Surat Izin Usaha Perdagangan.
1. Surat Izin Usaha Perdagangan.
a. Pengertian SIUP Berdasarkan Permendag nomor 36 tahun 2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
Oleh karena itu setiap Usaha
Perdagangan atau Perusahaan Perdagangan yang memenuhi persyaratan aturan di atas wajib memiliki SIUP. Bagi usaha atau perusahaan pemasaran yang belum memiliki SIUP tetapi seharusnya wajib memiliki SIUP maka akan dikenakan sanksi.
b. Macam-Macam SIUP Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ada sebanyak 4 macam dengan rincian 3 macam wajib yaitu SIUP untuk usaha Kecil (SIUP Kecil), SIUP untuk usaha Menengah (SIUP Menegah), SIUP untuk Besar (SIUP Besar), sedangkan SIUP untuk usaha Mikro (SIUP Mikro) tidak wajib artinya pengusaha yang tidak menginginkan SIUP usaha mikro boleh tidak memilikinya tetapi kalau pengusaha usaha mikro menginginkannya maka pengusaha tersebut diperkenankan untuk memilikinya. Agar lebih jelasnya mengenai masing-masing kriteria SIUP tersebut dijelaskan berikut:
78 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan KE
perdagangan yang kekayaan bersihnya GI A
lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta T rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. A NB
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak E termasuk tanah dan bangunan tempat
LA
usaha. JA
2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh R2 perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
SIUP
dan Besar dikecualikan untuk dimiliki apabila :
Kecil,
Menengah
Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor
perdagangan. Kantor Cabang atau Kantor
Perwakilan
4) SIUP Mikro dapat diberikan kepada perusahaan perdagangan usaha mikro yang menghendakinya. Tetapi apabila pengusaha
menghendakinya, juga tidak diwajibkan. Perusahaan perdagangan mikro adalah usaha perseorangan atau persekutuan; kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota keluarga/kerabat
terdekat;
memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Direktorat Pembinaan SMK (2013) Direktorat Pembinaan SMK (2013)
1) Usaha perdagangan yang tidak sesuai
JA
A dengan kelembagaan dan/atau kegiatan
E usaha, sebagaimana yang tercantum di dalam SIUP;
NB
A 2) Usaha
A perdagangan, untuk menghimpun dana GI dari masyarakat dengan menawarkan janji
EK
keuntungan yang tidak wajar (money game); atau
3) Usaha perdagangan lainnya yang telah diatur
perundang-undangan tersendiri.
d. Penerbitan SIUP
1) SIUP diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan Perusahaan Perdagangan dan berlaku
perdagangan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, termasuk diberikan kepada penanam modal dalam negeri dan kepada penanaman modal asing sesuai dengan peraturan perundang- undangan dibidang penanaman modal.
Pemilik/Pengurus/Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan atas nama Perusahaan.
3) SIUP berlaku
selama Perusahaan
usaha dan wajib melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat penerbitan SIUP.
e. Kewenangan Penerbitan SIUP
1) Menteri memiliki kewenangan pengaturan SIUP.
penerbitan SIUP kepada :
a) Gubernur DKI Jakarta;
b) Bupati/Walikota di seluruh Indonesia kecuali provinsi DKI Jakarta.
3) Bupati/Walikota
melimpahkan
kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau pejabat yang
80 Direktorat Pembinaan SMK (2013) 80 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat. GI A
4) Gubernur DKI Jakarta melimpahkan T kewenangan penerbitan SIUP kepada A NB
Kepala Dinas yang bertanggungjawab di E bidang perdagangan atau pejabat yang
LA
bertanggungjawab dalam pelaksanaan JA Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat.
R2
Pejabat yang
bertanggungjawab
dalam
pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagaimana dimaksud dalam poin (3) dan (4) di atas harus berkoordinasi dengan Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan setempat dalam penerbitan SIUP.
5) Khusus Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, Gubernur DKI Jakarta Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada pejabat yang bertanggungjawab pada Badan
Pengusahaan
Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas setempat.
6) Khusus daerah terpencil, Bupati/Walikota dapat
melimpahkan
kewenangan
penerbitan SIUP kepada Camat setempat.
f. Pembinaan SIUP
1) Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melakukan pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan penerbitan SIUP secara nasional.
2) Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan pada pemerintah daerah provinsi melakukan pembinaan dan evaluasi dalam penyelenggaraan penerbitan SIUP di wilayah kerjanya.
3) Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan pada pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta melakukan
Direktorat Pembinaan SMK (2013) Direktorat Pembinaan SMK (2013)
A penerbitan SIUP.
E 4) Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perdagangan pada pemerintah
NB
A daerah
kabupaten/kota
melakukan
A pembinaan dan evaluasi
terhadap
GI pelaksanaan
penerbitan SIUP.
g. Pengurusan SIUP
1) SP-SIUP baru diajukan kepada Pejabat Penerbit SIUP (Bupati/Walikota) dengan mengisi formulir SP-SIUP (ada pada penjelasan berikut) dengan melampirkan dokumen
penjelasan kerikut).
2) SP-SIUP baru atau perubahan harus ditandatangani
Perusahaan Perdagangan di atas meterai cukup.
3) Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan ditandatangani
Perusahaan Perdagangan.
4) Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan SIUP paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, dengan menggunakan Formulir dengan ketentuan sebagai berikut: (a) warna hijau untuk SIUP Mikro; (b) warna putih untuk SIUP Kecil; (c) warna biru untuk SIUP Menengah;
dan (d) warna kuning untuk SIUP Besar.
persyaratan dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP membuat surat penolakan penerbitan SIUP kepada Pemohon SIUP paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya SP-SIUP.
82 Direktorat Pembinaan SMK (2013) 82 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
7) Pemilik SIUP yang akan membuka Kantor E Cabang atau Perwakilan Perusahaan,
LA
wajib melapor secara tertulis kepada JA Pejabat Penerbit SIUP di tempat
R2 kedudukan
seperti yang ada pada materi berikut dengan
pembukaan kantor cabang perusahaan”
8) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima laporan dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP mencatat dalam Buku Register Pembukaan Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan dan membubuhkan tanda tangan dan cap stempel pada halaman depan fotokopi SIUP Perusahaan Pusat.
9) Fotokopi SIUP yang telah didaftar sebagaimana dimaksud pada poin (8) di atas berlaku sebagai Surat Izin Usaha Perdagangan bagi Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan sesuai kedudukan
Perwakilan Perusahaan.
Perusahaan, Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab
Perusahaan
Perdagangan wajib mengajukan SP-SIUP perubahan dengan menggunakan fomulir seperti yang ada pada contoh formulir berikut.
11) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima SP-SIUP perubahan dengan dokumen pendukung secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan SIUP perubahan dengan
menggunakan
formulir
sebagaimana tercantum dalam contoh formulir berikut.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
12) Dalam hal SIUP hilang atau rusak,
A Penanggungjawab
Perusahaan
E Perdagangan yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan penggantian
NB
A SIUP kepada Pejabat yang menerbitkan
A SIUP ditempat kedudukan perusahaan, GI dengan
sebagaimana dimaksud dalam contoh formulir berikut.
13) Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterima permohonan penggantian SIUP dengan dokumen pendukung secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit
Pengganti dengan formulir sebagaimana tercantum dalam contoh formulir berikut.
14) Apabila data, informasi, dan keterangan yang disampaikan dalam: (a) SP-SIUP baru; (b) SP-SIUP
perubahan
dan/atau
penggantian yang hilang atau rusak; atau
(c) Laporan pendaftaran Kantor Cabang atau Kantor Perwakilan; ternyata tidak benar, maka SIUP, SIUP perubahan, dan/atau SIUP pengganti yang telah diterbitkan dan pencatatan pendaftaran Kantor Cabang atau Kantor Perwakilan
yang
telah
dilakukan dinyatakan batal dan tidak berlaku.
15) Setiap perusahaan perdagangan yang mengajukan permohonan SIUP baru, pendaftaran ulang, perubahan dan/atau penggantian SIUP yang hilang atau rusak tidak
Ketentuan ini sesuai dengan pasal 16 perubahan Permendag RI nomor 39 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan SIUP
84 Direktorat Pembinaan SMK (2013) 84 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
Apabila diperlukan oleh Menteri atau Pejabat Penerbit GI A
SIUP, Pemilik SIUP wajib menyampaikan laporan T mengenai pelaksanaan kegiatan usahanya dengan A NB
menggunakan “formulir Laporan Pelaksanaan Kegiatan” E
(yang ada pada contoh formulir berikut). Untuk lebih LA
jelasnya dapat dipelajari penjelasan di bawah ini: JA
1) Pemilik SIUP yang tidak melakukan R2 kegiatan usaha selama 6 (enam) bulan
perusahaannya wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP disertai alasan penutupan dan mengembalikan SIUP asli.
dimaksud pada poin (1), Pejabat Penerbit SIUP
menggunakan Formulir sebagaimana tercantum dalam contoh formulir berikut.
menyampaikan laporan perkembangan penerbitan dan pencabutan SIUP serta penutupan perusahaan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri cq. Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan dengan tembusan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, dan Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang Perdagangan pada pemerintah daerah provinsi dengan menggunakan formulir sebagaimana dalam contoh formulir berikut.
4) Laporan sebagaimana dimaksud pada poin (3) disampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali.
i. Sanksi
Perdagangan yang telah memiliki SIUP, yang melanggar ketentuan: (a) Tidak melakukan daftar ulang (b) Tidak melaporkan kantor cabang
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
(c) Tidak melaporkan perubahan data,
R2
pemilik, pengurus, penanggung jawab
JA
A perusahaan
E (d) Tidak melaporkan kegiatan usaha (e) Tidak melakukan kegiatan 6 bulan
NB
A berturut-turut atau menutup usaha.