LANDASAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN DAN KOTA

LANDASAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN DAN KOTA

D perlu diperhat ikan. Landasan pent ing ini t erkait de-

alam m enyelenggarakan dan m elaksanakan pem bangunan kesehat an di Kabupat en dan Kot a, t er dapat sej um lah landasan pent ing yang

ngan Undang- Undang Dasar dan berbagai perat uran perundang- undangan yang berlaku. Adapun rincian- nya adalah se bagai berikut :

1. U NDANG –U NDANG D ASAR 1945

Kit a dapat m enj um pai beberapa pasal dan ayat yang secara langsung at au t idak langsung m enyebut kan t ent ang pent ingnya kesehat an. Adapun yang dapat di- gunakan sebagai landasan dalam pem bangunan kese- hat an yait u:

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

a. Dalam Pem bukaan Undang – Undang Dasar 1945 pada alinea 4 ( em pat ) . I sinya m enyebut kan:

“ Kem udian daripada it u unt uk m em bent uk suat u Pem erint ah Negara I ndonesia yang m e- lindungi segenap bangsa dan seluruh t um pah darah I ndonesia dan unt uk m em aj ukan ke- sej aht eraan um um , m encerdaskan kehidupan bangsa dan ikut m elaksanakan ket ert iban du- nia yang berdasarkan kem erdekaan, perdam ai- an abadi dan keadilan sosial, m aka disusunlah kem erdekaan kebangsa an I ndonesia it u dalam suat u Undang–Undang Dasar Negara I ndone- sia, yang berkedaulat an rakyat dengan ber- dasarkan kepada Ket uhanan Yang Maha Esa, Kem anusiaan Yang Adil dan Ber adab, Persat uan

I ndonesia dan Kerakyat an yang dipim pin oleh hikm ah kebij aksanaan dalam Perm usyawarat - an/ Perwakilan, sert a dengan m e w uj udkan suat u Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat I n- donesia.”

b. Dalam pasal–pasal Undang–Undang Dasar 1945. Beberapa pasal t ersebut adalah:

- Pasal 28 A m enyebut kan: “ Set iap orang berhak unt uk hidup sert a

berhak m em pert ahankan hidup dan kehidupannya”.

- Pasal 28 B, Ayat ( 2) m enyebut kan: “ Set iap anak berhak at as kelangsungan

hidup, t um buh dan berkem bang sert a berhak at as perlindungan dari kekerasan dan diskrim inasi”.

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

- Pasal 28 C, Ayat ( 1) m enyebut kan:

“ Set iap orang berhak m engem bangkan diri m elalui pem enuhan kebut uhan dasarnya, ber hak m endapat kan pendidikan dan m em - peroleh m anfaat dari ilm u penget ahuan dan t eknologi, seni dan budaya, dem i m ening- kat kan kualit as hidupnya dan dem i kese- j aht eraan um at m a nusia”.

- Pasal 28 H, Ayat ( 1) m enyebut kan:

“ Set iap orang berhak hidup sej aht era lahir dan bat in, bert em pat t inggal dan m endapat - kan lingkungan hidup baik dan sehat sert a berhak m em peroleh pelayanan kesehat an”.

- Pasal 28 H, Ayat ( 3) m enyebut kan:

“ Set iap orang berhak at as j am inan sosial yang m em ungkinkan pengem bangan diri- nya secara ut uh sebagai m anusia yang ber- m art abat ”.

- Pasal 34, Ayat ( 1) m enyebut kan:

“ Fakir m iskin dan anak- anak t erlant ar dipe- lihara oleh negara”.

- Pasal 34, Ayat ( 2) m enyebut kan:

“ Negara m engem bangkan sist em j am inan sosial bagi seluruh rakyat dan m em ber- dayakan m asyarakat yang lem ah dan t idak m am pu se suai dengan m art abat m anusia”.

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

- Pasal 34, Ayat ( 3) m enyebut kan: “ Negara bert anggung j awab at as penyedia-

an fasilit as pelayanan kesehat an dan fasilit as pelayanan um um yang layak”.

c. Dari Pem bukaan dan Pasal–Pasal dalam Undang- Undang Dasar 1945 t ersebut di at as, dapat lah kit a m engat akan:

- Dari kalim at “ m em aj ukan kesej aht eraan um um dan keadilan sosial”, dapat dit afsir- kan bahwa pem bangunan kesehat an se- bagai bagian dari upaya m em aj ukan ke- sej aht eraan um um dan sebagai bagian dari keadilan sosial t elah di am anat kan secara im plisit pada Pem bukaan Undang- Undang Dasar 1945. Hal ini m enunj ukkan bahwa pem bangunan kesehat an m erupakan unsur pent ing/ esensial yang bersifat m endasar da- lam kehidup an berbangsa dan bernegara.

- Dari Pasal–Pasal UUD 1945 t ersebut di at as, dapat lah kit a m engat akan bahwa:

• Setiap orang berhak untuk hidup dan m em pert ahankan hidup dan kehidupan- nya, t er m asuk hidup sehat dan m em - pert ahankan hidup dan kehidupan yang sehat .

Sehat dapat diartikan sebagai keadaan yang sem purna secara j asm ani, ruhani dan sosial dan t idak sekadar bebas dari penyakit dan kelem ahan ( WHO, 1947) .

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

• Kehidupan anak m em peroleh perhati- an yang besar. Dengan dem ikian perlu dicipt akan sit uasi dan kondisi yang kon- dusif agar anak dapat m em pert ahankan kelangsungan hi dup nya, t um buh dan berkem bang dengan sebaik–baiknya ser t a dilindungi dari keke rasan dan dis- krim inasi.

• Setiap orang berhak m engem bangkan diri m elalui pem enuhan kebut uhan dasarnya, t erm asuk dibidang kesehat - an.

• Dalam m engim plem entasikan hak-nya un t uk m em peroleh pendidikan, m em - peroleh m anfaat dari ilm u penget ahuan dan t ek nologi, seni dan budaya dalam rangka m e ningkat kan kualit as hidupnya dan kese j aht eraan um at m anusia, di- perlukan deraj at kesehat an yang t inggi t erm asuk gizi. Gizi yang baik yang di- t erim a seseorang sej ak dalam kan- dungan akan m eningkat kan ke cerdasan seseorang, sehingga m em udahkan se- seorang unt uk m enerim a pen didikan dan pengaj aran. Dari proses it u, m aka set iap individu diprakondisikan dapat m enj adi se seorang yang produkt if, ulet , kreat if, cer das, sert a kom pet it if sebagai salah sat u fakt or pent ing dalam rangka m e ningkat kan kualit as hidupnya.

• Kehidupan yang diam anatkan di sini adalah hidup yang sej aht era lahir dan

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

bat in da lam lingkungan t em pat t inggal. Mem iliki lingkungan hidup yang baik dan sehat dan m em peroleh pelayanan kesehat an yang ber m ut u, am an dan t erj angkau dan kom prehensif yang m eli- put i upaya prom ot if, prevent if, kurat if dan rehabilit at if.

• Setiap orang berhak atas jam inan sosial t erm asuk salah sat unya adalah j am in- an pem eliharaan kesehat an. Dengan j am inan pem eliharaan kesehat an yang bersifat so sial dan waj ib yang m en- j angkau set iap anggot a m asyarakat , di harapkan diperoleh kesinam bungan ( sust ainabilit y) pem biayaan upaya ke- sehat an perorangan.

• Penyediaan fasilitas pelayanan kese- hat an yang layak m erupakan t anggung j awab negara. Fasilit as, pelayanan ke- sehat an yang layak dapat diart ikan se- bagai pelayanan kesehat an yang profe- sional, berm ut u, am an dan t erj angkau secara geografi k dan sosial.

• Perhatian khusus diberikan kepada fakir m iskin dan anak- anak t erlant ar dengan dipelihara oleh negara, t erm asuk hak

unt uk m em peroleh pelayanan kesehat an. Upaya Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah dalam m erealisasikan hal ini t am pak sej ak penggalakan upaya dana sehat , Jam inan Pem eliharaan Ke- sehat an Masyarakat ( JPKM) , upaya

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

Jaring Pengam an Sosial Bidang Ke- sehat an ( JPSBK) sam pai dengan Asu- ransi Kesehat an Masyarakat Miskin ( Askeskin) . Hal ini pat ut disam but

de ngan baik sebagai bent uk perhat ian nyat a dan pengalam an berharga ( lesson learned) yang dapat dikaj i dalam m enuj u im plem ent asi sist em j am inan sosial nasional sepenuhnya yang m ant ap, m em punyai cakupan luas dan m em uaskan.

2. U NDANG –U NDANG N OMOR : 23 T AHUN 1992 TENTANG K ESEHATAN

Undang–undang ini secara keseluruhan m erupakan landasan bagi pem bangunan kesehat an di I ndonesia, kecuali unt uk hal- hal t ert ent u yang dinyat akan t idak berlaku lagi yang disebut kan dalam UU Nom or: 29 Tahun 2004 t ent ang Prakt ik Kedokt eran.

Menurut undang- undang ini, pengert ian kesehat an adalah keadaan sej aht era dari badan, j iwa dan sosial yang m em ungkinkan set iap orang hidup produkt if secara sosial dan ekonom is. Sesuai dengan undang- undang ini pem bangunan kesehat an diselenggarakan berdasarkan Perikem anusiaan yang berdasarkan Ke- t uhanan Yang Maha Esa, m anfaat , usaha bersam a dan kekeluargaan, adil dan m erat a, perikehidupan dalam keseim bangan sert a kepercayaan akan kem am puan dan kekuat an sendiri. Sedangkan t uj uan pem bangunan kesehat an ada lah unt uk m eningkat kan kesadaran, kem auan dan kem am puan hidup sehat bagi set iap

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

orang agar t erw uj ud deraj at kesehat an m asyarakat yang opt im al.

3. U NDANG –U NDANG N OMOR : 29 T AHUN 2004 TENTANG P RAKTIK K EDOKTERAN

Undang–undang ini m enj adi landasan bagi pelak- sanaan prakt ik kedokt eran dan kedokt eran gigi yang profesional, sesuai kom pet ensi yang dim iliki dokt er dan dokt er gigi, berm ut u, am an dan t ert ib.

Tenaga dokt er dan dokt er gigi yang akan m elak- sanakan prakt ik adalah t enaga dokt er dan dokt er gigi yang sudah m em peroleh surat t anda regist rasi dari Konsil Kedokt eran I ndonesia. Selain it u ia harus m em peroleh surat izin prakt ik dari Kepala Dinas Ke- sehat an Kabupat en/ Kot a. Di sam ping it u t enaga dok- t er dan dokt er gigi di waj ibkan secara t erus m enerus m em elihara dan m e ningkat kan kom pet ensinya de- ngan m engikut i program pengem bangan profesi ber- kelanj ut an ( cont inuing professional developm ent ) . Hal ini sebagai upaya dalam rangka m enj aga m ut u pelayanan kedokt eran.

Dalam Pasal 35 undang- undang ini disebut kan bahwa hanya dokt er dan dokt er gigi yang t elah m em iliki surat t anda regist rasi ( STR) , m em punyai w ew enang m e lakukan prakt ik kedokt eran sesuai pendidikan dan kom pet ensinya. Kom pet ensi t ersebut t erdiri dari:

a. Mewawancarai pasien

b. Mem elihara fi sik dan m ent al pasien

c. Menent ukan pem eriksaan penunj ang

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

d. Menegakkan diagnosis

e. Menent ukan penat alaksanaan dan pengobat an pa sien

f. Melakukan t indakan kedokt eran at au kedokt eran gigi

g. Menulis resep obat dan alat kesehat an

h. Menerbit kan surat ket erangan dokt er at au dokt er gigi

i. Menyim pan obat dalam j um lah dan j enis yang di- izinkan, dan

j. Meracik dan m enyerahkan obat kepada pasien bagi yang prakt ik di daerah t erpencil yang t idak ada apot ik.

Selain it u pada Pasal 37 Ayat ( 2) disebut kan surat izin prakt ik hanya diberikan unt uk paling banyak 3 ( t iga) t em pat . Persyarat an ini ant ara lain unt uk m enj aga m ut u pelayanan dan keseim bangan pelayanan dokt er dan dokt er gigi.

4. U NDANG –U NDANG N OMOR : 32 T AHUN 2004 TENTANG P EMERINTAHAN D AERAH

Dalam m enyelenggarakan urusan pem erint ahan yang m enj adi kew enangan daerah, Pem erint ah Daerah m en j alankan ot onom i seluas- luasnya unt uk m engat ur dan m engurus sendiri urusan pem erint ahan berdasarkan asas ot onom i dan t ugas pem bant uan sepert i t ersebut dalam Pasal 10 Ayat ( 2) . Dalam Pasal

13 Ayat ( 1) , But ir e, disebut kan bahwa penanganan

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

bidang kesehat an m erupakan urusan waj ib yang m enj adi kew enangan Pem erint ah Daerah Provinsi ( dalam skala provinsi) . Dalam Pasal 14, Ayat ( 1) , But ir

e disebut kan urusan waj ib yang m enj adi kew enangan daerah unt uk Kabupat en/ Kot a adalah penanganan bidang kesehat an skala Kabupat en/ Kot a.

Dengan dem ikian dalam m enangani bidang ke se- hat an, sit uasi, kondisi dan pot ensi daerah perlu diako- m odasikan dalam rangka m elaksanakan pem bangun- an kesehat an agar lebih efekt if dan efi sien. Pasal 22, Ayat f m enyebut kan bahwa dalam m enyelenggarakan ot onom i, daerah m em punyai kewaj iban m enyediakan fasilit as pelayanan ke sehat an.

Pelayanan kesehat an dim aksud adalah Pelayanan

Kesehat an Terpadu, 3 dalam rangkaian upaya kesehat - an perorangan yang t erst rukt ur, berm ut u, am an, adil, m erat a dan t erj angkau dan didukung dengan adanya j am inan pem eliharaan kesehat an. Dalam penyeleng- garaannya harus didasari perencanaan yang m eng- akom odasikan sit uasi, kondisi dan pot ensi daerah dan pem biayaan yang m encukupi dan berkesinam bungan. Pasal 22, Ayat h m enyebut kan bahwa dalam m enye- lenggarakan ot onom i, daerah m em punyai kewaj iban m engem bangkan sist em j am inan sosial. Hal ini m eng- am anat kan bahwa daerah m em punyai kewaj iban un- t uk m engem bangkan sist em j am inan pem eliharaan kesehat an sebagai salah sat u bagian dari sist em j a- m inan sosial.

3 Moeloek ,F.A. Makalah I ndonesia Sehat 2010, ( Pengej a- want ahannya) . 2003

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

5. U NDANG –U NDANG N OMOR : 33 T AHUN 2004 TENTANG P ERIMBANGAN K EUANGAN A NTARA P EMERINTAH P USAT DAN P EMERINTAH D AERAH

Perim bangan keuangan ant ara Pem erint ah dan Pem e rin t ah Daerah sepert i t erm aksud Undang–Undang ini ada lah suat u sist em pem bagian keuangan yang adil, proporsional, dem okrat is, t ransparan dan efi sien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desent rali sasi. Pem bagian ini dilakukan dengan m em pert im bangkan pula fakt or pot ensi, kondisi dan kebut uhan daerah besert a besaran pendanaan penyelenggaraan dekon- sent rasi dan t ugas pem bant uan.

Sesuai dengan est im asi WHO, unt uk pem bangunan kesehat an perlu dialokasikan anggaran 15 % dari APBD at au 5 % dari PDRB. Dengan anggaran sebesar ini di- harapkan secara bert ahap akan t erj adi peningkat an signifi kan t erhadap deraj at kesehat an m asyarakat .

Pem bangunan kesehat an yang dim aksudkan ada lah pem bangunan yang lebih berorient asi kepada pengguna/ m asyarakat ( user orient ed) dan disusun dengan pririt as yang bersifat lokal spesifi k. Pem ba- ngunan kesehat an yang t idak m engindahkan priori- t as dan orient asinya lebih banyak kepada pem beri/ pelaksana pem bangunan kesehat an ( provider ori- ent ed) t idak akan m eningkat kan deraj at kesehat an m asyarakat .

Deraj at kesehat an m asyarakat yang sem akin m e- ningkat akan m enj adikan sum ber daya m anusia lebih siap unt uk m enyerap ilm u dan ket eram pilan yang dit erim a dari pendidikan/ pengaj aran dan pelat ihan.

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

Dengan dem ikian akan t ercipt a sum ber daya m anusia yang produkt if, t erdidik, cerdas, kom pet it if, inovat if bahkan kem ungkinan besar ia akan m encipt akan lapangan kerj a daripada sekadar m encari pekerj aan.

Dengan dem ikian dapat t erlihat dalam j angka pan jang, pem bangunan kesehat an m erupakan invest asi. Dengan adanya perim bangan keuangan ant ara Pe m erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah m aka dengan berbagai dana yang diperoleh daerah ( Dana Alokasi Um um , Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil) dan Pendapat an Asli Daerah, dim ungkinkan unt uk m eningkat kan anggaran pem bangunan kesehat an secara bert ahap dengan sig nifi kan. Sehingga nant inya dapat m encapai angka persent ase sesuai st andar WHO. Akan lebih baik lagi bila ret ribusi yang dit erim a oleh inst it usi kesehat an daerah t idak dij adikan sum ber penerim aan Pendapat an Asli Daerah ( revenue cent er) , t et api dikem balikan lagi unt uk lebih m eningkat kan dan m engem bangkan pelayanan kepada m asyarakat . Bahkan bila perlu diberi t am bahan anggaran/ subsidi.

Bila kit a hanya m em ikirkan bahwa pem bangunan kesehat an t erbat as pada t ersedianya rum ah sakit , pus kesm as dan inst it usi kesehat an lain, yang m eng- andalkan pendekat an kurat if belaka, m aka kit a m em bat asi diri unt uk hanya bergerak di hilir. Kit a hanya m engharapkan j um lah pasien dan pengunj ung m eningkat yang akan m eningkat kan pendapat an rum ah sakit , puskesm as dan inst it usi kesehat an lain.

I nilah yang dapat kit a sebut sebagai “ paradigm a sakit ”. Bila pem asukan dari ret ribusi t idak m eningkat at au bahkan m enurun m aka t im bullah kesan bahwa kesehat an m erupakan cost cent er yang bersifat konsum t if yang harus disubsidi, yang hanya m am pu

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

m em beri pengobat an orang sakit , t et api sedikit perannya unt uk m enyehat kan m asyarakat .

Sebaliknya kit a perlu berpikir bahwa pem bangunan kesehat an haruslah j uga m enj angkau m asalah yang lebih ke hulu sej ak saat perencanaan. Wawasan se- m acam ini bert uj uan unt uk m enanggulangi m asa lah kesehat an secara lebih kom prehensif yang m eli put i upaya prom ot if dan upaya prevent if t anpa m eng- abaikan upaya kurat if dan rehabilit at if yang m e libat kan pula berbagai sekt or. Dengan pendekat an ini besar kem ungkinan deraj at ke se hat an secara bert ahap akan lebih cepat m eningkat dengan dam pak posit if yang m engikut inya.

Kit a t idak lagi berpikir t ent ang banyaknya pasien yang dat ang karena sakit , t et api yang kit a t uj u adalah m enj aga m asyarakat sehat t et ap sehat . Misalkan suat u ket ika seseorang m enderit a sakit , m aka sakit nya dapat t erdet eksi lebih cepat dan lebih awal disem buhkan, dengan biaya lebih m urah. Dengan dem ikian t erj adilah perubahan dari orient asi “ paradigm a sakit ” m enj adi paradigm a sehat .

6. U NDANG –U NDANG N OMOR : 40 T AHUN 2004 TENTANG S ISTEM J AMINAN S OSIAL N ASIONAL

Dengan adanya Undang–Undang ini m aka ke- inginan agar seluruh anggot a m asyarakat m em punyai j am i nan pem eliharaan kesehat an sem akin m endekat i ke nyat aan. Sudah t ent u bahwa unt uk m encapainya diperlukan upaya bert ahap dan berkesinam bungan.

Kit a ket ahui bahwa sam pai saat ini sebagian be- sar m asyarakat bila ia harus berobat , m aka ia harus

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

m e ngeluarkan uang sendiri secara langsung ( out of pocket ) . Proses pem bayaran ini dilakukan sesudah m enerim a pelayanan ( fee for service) . Cara pem ba- yaran sepert i ini t ent u akan m em berat kan pasien/ m asyarakat dari golongan m enengah ke bawah, apa- lagi golongan m asyarakat m iskin.

Pem erint ah m em ang t elah m em berikan subsidi ke pada golongan m asyarakat m iskin agar bila berobat m ereka t idak perlu m em bayar. Nam un, yang perlu j uga kit a pikirkan adalah pem biayaan bagi yang t idak t ergolong m asyarakat m iskin, t et api akan m enj adi m iskin bila m ereka sakit , karena harus m engeluarkan biaya yang t idak sedikit .

Dalam pelaksanaan proses pengeluaran biaya ini, kit a am bil sebagai cont oh kasus pengam bilan obat di m ana para pesert a j am inan pem eliharaan kesehat an harus berpart isipasi m em bayar harga obat ( cost sharing) . Hal ini bisa dim aklum i karena ket erbat asan yang ada. Nam un yang t idak m asuk akal adalah bilam ana pesert a harus m em berikan kont ribusi cost sharing 90 % dan pihak penyelenggara m enanggung 10% biaya dari harga obat . Tent unya perim bangan cost sharing ini t idak adil.

Kit a m enget ahui bahwa sesuai perat uran per- undang- undangan yang berlaku, badan penyeleng- gara j am inan pem eliharaan kesehat an yang dibent uk unt uk m enyeleng garakan j am inan pem eliharaan ke- sehat an yang bersifat sosial dan waj ib, harus m eru- pakan badan hukum . Nam un dem ikian, seharusnya lem baga it u t idak berorient asi m encari keunt ungan ( non profi t ) at au bersifat nirlaba.

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

Bent uk badan usaha perseroan t erbat as bukanlah bent uk yang t epat . I ni bukan bent uk yang t epat karena set iap perseroan t erbat as dapat dipast ikan at au paling sedikit dianggap berorient asi m encari keunt ungan. Pada badan penyelenggara yang bersifat t idak m encari ke unt ungan, sisa hasil usaha dapat dikem balikan kepada m asyarakat dalam bent uk peningkat an m ut u dan cakupan pelayanan kesehat an.

Dikait kan dengan pendirian badan penyelenggara j am inan pem eliharaan kesehat an ini, berdasarkan ke- t ent uan pada Pasal 22 Ayat h, daerah m em punyai ke- waj iban m engem bangkan sist em j am inan sosial t er- m asuk di dalam nya j am inan pem eliharaan kesehat - an.

7. P ERATURAN P RESIDEN N OMOR :7T AHUN 2005 TENTANG R ENCANA P EMBANGUNAN J ANGKA M ENENGAH N ASIONAL T AHUN 2004-2009

Dalam Perat uran Presiden m engenai rencana pem ba ngunan j angka m enengah nasional ini, pem - bangunan kesehat an m endapat kan perhat ian yang besar. Khususnya pada Bagian I V, Bab 28 yang m enye- but kan t ent ang peningkat an akses m asyarakat t erha- dap kesehat an yang berkualit as. Dalam pe ningkat an akses t erkandung art i bahwa belum seluruh m asyara- kat m em iliki akses t erhadap pelayanan kesehat an. Oleh karena it u dalam rangka peningkat an akses ha- rus dipaham i bahwa segala lapisan m asyarakat harus m em iliki akses t ersebut dari aspek geografi , so sial, ke t erj angkauan dari aspek pem biayaan dan j enis pela- yanan kesehat an yang diperlukan.

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

Kesehat an yang berkualit as dapat diart ikan se- bagai deraj at kesehat an m asyarakat dapat sem akin di t ingkat kan. Dari aspek pelayanan, yang diberikan adalah pela yanan kesehat an yang prim a, profesional sesuai kom pet ensi, t ersist em , t erst rukt ur, berm ut u, am an, adil dan m erat a. Di ant ara hal pent ing lainnya yang dim uat dalam Perat uran Presiden t ersebut ada- lah m engenai pencapai an sasaran Millennium Deve- lopm ent Goals. Dem ikian pula pengem bangan sist em kesehat an kew ilayahan. Pe ngem bangan sist em kese- hat an kew ilayahan ini unt uk m enggerakkan pem - bangunan lint as sekt or berwawasan kesehat an dan pengem bangan w ilayah sehat yang disebut kan dalam Bab 28, Bagian D, Pasal 2, Ayat 4.

Sedangkan unt uk pengem bangan pelayanan dokt er keluarga secara khusus disebut kan dalam bab dan bagian yang sam a dalam Pasal 4, Ayat 6.

Berkait an dengan pengem bangan w ilayah sehat t elah dit erbit kan Perat uran Bersam a Ment eri Dalam Negeri dan Ment eri Kesehat an m asing- m asing nom or:

34 Tahun 2005 dan nom or: 1138/ Menkes/ PB/ VI I I / 2005 t anggal 3 Agust us 2005 t ent ang Penyelenggaraan Kabupat en/ Kot a Sehat .

Sedangkan t erkait dengan dokt er keluarga dise- but kan dalam Keput usan Ment eri Kesehat an nom or: 131/ Menkes/ SK/ I I / 2004 t anggal 10 Februari 2004 t ent ang Sist em Kesehat an Nasional dalam Bab I V, Bagian E, Pasal 2, Ayat a. Dalam ayat ini disebut - kan bahwa unt uk m asa m endat ang, apabila sist em j am inan kesehat an nasional t elah berkem bang, pem e- r int ah t idak lagi m enyelenggarakan upaya kesehat an perorangan st rat a pert am a m elalui puskesm as. Pe-

A N D A SA N

P EMBANGUNAN

nyelenggaraan upaya kesehat an perorangan st rat a pert am a akan diselenggarakan oleh m asyarakat dan swast a dengan m enerapkan konsep dokt er keluarga, kecuali di daerah yang sangat t erpencil m asih dipadu- kan dengan pelayanan puskesm as.

Hal pent ing lain yang disebut kan dalam Sist em Kesehat an Nasional adalah bahwa Sist em Kesehat an Nasional m erupakan suprasist em dari Sist em Kese- hat an Daerah. Unt uk m em perkuat kedudukan dan perannya, Sist em Kesehat an Nasional ( Siskesnas) ini sebaiknya paling t idak diwadahi dalam bent uk Pe- rat uran Pem erint ah.

8. S ISTEM K ESEHATAN D AERAH

Pem bangunan kesehat an yang dilakukan t anpa dilandasi adanya sist em kesehat an daerah, t idak lebih m erupakan siklus kegiat an rut in t ahunan. Pada pem ba- ngunan ke sehat an yang dem ikian it u m asih akan ba- nyak dij um pai kekurangan at au kelem ahan dengan dam pak negat ifnya t anpa m engingkari keberhasilan– keberha silan yang t elah dicapai.

Oleh karena it u diperlukan adanya sist em kese-

ha t an daerah sebagai landasan pem bangunan kese- hat an di daerah t ersebut . Agar dapat m enj adi payung hukum yang kuat m aka sist em kesehat an yang di- susun, diwadahi dalam bent uk perat uran daerah. Unt uk pelaksanaannya perlu dit erbit kan perat uran bupat i/ walikot a. Pera turan ini nant inya dapat diguna- kan se bagai pet unj uk pelaksanaan dan dit am bah per- at uran–perat uran t eknis, sesuai keperluan.

P ENGANTAR M ENUJU

E F O R M A SI

P EMBANGUNAN

Dalam m enyusun sist em kesehat an daerah ini perlu diakom odasikan sit uasi, kondisi, pot ensi dan di nam ika set em pat dengan m engacu kepada sist em kese hat an nasional. Juga dengan adanya sist em kese- hat an Kabupat en dan Kot a, dapat dikem bangkan ber- bagai inst rum en unt uk m engevaluasi dan m engukur keberhasil an pem bangunan kesehat an yang dilaku- kan.