Penelitian dan Tindakan
2. Penelitian dan Tindakan
a. Kelayakan Multimedia Interaktif
Kelayakan multimedia interaktif dapat diketahui dengan uji validasi tim ahli ( ahli media dan ahli materi), uji coba perorangan ( one to one evaluation), uji coba kelompok kecil ( small group evaluation) dan uji coba lapangan (field trial evaluation ) dengan memberikan skor penilaian pada multimedia interaktif dari beberapa aspek kriteria kelayakan. Berikut ini diskripsi validasi data dari tim ahli ( ahli media dan ahli materi), uji coba produk perorangan ( one to one evaluation ), uji coba kelompok kecil ( small group evaluation) dan uji coba lapangan (field trial evaluation).
1) Validasi ahli media Data validasi ahli media ini diperoleh melalui angket validasi media yang menggunakan Skala Likert dalam menentukan kelayakannya. Dalam pelaksanaanya, peneliti mengajukan kesediaan beliau untuk berkenan menjadi
commit to user
ahli media dalam penelitian ini, setelah beliau berkenan maka peneliti menyerahkan CD multimedia interaktif dan form yang berisi lembar penilaian yang nantinya dapat diisi oleh ahli media setelah mempelajari isi multimedia interaktif. Ahli media mengoperasikan dan mencoba menggunakan multimedia interaktif kemudian ahli media memberikan penilaian, masukan saran untuk dapat digunakan dalam penyempurnaan produk multimedia interaktif. Adapun aspek yang dinilai oleh ahli media adalah aspek keefektifan desain layar, kemudahan pengoperasian program, keefektifan navigasi, dan kemanfaatan produk dalam proses pembelajaran. Peneliti juga berdiskusi secara langsung dengan ahli media mengenai produk multimedia interaktif. Pada tahap validasi ahli media ini mengalami satu kali perbaikan atau revisi.
commit to user
Revisi yang disarankan ahli media dalam tahap ini antara lain :
a) Kurang sesuainya menu petunjuk dengan isi yang terdapat di dalamnya.
Untuk itu, lebih baik menu petunjuk diganti istilah overview.
Gambar 12. Tampilan Slide Petunjuk Sebelum Direvisi
Gambar 13. Tampilan Slide Overview Setelah Direvisi
b) Belum tersedianya petunjuk untuk mengerjakan soal test sehingga perlu
ditambahkan agar siswa lebih memahami cara mengerjakan soal test
commit to user
Gambar 14. Tampilan Slide Test Sebelum Direvisi
Gambar 15. Tampilan Slide Test Setelah Direvisi Penilaian ahli media ini berdasarkan pada 4 aspek kriteria penilaian, antara lain aspek keefektifan desain layar, aspek kemudahan dalam pengoperasian, aspek efektivitas navigasi dan aspek kemanfaatan multimedia interaktif. Deskripsi tentang penilaian ahli media pembelajaran disajikan pada lampiran 12. Hasil
commit to user
penilaian ahli media dapat ditampilkan melalui Gambar 16.
Gambar 16. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Validasi Ahli Media
Dari Gambar 16 dapat diketahui bahwa ahli media memberikan skor modus 4 pada aspek keefektivan desain layar, aspek kemudahan pengoperasian, serta aspek efektivitas navigasi dan memberikan skor modus 5 pada aspek kemanfaatan produk multimedia interaktif. Berdasarkan teknik analisis data, maka multimedia interaktif dinyatakan layak karena mendapatkan nilai modus minimal
4 dengan kategori baik oleh ahli media pembelajaran setelah melakukan revisi sesuai saran.
2) Validasi ahli materi Data validasi ahli materi ini diperoleh melalui angket validasi materi yang menggunakan Skala Likert dalam menentukan kelayakannya. Dalam pelaksanaanya ahli materi mencoba mengoperasikan multimedia interaktif dan mengamati materi – materi yang disajikan dalam multimedia interaktif. Kemudian ahli materi memberikan penilaian dan saran kritik pada angket yang telah disediakan. Adapun aspek yang dinilai oleh ahli materi antara lain aspek kualitas materi dan kemanfaatan multimedia interaktif. Peneliti juga berdiskusi langsung
Sk
o du
Aspek Penilaian
Aspek keefektivan desain layar Aspek kemudahan pengoperasiannya Aspek efektivitas navigasi yang digunakan dalam multimedia interaktif Aspek kemanfaatan produk multimedia interaktif
commit to user
kepada ahli materi, membahas tentang hal –hal yang perlu di revisi untuk menyempurnakan multimedia interaktif.
Revisi yang disarankan oleh ahli
materi untuk memperbaiki produk multimedia interaktif. Revisi dalam tahap ini antara lain :
commit to user
a) Bagian pendahuluan terdapat konsep yang harus diperbaiki yaitu mengenai keberadaan air yang tetap di mukabumi
Gambar 17. Slide Deskripsi Materi yang Belum Direvisi
Gambar 18. Slide Deskripsi Materi yang Telah Direvisi
commit to user
b) Mengganti gambar sungai berdasarkan arah kemiringan perlapis batuan/genetiknya dengan gambar yang lebih kontekstual dan lebih mudah dipahami
Gambar 19. Tampilan Slide Gambar Sungai Berdasarkan Genetic yang
Belum Direvisi
Gambar 20. Tampilan Slide Gambar Sungai Berdasarkan Genetic yang
Sudah Direvisi
commit to user
c) Menambahkan informasi Ground Water pada submateri air tanah
Gambar 21. Tampilan Slide Air Tanah Sebelum Direvisi
Gambar 22. Tampilan Slide Air Tanah (Groundwater) Setelah Direvisi
commit to user
d) Keterbacaan teks yang belum kontras sehingga perlu diganti warna tulisannya
Gambar 23. Tampilan Slide yang Belum Direvisi
Gambar 24. Tampilan Slide yang Sudah Direvisi
Penilaian ahli materi ini berdasarkan pada 2 aspek kriteria penilaian yaitu
commit to user
aspek kualitas materi dan aspek kemanfaatan materi. Deskripsi hasil penilaian ahli materi disajikan dalam lampiran 13. Perolehan skor modus pada penilaian ahli media terhadap multimedia interaktif dapat divisualisasikan dalam Gambar 25.
Gambar 25. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Validasi Ahli Materi
Dari Gambar 25 dapat diketahui bahwa ahli materi memberikan skor modus 4 pada aspek kualitas materi dan skor modus 5 pada aspek kemanfaatan materi. Berdasarkan teknik analisis data, maka multimedia interaktif dinyatakan layak karena mendapatkan nilai modus minimal 4 dengan kategori baik oleh ahli materi pembelajaran setelah melakukan revisi sesuai saran.
3) Uji coba perorangan ( one to one evaluation) Uji coba perorangan (one to one evaluation ) dilakukan oleh 6 siswa dan dilaksanakan di ruang Lab komputer SMA Negeri Colomadu pada tanggal 18 Mei 2012. Penentuan subyek uji coba menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pemilihan sampel secara merata pada siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah. Pemilihan siswa ini berdasarkan atas masukan saran guru pengampu mata pelajaran geografi.
Sk
o du
Aspek Kualitas Materi
Aspek Kemanfaatan Materi
commit to user
Dalam pelaksaannya sebelum siswa mengadakan uji coba produk tersebut, dihari yang berbeda siswa diberikan pre test, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari multimedia interaktif adalah 2 jam pelajaran ( 2x 45 menit ).
Adapun pelaksanaan dalam uji coba perorangan (one to one evaluation) sebagai berikut :
a) Di awal uji coba, siswa terlebih dahulu dijelaskan mengenai multimedia interaktif yang akan digunakan. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan atas hal-hal yang masih belum mereka mengerti terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Pengamatan ketika siswa menggunakan multimedia interaktif, keenam siswa tampak berkonsentrasi mempelajari isi materi dalam multimedia interaktif. Ada siswa mempelajari materi sesuai dengan prosedur tetapi ada juga siswa yang secara acak mempelajari materi sesuai dengan keinginan mereka. Secara umum pembelajaran dalam uji coba ini cukup kondusif dan karena jumlah siswanya 6 siswa sehingga peneliti masih bisa mengontrol siswa.
c) Memberikan test yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test). Test ini dapat dikerjakan langsung oleh siswa dalam program multimedia interaktif.
d) Meminta siswa untuk memberikan penilaian dengan menggunakan angket dan saran agar dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk multimedia interaktif ini.
Hal – hal yang perlu dilakukan perbaikan pada uji coba perorangan ( one to one evaluation ) dapat disajikan dalam Tabel 13.
commit to user
Tabel 13. Hal – Hal Yang Perlu Dilakukan Perbaikan Pada Uji Coba Perorangan ( One To One Evaluation)
Bagian yang perlu perbaikan
Jenis perbaikan
Saran perbaikan
Materi pelajaran
karena tidak tersedianya gambar
Perlu menambahkan gambar pendukung untuk memperjelas materi
Efektivitas navigasi
Terdapat tombol navigasi yang
tidak
berfungsi
Mengece k setiap tombol navigasi
dan memperbaiki tombol navigasi yang
tidak berfungsi
Games
Keberada an games yang membantu siswa memahami materi pelajaran namun
dirasa
levelnya masih kurang banyak
Menamb
ah level games agar siswa lebih termotivasi untuk mempelajari materi pelajaran
Sumber : Data Primer R&D 2011/2012 Deskripsi penilaian siswa dalam uji coba perorangan (one to one evaluation) akan dijelaskan dalam lampiran 14. Perolehan skor modus pada uji coba perorangan (one to one evaluation) dapat divisualisaikan pada Gambar 26.
commit to user
Gambar 26. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba Perorangan
Berdasarkan Gambar 26 dapat diketahui bahwa penilaian siswa pada uji coba perorangan pada 6 orang siswa ini mendapatkan nilai modus 4 yang dalam kriteria Likert masuk dalam kategori baik. Perolehan modus ini meliputi beberapa aspek, yaitu aspek kemudahan produk untuk dioperasikan dengan nilai modus 4 dengan pemilih 5 dari 6 orang siswa, aspek kemudahan produk untuk dipelajari isinya dengan nilai modus 4 dengan pemilih 5 dari 6 orang siswa, dan aspek kemenarikan tampilan dengan nilai modus 4 denga pemilih 4 dari 6 orang siswa. Dengan demikian, multimedia interaktif dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukkan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba perorangan.
4) Uji coba kelompok kecil (small group evaluation) Uji coba kelompok kecil ini dilakukan oleh 10 orang siswa dan dilaksanakan di Lab komputer SMA Negeri Colomadu pada tanggal 25 Mei 2012, uji coba kelompok kecil (small group evaluation) ini dilaksanakan setelah melakukan perbaikan berdasarkan revisi pada uji perorangan( one to one
Aspek Kemudahan Produk untuk Dioperasikan
Aspek Kemudahan Produk untuk
Dipelajari
Isinya
Aspek Kemenarikan
Tampilan
Nilai Modus
Jumlah Siswa
Nilai Modus Jumlah Siswa
commit to user
evaluation ). Data – data yang diperoleh dalam uji coba kelompok kecil (small group evaluation ) ini digunakan untuk bahan revisi atau perbaikan sebelum digunakan ke uji lapangan (field trial evaluation).
Dalam pelaksanaanya sebelum siswa mengadakan uji coba produk tersebut, Pada hari yang berbeda siswa diberikan pre test, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari multimedia interaktif itu 2 jam pelajaran (2x 45 menit). Adapun pelaksanaan siswa dalam uji coba kelompok kecil (small group evaluation) sebagai berikut :
a) Di awal uji coba, siswa terlebih dahulu dijelaskan mengenai multimedia interaktif yang akan digunakan. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan atas hal-hal yang masih belum mereka mengerti terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Pengamatan ketika siswa menggunakan multimedia interaktif, kesepuluh siswa tampak berkonsentrasi mempelajari isi materi dalam multimedia interaktif. Beberapa siswa mempelajari materi sesuai dengan prosedur tetapi ada juga siswa yang secara acak mempelajari materi sesuai dengan keinginan mereka. Secara umum pembelajaran dalam uji coba ini cukup kondusif dan karena jumlah siswanya juga hanya 10 siswa sehingga peneliti masih bisa mengontrol siswa. Kendala dalam pelaksanaan uji coba kelompok kecil ini, karena uji coba dilaksanakan setelah pulang sekolah sehingga siswa ingin cepat selesai mempelajari multimedia interaktif.
c) Memberikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (post test);
d) Bagian terakhir meminta siswa untuk memberikan penilaian dengan menggunakan angket dan saran agar dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk multimedia interaktif.
Hal – hal yang perlu direvisi dalam tahap uji coba kelompok kecil ini disajikan dalam Tabel 14.
commit to user
Tabel 14. Hal – Hal Yang Perlu Direvisi Dalam Tahap Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
Jenis perbaikan
Saran perbaikan
Durasi
Waktu
Kurangnya waktu yang dibutuhkan selama proses
pembelajaran
dikarenakan materi yang terlalu kompleks
Menyederhanakan materi yang kompleks sehingga
waktu pembelajaran menjadi lebih efisien
bervariasi dan terkesan monoton
Menambah variasi backsound music dengan musik instrumental yang sesuai
Komput
er
Terdapat beberapa komputer yang tidak mendukung format file Macromedia Flash
Mengganti format file Macromedia Flash menjadi format.exe agar bisa digunakan disemua komputer
Sumber : Data Primer R&D 2011/2012 Deskripsi penilaian siswa pada ujicoba kelompok kecil terhadap
multimedia interaktif disajikan dalam lampiran 15. Perolehan skor modus pada uji coba kelompok kecil (small group evaluation) dapat divisualisasikan dalam Gambar 27.
commit to user
Gambar 27. Histogram Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba Kelompok
Kecil (Small Group Evaluation)
Berdasarkan Gambar 27 dapat diketahui bahwa pada aspek penggunaan program multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada nilai Skala Likert adalah 4 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 9 siswa dari 10 siswa yang ada. Pada aspek kemudahan mempelajari isi multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada nilai Skala Likert adalah 4 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 6 dari 10 siswa yang ada dan pada aspek tampilan multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada Skala Likert adalah 4 masuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 8 dari 10 siswa. Dengan demikian, multimedia interaktif dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukkan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba kelompok kecil.
5) Uji coba lapangan ( field trial evaluation) Uji coba lapangan (field trial evaluation) ini dilakukan oleh 34 siswa dan dilaksanakan di Lab komputer SMA Negeri Colomadu pada tanggal 29 Mei 2012, Uji coba lapangan ini dilaksanakan setelah melakukan perbaikan berdasarkan
Aspek Kemudahan Produk untuk Dioperasikan
Aspek Kemudahan Produk untuk
Dipelajari
Isinya
Aspek Kemenarikan
Tampilan
Nilai Modus
Jumlah Siswa
Nilai Modus Jumlah Siswa
commit to user
revisi pada uji kelompok kecil (small group evaluation). Adapun pelaksanaan uji coba lapangan ini sama seperti uji kelompok perseorangan (one to one evaluation) dan kelompok kecil (small group evaluation). Penilaian siswa terhadap multimedia interaktif ini diperoleh melalui angket dengan menggunakan Skala Likert.
Adapun komentar dan saran dari siswa sebagai berikut :
a) Siswa mengatakan bahwa pembelajaran dengan multimedia interaktif ini sangat menarik dan membuat siswa menjadi lebih paham terhadap materi hidrosfer
b) Siswa merasa antusias dalam mempelajari materi karena disertai dengan gambar, video, animasi dan musik pengiring.
c) Siswa merasa senang karena materi pelajaran tidak hanya berupa teks semata, tapi juga terdapat permainan yang bersifat edukatif yang membuat mereka menjadi lebih terpacu untuk menguasai materi yang dikemas dalam permainan tersebut
d) Pemberian test dengan skor nilai yang langsung dapat diketahui membuat siswa menjadi mengerti tingkat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran, sehingga jika nilai yang mereka dapat belum cukup memuaskan mereka bisa mengulangi lagi materi yang masih belum dipahami
e) Kendala dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif ini adalah jika listrik mati pembelajaran model ini tidak dapat dilakukan dan terdapat beberapa komputer yang tidak dapat digunakan karena rusak
Deskripsi penilaian siswa dalam uji coba lapangan (field trial evaluation) disajikan dalam lampiran 16. Perolehan skor modus pada uji coba kelompok kecil (small group evaluation ) dapat divisualisasikan dalam Gambar 28.
commit to user
Gambar 28. Perolehan Nilai Modus pada Uji Coba Lapangan (Field Trial
Evaluation )
Berdasarkan Gambar 28 dapat diketahui bahwa pada aspek penggunaan program multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada nilai Skala Likert adalah 4 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 19 siswa dari 34 siswa yang ada. Pada aspek kemudahan mempelajari isi multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada nilai Skala Likert adalah 4 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 18 dari 34 siswa yang ada dan pada aspek tampilan multimedia interaktif skor modus yang diperoleh pada Skala Likert adalah 4 masuk dalam kategori baik dengan jumlah pemilih 22 dari 34 siswa. Dengan demikian, multimedia interaktif dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran hidrosfer di SMA yang ditunjukkan dengan perolehan modus 4 dari ujicoba lapangan.
Aspek Kemudahan Produk untuk Dioperasikan
Aspek Kemudahan Produk untuk
Dipelajari
Isinya
Aspek Kemenarikan
Tampilan
Nilai Modus
Jumlah Siswa
Nilai Modus Jumlah Siswa
commit to user
b. Efektivitas Multimedia Interaktif
Efektivitas multimedia interaktif dapat diketahui melalui pendekatan eksperimen yaitu dengan melihat perbandingan perubahan hasil belajar antara perlakuan dengan menggunakan program Macromedia Flash , program Power Point dan metode ceramah serta pendekatan analisis dengan melihat nilai ketuntasan klasikal siswa. Adapun kelas yang diberi perlakuan adalah :
1) Kelas X.5 menggunakan multimedia interaktif
2) Kelas X.2 menggunakan program power Point
3) Kelas X.7 menggunakan metode ceramah Pemilihan kelas dilakukan dengan melihat nilai siswa pada semester I yang dianggap memiliki kemampuan sama dan tidak memiliki perbedaan nilai yang signifikan. Dalam prakteknya, untuk mengetahui kemampuan atau pemahaman awal siswa mengenai materi hidrosfer maka semua siswa diberikan tes awal/pre test yang berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Setelah itu, masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda sesuai dengan yang telah disebutkan di atas dan terakhir semua siswa diberi tes akhir/post test untuk mengetahui hasil belajar mereka.
Berikut adalah deskripsi tentang masing-masing perlakuan:
1) Perlakuan Menggunakan Metode Ceramah Kelas yang menggunakan metode ceramah adalah kelas X.7. Dalam pelaksaannya sebelum siswa menggunakan metode ceramah, dihari yang berbeda siswa diberikan pre test, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pembelajaran menggunakan metode ceramah ini menggunakan model pembelajaran picture and picture sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada lampiran 5. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, lalu siswa diberi tes akhir/post test untuk mengetahui hasil belajar mereka. Perolehan nilai pre test dan post test pada siswa dengan menggunakan metode ceramah dapat dilihat pada lampiran 21.
Untuk lebih mudah dipahami, maka Perolehan nilai pre test dan post test pada kelas eksperimen menggunakan metode ceramah dapat disajikan dalam Gambar 29.
commit to user
Gambar 29. Perolehan Nilai Pre Test Dan Post Test Siswa Pada Kelas
yang Menggunakan Metode Ceramah
Berdasarkan Gambar 29 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada saat pre test adalah 42,79 dan rata-rata nilai siswa pada saat post test adalah 61,32. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 18,53 dengan persentase sebesar 48,07%. Dari nilai post test juga dapat diketahui jika nilai ketuntasan klasikal siswa adalah sebesar 61,32 dari nilai minimum ketuntasan siswa yang ditetapkan oleh guru sebesar 70 sehingga dapat disimpulkan jika perlakuan menggunakan metode ceramah belum mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru.
2) Perlakuan Menggunakan Program Power Point Kelas yang menggunakan multimedia interaktif program Power Point adalah kelas X.2. Dalam pelaksanaannya sebelum siswa menggunakan multimedia interaktif program Power Point , dihari yang berbeda siswa diberikan pre test , tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari multimedia interaktif itu 2 jam pelajaran ( 2x
Pre Test
42.79
Post Test
61.32
Pre Test Post Test
commit to user
45 menit ) sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada lampiran 5. Adapun kondisi siswa dalam pembelajaran multimedia interaktif program Power Point sebagai berikut :
a) Di awal uji coba, siswa terlebih dahulu dijelaskan mengenai multimedia pembelajaran interaktif yang akan digunakan.
b) Pengamatan ketika siswa menggunakan multimedia interaktif, siswa tampak berkonsentrasi mempelajari isi materi dalam multimedia interaktif. Beberapa siswa mempelajari materi sesuai dengan prosedur tetapi ada juga siswa yang secara acak mempelajari materi sesuai dengan pemahaman mereka.
c) Setelah mempelajari materi, siswa lalu diberi post test untuk mengukur hasil belajar mereka. Hasil belajar siswa yang berupa nilai pre test dan post test pada perlakuan menggunakan Power Point disajikan pada lampiran 22. Perolehan nilai pre test dan post test pada kelas eksperimen menggunakan Power Point dapat disajikan dalam Gambar 30.
Gambar 30. Perolehan Nilai Pre Test Dan Post Test Siswa Pada Kelas
yang Menggunakan Program Power Point
Power Point
Pre Test
47.42
Post Test
70.9
Pre Test Post Test
commit to user
Berdasarkan Gambar 30 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada saat pre test adalah 47,42 dan rata-rata nilai siswa pada saat post test adalah 70,90. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 23,48 dengan persentase sebesar 51,88%. Hasil ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dilihat dari rata-rata perolehan nilai post test siswa sebesar 70,90 dari nilai minimum ketuntasan siswa yang ditetapkan oleh guru sebesar 70, sehingga dapat disimpulkan jika perlakuan menggunakan metode Power Point sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru.
3) Perlakuan Menggunakan Program Macromedia Flash Kelas yang menggunakan multimedia interaktif program Macromedia Flash adalah kelas X.5. Dalam pelaksanaannya sebelum siswa menggunakan multimedia interaktif program Macromedia Flash dihari yang berbeda siswa diberikan pre test, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Waktu yang diperlukan siswa untuk mempelajari multimedia interaktif itu 2 jam pelajaran ( 2x 45 menit ) sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada lampiran 5. Adapun kondisi siswa dalam pembelajaran multimedia interaktif program Macromedia Flash sebagai berikut :
a) Di awal uji coba, siswa terlebih dahulu dijelaskan mengenai multimedia pembelajaran interaktif yang akan digunakan.
b) Pengamatan ketika siswa menggunakan multimedia interaktif, siswa tampak berkonsentrasi mempelajari isi materi dalam multimedia interaktif. Beberapa siswa mempelajari materi sesuai dengan prosedur tetapi ada juga siswa yang secara acak mempelajari materi sesuai dengan pemahaman mereka.
c) Setelah mempelajari materi, siswa lalu diberi post test untuk mengukur hasil belajar mereka Hasil belajar siswa yang berupa nilai pre test dan post test pada perlakuan menggunakan Macromedia Flash disajikan pada lampiran 23. Perolehan nilai pre test dan post test pada kelas eksperimen menggunakan Macromedia Flash dapat disajikan dalam Gambar 31.
commit to user
Gambar 31. Perolehan Nilai Pre Test Dan Post Test Siswa Pada Kelas yang Menggunakan Program Macromedia Flash
Berdasarkan Gambar 31 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada saat pre test adalah 50,58 dan rata-rata nilai siswa pada saat post test adalah 76,20. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar 25,61 dengan persentase sebesar 54,26%. Hasil ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dilihat dari rata-rata perolehan nilai post test siswa sebesar 76,20 dari nilai minimum ketuntasan siswa yang ditetapkan oleh guru sebesar 70, sehingga dapat disimpulkan jika perlakuan menggunakan metode Macromedia Flash sudah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru.
Tingkat efektivitas multimedia interaktif dapat diketahui melalui 2 metode pendekatan yaitu pendekatan analisis dan pendekatan eksperimen. Pendekatan analisis dilakukan dengan mengetahui nilai ketuntasan belajar klasikal siswa yang dalam hal ini mengacu pada nilai KKM sebesar 70 dan pendekatan eksperimen dengan melakukan perbandingan perubahan hasil belajar antar ketiga perlakuan pembelajaran. Perlakuan pembelajaran yang tingkat perubahan hasil belajarnya
Macromedia Flash
Pre Test
50.58
Post Test
76.2
Pre Test Post Test
commit to user
tinggi dan nilai ketuntasan klasikal siswanya mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh guru maka dapat dikatakan perlakuan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran yang paling efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan perlakuan pembelajaran lainnya.
Perbandingan nilai siswa pada setiap perlakuan pembelajaran dapat dijelaskan melalui Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan Kenaikan Nilai Pembelajaran Multimedia Interaktif dengan Macromedia Flash , Power Point dan Metode Ceramah
est
Perlakuan dengan Macromedia
Flash
Perlaku an dengan Power Point
Perlaku an dengan ceramah
Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rata
Nilai Rata-rata
re test
ost test
K enaikan
K enaikan (%)
Sumber : Data primer R&D 2011/2012
commit to user
Untuk lebih jelasnya, perbandingan perolehan nilai Pre test dan Post test pada perlakuan menggunakan Macromedia Flash, Power Point, dan ceramah dapat divisualkan melalui Gambar 32.
Gambar 32. Histogram Perbandingan Nilai Pre test dan Post test
Pembelajaran Multimedia Interaktif, Flash, Power Point dan Metode Ceramah
Berdasarkan Gambar 32 dapat diketahui bahwa :
1) Pada perlakuan menggunakan program Macromedia Flash nilai ketuntasan klasikal siswa sebesar 76,20 dengan nilai pre test yang didapat adalah 50,58 dan nilai post test yang didapat adalah 76,20, sehingga dapat dihitung perubahan hasil belajarnya adalah sebesar 25,61 dengan persentase sebesar 54,26%.
2) Pada perlakuan menggunakan program Power Point nilai ketuntasan klasikal siswa sebesar 70,90 dengan nilai pre test yang didapat adalah 47,42 dan nilai post test yang didapat adalah 70,90, sehingga dapat dihitung perubahan hasil belajarnya adalah sebesar 23,48 dengan persentase sebesar 51,88%.
Power Point
Ceramah
Pre Test
50.58 47.42 42.79
Post Test
76.20 70.90 61.32
Pre Test Post Test
commit to user
3) Pada perlakuan menggunakan metode ceramah nilai ketuntasan klasikal siswa sebesar 61,32 dengan nilai pre test yang didapat adalah 42,79 dan nilai post test yang didapat adalah 61,32, sehingga dapat dihitung perubahan hasil belajarnya adalah sebesar 18,53 dengan persentase sebesar 61,32%.
Dalam penelitian ini, perlakuan pembelajaran menggunakan metode ceramah digunakan sebagai kelas kontrol dalam menentukan tingkat efektivitas multimedia interaktif. Dari data tersebut dapat diketahui besar nilai ketuntasan klasikal siswa pada perlakuan menggunakan metode ceramah adalah sebesar 61,32, pada perlakuan menggunakan program Power Point sebesar 70,90, dan pada perlakuan menggunakan program Macromedia Flash sebesar 76,20. Diketahui pula bahwa perubahan hasil belajar menggunakan metode ceramah adalah sebesar 18,53 (61,32%), perubahan hasil belajar menggunakan program Power Point sebesar 23,48 (51,88%), dan perubahan hasil belajar menggunakan program Macromedia Flash sebesar 25,61 (54,26%). Dengan demikian dapat dihitung besar perbandingan perubahan hasil belajar antara metode ceramah dengan menggunakan program Power Point adalah sebesar 26,71%, sedangkan besar perbandingan perubahan hasil belajar antara metode ceramah dengan menggunakan program Macromedia Flash adalah sebesar 38,21%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif menggunakan Macromedia Flash dinyatakan lebih efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran hidrosfer yang ditunjukkan dengan lebih tingginya nilai perubahan hasil belajar yang disertai dengan nilai ketuntasan klasikal siswa.