Hasil Penelitian

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

Penelitian ini mengambil lokasi pada Pemerintah Kota Surakarta sebagai pemegang otoritas penyusun regulasi perpajakan di Kota Surakarta, termasuk di dalamnya perpajakan perparkiran. Pemerintah Kota Surakarta tidak hanya berperan dalam penyusunan regulasi saja, namun juga sebagai pelaksana teknis pemungutan dan pengelolaan perpajakan di Kota Surakarta. Kota Surakarta sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Surakarta yang terdiri dari Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten, kemudian terpecah menjadi beberapa daerah yang berdiri sendiri, Surakarta dikenal sebagai daerah dengan status Kota. Karesidenan Surakarta yang dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah aministrasi Provinsi Jawa Tengah. Sejak berlakunya Undang- Undang Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.

Wilayah administrasi Kota Surakarta terdiri dari 5 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjarsari. Surakarta memiliki 51 kelurahan yang mencakup 592 RW dan 2.644 RT serta 123.360 KK. Batas administratif wilayah Kota Surakarta berturut-turut adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus urusan rumah tangga sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran.

commit to user

tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juni 1946. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.

Pemerintah Kota Surakarta mempunyai Visi dan Misi untuk membangun dan memajukan Kota Surakarta, yaitu:

a. Visi Visi Kota Surakarta adalah terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, dan olah raga.

b. Misi

1) Revitalisasi kemitraan dan pertisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai- nilai “Solo Kota Budaya”;

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dalam pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa;

3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah, sebagai pemacu tumbuh dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan;

4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demoktarisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan.

Pemerintahan Kota Surakarta sehari-hari dijalankan secara teratur dalam suatu sistem organisasi dan tata kerja. Pengaturan sistem organisasi dan tata kerja tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah. Penataan struktur organisasi dan tata kerja di Pemerintah Kota Surakarta dilaksanakan

commit to user

2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Berikut ini adalah Bagan Organisasi Perangkat Daerah Kota Surakarta:

Bagan 2. Bagan Organisasi Perangkat Daerah Kota Surakarta

Perangkat daerah merupakan lembaga daerah yang bertugas menyelenggarakan tugas pemerintahan sehari-hari dimana tanggung jawab pemerintahan daerah berada pada walikota sebagai eksekutif, sedangakan tanggung jawab legislatif ada pada DPRD. Deskripsi kedudukan, tugas, dan fungsi perangkat daerah Kota Surakarta diuraikan sebagai berikut:

KECAMATAN (5 Kecamatan)

KELURAHAN (51 Kelurahan)

LEMBAGA

TEKNIS DAERAH

DINAS DAERAH

LEMBAGA

LAIN

ASISTEN PEMERINTAHAN

ASISTEN PEREKONOMIAN,

PEMBANGUNAN

DAN KESRA

ASISTEN ADMINISTRASI

SEKRETARIAT DPRD

SEKRETARIAT

DAERAH

STAF AHLI

WALIKOTA

WAKIL WALIKOTA

DPRD

commit to user

Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Sekretariat daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

2) pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

3) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

4) pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan

5) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah pada Pemerintah Kota Surakarta terdiri dari:

1) Sekretaris Daerah;

2) Asisten Pemerintahan, membawahi:

a) Bagian Pemerintahan Umum, membawahi:

(1) Subbagian Administrasi Pemerintahan Umum; (2) Subbagian Otonomi Daerah; (3) Subbagian Administrasi Penataan Wilayah.

b) Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia, membawahi: (1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan; (2) Subbagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia; (3) Subbagian Dokumentasi Hukum.

c) Bagian Kerjasama, membawahi:

(1) Subbagian Kerjasama Dalam Negeri; (2) Subbagian Kerjasama Luar Negeri.

commit to user

membawahi:

a) Bagian Perekonomian, membawahi:

(1) Subbagian Pengembangan Usaha Daerah; (2) Subbagian Infrastruktur Perekonomian; (3) Subbagian Perekonomian Rakyat.

b) Bagian Administrasi Pembangunan, membawahi: (1) Subbagian Penyusunan Program; (2) Subbagian Pengendalian Program; (3) Subbagian Pelaporan.

c) Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahi: (1) Subbagian Kesejahteraan; (2) Subbagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan; (3) Subbagian Pemuda dan Olah Raga.

4) Asisten Administrasi, membawahi:

a) Bagian Organisasi dan Kepegawaian, membawahi: (1) Subbagian Kelembagaan; (2) Subbagian Ketatalaksanaan; (3) Subbagian Pendayagunaan Aparatur dan Kepegawaian.

b) Bagian Humas dan Protokol, membawahi:

(1) Subbagian Publikasi dan Dokumentasi; (2) Subbagian Analisis dan Kemitraan Media; (3) Subbagian Protokol.

c) Bagian Umum, membawahi: (1) Subbagian Tata Usaha Pimpinan dan Sandi Telekomunikasi; (2) Subbagian Rumah Tangga dan Keuangan; (3) Subbagian Perlengkapan.

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

commit to user

Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris dewan. Sekretaris dewan secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

1) penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;

2) penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

3) penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan

4) penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Susunan Organisasi Sekretariat DPRD pada Pemerintah Kota Surakarta terdiri dari:

1) Sekretaris DPRD.

2) Bagian Rapat dan Peraturan Perundangan, membawahi:

a) Subbagian Rapat dan Risalah;

b) Subbagian Penyusunan Peraturan dan Dokumentasi Hukum;

c) Subbagian Evaluasi dan Telaah Peraturan.

3) Bagian Keuangan, membawahi:

a) Subbagian Anggaran;

b) Subbagian Perbendaharaan dan Akuntansi.

4) Bagian Umum, membawahi:

a) Subbagian Tata Usaha;

b) Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan;

c) Subbagian Humas dan Protokol.

5) Kelompok Jabatan Fungsional

commit to user

Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas. Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

3) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Surakarta terdiri dari:

1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;

2) Dinas Kesehatan;

3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

7) Dinas Pekerjaan Umum;

8) Dinas Tata Ruang Kota;

9) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;

10) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah;

11) Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

12) Dinas Pengelolaan Pasar;

13) Dinas Pertanian;

14) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

commit to user

Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah. Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan, kantor, dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur. Kepala dan direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah. Lembaga teknis daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Lembaga teknis daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

2) pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

3) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pada lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dapat dibentuk unit pelaksana teknis tertentu untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kota Surakarta terdiri dari:

1) Inspektorat;

2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

3) Badan Kepegawaian Daerah;

4) Badan Lingkungan Hidup;

5) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana;

6) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;

7) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

8) Kantor Ketahanan Pangan;

commit to user

10) Rumah Sakit Umum Daerah.

e. Satuan Polisi Pamong Praja Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :

1) penyelenggaraan kesekretariatan;

2) penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

3) pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;

4) pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah;

5) pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

6) pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya;

7) pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;

8) pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota;

9) penyelenggaraan Sekretariat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah;

10) penyelenggaraan sosialisasi;

11) pembinaan jabatan fungsional. Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :

1) Kepala

2) Sekretariat, membawahi:

commit to user

b) Subbagian Keuangan;

c) Subbagian Umum dan Kepegawaian.

3) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, membawahi:

a) Seksi Operasi dan Pengendalian;

b) Seksi Pembinaan Kemasyarakatan.

4) Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah, membawahi:

a) Seksi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

b) Seksi Penyelidikan dan Penyidikan.

5) Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahi:

a) Seksi Satuan Linmas;

b) Seksi Bina Potensi Masyarakat.

6) Kelompok Jabatan Fungsional

f. Kecamatan Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kota. Kecamatan dipimpin oleh camat. Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Camat adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah di Lingkup Kecamatan. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi:

1) mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2) mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

3) mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang- undangan;

4) mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

5) mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

commit to user

7) melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

g. Kelurahan. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kota dalam wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh lurah. Lurah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui camat. Lurah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah di lingkup Kelurahan.

2. Kewenangan Pemerintah Kota Surakarta dalam Pengelolaan Pajak Perparkiran Kota Surakarta

Pembagian kewenangan oleh pemerintah pusat mencakup pembagian kewenangan terkait pemungutan dan pengelolaan perpajakan daerah. Kewenangan pengelolaan perpajakan oleh daerah ditetapkan oleh pusat melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemerintah Kota Surakarta menyusun Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan pengelolaan perpajakan daerah secara mandiri sesuai otonomi. Peraturan Daerah ini yang menjadi dasar pemungutan dan pengelolaan perpajakan di kota Surakarta.

Teknis penyelenggaraan kewenangan pengelolaan perpajakan pada Pemerintah Kota Surakarta terdapat pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA). Dasar hukum pembentukan DPPKA kota Surakarta ini didasarkan pada Pasal 35 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

DPPKA merupakan salah satu dinas daerah yang berada di bawah Sekretariat Daerah. Dinas ini dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan

commit to user

DPPKA merumuskan rencana stretegis dalam bentuk visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Visi dan misi DPPKA adalah:

a. Visi Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang optimal, efektif, transparan serta akuntabel, menuju kemandirian keuangan daerah guna mendukung pembangunan daerah.

b. Misi

1) Meningkatkan dan mengintensifkan pendapatan daerah secara

optimal.

2) Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pengelolaan keuangan dan

aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3) Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif efisien serta akuntable dengan memperhatikan azas kepatutan dan keadilan.

4) Meningkatkan pemberdayaan aset daerah secara efektif dan efisien. Tujuan dan sasaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Tujuan

1) Mengoptimalkan sumber – sumber pendapatan daerah untuk

mencapai target pendapatan yang ditetapkan.

2) Mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan

daerah berdasarkan peraturan yang berlaku.

3) Menyelamatkan dan memberdayakan aset pemerintah kota secara

optimal.

4) Meningkatkan profesionalisme dan peningkatan pelayanan kepada

masyarakat

commit to user

1) Terwujudnya pencapaian pendapatan daerah sesuai target yang

ditetapkan

2) Terwujudnya manajemen keuangan daerah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntable.

3) Terwujudnya pembakuan status hukum / pensertifikatan dan

perlindungan aset daerah.

4) Peningkatan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak.

DPPKA mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib retribusi.

d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi.

e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain.

f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain.

g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi.

h. Pengelolaan aset barang daerah.

i. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. j. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah. k. Penyelenggaraan sosialisasi. l. Pembinaan jabatan fungsional. m. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

commit to user

Pengelolaan Keuangan dan Aset meliputi:

a. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu:

1) hasil Pajak Daerah;

2) hasil Retribusi Daerah;

3) hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan

4) lain – lain PAD yang sah.

b. Dana Perimbangan, dan

c. Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah. Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan aset, DPPKA mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. penyusunan RKPD, KUA, PPAS dan RKA – SKPD;

b. penyusunan dan penetapan APBD;

c. pelaksanaan dan perubahan APBD;

d. panatausahaan Keuangan Daerah;

e. pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

f. pengendalian defisit anggaran dan penggunaan surplus APBD;

g. pengelolaan Kas Umum Daerah;

h. pengelolaan Piutang Daerah;

i. pengelolaan Investasi daerah; j. pengelolaan Barang Milik Daerah; k. pengelolaan dana cadangan; l. pengelolaan utang daerah; m. pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah; n. penyelesaian kerugian daerah; o. pengelolaan Keuangan badan layanan umum daerah; p. pengaturan pengelolaan keuangan daerah.

DPPKA Kota Surakarta yang dibentuk sesuai dengan ketentuan Pasal

35 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta,

commit to user

BIDANG PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN DOKUMENTASI

PENDAFTARAN SEKSI DAN

PENDATAAN

SEKSI DOKUMENTASI PENGOLAHAN DAN

DATA

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA

BIDANG ASET

SEKSI PERENCANAAN ASET

SEKSI PENGELOLAAN ASET

BIDANG PENETAPAN

PERHITUNG- SEKSI

AN

SEKSI PENERBITAN

SURAT KETETAPAN

UPTD

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN PERENCANAAN,

EVALUASI DAN

PELAPORAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUBBAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG PENAGIHAN

SEKSI PENAGIHAN DAN

KEBERATAN

SEKSI PENGURANGAN PAJAK

SEKSI ANGGARAN

SEKSI ANGGARAN

II

BIDANG PERBENDAHARAAN

SEKSI PERBENDAHARAAN

SEKSI

PERBENDAHARAAN II

BIDANG AKUNTANSI

SEKSI AKUNTANSI I

SEKSI AKUNTANSI II

Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut :

Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta dapat dilihat dari bagan di bawah ini:

Bagan 3. Bagan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan

Aset Kota Surakarta

commit to user

DPPKA terdiri dari:

a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahi:

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahi:

1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data.

d. Bidang Penetapan, membawahi:

1) Seksi Perhitungan;

2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

e. Bidang Penagihan, membawahi:

1) Seksi Penagihan dan Keberatan;

2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah.

f. Bidang Anggaran, membawahi:

1) Seksi Anggaran I;

2) Seksi Anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan, membawahi:

1) Seksi Perbendaharaan I;

2) Seksi Perbendaharaan II.

h. Bidang Akuntansi, membawahi:

1) Seksi Akuntansi I;

2) Seksi Akuntansi II.

i. Bidang Aset, membawahi:

1) Seksi Perencanaan Aset;

2) Seksi Pengelolaan Aset. j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). k. Kelompok Jabatan Fungsional.

commit to user

diatas, membawahi :

a. Sekretariat;

b. Bidang pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi;

c. Bidang Penetapan;

d. Bidang Penagihan;

e. Bidang Anggaran;

f. Bidang Perbendaharaan;

g. Bidang Akuntansi;

h. Bidang Aset;

i. Bidang UPTD; j. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. penyiapan

bahan

perumusan kebijkan

teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;

c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

commit to user

Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan; Subbagian Keuangan; dan Subbagian Umum Dan Kepegawaian. Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Bidang Pendaftaran, pendataan dan dokumentasi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendaftaran, pendataan, dokumentasi dan pengolahan data. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendaftaran dan pendataan;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang dokumentasi dan pengolahan data;

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi membawahi Seksi Pendaftaran dan Pendataan; dan Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi.

Bidang Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Penetapan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perhitungan;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penerbitan surat ketetapan;

c. Pelaksanaan tuags lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

commit to user

Penerbitan Surat Ketetapan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penetapan.

Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan, keberatan, pengurangan pajak daerah dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang penagihan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan dan keberatan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengurangan pajak daerah.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Penagihan membawahi Seksi Penagihan dan Keberatan; dan Seksi Pengurangan Pajak Daerah. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.

Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan, pengelolaan dan pengendalian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan APBD dan Perubahan APBD. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Anggaran mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang anggaran I.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijkan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang anggaran II.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

commit to user

II. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran.

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Perbendaharaan mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakanteknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan II.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Perbendaharaan membawahi Seksi Perbandaharaan I; dan Seksi Perbendaharaan II. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan.

Bidang akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyelenggaraan tata akuntansi keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Surakarta. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akuntansi I.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akuntansi II.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

commit to user

Akuntansi II. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi.

Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijaan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Aset mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan aset.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Aset membawahi Seksi Perencanaan Aset; dan Seksi Pengelolaan Aset. Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Aset.

UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang bertugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kota. Kegiatan teknis operasional yang dilaksanakan UPTD adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat sedangkan teknis penunjang adalah melaksanakan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas organisasi induknya. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungisonal yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan

commit to user

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan terhadap Pejabat Fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Besarnya pengenaan tarif pajak parkir yang ditentukan dalam Pasal 37 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah sebesar 25% dari jumlah penerimaan atau yang seharusnya diterima kepada penyelenggaran tempat parkir. Penyetoran pajak oleh wajb pajak parkir dilaksanakan setiap bulan yang diserahkan kepada DPPKA melalui prosedur teknis yang telah ditentukan. Prosedur pembayaran pajak parkir yang dilaksakan oleh DPPKA adalah sebagai berikut:

a. Wajib pajak parkir datang sendiri ke DPPKA atau diwakili oleh kuasa wajib pajak. Wajib pajak atau kuasanya langsung menuju ke Bidang Penagihan DPPKA.

b. Wajib pajak parkir melakukan pengambilan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), yaitu surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Wajib pajak yang memenuhi kewajibannya dengan cara membayar sendiri diwajibkan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD. Di dalam SPTPD terdapat beberapa komponen yang yang harus diisi dan dilengkapi oleh wajib pajak parkir atau kuasanya antara lain sebagai berikut:

1) Identitas Wajib Pajak, yang terdiri dari:

a) Nama Wajib Pajak;

b) Nama objek/Usaha;

c) Alamat Usaha; dan

d) NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah).

commit to user

a) Klasifikasi Usaha;

b) Jumlah Omzet;

c) Pajak Terutang (25% x Jumlah Omzet);

d) Sanksi Administrasi/Bunga;

e) Jumlah Pajak yang Dibayar.

3) Data Pendukung, yang terdiri dari:

a) Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);

b) Rekapitulasi Penjualan / Omzet;

c) Rekapitulasi Penggunaan Bukti Bayar/Nota/Bill;

d) Bukti Bayar/Nota/Bill;

e) Data Pendukung Lainnya.

4) Tanggal penyetoran pajak parkir.

5) Nama terang dan tanda tangan wajib pajak dan petugas penerima

setoran pajak parkir.

c. SPTPD ini dapat diambil maksimal 1 (satu) bulan sebelum penyetoran pajak parkir. SPTPD yang telah diambil oleh wajib pajak kemudian diisi dan dilengkapi. Setelah diisi dan ditanda tangani, maka SPTPD diserahkan kembali kepada DPPKA pada saat penyetoran pajak parkir.

d. Salah satu komponen yang harus dilengkapi dalam penyetoran pajak parkir adalah Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Surat ini berbentuk formulir yang bisa didapatkan di DPPKA bersamaan dengan penyetoran pajak parkir. Dalam Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) terdapat beberapa hal yang harus diisi oleh wajib pajak parkir atau kuasanya, antara lain sebagai berikut:

1) Nama Wajib Pajak;

2) Nama Objek/Usaha;

3) Alamat;

4) NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah);

5) Jenis Pajak;

6) Kode Rekening;

commit to user

8) Jumlah Pajak yang Harus Dibayar;

9) Tanggal, nama terang dan tanda tangan wajib pajak dan petugas. Penggunaan SSPD sebagai surat yang digunakan oleh wajib pajak parkir untuk melakukan penyetoran pajak parkir tidak diatur secara jelas dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Penggunaan SSPD di kota Surakarta mengacu kepada Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 52 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang menyebutkan bahwa SSPD merupakan bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

e. Setelah wajib pajak selesai melakukan pengisian formulir SPTPD dan kelengkapan lainnya, wajib pajak menyerahkan kembali SPTPD kepada DPPKA beserta sejumlah besar uang yang jumlahnya sesuai dengan jumlah pajak yang harus dibayar yang tertera pada SPTPD atau sebesar 25% dari omzet penyelenggaran tempat parkir. Jumlah ini sesuai dengan perhitungan sendiri yang dilakukan oleh wajib pajak parkir. Pajak Parkir merupakan pajak dengan sistem menghitung sendiri (self assessment system ) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sistem Menghitung Pajak Sediri (MPS). Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 56 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

f. Penyetoran pajak parkir setiap bulan dengan batas maksimal tanggal 10 tiap bulan adalah untuk bulan sebelumnya, sebagai contoh penyetoran pada bulan april merupakan penyetoran pajak untuk bulan maret.

g. Apabila seluruh proses diatas telah dilaksanakan oleh wajib pajak, maka proses pembayaran pajak parkir untuk bulan tersebut telah selesai.

commit to user

Daftar wajib pajak parkir di kota Surakarta pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:

No

Nama Wajib Pajak

Parkir Insidental wil Laweyan Koperasi Mekar PDAM Surakarta Hery / Hal kantor SAMSAT RS Paru-paru Pengelola Parkir Pringsewu Parwanto / RS Panti Waluyo Hotel Sunan / Dedy Santoso Wiratno / RS Panti Waluyo Yoga Utama Solo Square / PT Solo Indah DM Parkir RM Sederhana Graha Nikmat Rasa Parkir Merpati Dr. Yulius Widiarta / RS Kasih Ibu Wiratno / RS Kasih Ibu Parkir P. Wito PT ISS Parking Management Parkir Diamond / Joko Sudiro PT Center Park Kurniawan Adibroto, S.H Dr. Tunjung Hanurdaya, M.Sc Hendro Eko Saputro Sutopo Parkir / Blk SGM Solo Paragon Parkir Bu Jupri

A. Winarta / Gramedia R Sumaryono TP

Kec. Laweyan Jl. LU Adi Sucipto 143 Jl. Prof Suharso Jl. Prof Dr Soeharso Jl. Adi Sucipto Jl. S Riyadi / RS Panti Waluyo Jl. A Yani 40 Jl. Slamet Riyadi / RS Pnt Wal Jl. Dr Rajiman / selatan Jl. Slamet Riyadi 451 Jl. Slamet Riyadi Jl. Dr Rajiman – Laweyan Jl. Nitik Jl. Slamet Riyadi Jl. Slamet Riyadi / RS Ksh Ibu Halaman Stasiun Purwosari Jl. Slamet Riyadi Jl. Slamet Riyadi Jl. Slamet Riyadi / SGM Jl. Sunan Kalijogo 18 Hal YPAC Jl. Slamet Riyadi Hal Stock Well Jl. Slmt Riyadi Bekalang SGM Jl. Dr Sutomo No 135 Jl. Sunan Kalijogo Jl. Slamet Riyadi / Gramedia Hal Depan Sami Luwes

commit to user

Yudi Bambang Lelono Thomas Hariyanto / Sami Luwes Bagio Rachmanto / Bakso Titoti Suhardi / Steak Obonk Halaman Stadion Sriwedari Pengelola Parkir Tmn Sriwedari Parkir Apotik Kondang Waras Ratih Kartika Rini Suratin Drs Abdul Rozak / RS PKU Muh Sutamanto Solo Paragon Flexi Ratmin / Parkir Wonder Bakery Larisa Salon Ratmin / Parkir Ou Tea Alim Katono / Sta Balapan Hendarto Prasetiyo RS Brayat Minulyo Winartohadi Sri Raharjo Parkir PLN Manahan Susy Herawati Teguh Anggoro Priyo Raharjo Agus Setiawan / Apotik Bunda Hendri Rosandi Parkir Damai Parkir Raider Hendarto Prasetyo GOR Tapak Suci Muhammadiyah

Basement Sami Luwes Jl. Honggowongso Jl. Honggowongso Jl. Dr Supomo Jl. Bhayangkara Taman Sriwedari Jl. Dr Rajiman Jl. Slamet Riyadi 128 Jl. KH Ahmad Dahlan Jl. Ronggowarsito Jl. Slamet Riyadi Jl. Yosodipuro 133 Jl. Gajah Mada Jl. Gajah Mada Jl. Gajah Mada Jl. Gajah Mada Jl. Monginsidi Basement Ratu Luwes Jl. Setia Budi Jl. Depok 1 / IV Manahan Jl. Adi Sucipto Manahan Jl. Menteri Supeno Timur Terminal Tirtonadi Timur Terminal Gilingan Hal Cinderejo Lor Cinderejo Kidul RT 04 Jl. Monginsidi Jl. A Yani Gilingan Luwes Nusukan Sumber

commit to user

Pengelola Parkir Graha Saba Parkir Resto Layar / Widodo Parkir RM Nini Towong Drg. Willian Tenoyo / RS Dr. Oen Soelarso Eko Atmojo Sudiro Ari Seno S / Solo Net Slamiyadi / Rocket Chicken Ngadiyo Mesen Square Supardi Gunawan / Parkir TK Praja Beari Edi Supriyanto / Bengawan Sport Satria Jaya / RS Dr. Muwardi Unit Pengelola TSTJ Surakarta Driyono Ny. Suroyo Susanto Salam / BAF Jebres Kolam Renang Tirtomoyo Firdaus Sugeng Basuki / Kimia Parkir Timur RS Muwardi Parkir Toko Luwes Parkir Kopegtel Marsono Pengelola Parkir Parkir Insidental Pasar Kliwon P. Suharno / Kantor Pos Besar Parkir Pak Wayan Wakidi Anang Suparjo / Luwes Gading Sastro Suharjo / BNI Psr Kliwon Hj. S Michrab Siswoatmojo RS Kustati

Jl. Letjen Suprapto Jl. Abdul Muis Pringgading Jl. Arifin Jl. Brig Jend Katamso Jl. Monginsidi (SMU Warga) Jl. Monginsidi 25 Jl. Arifin 129 Jl. Brig Jend Katamso Jl. Urip Sumoharjo Jl. Urip Sumoharjo Jl. Urip Sumoharjo GOR Bengawan Jl. Kol Sutarto Jl. Ir. Sutami / Jurug Timur RS DR Muwardi Tegal Kuniran Jl. Kol. Sutarto Jebres Jl. Kol. Sutarto Jl. Kol. Sutarto 57 Timur RSUD DR Muwardi Debegan RT 1/RW 02 Mjsngo Jl. Jaya Wijaya RS. Mojosongo Wilayah Pasar Kliwon Jl. Jenderal Sudirman Jl. Arifin Ruko Sudirman Hal Supit Urang Jl. Veteran Jl. Wakid Hakim Belakang BNI 46 Psr Klw Jl. Kapt Mulyadi

commit to user

BNI 46 Hendri Widiyatmoko / Beteng Kantor Telkom / P. Sajani Rudy / Luwes Lojiwetan Galabo PT ISS Parking Management Parkir BRI Drs. Bambang S Futsal Copa Parkir Suhardi Parkir Aman Ny. Soekamso Hassan Rivai

Jl. Kapt Mulyadi Jl. Mayor Sunaryo Jl. Mayor Kusmanto Jl. Kapt Mulyadi Gladag Langen Bogan Jl. Mayor Sunaryo / PGS Jl. Kapt Mulyadi RM Kusumasari Jl. Slamet Riyadi Halaman Manis Jaya Jl. Yudhistira Jl. Brigjen Sudiarto 188 Jl. Yos Sudarso – Danukus

Tabel 1. Tabel Daftar Wajib Pajak Parkir Kota Surakarta tahun 2012

4. Permasalahan yang Muncul dalam Pelaksanaan Kewenangan Pengelolaan Perpajakan Perparkiran oleh Pemerintah Kota Surakarta

Pengenaan pajak parkir di kota Surakarta dibatasi pada parkir yang diselenggarakan di luar badan jalan, baik yang dikelola oleh perorangan atau badan hukum. Dalam Pasal 34 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah disebutkan bahwa objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha. Dalam hal ini, tempat parkir perkantoran tidak termasuk ke dalam objek pajak parkir selama hanya digunakan oleh pegawai dan karyawan di kantor yang bersangkutan. Di kota Surakarta terdapat beberapa objek tempat parkir diselenggarakan oleh pihak ketiga yang terlepas dari tempat usaha pokoknya. Dalam kondisi ini, maka pihak ketiga yang menyelenggarakan tempat parkir disebut sebagai wajib pajak parkir, masyarakat yang menggunakan fasilitas parkir disebut sebagai subjek pajak

commit to user

pokoknya disebut dengan objek pajak parkir. Untuk parkir yang diselenggarakan di badan jalan tidak termasuk dalam objek pajak parkir karena masuk ke ranah retribusi parkir.

Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Kota Surakarta terkait pengelolaan perpajakan perparkiran yang dilaksanakan oleh DPPKA memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Kendala ini sedikit banyak mempengaruhi pemasukan keuangan pada kas pemerintah kota Surakarta. Permasalahan yang muncul dalam pemungutan pajak parkir di Surakarta antara lain sebagai berikut:

a. Kelalaian penyelenggara tempat parkir dalam penyelenggaraan pembukuan. Pembukuan merupakan kewajiban penyelenggara tempat parkir dalam mengelola tempat parkir yang memuat segala laporan dan perkembangan tertulis mengenai objek pajak parkir. Kewajiban pembukuan ini diatur dalam Pasal 71 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Di dalam pembukuan memuat data mengenai tempat parkir, pemasukan, dan pengeluaran tempat parkir. Kelalaian pembukuan yang dimaksud disini bukan hanya berarti wajib pajak tidak melakukan pembukuan sama sekali, namun termasuk juga pembukuan yang tidak lengkap dan pembukuan fiktif yang tidak didasarkan pada kondisi sebenarnya. Kelalaian pembukuan ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara jumlah pembayaran pajak dan jumlah yang seharusnya dibayar oleh penyelenggara tempat parkir sebagai wajib pajak parkir. Hal ini merugikan Pemerintah Kota Surakarta dan secara tidak langsung merugikan masyarakat karena mengurangi pemasukan kas daerah.

b. Kesalahan penyelenggara tempat parkir sebagai wajib pajak dalam melakukan pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) untuk penyetoran pajak parkir terutang ke DPPKA. Kesalahan ini berupa pengisian SPTPD yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan. Hal ini dapat terjadi mengingat pajak parkir merupakan jenis

commit to user

dalam bahasa Indonesia disebut dengan pajak dengan sistem Menghitung Pajak Sendiri (MPS). Hal ini sesuai dengan Pasal 56 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Jadi wajib pajak menghitung sendiri jumlah pajak yang harus disetorkan ke kas daerah. Pajak dengan sistem menghitung sendiri (self assessment system ) sangat menuntut kejujuran wajib pajak dalam pengisian formulir SPTPD. Jumlah besarnya penyetoran pajak parkir yang telah ditetapkan dalam Pasal 37 Peraturan Daerah Kota Surakarta Kota Surakarta Nomor

4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah adalah sebesar 25% dari dasar pengenaan pajak parkir. Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir. Pengisian SPTPD dengan tidak benar atau tidak lengkap diancam dengan ketentuan pidana yang terdapat dalam Pasal 78 Peraturan Daerah Kota Surakarta Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

c. Kurangnya kepatuhan penyelenggara tempat parkir sebagai wajib pajak parkir dengan tidak melakukan penyetoran pajak parkir secara rutin setiap bulan kepada pemerintah kota Surakarta. Pasal 1 angka 27 menyebutkan bahwa Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Walikota paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang. Dalam teknis pelaksanaannya, penyetoran pajak parkir setiap bulan merupakan penyetoran untuk bulan sebelumnya, sebagai contoh penyetoran pada bulan april merupakan penyetoran pajak untuk bulan maret. Namun, dalam prakteknya masih ada saja wajib pajak yang menunggak penyetoran pajak ke DPPKA.

d. Pada acara-acara yang bersifat insidental yang menarik banyak pengunjung dan mengharuskan untuk mengadakan tempat parkir insidental, maka pendapatan parkir pada tempat parkir insidental masuk

commit to user

harus disetorkan kepada DPPKA sama dengan tempat parkir biasa yaitu sebesar 25% dari dasar pengenaan pajak parkir, namun yang membedakan dengan parkir biasa adalah pada penyelenggaraan tempat parkir insidental terdapat tim dari UPTD wilayah yang langsung melakukan pengecekan dan penagihan/eksekusi ke lapangan. Teknis pembayarannya juga tidak menunggu 1 (satu) bulan, namun langsung dibayarkan di tempat ataupun dibayarkan ke DPPKA sehari setelah kegiatan tersebut selesai. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan tempat parkir insidental ini adalah tidak adanya laporan mengenai pelaksanaan kegiatan/acara tertentu yang mengharuskan diadakannya parkir insidental, sehingga pemerintah daerah yang diwakili tim UPTD wilayah tidak mengetahui adanya pelaksanaan penyelenggaraan parkir pada kegiatan tersebut. Kendala lain adalah pengelolaan parkir yang diserahkan kepada warga masyarakat ataupun remaja/karang taruna setempat, sehingga penyelenggara kegiatan merasa tidak perlu melakukan pelaporan parkir insidental kepada pemerintah kota Surakarta karena beranggapan banwa keuangan yang masuk dari parkir insidental yang dikelola oleh warga masyarakat ataupun remaja/karang taruna setempat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Prinsipnya sama dengan pemanfaatan pajak daerah karena pajak daerah yang terkumpul dari masyarakat juga akan didistribusikan kembali ke masyarakar namun bukan dalam bentuk uang segar, tapi dalam bentuk lain seperti pembangunan sarana prasarana dan pembangunan tempat-tempat publik.

Langkah yang diambil oleh DPPKA untuk menindak penyelenggara tempat parkir yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut dilakukan dengan sanksi yang diberikan dalam beberapa tahap. Sanksi yang dikenakan kepada wajib pajak yang tidak patuh berupa klarifikasi dan teguran dengan Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III disertai dengan pendekatan secara persuasif kepada wajib pajak. Apabila Surat Peringatan dan pendekatan persuasif tidak membuahkan hasil, maka sanksi yang diambil

commit to user

Yustisi dilaksanakan oleh Tim Penegak Peraturan Daerah yang didampingi dan dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Namun, cara ini menjadi jalan terakhir yang ditempuh oleh DPPKA. Selama masih bisa diusahakan jalan lain maka DPPKA akan menempuh jalan tersebut sebelum melakukan Yustisi.

Pemerintah Kota Surakarta tidak bersifat kaku dalam penegakan Peraturan Daerahnya, selama masih bisa diselesaikan dengan musyawarah maka Pemerintah Kota Surakarta, atau dalam hal ini DPPKA akan menempuh jalan tersebut. Sangat memungkinkan DPPKA tidak sampai mengeluarkan Surat Peringatan I, Surat Peringatan II dan Surat Peringatan III atau Yustisi kepada wajib pajak yang tidak patuh.