Penyusutan Aktiva Tetap Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap

Penggantian adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mengganti bagian yang rusak dari aktiva tetap. Biaya dari penggantian ini dapat dibebankan ke expenses atau dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap. Hal ini tergantung pada besar kecilnya penggantian tersebut. e. Penambahan nilai Penambahan nilai adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki aktiva tetap kemungkinan aktiva tersebut tidak dalam keadaan rusak dengan maksud tidak hanya sekedar agar aktiva tetap tersebut dapat menjalankan fungsinya, melainkan juga untuk menambah nilai atau memperpanjang umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Pengeluaran ini dikapitalisasikan keperkiraan aktiva tetap apabila menambah nilai.

4. Penyusutan Aktiva Tetap

Seluruh aktiva tetap milik perusahaan harus disusutkan. Nilai penyusutan tergantung pada metode yang digunakan oleh perusahaan, terkecuali untuk aktiva berbentuk tanah yang tidak dapat disusutkan kecuali tanah tersebut merupakan lokasi tambang. Menurut PSAK No. 17 paragraf 02 IAI:2004 “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi”. Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode menurut Warren, Reeve dan Fess Universitas Sumatera Utara 2005:497 yaitu: “a biaya awal aktiva tetap, b umur manfaat yang diperkirakan, dan c estimasi nilai pada akhir umur manfaat”. Metode penyusutan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetapnya menurut PSAK No. 17 paragraf 01 IAI:2004 dapat dikelompokkan dalam kriteria sebagai berikut: a. berdasarkan waktu: 1 metode garis lurus straight-line method 2 metode pembebanan yang menurun: - metode jumlah-angka-tahun sum-of-the-years-digit method; - metode saldo-menurun saldo-menurun-ganda decliningdouble- declining balance method. b. berdasarkan penggunaan: 1 metode jam-jasa service-hours method; 2 metode jumlah unit produksi productive-output method. c. berdasarkan kriteria lainnya: 1 metode berdasarkan jenis dan kelompok grup and composite method; 2 metode anuitas annuity method; 3 metode persediaan inventory systems. Metode garis lurus Metode garis lurus menghasilkan beban penyusutan yang bernilai sama besar tiap tahunnya serta penurunan manfaat aktiva tetap yang konstan dari periode ke periode. Beban penyusutan = Biaya perolehan – Nilai residu _ per tahun Taksiran masa manfaat aktiva dalam tahun Beban penyusutan = Biaya perolehan – Nilai residu x Tarif per tahun garis lurus Tarif garis lurus = 100 _ _ Taksiran masa manfaat Universitas Sumatera Utara Contoh : Peralatan dibeli seharga Rp. 15.000.000,- nilai residu ditaksir Rp. 2.500.000,- estimasi umur manfaatnya 5 tahun, maka Beban penyusutan = Rp. 15.000.000 – Rp. 2.500.000 _ = Rp. 2.500.000,- per tahun 5 Tabel 2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Rp Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 15.000.000 20 2.500.000 2.500.000 12.500.000 2 15.000.000 20 2.500.000 5.000.000 10.000.000 3 15.000.000 20 2.500.000 7.500.000 7.500.000 4 15.000.000 20 2.500.000 10.000.000 5.000.000 5 15.000.000 20 2.500.000 12.500.000 2.500.000 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode jumlah angka tahun Dengan metode jumlah angka tahun, beban penyusutan berkala akan menurun sepanjang umur taksiran itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun ke harga perolehan dikurangi taksiran nilai residu semakin kecil. Penyebut dari pecahan itu tetap, yaitu jumlah angka-angka yang menunjukkan umur dari aktiva. Pembilang dari pecahan itu, yang setiap tahunnya berubah, adalah jumlah sisa umur aktiva. Beban penyusutan = Biaya perolehan x Periode manfaat yang tersisa yang tersusutkan Jumlah angka – tahun Jumlah angka – tahun = N N+1_ 2 N : masa manfaat aktiva tahun Universitas Sumatera Utara Dengan contoh yang sama maka penyusutan peralatan sebagai berikut: Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka – Tahun Rp Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 15.000.000 515 4.166.667 4.166.667 10.833.333 2 15.000.000 415 3.333.333 7.500.000 7.500.000 3 15.000.000 315 2.500.000 10.000.000 5.000.000 4 15.000.000 215 1.666.667 11.666.667 3.333.333 5 15.000.000 115 833.333 12.500.000 2.500.000 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode saldo menurun Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun, sesuai dengan anggapan semakin tua aktiva tetap, kemampuan berkapasitasnya juga semakin menurun. Tarif penyusutan = 1 – n Nilai residu : Biaya Perolehan n : estimasi masa manfaat Dengan contoh yang sama, maka penyusutan dapat dihitung sebagai berikut: Tarif penyusutan = 1 – 5 Rp. 2.500.000 : Rp. 15.000.000 = 0.3 = 30 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Rp Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 15.000.000 30 4.500.000 4.500.000 10.500.000 2 15.000.000 30 3.150.000 7.650.000 7.350.000 3 15.000.000 30 2.205.000 9.855.000 5.145.000 4 15.000.000 30 1.543.500 11.398.500 3.601.500 5 15.000.000 30 1.080.450 12.478.950 2.521.050 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode Saldo Menurun Ganda Metode saldo menurun ganda menghitung beban penyusutan per periode dengan melipatduakan tarif penyusutan metode garis lurus dan mengalikannya dengan nilai buku aktiva tetap. Penyusutan = 2 x Tarif garis lurus x Nilai buku pada awal tahun per tahun Dengan contoh yang sama, maka penyusutan dapat dihitung sebagai berikut: Tarif penyusutan = 2 x 20 = 40 Tabel 2.4 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda Rp Tahun Biaya Tarif Beban Akumulasi Nilai Perolehan Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 15.000.000 40 6.000.000 6.000.000 9.000.000 2 15.000.000 40 3.600.000 9.600.000 5.400.000 3 15.000.000 40 2.160.000 11.760.000 3.240.000 4 15.000.000 40 1.296.000 13.056.000 1.944.000 5 15.000.000 40 777.600 13.833.600 1.166.400 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Universitas Sumatera Utara Metode Jam Jasa Metode jam jasa beranggapan bahwa nilai aktiva tetap merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva tetap itu tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang dipakainya. Beban penyusutan dihitung sesuai dengan penggunaan jam kerja aktiva itu selama berproduksi. Penyusutan per jam = Biaya Perolehan – Nilai Residu _ Taksiran total jam kerja produktif Beban penyusutan = Jumlah jam kerja x Penyusutan per jam Dengan contoh di atas dan jam kerja peralatan ditaksir 50.000 jam maka: Penyusutan per jam = Rp. 15.000.000 – Rp. 2.500.000 _ = Rp. 250,- 50.000 Tabel 2.5 Penyusutan Menurut Metode Jam Jasa Rp Tahun Jam kerja Tarif Beban Akumulasi Nilai Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 12.000 250 3.000.000 3.000.000 12.000.000 2 8.000 250 2.000.000 5.000.000 10.000.000 3 9.000 250 2.250.000 7.250.000 7.750.000 4 14.000 250 3.500.000 10.750.000 4.250.000 5 7.000 250 1.750.000 12.500.000 2.500.000 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode jumlah unit produksi Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Dasar penyusutannya adalah harga perolehan Universitas Sumatera Utara dikurangi nilai sisa, sehingga beban penyusutan setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif penyusutan dengan dasar penyusutan. Penyusutan per unit produksi = Biaya Perolehan – Nilai Residu _ Taksiran jumlah unit produksi Beban Penyusutan = Jumlah unit produksi x Penyusutan per unit produksi Dengan contoh di atas dan peralatan ditaksir mampu memproduksi 500.000 unit, maka: Penyusutan per = Rp. 15.000.000 – Rp. 2.500.000 _ = Rp. 25 unit produksi 500.000 Tabel 2.6 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Unit Produksi Rp Tahun Unit Tarif Beban Akumulasi Nilai Produksi Penyusutan Penyusutan Buku 15.000.000 1 150.000 25 3.750.000 3.750.000 11.250.000 2 100.000 25 2.500.000 6.250.000 8.750.000 3 80.000 25 2.000.000 8.250.000 6.750.000 4 75.000 25 1.875.000 10.125.000 4.875.000 5 95.000 25 2.375.000 12.500.000 2.500.000 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode Jenis dan Kelompok Metode ini menyusutkan aktiva tetap tidak secara per unitnya, melainkan secara bersama. Metode kelompok menyusutkan sekelompok aktiva yang sejenis, sedangkan metode jenis digunakan untuk menyusutkan sekelompok aktiva yang tidak sejenis. Contoh penyusutan dengan metode kelompok : Universitas Sumatera Utara Dibeli 50 mesin seharga Rp. 100.000.000,- dengan umur rata-rata 5 tahun. Dari kelompok ini 20 mesin dihentikan pada akhir tahun keempat, 10 mesin pada tahun akhir tahun kelima dan sisanya pada akhir tahun keenam, maka: Penyusutan per tahun = Rp. 100.000.000 : 50 = Rp. 400.000 per mesin 5 Tabel 2.7 Penyusutan Menurut Metode Kelompok Rp Tahun Penyusutan Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 20 Debet Kredit Saldo Debet Kredit Saldo 100.000.000 100.000.000 100.000.000 1 20.000.000 - - 100.000.000 - 20.000.000 20.000.000 80.000.000 2 20.000.000 - - 100.000.000 - 20.000.000 40.000.000 60.000.000 3 20.000.000 - - 100.000.000 - 20.000.000 60.000.000 40.000.000 4 20.000.000 - 40.000.000 60.000.000 40.000.000 20.000.000 40.000.000 20.000.000 5 12.000.000 - 20.000.000 40.000.000 20.000.000 12.000.000 32.000.000 8.000.000 6 8.000.000 - 40.000.000 - 40.000.000 8.000.000 - - Sumber: Olahan sendiri, 2010 Contoh penyusutan dengan metode jenis : Empat aktiva A, B, C, D mempunyai harga perolehan, nilai sisa dan umur ekonomis yang berbeda-beda sebagai berikut : Tabel 2.8 Daftar Aktiva Untuk Contoh Metode Penyusutan Jenis Rp Aktiva Harga Nilai H. Perolehan Taksiran Penyusutan Perolehan Sisa disusutkan Umur Per Tahun A 10.000.000 1.000.000 9.000.000 10 900.000 B 5.000.000 500.000 4.500.000 5 900.000 C 20.000.000 2.000.000 18.000.000 10 1.800.000 D 7.500.000 500.000 7.000.000 7 1.000.000 42.500.000 4.000.000 38.500.000 4.600.000 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Universitas Sumatera Utara Penyusutan per tahun = Rp. 4.600.000 x 100 = 10.82 Rp. 42.500.000 Bila terjadi penjualan aktiva, maka akan dicatat debet kas dan kredit harga perolehan aktiva tersebut, sedangkan selisihnya akan dibebankan pada akumulasi penyusutan. Jadi, tidak ada pengakuan laba rugi penjualan aktiva. Metode anuitas Dalam metode anuitas, harga perolehan aktiva tetap dianggap sebagai Present Value yang didiskontokan dari jasa yang akan diberikannya selama umur teknisnya. Penyusutan dianggap sebagai angka bunga aktiva tetap yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. Beban Penyusutan = Biaya Perolehan – PV Nilai Residu _ PVIF ni PVIF ni : Present value dari anuitas selama taksiran umur pada tingkat bunga tertentu Contoh : Peralatan dibeli seharga Rp. 800.000,- dengan nilai residu Rp. 67.388,- tingkat bunga 10. Taksiran umur manfaat 5 tahun, maka: Beban Penyusutan = 800.000 – PV 5 10 67.385 PVIF 5 10 = 800.000 – 67.388 x 0,620921 3,790787 = 200.000,- Universitas Sumatera Utara Present value nilai selama 5 tahun pada tingkat bunga 10 yaitu sebesar 0,62092. Present value dari anuitas selama 5 tahun pada tingkat bunga 10 yaitu sebesar 3,7908. Tabel 2.9 Tabel Present Value Of Rp. 1,- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0.99010 0.98039 0.97007 0.96154 0.95238 0.94340 0.93458 0.92593 0.91743 0.90909 2 0.98030 0.96117 0.94260 0.92456 0.90703 0.89000 0.87344 0.85734 0.84168 0.82645 3 0.97059 0.94232 0.91514 0.88900 0.86384 0.83962 0.81630 0.79383 0.77218 0.75131 4 0.96098 0.92385 0.88849 0.85480 0.82270 0.79209 0.76290 0.73503 0.70843 0.68301 5 0.95147 0.90573 0.86261 0.82193 0.78353 0.74726 0.71299 0.68058 0.64993 0.62092 6 0.94204 0.88797 0.83748 0.79031 0.74622 0.70496 0.66634 0.63017 0.59627 0.56447 7 0.93272 0.87506 0.81309 0.75992 0.71068 0.66506 0.62275 0.58349 0.54703 0.51316 8 0.92348 0.85349 0.78941 0.73069 0.67684 0.62741 0.58301 0.54027 0.50187 0.46651 9 0.91434 0.83675 0.76642 0.70259 0.64461 0.59190 0.54393 0.50025 0.46043 0.42410 10 0.90529 0.82035 0.74409 0.67556 0.61391 0.55839 0.50835 0.46319 0.42241 0.38554 Sumber: Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, 1997 Tabel 2.10 Tabel Present Value Of An Annuity Of Rp. 1,- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0.9901 0.9804 0.9709 0.9615 0.9524 0.9434 0.9346 0.9259 0.7174 0.9091 2 1.9704 1.9416 1.9135 1.8861 1.8594 1.8334 1.8080 1.7833 1.7591 1.7355 3 2.9410 2.8839 2.8286 2.7751 2.7232 2.6730 2.6243 2.5771 2.5313 2.4868 4 3.9020 3.8077 3.7171 3.6299 3.5459 3.4651 3.3872 3.3121 3.2397 3.1699 5 4.8535 4.7134 4.5797 4.4518 4.3295 4.2123 4.1002 4.9927 3.8896 3.7908 6 5.7955 5.6014 5.4172 5.2421 5.0757 4.9173 4.7665 4.6229 4.4859 4.3553 7 6.7282 6.4720 6.2302 6.0020 5.7863 5.5824 5.3893 5.2064 5.0329 4.8684 8 7.6517 7.3254 7.0196 6.7327 6.4632 6.2098 5.9713 5.7466 5.5348 5.3349 9 8.5661 8.1622 7.7861 7.4353 7.1078 6.8017 6.5152 6.2459 5.9852 5.7590 10 9.4714 8.9825 8.5302 8.1109 7.7217 7.3601 7.0236 6.7101 6.4176 6.1446 Sumber: Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, 1997 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.11 Penyusutan Menurut Metode Anuitas Rp Tahun Penyusutan Interest Akumulasi Akumulasi Nilai Revenue Penyusutan Penyusutan Buku 10 Per Tahun 800,000 1 200,000 80,000 120,000 120,000 680,000 2 200,000 68,000 132,000 252,000 548,000 3 200,000 54,800 145,200 397,200 402,800 4 200,000 40,280 159,720 556,920 243,800 5 200,000 24,308 175,692 732,612 67,388 Sumber: Olahan sendiri, 2010 Metode Persediaan Metode persediaan digunakan untuk menilai aktiva tetap yang bernilai kecil. Aktiva tetap akan dinilai pada setiap akhir periode akuntansi pada kondisinya yang sekarang, melalui persentase keusangan dari aktiva yang digunakan atau melalui penilaian pihak luar. Metode ini dinilai tidak sistematis dan rasional karena tidak ada seperangkat formula yang dipakai dan juga sulit untuk menentukan nilai sesungguhnya aktiva tetap pada akhir periode. Contoh : Pembelian aktiva tetap pada awal tahun 2000 adalah sebesar Rp. 1.200.000,- dan taksiran nilai aktiva tetap itu pada akhir tahun adalah Rp. 750.000,- maka penyusutannya adalah sebesar Rp. 450.000,- dan dijurnal: Universitas Sumatera Utara Keterangan D K Beban Penyusutan Rp. 450.000 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp. 450.000 untuk mencatat penyusutan aktiva tetap

5. Pelepasan Aktiva Tetap