Gambaran Kesiapan Sekolah dalam Implementasi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Berdasarkan Aspek Peserta Didik
4.5.1.1.6. Gambaran Kesiapan Sekolah dalam Implementasi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Berdasarkan Aspek Peserta Didik
Sekolah yang menunjukkan kesiapan dalam komponen peserta didik adalah sekolah yang memperhatikan keberagaman peserta didik, untuk itu sekolah juga dituntut agar dapat melakukan identifikasi terlebih dahulu serta mampu merencanakan tindakan selanjutnya. Identifikasi ABK dapat dilakukan oleh guru kelas, orangtua anak, dan atau tenaga profesional terkait. Data diambil dengan menggunakan angket kesiapan sekolah inklusi berdasar aspek peserta didikyang terdiri dari 13 butir soal item valid dengan skor maksimum 5 dan skor minimum 1 sehingga kesiapan sekolah berdasar aspek peserta didik dapat dinyatakan sebagai berikut: Range
= Data maksimal – Data minimal Data Maksimal
= Jumlah item x Skor maksimal = 13 X 5 = 65
Data Minimal = Jumlah item x skor minimal = 13 x 1 = 13
Luas Jarak Sebaran = Jumlah data maksimal – Jumlah data minimal
= 65 - 13 = 52
Deviasi Standar (s) = Luas jarak sebaran : enam satuan deviasi
Mean Teoritisnya (µ) = Jumlah item x 3 (kategori)
= 13 x 3 = 39
Maka didapat pembagiankategori interval sebagai berikut:
Tabel 4.40.
Kategori Interval Kesiapan Sekolah Pada Aspek Peserta Didik
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
Cukup siap
Siap Deskripsi data tersebut di atas memberikan sebuah gambaran
47,67 ≤ X
mengenai distribusi skor angket pada kelompok responden yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan responden pada aspek peserta didik yang diteliti di Sekolah Dasar Inklusi di Kota Salatiga.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden penelitian yang mempunyai skor kurang dari 30,33 menilai sekolah penyelenggara pendidikan anak berkebutuhan khusus di Kota Salatiga masih tergolong tidak siap dalam aspek peserta didik. Jika responden penelitian mempunyai skor antara 30,33 hingga 47,67 maka subyek menilai kesiapan sekolah dalam aspek peserta didik tegolong cukup siap. Sedangkan jika responden mempunyai skor lebih dari 47,67 maka responden menilai sekolah dasar telah siap dalam mengimplementasikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus berdasarkan aspek peserta didik. Lebih lanjut mengenai tingkat kesiapan sekolah dalam implementasi pendidikan anak berkebutuhan khusus berdasarkan aspek peserta didik dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.41.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Sekolah Pada Aspek Peserta Didik Interval
Jumlah subjek Prosentase X < 30,33
Kategori
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
6 12,24 % 47,67 ≤ X
Cukup siap
Siap
49 100 % Tabel di atas sebanyak 43 orang menilai sekolah dikategorikan
Jumlah
siap dalam aspek peserta didik, 6 responden mengkategorikan kondisi siap dalam aspek peserta didik, 6 responden mengkategorikan kondisi
Persentase Kesiapan Peserta Didik
tidak siap cukup siap siap
Gambar 4.7. Diagram Presentase Kesiapan Aspek Peserta Didik Diagram di atas menunjukan bahwa persentase Sekolah Dasar Inklusi di Kota Salatiga yang telah siap dalam aspek peserta didik sebanyak 87,76%,,kategori cukup siap sebanyak 12,24%, dan tidak ada sekolah inklusi yang kategori tidak siap.
a. Kesiapan Peserta Didik SD Blotongan 03 Tingkat kesiapan siswa di SD Blotongan 03 yang diambil dari data 9 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.42.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Peserta Didik di SD Blotongan 03 Interval
Prosentase X < 30,33
Kategori
Jumlah subjek
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
Cukup siap
47,67 ≤ X
Siap
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan seluruh responden yaitu 9 guru menilai siswa di SD Blotongan 03 tergolong siap dalam proses implementasi pendidikan inklusi.
b. Kesiapan Peserta Didik SD Pulutan 02 Tingkat kesiapan siswa di SD Pulutan 02 yang diambil dari data 10 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.43.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Peserta Didik di SD Pulutan 02 Interval
Jumlah subjek Prosentase X < 30,33
Kategori
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
Cukup siap
10 100 % Tabel di atas menunjukkan seluruh responden yaitu 10 guru menilai
Jumlah
siswa di SD Pulutan 02 tergolong siap dalam proses implementasi pendidikan inklusi.
c. Kesiapan Peserta Didik SD Mangunsari 06 Tingkat kesiapan siswa di SD Mangunsari 06 yang diambil dari data 9 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.44.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Peserta Didik di SD Mangunsari 06 Interval
Jumlah subjek Prosentase X < 30,33
Kategori
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
1 11,11 % 47,67 ≤ X
Cukup siap
Siap
9 100 % Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebesar 8
Jumlah
dari 9 guru menilai siswa di SD Mangunsari 06 tergolong siap dalam proses implementasi pendidikan inklusi.
d. Kesiapan Peserta Didik SD Sidorejo Kidul 02 Tingkat kesiapan siswa di SD Sidorejo Kidul 02 yang diambil dari data
10 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.45.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Peserta Didik di SD Sidorejo Kidul 02 Interval
Jumlah subjek Prosentase X < 30,33
Kategori
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
4 40 % 47,67 ≤ X
Cukup siap
Siap
10 100 % Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 6 dari 10
Jumlah
guru menilai siswa di SD Sidorejo Kidul 02 tergolong siap dalam proses implementasi pendidikan inklusi.
e. Kesiapan Peserta Didik SD Dukuh 02 Tingkat kesiapan siswa di SD Dukuh 02 yang diambil dari data 11 responden dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.46.
Distribusi Frekuensi Kesiapan Peserta Didik di SD Dukuh 02 Interval
Jumlah subjek Prosentase X < 30,33
Kategori
Tidak siap
30,33 ≤ X < 47,67
1 9,09 % 47,67 ≤ X
Cukup siap
Siap
11 100 % Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebesar 10
Jumlah
dari 11 guru menilai siswa di SD Dukuh 02 tergolong cukup siap dalam proses implementasi pendidikan inklusi.