Dalam (Rp.)

Dalam (Rp.)

Agustus September O k t o -

ber

Kab. Paser, Kaltim

1.601,28 1.585,30 1.632,62 1.636,59 1.579,19

795,47

Kab. Kutai Timur, Kaltim 1.407

Kab. Rohul, Riau

Kab. Sekadau, Kalbar

Kab. Sanggau, Kalbar

1.639,97 1.769,77 1.707,20 1.521,12 1.217,04

Kab. Merangin, Jambi

Sumber; Kab. Paser; SPKS Paser-Kanisius tereng, Petani kutim; Luth, Rohul riau; SPKS Rohul-situmorang, Sekadau; SPKS Sekadau- Ariin-, Sanggau; SPKS Sanggau- Cion Alexan-

der, Merangin; SPKS Merangin

Pet ani Sawit menj ual TBS ( dok. Fer i Ir awan)

23 Edisi II/ April ‘ 09- SW 10

“ Benar yang di ungkapkan Bapak, bahwa di t empat kami j uga begi t u, beber apa or ang t el ah membabat t an- aman-t anaman nenas kami , bar u ada pembi car aan akan adanya penanaman sawi t ol eh pi hak PTPN VIII. Lebi h kur ang 700-an pet ani nenas yang t el ah mengembang- kan t anaman i ni secar a t ur un t emur un t er ancam kehi l angan mat a pencar-

i an” kat a Bapak Memed Humaedi n, Ket ua Hi mpu- nan Pet ani Nenas dal am Semi nar Kaj i an dan Moni - t or i ng Kebi j akan Ekspansi Per kebunan Kel apa Sawi t Di Indonesi a, “ Dampak Per kebunan Kel apa Sawi t Ter hadap Ekol ogi , Konser- vasi dan Sosi al ” di Subang,

13 Mei 2009.

egiatan ini diharapkan untuk memberi pengetahuan terhadap berbagai pihak di Kabupaten Sub- ang berkenaan dengan dampak-

dampak sosial dan ekologis sistem perke- bunan kelapa sawit sebagai respon terhadap konversi tanaman menjadi kelapa sawit yang dilakukan oleh perkebunan PTPN

VIII. Seperti yang diketahui bersama,

wilayah Subang Selatan adalah wilayah pegunungan yang merupakan bagian dari sabuk pegunungan utara Jawa Barat, yaitu : Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Bukit Tunggul dan Gunung Burangrang sehingga penting sebagai wilayah konservasi dan tangkapan air. Dr Moeslihat K, Kepala BLH Kabupaten Subang sebagai salah satu nara- sumber menyatakan dalam kearifan ling- kungan alam sudan terdapat konsep Leuwe- ung larangan (1/3 ketinggian gunung pada puncaknya, semua tumbuhan dari tegakan dalam kawasan ini tidak boleh dijamah ma- nusia, kawasan ini adalah hak alam), leu- wung tutupan (1/3 gunung dibagian tengah , adalah hak kehidupan untuk menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun binatang, kawan ini tidak boleh diganggu manusia), leuweung baladaheun (1/3 ketinggian gunung paling bawah adalah hak manusia untuk mendap- atkan kesejahteraan selayak-layaknya se- suai kemampuan alam dan akalnya untuk pemanfaatan setempat (terkait kesejah- teraan)).

“Komoditas kelapa sawit tidak dialokasikan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten Subang artinya budidaya kelapa sawit tidak sesuai dengan peruntukan lahan. Untuk hal ini diperlukan pembahasan lebih lanjut- dan menempuh legal aspek untuk merevisi RTRW bersama DPRD”, demikian paparan lebih lanjut Dr Moeslihat K. A Surambo dari Sawit Watch memaparkan tentang dampak-dampak sosial berkenaan pemban- gunan perkebunan kelapa sawit skala besar yang terjadi di wilayah-wilayah lain. Konf-

lik dengan masyarakat lokal khususnya konlik lahan selalu muncul dalam pemban-

gunan kelapa sawit skala besar ketika pem- bangunan tersebut tidak mengedepankan aspek pembangunan sawit berkelanjutan.

Dalam seminar tersebut terungkap keluhan masyarakat berkenaan dengan kondisi saat ini dimana terjadi penurunan kualitas ber- bagai mata air bahkan dalam bulan-bulan tertentu salah satu mata air tersebut kering. Salah satu peserta yang mewakili PTPN

VIII mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Mari- hat mengungkapkan bahwa sawit tidak ber- pengaruh negatif terhadap keseimbangan ketersediaan air. Hal ini langsung direspon oleh masyarakat bahwa faktanya di wilayah subang sudah terjadi penurunan kualitas air saat ini, perlu dilihat kembali berke- naan apakah Subang sudah terwakili dalam wilayah penelitian di Penelitian tersebut.

Seminar ini mengerucut berupa perlunya dilakukan kajian ulang kembali berke- naan keberadaan perkebunan kelapa sawit, bahwa komoditas kelapa sawit tidak dia- lokasikan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten Subang dan diperlukan peneli- tian lebih mendalam apakah memang ke- beradaan sawit mengancam sumber-sumber air di wilayah Subang. Yang pasti, kebun sawit di Subang telah mengancam kebun- kebun Nenas, yang menjadi salah satu ciri masyarakat Subang.

(Nurhanudin Ahmad)

Akibat Sawit,

Petani Nenas Kehilangan Mata Pencarian