Rataan Persentase Galat Mutlak Koefisien Determinasi Box-and-Whisker-Plot

4. Metode Pendekatan Maximum Likelihood Li-Arce’s Li-Arce’s Maximum Likelihood Approach. Li-Arce, 2003 Pfeil 2006

2.13 Prosedur Metode Iteratif Kuadrat Terkecil Terboboti

Metode Iteratif Kuadrat Terkecil Terboboti IRLS digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi tertentu. Metode ini menyelesaikan fungsi objektif dalam bentuk: arg min 7 A |0 G | , Metode iteratif ini setiap langkahnya melibatkan penyelesaian masalah kuadrat terkecil terboboti dalam bentuk: HI arg min 7 A H |0 G |

2.14 Prosedur Metode Kuadrat Terkecil

Terpangkas 1. Hitung galat model 1 23 4 , 6 dengan: 0 = data pengamatan ke-i, 1 23 4 , 6 = data hasil pendugaan ke-i, i = 1, 2 ,…, n 2. Urutkan kuadrat galat tersebut dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar: J K , J K , … , J K 3. Minimumkan jumlah dari q kuadrat galat terkecil: min 8 6 J K A B dengan: M N O N PI O, P = banyaknya parameter; Q2R bilangan bulat terbesar 2 Cizek 2002 Dari prosedur ini terlihat bahwa beberapa galat terbesar yang diantaranya dihasilkan oleh pencilan dipangkas diberi bobot nol pada saat peminimuman jumlah kuadrat galat. Oleh karena itu, Metode Kuadrat Terkecil Terpangkas menjadi tahan terhadap pengaruh pencilan bersifat robust.

2.15 Rataan Persentase Galat Mutlak

Mean Absolute Percentage Error, MAPE MAPE digunakan untuk membandingkan tingkat akurasi penduga antar model. MAPE didefinisikan oleh rumus: XYZ[ 1 \ ] 0 ] _ 100 A 13 dengan 0 adalah nilai aktual dan 0 adalah nilai pendugaan. Rentang norma MAPE adalah [0,100]. Semakin kecil nilai MAPE, model dinilai semakin baik.

2.16 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi, R 2 , menyatakan proporsi keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model. Untuk model linear sederhana, R 2 merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, sehingga R 2 Є [0,100] . Makin tinggi nilai R 2 makin representatif model tersebut. Rodgers Nicewander 1988

2.17 Box-and-Whisker-Plot

Box-and-whisker plot digunakan untuk melihat bentuk tebaran dan keragaman dari suatu gugus data. Box-and-whisker plot terdiri atas: • sebuah kotak yang mewakili data yang terletak diantara kuartil ke-1Q 1 dan kuartil ke-3Q 3 , • whisker yang mewakili data yang terletak diantara data terkecil dan kuartil ke-1Q 1 , dan • whisker yang mewakili data yang terletak diantara kuartil ke-3Q 3 dan data terbesar. Di dalam kedua whisker bisa terdapat pencilan. Gambar 1 Bentuk umum box-and-whisker- plot Weisstein 199 III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2 Diagram alur penelitian Alur penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap pembangkitan Data Dilakukan pembangkitan 3 gugus data berukuran n = 20 berdasarkan model regresi Y = β + β 1 X + e i . Gugus data 1 merupakan data tanpa pencilan. Gugus data 2 merupakan data dengan pencilan terhadap Y. Gugus data 3 merupakan data dengan pencilan terhadap X. 2. Tahap pengolahan dengan metode OLS Meregresikan gugus data 1, 2, dan 3 dengan menggunakan Ordinary Least Square OLS dan menentukan nilai , , dan . 3. Tahap pengolahan dengan metode LMS Pada metode ini akan dilakukan penentuan sampel sebanyak N dari data yang telah dibangkitkan. Kemudian akan diperoleh M kali pengambilan sampel yang akan diperoleh M subset. Subset-subset tersebut akan diregresikan antar peubah X dan Y dengan OLS. Dari masing-masing subset akan diperoleh hasil regresi dan mencari nilai median kuadrat galat yang paling kecil. Dugaan parameter subset dengan median kuadrat galat terkecil akan digunakan sebagai hasil LMS. 4. Tahap pengolahan dengan metode LAD Pada metode ini akan dilakukan penentuan sampel sebanyak N dari data yang telah dibangkitkan. Peubah X dan Y diregresikan dengan OLS sehingga diperoleh galat. Kemudian dihitung bobot data pengamatan dan diregresikan kembali. Itu semua dilakukan secara berulang. Selanjutnya meminimumkan jumlah dari nilai mutlak galat. 5. Tahap pengolahan dengan metode LTS Pada metode ini akan dilakukan penentuan sampel sebanyak N dari data yang MEMBANGKITKAN DATA TANPA PENCILAN DENGAN PENCILAN OLS LMS LAD LTS MEMBANDINGKAN HASIL DUGAAN PARAMETER OLS, LMS, LAD, LTS, DAN WLS STOP WLS 5 telah dibangkitkan. Kemudian peubah X dan Y diregresikan dengan OLS sehingga diperoleh kuadrat galat. Kuadrat galat diurutkan dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, lalu dilakukan pemangkasan. Langkah terakhir minimumkan jumlah dari kuadrat galat terkecil. 6. Tahap pengolahan dengan metode WLS Pada metode ini akan dilakukan penentuan sampel sebanyak N dari data yang telah dibangkitkan. Peubah X dan Y diregresikan dengan OLS sehingga diperoleh kuadrat galat. Bobot data pengamatan dihitung dan diregresikan kembali. Jumlah kuadrat galat terboboti, kemudian diminimumkan. 7. Tahap pembandingan hasil pendugaan parameter Pada tahap akhir ini akan dibandingkan Rataan Persentase Galat Mutlak MAPE dan hasil dari dugaan kelima metode di atas. Dugaan parameter yang dihasilkan akan ditampilkan dalam bentuk tebaran data scatter plot dan persamaan regresi. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembangkitan Data