III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu
Kegiatan penelitian dilakukan pada tanaman klon Jati Unggul Nusantara JUN di Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat. Penelitian dilakukan pada empat tapak mikro microsite dengan kondisi umum seperti pada Tabel 3. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Oktober 2011.
Tabel 2 Kondisi umum microsite Microsite
Kondisi Umum dan Tanaman Sela Lokasi
Kesuburan Lahan Jumlah
Petani Penggarap
1 Singkong, cabai, kacang ijo, ubi jalar.
Secara umum, keempat microsite
merupakan lahan yang kurang subur.
Namun, jika disesuaikan tipe
kesesuaian lahan untuk jati Sumarna
2003, keadaan tanahnya cenderung
baik kecuali untuk Ca dan tekstur hasil
analisis disajikan pada Lampiran 8
–
9. 3
2 Ubi jalar, pisang, keladi, ditumbuhi
semai sengon, cabe, singkong, jagung.
3 3
Kedelai, ubi jalar, singkong, cabe. Tanah pada bagian pangkal batang.
digemburkan, dan pada beberapa klon ditaburi dengan arang.
3
4 Pada umumnya, microsite ini kurang
digarap dengan baik rumput atau gulma banyak. Namun, terdapat juga
beberapa tanaman sela seperti jagung, ubi, kedelai, dan cabai, kacang
panjang, singkong dan kacang tanah. 4
3.2.Alat dan Bahan
Penelitian ini dilakukan pada tanaman klon Jati Unggul Nusantara JUN berumur 0 sampai 6 bulan dengan jumlah perlakuan klon sebanyak 41 klon dan 1
lot kontrol jati lokal yang diambil dari Purwakarta. Dalam pelaksanaannya, di dalam penelitian ini digunakan beberapa alat dan bahan seperti disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 3 Alat dan bahan penelitian Jenis
Kegiatan Pengambilan Data
Pertumbuhan Analisis Morfologi
Daun Pengolahan Data
Alat Kaliper, galah berskala
metrik, kamera digital, dan alat tulis
Pita meter dan alat tulis
Komputer, Software SAS versi 9.1, dan Software
Microsoft Office Excel 2007 Bahan
Tally sheet Tally sheet
Data primer
3.3.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pada uji klon ini adalah rancangan acak lengkap berblok randomized complete block design
RCBD. Penelitian ini terbagi dalam 4 replikasi sebagai ulangan dan ditanam pada 4 lokasi micrositeMS dengan
kondisi sebagai berikut Peta Sketsa Lapangan Percobaan disajikan pada Lampiran 1.
1. Microsite
1: jarak tanam 3 x 4 m dan pupuk dasar 3 kg 2.
Microsite 2: jarak tanam 3 x 4 m dan pupuk dasar 5 kg
3. Microsite
3: jarak tanam 5 x 2 m dan pupuk dasar 3 kg 4.
Microsite 4: jarak tanam 5 x 2 m dan pupuk dasar 5 kg
Line plot yang digunakan terdiri atas 4 individu ramet atau 4 tree plot.
Pupuk dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang dengan dosis 3 kg dan 5 kg. Pupuk dasar diberikan pada setiap lubang tanam sebelum
penanaman. Sebelum penanaman, diberikan juga kapur pertanian atau dolomit sebanyak 300 gram per lubang tanam.
3.4.Pengambilan dan Pengolahan Data
Variabel pertumbuhan yang diukur adalah tinggi T, diameter D, dan daya sintas DS tumbuhan pada umur 0 sampai 6 bulan. Tinggi tanaman diukur
dengan menggunakan galah berskala metrik mulai dari pangkal hingga titik tumbuh apikal. Diameter tanaman diukur pada pangkal batang dengan
menggunakan kaliper. Sedangkan daya sintas dihitung dari jumlah tanaman hidup dan mati dalam klon. Nilai persen daya sintas dihitung dengan menggunakan
rumus:
DS 100
Keterangan: DS = Daya Sintas
Th = Tanaman hidup Td = Tanaman yang ditanam
Kemudian untuk dianalisis lebih lanjut dengan analisis ragam, nilai daya sintas disederhanakan dengan rumus:
DS arcsin
Pengamatan terhadap serangan hama dilakukan dengan mengamati gejala dan tanda serangan pada tanaman pada umur 6 bulan. Tingkat keparahan serangan
hama diberi skor seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Skoring gejala serangan hama Skor
Tingkat Keparahan Gejala Serangan Hama
Keterangan 1
Lemah Defoliasi oleh hama daun 50 atau tanaman
diserang rayap, penggerek dan kutu putih 2
Sedang Defoliasi oleh hama daun 50 atau defoliasi
50 dan tanaman diserang rayap, penggerek serta kutu putih
3 Kuat
Defoliasi oleh hama daun 50 dan tanaman diserang rayap, penggerek serta kutu putih
Data hasil pengukuran tinggi, diameter, dan daya sintas serta serangan hama dianalisis ragamnya dengan model linear Zhang et al. 2003; Yu dan Pulkkinen
2003:
Keterangan: = Variabel yang diukur
= Rata-rata = Efek klon ke j; j = 1,2,3,…,42
= Efek lokasi ke k; k = 1,2,3,4 = Efek interaksi antara klon ke j dan lokasi ke k
= Galat
Komponen ragam dihitung dengan expected mean square yang dihasilkan dari PROC GLM; RANDOM TEST Sas Institute Inc. 2004.
Repeatability diestimasi dari manipulasi aljabar dari ragam Zhang et al. 2003;
Yu dan Pulkkinen 2003 R
k σ k
k σ
k σ
k
Keterangan: = Repeatability
σ = Ragam klon
σ = Ragam interaksi antara klon dengan microsite
σ = Ragam eror
k
1
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam micrositeklon k
2
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam klon
Sedangkan standar eror untuk repeatability diestimasi dengan rumus Zhang et al. 2003; Yu dan Pulkkinen 2003:
SW+R , -2
+1 R , 01 +k 1,R 1 k +k 1,+N 1,
Keterangan: SW+R , = Standar eror repeatability
= Repeatability k
1
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam micrositeklon k
2
= Koefisien yang berhubungan dengan ragam klon N
= Jumlah klon
Korelasi genetik antar sifat klon dihitung dengan menggunakan rumus Zhang et al.
2003: 3
4+5,7,
σ
9+,:,
;
+=, +,
Keterangan: 3
4+5,7,
= Korelasi klonal antara sifat x dan y σ
9+,:,
= Estimasi kovarian klonal antara x dan y
+=,
= Komponen klonal dari estimasi varian x
+,
= Komponen klonal dari estimasi varian y
Dengan standar erornya dirumuskan dengan Zhang dkk 2003: 1 3
√2 -
σ
+
A B
,
σ
+
C B
,
R R
:
Keterangan: = Standar eror korelasi genetik
3 = Estimasi korelasi genetik
σ
+
A B
,
= Repeatability karakter x σ
+
CB
,
= Repeatability karakter y R
= Standar eror repeatability karakter x R
:
= Standar eror repeatability karakter y
Korelasi genetik antar microsite diantara dua sifat x dan y dapat diestimasi dengan rumus Zhang et al. 2003:
3
D+5,7,
r
E+,: , +=, + ,
Keterangan: r
E+,: ,
= Koefisien korelasi fenotipe antara x pada microsite 1 dan y pada microsite 2
+=,
= Akar dari repeatability x pada microsite 1
+ ,
= Akar dari repeatability y pada microsite 2 Hubungan korelasi fenotipik antara variabel pertumbuhan dihasilkan dari PROC
CORR Sas Institute Inc. 2004. Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa proporsi seleksi yang akan dilakukan
sebanyak 61 25 klon dari 41 klon dengan intensitas seleksi 0,617 Becker 1992. Pendugaan perolehan genetik genetic gain pada sifat y berdasarkan
seleksi klon pada sifat x dihitung dengan rumus Falconer 1981: FG H
=
σ 3
=
Keterangan: FG = Perolehan genetik
H =
Intensitas seleksi R
= Akar repeatability untuk sifat x
σ =
Standar deviasi klonal untuk sifat y
3
=
= Korelasi genetik antara sifat x dan sifat y
Karakter morfologi daun pada klon JUN diamati dengan menggunakan Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman, dan Kestabilan
Nomor: PVTPPI71. Karakter morfolgi daun ini kemudian dianalisis dengan menggunakan Grafik Biplot dengan menggunakan PROC PRINQUAL Sas
Institute Inc. 2004.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN