PENDAHULUAN Respon Pertumbuhan Awal Klon Jati Unggul Nusantara (JUN) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Kayu jati Tectona grandis Linn.f. memiliki reputasi dunia sebagai kayu premium Midgley et al. 2007. Sifat fisik dan estetikanya membuat kayu jati banyak digunakan sebagai bahan bangunan, mebel, maupun untuk kerajinan. Permintaan pasar terhadap kayu jati inipun sangat tinggi. Menurut Bio Teak 2011 berdasarkan data selama 25 tahun, pasaran kayu berkualitas setingkat kayu jati ini akan mengalami peningkatan 2 kali lipat per lima tahun atau sekitar 40 per tahun. Indonesia merupakan salah satu produsen kayu jati terbesar di dunia. Dalam pemenuhan permintaan tersebut, kelestarian produksi harus tetap dipertahankan. Namun, jati merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki masa tebang cukup lama slow growing species. Untuk mendapatkan kayu jati kualitas optimal secara konvensional diperlukan waktu 60 sampai 80 tahun. Menanggapi hal ini, telah berkembang berbagai teknologi pemuliaan pohon yang telah melahirkan berbagai varietas jati unggul. Keunggulan varietas ini diharapkan dapat dipertahankan salah satunya dengan perbanyakan secara vegetatif. Berbagai penanaman jati yang diperbanyak secara vegetatif mulai dikembangkan dan beredar di pasaran. Salah satu nama bibit jati hasil pembiakan vegetatif yang disertai dengan sentuhan bioteknologi yakni Jati Unggul Nusantara JUN. Menurut PT Setyamitra Bhaktipersada 2011a JUN tersebut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan klon jati lainnya, yaitu: i memiliki perakaran tunjang majemuk, ii menghasilkan tanaman jati yang cepat tumbuh, kokoh dan kayu berkualitas, iii memiliki masa tanam pendek yaitu 15 tahun dan dapat dipanen mulai umur 5 tahun, iv memberikan manfat secara ekonomi, sosial dan lingkungan, dan v JUN menjadi pilihan investasi yang tepat dan sangat menguntungkan. Melihat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh JUN, penanaman dan pembangunan hutan jati dengan menggunakan bibit dari klon JUN merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan hutan jati dengan kualitas kayu yang bagus dan cepat pertumbuhannya. Akan tetapi, penelitian keragaan JUN yang ada saat ini masih perlu diverifikasi melalui penelitian uji klon. Sifat fenotipe suatu tumbuhan merupakan interaksi antara sifat genotipe dan lingkungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah tempat tumbuh. Oleh karena itu, uji klon merupakan pra-syarat untuk merekomendasikan klon-klon unggul JUN dalam rangka penanaman dalam skala luas. 1.2.Tujuan Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan 41 klon jati hasil pembiakan vegetatif. Adapun tujuan khususnya adalah: i. menduga parameter genetik hasil uji klon pada pertumbuhan awal yang mencakup repeatability, korelasi genetik, dan perolehan genetik; ii. mengetahui pengaruh microsite terhadap kinerja masing-masing klon terkait hal jarak tanam, dosis pupuk dasar dan petani penggarap. 1.3.Manfaat Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: i. rekomendasi klon-klon JUN yang terpilih dan unggul untuk penanaman skala luas di Jawa Barat; ii. informasi dosis pupuk dasar dan pola jarak tanam yang tepat bagi pertumbuhan JUN.

II. TINJAUAN PUSTAKA