkan untuk menerapkan matematika pada bidang–
bidang lain. Menurut Asri Budiningsih 2004 : 34 belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Menurut Syaiful Sigala 2003 : 12
belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Menurut Oemar Hamalik
2001, 27 belajar merupakan suatu proses atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak
commit to user 15
manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk
belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar
mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dana pengetahuan dari generasi ke generasi Dimyati dan Mudjiono, 2006:42.
Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, baik yang segera kelihatan dalam perilaku nyata atau pun yang masih tersembunyi.
Perubahan itu juga dapat terjadi hanya pada penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajarinya.
Secara filosofis, belajar menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata. Slavin menyatakan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran
siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Guru dapat menfasilitasi proses ini dengan
mengajar menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi
commit to user 16
menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Untuk itu, guru harus memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
menemukan atau
mengaplikasikan ide-ide siswa sendiri, di samping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar siswa sendiri Martinis
Yamin, 2008:120. Selanjutnya Oemar Hamalik 2001:29 menjelaskan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari
latihan-latihan yang
memperoleh pemantapan.
Perolehan pemantapan bisa datang dari diri sendiri atau orang lain. Maksud orang
lain adalah guru atau teman diskusi. Bila dikaitkan dengan mata pelajaran matematika, maka siswa dikatakan belajar matematika jika
pada diri siswa terjadi perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika.
Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka yang digunakan sebagai landasan proses pembelajaran dalam penelitian ini adalah belajar
berdasarkan aliran
kontruktivisme yang
mengutamakan siswa
mengkontruksikan pengetahuan dalam benak siswa sendiri. Dan juga, siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu ide atau
informasi kompleks ke situasi lain. Dengan demikian, dalam proses belajar dan pembelajaran dalam penelitian ini dikemas menjadi proses
”mengkontruksi”, bukan ”menerima” pengetahuan.
commit to user 17
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar