Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT Betami
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AKTIVA TETAP TANAMAN MENGHASILKAN DAN PENERAPAN METODE DEPRESIASI
PADA PT BETAMI
OLEH :
NAMA : PUTRI WAHYUNI
NIM : 080522140
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT Betami”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan jelas, benar dan apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 11 Januari 2011 Yang membuat pernyataan,
Putri Wahyuni NIM. 080522140
(3)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Akuntansi Program S-1 Ekstensi.
Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan Head Of Accounting
and Finance dan Head Of Agronomy.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M. Si, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembimbing penulis
yang telah memberikan masukan dan saran serta membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Penguji dan
(4)
6. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak, Selaku Dosen Penguji dan Pembanding II penulis.
7. Bapak Boy Hermansyah, Director PT Betami.
8. Bapak Sabrikum, Head Of Operation PT Betami.
9. Bapak Arif Hartono, Head of Accounting and Finance PT Betami.
10.Teman – teman yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada
penulis, Arin, Dinda, Inda dan Echi. Sahabat penulis, Marini, Dhea, Putri, Tika serta teman – teman penulis lainnya.
11.Kak Tuti, kak Ria, kak Dewi, kak Lia, kak Reni, Siti, Dina, tante Melan,
Andry, Bobby, Isman, bang Erwan, bang Herman, pak Tahir, bang Suriono, bang Edi, pak Indra, pak Yani, pak Aman Aritonang, pak Julaina dan seluruh staff dan karyawan PT Betami yang telah membantu penulis dan memberikan support yang sangat luar biasa.
12.Nyakmi Ilyus Nurvita, Paman Ilwan Firnanda, Nenek Nurma, Nenek
Rahimi, Atok Zakaria, Alm. Kakek Ilyas, Bunda Ida, Nyanyak dan Keluarga Besar penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis yaitu Bapak Mudiarto dan Ibu Ilviani Nuria dan kepada Abang dan Adik penulis, Ali Putra Rahmadhan dan Syafriani Putri yang telah mendoakan penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, kesilapan dan masih jauh dari sempurna. Oleh
(5)
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Allah SWT melimpahkan rizki dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan pembaca dan penulis.
Medan, Januari 2011 Penulis
Putri Wahyuni NIM 080522140
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Penggolongan aktiva tetap PT Betami berupa tanaman, bangunan, jalan jembatan dan saluran air, kendaraan, mesin dan instalasi, alat berat dan inventaris & alat pertanian. Tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan dimasukkan kedalam golongan aktiva tetap. Aktiva tetap PT Betami diperoleh dengan cara dibeli tunai, dibeli dengan cara kredit, dibangun sendiri dan dibeli dengan cara leasing. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan. Metode penyusutan yang digunakan oleh PT Betami yaitu metode garis lurus (Straight Line Method) dan metode saldo menurun (Diminishing Balance Method). Metode penyusutan yang digunakan untuk tanaman menghasilkan adalah metode garis lurus (Straight Line
Method). Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk
menjaga manfaat ekonomis dimasa akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat serta penambahan dalam jumlah yang besar dikapitalisir kedalam aktiva tetap. Penyajian aktiva tetap dineraca sebesar biaya. Biaya pemeliharaan aktiva tetap dicatat sebagai biaya tidak langsung atau biaya umum dalam laporan laba rugi.
Perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan PT Betami telah sesuai Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.
(7)
ABSTRACT
This research aim to know accounting treatment of fixed asset macture and applying of depreciation method used PT Betami has as according to Financial Accounting Standart No. 16.
Data type collected is primary data and secondary data. Data collecting technique done is interview and documentation. Data analytical technique used descriptive method.
Classification of fixed asset PT Betami in the form of crop, building, bridge road and drainnase, vehicle, machine and installation, heavy equipment and furniture and fixtures & tools of agriculture. Macture and immacture in fixed asset. Acquirement of fixed asset PT Betami with cash, credit, built and leasing. Immacture confessed equal to cost released until the plant macture . Depreciation method applied by PT Betami is straight lLine method and diminishing balance method. Depreciation method applied for macture is straight line method. Disbursement for repair or treatment of fixed asset for useful life becomes cost in income statement current period. Disbursement for adding value or usefulness and big expenditure enterred in fixed asset. Fixed asset in balance sheet confessed equal to cost. Maintenance expenses fixed assets as indirect expenses or general expense in income statement.
Accounting treatment of fixed assets macture PT Betami has according to Financial Accounting Standart No. 16.
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan... 6
B. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 7
C. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 8
D. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 12
(9)
F. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 17
G. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dalam Laporan Keuangan ... 21
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
I. Kerangka Konseptual ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Jenis Data ... 25
C. Teknik dan Pengumpulan Data ... 25
D. Teknik Analisis Data ... 26
E. Jadwal Penelitian ... 26
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 28
2. Struktur Organisasi ... 32
3. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan .. 35
4. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 39
5. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 43
6. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 48
7. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 51
8. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dalam Laporan Keuangan ... 52
(10)
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan .. 53
2. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 54
3. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman
Menghasilkan ... 55
4. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 56
5. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan ... 57
6. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
dalam Laporan Keuangan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 59
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
3.2 Jadwal Penelitian ... 26
4.3 Dosis Pemupukan Sawit Menurut Umur ... 42
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1. Struktur Organisasi
2. Laporan Ha Tanaman Karet
3 Laporan Ha Tanaman Sawit
4. Laporan Tanaman Menghasilkan
5. Daftar Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Penggolongan aktiva tetap PT Betami berupa tanaman, bangunan, jalan jembatan dan saluran air, kendaraan, mesin dan instalasi, alat berat dan inventaris & alat pertanian. Tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan dimasukkan kedalam golongan aktiva tetap. Aktiva tetap PT Betami diperoleh dengan cara dibeli tunai, dibeli dengan cara kredit, dibangun sendiri dan dibeli dengan cara leasing. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut menghasilkan. Metode penyusutan yang digunakan oleh PT Betami yaitu metode garis lurus (Straight Line Method) dan metode saldo menurun (Diminishing Balance Method). Metode penyusutan yang digunakan untuk tanaman menghasilkan adalah metode garis lurus (Straight Line
Method). Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk
menjaga manfaat ekonomis dimasa akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat serta penambahan dalam jumlah yang besar dikapitalisir kedalam aktiva tetap. Penyajian aktiva tetap dineraca sebesar biaya. Biaya pemeliharaan aktiva tetap dicatat sebagai biaya tidak langsung atau biaya umum dalam laporan laba rugi.
Perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan PT Betami telah sesuai Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.
(15)
ABSTRACT
This research aim to know accounting treatment of fixed asset macture and applying of depreciation method used PT Betami has as according to Financial Accounting Standart No. 16.
Data type collected is primary data and secondary data. Data collecting technique done is interview and documentation. Data analytical technique used descriptive method.
Classification of fixed asset PT Betami in the form of crop, building, bridge road and drainnase, vehicle, machine and installation, heavy equipment and furniture and fixtures & tools of agriculture. Macture and immacture in fixed asset. Acquirement of fixed asset PT Betami with cash, credit, built and leasing. Immacture confessed equal to cost released until the plant macture . Depreciation method applied by PT Betami is straight lLine method and diminishing balance method. Depreciation method applied for macture is straight line method. Disbursement for repair or treatment of fixed asset for useful life becomes cost in income statement current period. Disbursement for adding value or usefulness and big expenditure enterred in fixed asset. Fixed asset in balance sheet confessed equal to cost. Maintenance expenses fixed assets as indirect expenses or general expense in income statement.
Accounting treatment of fixed assets macture PT Betami has according to Financial Accounting Standart No. 16.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perusahaan yang semakin cepat akan memacu perusahaan untuk mengembangkan usaha. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang dan industri harus meningkatkan produktivitas dan menghasilkan barang dan jasa. Untuk mencapai tujuan dan mengembangkan usahanya, dibutuhkan faktor-faktor produksi yang berupa: tenaga kerja, modal maupun aktiva tetap. Aktiva tetap mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan perusahaan.
Pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva tetap dapat dicatat sebagai beban dan ada yang menambah masa manfaat atau nilai aktiva tetap. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara dibeli tunai, mencicil, dibeli dengan saham, dibangun sendiri, hadiah dan pertukaran. Aktiva tetap harus disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Penyajiannya sebesar biaya perolehan yang terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan dan setiap biaya yang dikeluarkan secara langsung berhubungan dengan perolehan Aktiva tetap sampai ke kondisi yang membuat aktiva tetap tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan perusahaan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
(17)
Perlakuan akuntansi aktiva tetap yang tepat dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan sangat dibutuhkan untuk menghindari salah saji dalam laporan keuangan. Aktiva tetap merupakan salah satu unsur neraca yang mempunyai nilai yang material. Dalam laporan laba rugi biaya penyusutan juga memberikan kontribusi biaya yang cukup besar.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. Pengeluaran setelah perolehan awal dapat diakui sebagai beban saat terjadi, menambah masa manfaat atau nilai aktiva tetap. Metode penyusutan berdasarkan SAK yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit. Suatu aktiva tetap dilepaskan atau ditarik dari penggunaannya karena tidak ada masa manfaat aktiva tetap, ditukar dengan aktiva tetap lain atau dijual.
Aslina Manurung (2005) melakukan penelitian tentang penerapan PSAK No. 16 & PSAK No. 17 atas aktiva tetap, hasil penelitian tersebut adalah penggolongan, penyusutan dan penyajian aktiva tetap di neraca telah sesuai dengan PSAK No. 16 & PSAK No. 17. Hanya saja dalam penentuan pengeluaran selama masa manfaat aktiva tetap, perusahaan belum membuat batasan - batasan yang jelas antara pengeluaran modal dengan pengeluaran biaya.
Penelitian lain yang berhubungan dengan aktiva tetap dilakukan oleh Hafizah (2007). Hasil penelitian tersebut adalah penggolongan, pembelian dan penyajian aktiva tetap dineraca telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
(18)
Penyusutan menggunakan metode garis lurus, kriteria pengeluaran modal dan pendapatan berdasarkan jaminan life time.
PT Betami adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, yang dalam kegiatan sehari-hari membutuhkan aktiva tetap untuk kegiatan operasional. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Aktiva tetap yang digunakan PT Betami seperti tanaman baru, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, kendaraan, alat berat, mesin dan instalasi, gedung meja kerja, kursi kerja, komputer, alat elektronik dan lain-lain.
Aktiva tetap tanaman menghasilkan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Penerapan metode penyusutan yang berbeda pada tanaman menghasilkan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula bagi perusahaan karena mempengaruhi nilai bersih aktiva tetap dan mempengaruhi laba perusahaan. Penyajian Aktiva tetap tanaman menghasilkan di Neraca mempunyai kotribusi yang sangat besar. Hal ini perlu menjadi perhatian manajemen dalam menerapkan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 terhadap aktiva tetap tanaman menghasilkan dan menetapkan metode depresiasi yang sesuai sehingga tidak menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
(19)
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan akuntansi terhadap Aktiva tetap tanaman menghasilkan di PT Betami telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, sehingga penulis memilih judul
“Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT Betami”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi pada PT Betami sudah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16?”.
C. Batasan Masalah
Masalah pokok yang akan dibahas oleh penulis mengenai penggolongan, perolehan, pengeluaran biaya setelah perolehan awal aktiva, metode penyusutan yang digunakan, dan penghentian aktiva tetap pada PT Betami. Penulis hanya membahas tentang aktiva tetap berwujud. Aktiva tetap berwujud PT Betami yang memenuhi syarat diakui dan dikelompokkan sebagai Aktiva Tetap.
(20)
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan penerapan metode depresiasi yang digunakan PT Betami apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Memberikan wawasan pengetahuan kepada penulis dalam
menerapkan perlakuan akuntansi aktiva tetap tanaman menghasilkan dan metode depresiasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
b. Memberikan informasi kepada pembaca tentang perlakuan akuntansi
dan metode depresiasi aktiva tetap tanaman menghasilkan pada PT Betami.
c. Sebagai masukan kepada PT Betami tentang perlakuan akuntansi
aktiva tetap tanaman menghasilkan dan metode depresiasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
d. Sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi berbagai pihak dan
sebagai masukan bagi penelitian sejenis untuk menyempurnakan penelitian berikutnya dan mengembangkan lebih lanjut.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Menurut Soemarso (2003:20) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun yang digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan yang nilainya cukup besar.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Dari defenisi diatas, karakteristik aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai bagian dari operasi normal.
2. Aktiva berwujud.
3. Aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
4. Nilainya material.
Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (No. SE-02/PM/2002) tanaman menghasilkan merupakan tanaman keras yang dapat
(22)
dipanen lebih dari satu kali yang telah menghasilkan secara komersial. Tanaman keras merupakan tanaman yang memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun sebelum dapat dipanen secara komersial pertama kali. Contoh tanaman keras antara lain adalah kelapa sawit, karet dan coklat.
Menurut Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (No. SE-02/PM/2002) tanaman perkebunan terdiri dari tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.
B. Penggolongan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Menurut Earl K. Stice dkk (2009) Properti yang berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok aset tetap. Jika aset seperti tanah dimiliki untuk tujuan spekulasi, maka seharusnya diklasifikasikan sebagai investasi. Jika nilai sekarang dari properti berwujud lebih kecil dari nilai biaya perolehan yang dikurangi penyusutan, maka aset tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai (impairment).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2)
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Penggolongan aktiva tetap :
1. Dapat disusutkan
Aktiva tetap akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian,
(23)
keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Contoh aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah bangunan, peralatan, mesin, kendaraan dan lain - lain.
2. Tidak dapat disusutkan
Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan karena
a. Harga aktiva tetap tersebut tidak menurun selama berjalannya
waktu.
b. Selama penggunaaan tidak akan mengurangi kemampuan aktiva
tetap tersebut.
Contoh aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan adalah tanah.
Tanaman perkebunan direklasifikasi kedalam golongan aktiva tetap tanaman menghasilkan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan. Jika tanaman tersebut belum menghasilkan tergolong dalam aktiva lain-lain. Dalam akuntansi secara umum, tanaman belum menghasilkan hampir sama seperti aktiva dalam penyelesaian atau bangunan dalam penyelesaian. Dari penggolongan aktiva tetap diatas, tanaman menghasilkan tergolong kedalam aktiva tetap yang dapat disusutkan.
C. Perolehan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Biaya historis merupakan dasar yang biasa digunakan untuk membeli property, pabrik dan peralatan. Biaya histories diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk memperoleh aktiva dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan penggunaanya. Harga beli, ongkos angkut, pajak
(24)
penjualan, dan biaya instalasi aktiva produktif dianggap sebagai bagian dari biaya aktiva.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajara dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Tanaman menghasilkan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai tanaman tersebut dapat menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebesar biaya-biaya yang terjadi sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap untuk menghasilkan secara komersial.
Aktiva tetap diperoleh dengan berbagai macam cara, yaitu :
1. Dibeli tunai
2. Dibeli dengan mencicil
3. Dibeli dengan menerbitkan saham
4. Dibangun sendiri
5. Pertukaran
(25)
1. Dibeli tunai
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Termasuk dalam harga perolehan adalah biaya pengiriman, asuransi, pemasangan dan biaya langsung lainnya. Aktiva yang dibeli secara tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan mencakup semua biaya yang terjadi.
Apabila beberapa aktiva dibeli sekaligus dan harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan.
2. Dibeli dengan mencicil
Pembelian aktiva dengan mencicil (angsuran), dalam kontrak pembelian disebutkan bahwa pembayaran yang akan dilakukan, jumlah saldo yang belum dibayar dan pembayaran setiap angsuran beserta bunga yang dikenakan.
3. Dibeli dengan menerbitkan saham
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan menerbitkan saham, maka biaya perolehan aktiva tetap tersebut sama dengan nilai pasar wajar saham yang diterbitkan atau nilai pasar wajar aktiva tetap tersebut jika nilai pasar wajar dari saham yang diterbitkan tidak dapat ditentukan.
(26)
4. Dibangun sendiri
Jika menggunakan jasa kontraktor (diborongkan), maka harga perolehan aktiva bangunan diakui sebesar nilai kontraknya. Jika dibangun sendiri, maka harga perolehan aktiva diakui sebesar seluruh pengeluaran atas pembangunan tersebut.
5. Pertukaran
a. Pertukaran Non Moneter Asset (Pertukaran Aktiva tetap tidak
sejenis)
Biaya aktiva non moneter yang diperoleh dari pertukaran aktiva
non moneter yang tidak sama biasanya dicatat pada nilai wajar aktiva
yang diberikan, dan keuntungan atau kerugian diakui. Nilai wajar aktiva yang diterima harus digunakan hanya jika terdapat bukti yang lebih jelas dari nilai wajar aktiva yang diberikan.
b. Pertukaran Similar Asset (Pertukaran Aktiva tetap sejenis)
Aktiva non moneter yang sama adalah aktiva yang memiliki jenis umum serupa, atau yang melakukan fungsi serupa, atau yang digunakan pada lini bisnis yang sama.
Tiga kondisi yang akan terjadi saat pertukaran aktiva tetap sejenis yaitu:
1) Jika mengalami kerugian harus diakui
2) Jika tidak ada kas yang diterima, keuntungan yang didapat
(27)
3) Jika ada kas yang diterima, keuntungan dari pertukaran aktiva tetap sejenis diakui.
6. Hadiah (Donasi)
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak.
Tanaman perkebunan diperoleh dengan cara dibangun sendiri (ditanam). Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanaman perkebunan seperti biaya pembukaan lahan, pembelian bibit, biaya pra persemaian, biaya persemaian utama, biaya pemeliharaan persemaian, biaya penanaman dan semua biaya yang berkaian dengan tanaman perkebunan sampai tanaman perkebunan rusak atau tidak produktif lagi.
D. Pengeluaran selama Penggunaan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Biaya historis merupakan dasar biaya yang digunakan untuk melaporkan biaya perolehan aktiva tetap di neraca. Biaya historis biasanya diukur dari sebesar kas/setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut dan membawanya kelokasi dan membuatnya pada kondisi sesuai dengan tujuan penggunaannya (siap digunakan). Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aktiva tetap. Pengeluaran itu dapat dicatat sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) dan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure).
(28)
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dicatat sebagai peningkatan aktiva dan memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal dapat dikapitalisasi untuk menambah umur manfaat atau menambah nilai total aktiva. Pengeluaran modal akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari satu periode. Jurnal untuk mencatat pengeluaran modal untuk menambah nilai total aktiva:
Aktiva Tetap xxx
Kas xxx
Jurnal untuk mencatat pengeluaran modal untuk menambah umur manfaat aktiva :
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Kas xxx
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh manfaat hanya dalam periode berjalan dimana pengeluaran itu dilakukan. Pengeluaran modal dicatat sebagai beban.
Jurnal untuk mencatat pengeluaran pendapatan:
Beban xxx
Kas xxx
Seluruh pengeluaran untuk tanaman perkebunan baik itu tanaman belum menghasilkan ataupun tanaman menghasilkan diakui sebagai pengeluaran modal.
(29)
Pengeluaran selama tanaman masih menghasilkan yaitu berupa biaya pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan tanaman penutup tanah dan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tanaman perkebunan.
E. Penyusutan Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Aktiva tetap merupakan aktiva yang memberikan manfaat operasi lebih dari satu periode akuntansi. Oleh karena pemakaian nilai aktiva akan berkurang bersamaan dengan jalannya waktu. Penyusutan aktiva adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap untuk periode-periode aktiva tersebut digunakan.
Menurut Jerry J. Weygant dkk (2007) depresiasi (penyusutan) adalah alokasi biaya dari aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional. Depresiasi merupakan proses alokasi biaya, bukan proses penilaian aset.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:2) penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode. Ketiga faktor itu adalah biaya awal aktiva tetap, estimasi nilai sisa dan umur manfaat.
1. Biaya Perolehan (Cost)
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh
(30)
suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
2. Nilai sisa (Residual Value)
Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. Dalam menghitung penyusutan, jika terdapat nilai sisa maka nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa.
3. Umur Manfaat (Useful Life)
Umur manfaat adalah suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16 (2009:11) ada beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan yaitu :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)
3. Metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method)
Perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu metode penyusutan untuk semua aktiva tetap yang dimilikinya.
(31)
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Dasar perhitungan satu – satunya adalah waktu.
Perhitungan penyusutan metode garis lurus yaitu:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan–Nilai Sisa) Atau
Manfaat Umur
Sisa Nilai -Perolehan Harga
Penyusutan
Beban =
Jurnal untuk mencatat beban penyusutan setiap tahun adalah sebagai berikut:
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban depresiasi tahunan yang terus menurun selama masa manfaat aset. Metode ini dinamakan saldo menurun karena periode depresiasi didasarkan atas nilai buku aset yang terus menurun. Pembebanan yang makin menurun didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasa semakin menurun jumlah beban penyusutannya. Besarnya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus.
Beban penyusutan dihitung seperti berikut ini: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai Buku
(32)
3. Metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method)
Dalam metode jumlah unit, masa manfaat dinyatakan dalam total unit produksi atau tingkat penggunaaan aset, dan bukan dalam satuan waktu.. Jumlah beban penyusutan setiap tahun berfluktuasi sesuai dengan perubahan volume produksi / jasa.
Perhitungan beban penyusutan sebagai berikut:
jasa umur / produktif output Estimasi Sisa Nilai -Perolehan Harga jasa / produksi unit per Penyusutan
Tingkat =
Tanaman perkebunan dapat menggunakan metode penyusutan yang ada. Tetapi pada umumnya tanaman menghasilkan menggunakan metode garis lurus ((Straight Line Method) atau metode Jumlah Unit (Sum of the Unit Method).
F. Penghentian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan
Penghentian aktiva tetap dapat dilakukan dengan :
1. Penjualan
Pada dasarnya, tidak satupun perusahaan bermaksud dan merencanakan untuk menjual aktiva tetapnya, karena aktiva tetap dibeli dimaksudkan untuk dipergunakan selama umur ekonomisnya untuk menjaga kelangsungan usahanya. Akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan perusahaan menjual aktiva tetapnya, antara lain:
a. Karena perusahaan kekurangan supply dana
(33)
c. Karena perusahaan berganti teknologi
d. Karena perusahaan akan ditutup
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjualan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi. Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat beban penyusutan aktiva tetap yang dijual sampai tanggal penjualan aktiva tetap)
a. Jika dijual dibawah nilai buku aktiva tetap
Kas/Piutang xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Rugi Penjualan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat penjualan aktiva tetap)
b. Jika dijual diatas nilai buku aktiva tetap
Kas/Piutang xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Laba Penjualan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
(34)
2. Pertukaran
Jika suatu aktiva tetap dipertukarkan untuk suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa, biaya perolehan aktiva yang diperoleh adalah sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
3. Hilang (rusak)
Aktiva tetap yang rusak dan hilang juga merupakan salah satu alasan penghentian aktiva tetap. Sangat mungkin salah satu atau lebih dari aktiva tetap yang telah dibukukan hilang (tercuri). Dalam hal ini aktiva yang hilang tentunya harus dihapus dari buku (catatan) perusahaan. Kerusakan aktiva tetap bisa disebabkan oleh:
a. Kelalaian pihak perusahaan sendiri
b. kerusakan akibat bencana alam (Force Majeur)
Jurnal untuk mencatat kerusakan atau aktiva tetap yang hilang adalah sebagai berikut:
Beban Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
(Untuk mencatat beban penyusutan aktiva tetap yang hilang/rusak sampai tanggal kehilangan/kerusakan aktiva tetap)
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Rugi kehilangan Aktiva Tetap xxx
(35)
(Untuk mencatat penghapusan aktiva tetap yang hilang/rusak)
4. Pembuangan.
Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aktiva secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan aktiva tetap yang sudah habis masa manfaatnya adalah sebagai berikut:
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap xxx
Aktiva Tetap xxx
Penghentian tanaman menghasilkan jika tanaman tersebut rusak. Perlakuan akuntansi tanaman rusak adalah perhitungan secara fisik berapa tanaman yang rusak dikalikan dengan harga satuan aktiva tetap. Dengan dibuat berita acara pemusnahan tanaman rusak, daftar aktiva tetap tanaman menghasilkan dapat dikoreksi nilainya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan tanaman rusak adalah sebagai berikut:
Biaya Tanaman Rusak xxx
(36)
G. Penyajian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan dalam Laporan Keuangan
Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Dalam neraca, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya. Akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva tetap, baik secara sendiri-sendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan.
Dalam neraca, tanaman menghasilkan masuk kedalam golongan aktiva tetap, sedangkan tanaman belum menghasilkan masuk kedalam golongan aktiva lain-lain. Tanaman menghasilkan disajikan sebesar nilai perolehan tanaman menghasilkan dikurangi akumulasi depresiasi.
Laporan keuangan harus mengungkapkan hal – hal sebagai berikut:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat
bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan.
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
5. Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
memperlihatkan :
a. Penambahan
b. Pelepasan
(37)
d. Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah
e. Penurunan nilai manfaat keekonomisan
f. Penyusutan
g. Beda nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan suatu entitas asing
h. Setiap pengklasifikasian kembali.
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan akuntansi aktiva tetap.
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian
No. Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Aslina
Manurung (2005)
Penerapan PSAK No. 16 & PSAK No. 17 atas aktiva tetap Pada PT Buana Estate Cabang Medan
Penggolongan, penyusutan dan penyajian aktiva tetap di neraca telah sesuai dengan PSAK No. 16 & PSAK No. 17. Hanya saja dalam penentuan pengeluaran selama masa manfaat aktiva tetap, perusahaan belum membuat batasan - batasan yang jelas antara pengeluaran modal dengan pengeluaran biaya
2 Nurhasanah
Nasution
Penerapan SAK No. 16 & No.17
Harga Barang diatas Rp.2.500.000 dimasukkan kedalam kelompok aktiva
(38)
(2005) tentang akuntansi aktiva tetap dan kesesuaiannya dengan Undang-Undang Perpajakan pada PTPN III (Persero) Medan
tetap. Selain tanah yang dibeli perusahaan, perusahaan tidak mencatat tanah yang selama ini dikelolanya kedalam daftar aktiva karena tanah tersebut milik pemerintah. Metode penyusutan garis lurus yang digunakan perusahaan untuk seluruh aktiva perusahaan. Perusahaan memiliki aktiva pajak tangguhan dan telah mengelompokkan perkiraan secara benar
3 Hafizah
(2007)
Penerapan PSAK No.16 atas aktiva tetap dan PSAK No.17 atas akuntansi
penyusutan aktiva tetap pada PT Mopoli Raya
Penggolongan, pembelian dan penyajian aktiva tetap dineraca telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Penyusutan menggunakan metode garis lurus, kriteria pengeluaran modal dan pendapatan berdasarkan jaminan life time.
(39)
I. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2010 Penjelasan:
PT. Betami merupakan perusahaan perkebunan swasta. Tanaman perkebunan yang dimiliki berupa tanaman kelapa sawit dan karet. Tanaman menghasilkan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Kerangka konseptual ini menjelaskan bagaimana peneliti melakukan penelitian untuk mengidentifikasi apakah PSAK No. 16 telah digunakan dalam menerapkan perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan PT Betami.
PT Betami
Aktiva Tetap
Tanaman Menghasilkan
PSAK No. 16
Penyajian Penggolongan
& Perolehan
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data primer dan data sekunder, yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan. Seperti Sejarah Perusahaan, Struktur Organisasi, Company Profil, Laporan Aktiva Tetap, Laporan Luas Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Belum Menghasilkan dan Laporan Keuangan Perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan adalah:
(41)
1. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada kepala bagian akuntansi tentang akuntansi aktiva tetap yang diterapkan.
2. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode Deskriptif yaitu mengumpulkan, menguraikan, dan memaparkan secara jelas data yang diperoleh sehingga permasalahan dalam penelitian dapat terungkap.
E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
2010
Oktober September Oktober November Desember
1 Pengajuan Proposal
2 Bimbingan dan
Perbaikan Proposal
(42)
4 Penulisan Skripsi dan Bimbingan Skripsi
5 Penyelesaian
Penulisan Skripsi
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data primer dan data sekunder, yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan. Seperti Sejarah Perusahaan, Struktur Organisasi, Company Profil, Laporan Aktiva Tetap, Laporan Luas Tanaman Menghasilkan dan Tanaman Belum Menghasilkan dan Laporan Keuangan Perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan adalah:
(44)
1. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung kepada kepala bagian akuntansi tentang akuntansi aktiva tetap yang diterapkan.
2. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari perusahaan.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode Deskriptif yaitu mengumpulkan, menguraikan, dan memaparkan secara jelas data yang diperoleh sehingga permasalahan dalam penelitian dapat terungkap.
E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
2010
Oktober September Oktober November Desember
1 Pengajuan Proposal
2 Bimbingan dan
Perbaikan Proposal
(45)
4 Penulisan Skripsi dan Bimbingan Skripsi
5 Penyelesaian
Penulisan Skripsi
(46)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
B. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Perusahaan Perkebunan Industri & Dagang Benih Tamiang disingkat PT Betami berkedudukan di Lhokseumawe, didirikan pada tanggal 24 Juli 1962 dengan surat keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia adalah perusahaan swasta nasional berbadan hokum Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang agro bisnis yaitu perkebunan karet dan kelapa sawit yang berada didaerah Rantau Kuala Simpang dan Meulaboh Aceh Barat. PT Betami telah mengalami beberapa kali perubahan Anggaran Dasar. Perubahan tersebut tertuang dalam akta notaries Ong Kiem Lian No. 78 tanggal 12 Juni 1965.
Dalam perjalanan dan perkembangan perusahaan terjadi perubahan anggaran dasar tanggal 11 Maret 1998 No. 73 yang dibuat dihadapan notaries Djaidir Sarjana Hukum di Medan dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tanggal 26 Oktober 1998 No. 02-22.038.HT.04.TH 98 dan terakhir diubah kembali dengan akta tanggal 19 Januari 2004 No. 12 yang dibuat dihadapan Dirhamsyah Arsjad Sarjana Huku m notaries di Medan.
(47)
Pada tahun 2003, PT Betami diambil alih oleh Bapak Boy Hermansyah, sesuai dengan hasil lelang/keputusan dari BPPN Jakarta, maka dengan demikian hutang/kredit di BNI hilang dan dilimpahkan ke Bapak Boy Hermansyah sebagai pemenang Tender lelang BPPN tersebut.
Pada tanggal 6 Agustus 2004 bertempat di Desa Kebun Rantau Kabupaten Aceh Tamiang telah dilangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang Membicarakan rencana pemindahan tempat kedudukan perseroan dari Lhokseumawe ke Kuala Simpang serta pengalihan saham tuan Fadly Abdullah kepada Nyonya Adriani Devi Effendi SE. Perubahan ini dibuat dihadapan Husni Usman Sarjana Hukum notaries di Medan dengan akta No. 29 tanggal 12 Agustus 2004.
Maksud dan tujuan Pendirian PT Betami adalah menyelenggarakan usaha-usaha eksploitasi perkebunan dan pertanian dengan jalan memperoleh hak-hak atas perkebunan dan pertanian baik hak-hak benda maupun perseroan atas tanah-tanah dengan jalan permohonan dari pihak berwajib, pembelian, penyewaan maupun dengan jalan-jalan lainnya yang sah.
Untuk menjalankan usaha, perusahaan telah melengkapi perizinan usaha antara lain:
a. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor : 01.128.690.3-105-000
(48)
b. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDPPT)
Nomor : 01.14.1.51.00216
Tanggal : 15 Juli 2009
Dikeluarkan Oleh : Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
c. Surat Izin Usahaa Perdagangan (SIUP)
Nomor : 055-060/01-14/PB/V/2008.P.I
Tanggal : 29 Mei 2008
Dikeluarkan Oleh : Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Daerah Istimewa Aceh
d. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Nomor : 510.1/344/2007
Tanggal : 10 Mei 2007
Dikeluarkan Oleh : Sekretaris Kota Administratif Lhokseumawe
Susunan pengurus sesuai dengan perubahan anggaran terakhir perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Direktur : Boy Hermansyah
b. Komisaris : Ny. Andriani Devi Effendi, SE
Berdasarkan Akta Pendirian Nomor 170 tanggal 29 September 1961, disebutkan bahwa Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) terbagi atas 30 lembar saham prioriteit masing-masing saham sebesar Rp. 50.000,- dan 60 lembar saham biasa masing-masing saham sebesar Rp. 25.000,-. Sesuai dengan akte terakhir, modal dari perusahaan
(49)
terdiri dari 3000 lember saham dengan nilai nominal tiap lembar saham seharga Rp. 1.000.000.,- dengan rincian sebagai berikut:
Nama Lembar Saham Nominal Saham
Boy Hermansyah
Andriani Devi Effendi, SE
2.636 Lbr 364 Lbr
2.636.000.000 364.000.000
Jumlah 3.000 Lbr 3.000.000.000
Secara Administratif Lokasi Perkebunan PT Betami terletak di Desa Alue Manis d/h Desa Kebun Rantau, kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk mencapai lokasi bila melalui jalan darat, jarak lokasi dari kota Medan sejauh + 169 km, dengan ibukota Kabupaten Kuala Simpang berjarak + 14 km, dengan ibukota Kecamatan RAntau berjarak + 8 km. Lokasi berada di areal HGU Perkebunan karet PT Betami dengan jalan raya (aspal) kuala Simpang – Rantau berjarak + 300 m.
Lokasi Perkebunan PT Betami juga terletak di Desa Blang Tengku, Teuwi Meulesong, Blang Langau, Manjeng, Alue Lhee, Teupin Panah, Seumantok yang termasuk wilayah Kecamatan Seunagan dan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Lahan Area perkebunan PT Betami di Desa Alur Manis ( Kebun Rantau) seluas 1.652,7 Ha sesuai dengan Sertifikat HGU No. 01.08.13.11.2.00082 Tanggal 22 Maret 1991 seluas 878.7 Ha dan Sertifikat HGU No.
(50)
01.08.13.11.2.00083 Tanggal 22 Maret 1991 seluas 774.0 Ha. Lahan Area Perkebunan PT Betami di Desa Teupin Pana (Kebun Meurebo) seluas 5.044 Ha sesuai dengan Sertifikat HGU No. 01.04.05.45.2.00041 Tanggal 19 Desember 2002.
2. Struktur Organisasi
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang mempunyai perbedaan antara satu dan yang lainnya, tergantung dari tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupnya. Stuktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi – fungsi, bagian – bagian atau posisi – posisi maupun orang – orang yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda –beda dalam suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang dibuat dapat membantu memberikan pengertian yang jelas bagaimana pembagian tugas yang ada ddalam perusahaan tersebut.
Pada dasarnya struktur organisasi PT Betami berbentuk garis, dengan pemegang wewenang adalah seorang direktur. Struktur organisasi PT Betami dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Director
Director PT Betami adalah pemegang saham terbesar yang dipegang
(51)
b. Head of Operation
Head of Operation diangkat oleh direktur dan komisaris. Head of Operation bertanggung jawab memimpin perusahaan untuk mengelola/memelihara kekayaan perusahaan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
c. Internal Audit
Internal Audit bertugas untuk membantu director dalam mengontrol
kegiatan didalam perusahaan. Internal audit dipimpin oleh seorang
Head Of Internal Audit. Internal audit terdiri dari 2 wilayah yaitu:
1) Wilayah timur
Auditor wilayah timur bertugas mengontrol kegiatan perkebunan yang berada didaerah Kuala Simpang.
2) Wilayah barat
Auditor wilayah barat bertugas mengontrol kegiatan perkebunan yang berada didaerah Meulaboh.
d. Finance and Account
Bagian Finance and Account terdiri dari 3 sub yaitu: 1) Accounting Section
Bagian akuntansi bertanggung jawab atas seluruh pencatatan mengenai keuangan perusahaan. Membuat laporan keuangan untuk direktur, bank, pajak dan pihak lain yang membutuhkan.
(52)
2) Finance Section
Bagian keuangan bertanggung jawab atas keluar masuknya uang perusahaan.
3) Commercial Section
Bagian komersil terdiri dari bagian penjualan dan pembelian. Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menjual hasil perkebunan seperti latex, lumps, slabs dan tbs. Sedangkan bagian pembelian bertanggung jawab untuk membeli semua kebutuhan kantor medan dan kebun, mencari supplier – supplier dan melakukan negosiasi harga.
e. HA & GA
HA & GA bertanggung jawab untuk menseleksi penerimaan
karyawan baru yang sesuai dengan jabatan dan keahlian, menyusun daftar gaji yang sesuai dengan pangkat dan membuat laporan yang berhubungan dengan karyawan.
f. Head Of Areal Plantation
Head of Areal Platation bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
(1)
DIRECTOR
HEAD OF
OPERATIONS
HEAD OF
INTERNAL
AUDIT
AUDITOR
WILAYAH BARAT
AUDITOR
WILAYAH TIMUR
HEAD OF FINANCE
& ACCOUNTS
ACCOUNTING
SECTION
FINANCE
SECTION
COMMERCI
AL SECTION
PLA
NTA
TION
ACC
T’
OFFI
CER
TAX
OFFICER
PLANTAT
ION
CASHIER
MARKETI
NG
OFFICER
PURCHAS
ING
OFFICER
HEAD OF
AGRONOMI
HEAD OF HR &
GA
HEAD OF AREA
PLANTATION
CULTURE
TECHNIC
PLAN
PROTECT
ION
TRAKSI &
HEAVY
EQUIPMENT
CENTRAL
ADMINISTR
ATION
SURVE
YOR
MEURE
BO
ESTATE
MANA
GER
RANTAU
ESTATE
MANAGER
C & B
SECTION
LEGAL &
GA
SECTION
GA
OFFIC
EER
LEGAL
OFFICE
ER
C & B
PLAN
TATI
ON
OFFI
CER
(2)
HECTARE STATEMENT RUBBER TAHUN 2009 PT. BETAMI
Luas Jumlah Trees
Ha 1981 1983 1984 1985 1986 1988 1989 1990 1991 1992 1998 1999 2000 Pokok per Ha Divisi I
A 06 5,00 - - 1.029 - - - - - - - - - 1.029 206 4 Seksi A 07 6,00 - - - 1.029 - - - - - - - - - 1.029 172 4 C : 06 08 7,00 - - - 1.441 - - - - - - - - - 1.441 206 6 C : 07 09 4,00 - - - 823 - - - - - - - - - 823 206 3 C : 08 B 06 4,00 - - - 823 - - - - - - - - - 823 206 3 C : 09 07 27,00 - - 551 4.733 370 - - - - - - - - 5.654 209 24 E : 06 08 23,00 - - 4.678 412 370 - - 465 - - - - - 5.925 258 26 F : 04 09 5,00 1.167 - - - - 248 - 232 - - - - - 1.647 329 7 F : 05 10 5,00 - - 551 - - - - 699 - - - - - 1.250 250 5 F : 06
11 11,00 1.944 455 1.100 - - - - - - - - - - 3.499 318 15
12 5,00 1.167 - 551 - - - - - - - - - - 1.718 344 7 Seksi B C 06 18,00 - 2.506 - - - 1.736 - - - - - - - 4.242 236 18 B : 06 07 25,00 - - - - 3.704 1.240 - - - - - - - 4.944 198 21 07 08 18,00 - - - - 3.316 - - - - - - - - 3.316 184 14 08 09 18,00 - - - - - 2.979 1.565 - - - - - - 4.544 252 19 09 10 10,00 - - - - - 2.481 - - - - - - - 2.481 248 11 11
11 11,00 - - - - 1.110 - 1.304 - - - - - - 2.414 219 10 12
12 1,00 - - - - - 248 - - - - - - - 248 248 1 C : 11 D 06 6,00 - - - - - - - - - - 1.567 - - 1.567 261 7
07 9,00 - - - - - - - - - - 2.351 - - 2.351 261 10 Seksi C 08 8,00 - - - - - - - - - - 2.613 - - 2.613 327 9 A : 06 09 16,00 - - - - - - 1.822 - - - 2.351 - - 4.173 261 18 07 10 12,00 - - - - - - - - - 1.255 1.829 - - 3.084 257 13 08 11 2,00 - - - - - - 527 - - - - - - 527 264 2 B : 09 E 03 1,00 - - - - - - 262 - - - - - - 262 262 1 11
04 2,00 - - - - - - 522 - - - - - - 522 261 2
05 8,00 - - - - - - 2.086 - - - - - - 2.086 261 9
06 16,00 - - - - - - 4.171 - - - - - - 4.171 261 18
07 12,00 - - - - - - 2.868 - - - 262 - - 3.130 261 13
08 3,00 - - - - - - 782 - - - - - - 782 261 3
F 03 22,00 - - - - - - 5.215 - - - 522 - - 5.737 261 25
04 24,00 - - - - - 4.464 1.565 - - - - - - 6.029 251 27
05 18,00 - 992 3.652 - - - - - - 4.644 258 20
06 12,00 - - - - - 2.480 - - - - 522 - - 3.002 250 13
374,00 4.278 2.961 7.431 10.290 8.870 16.868 26.341 1.396 - 1.255 12.017 - - 91.707 245 388
Divisi II F 11 2,00 - - - - - - - - - - - 241 - 241 121
12 2,00 - - - - - - - - - - - 482 - 482 241
13 2,00 - - - - - - - - - - - 273 - 273 137
G 08 5,00 - - - - - - 1.162 - - - - - 1.162 232
09 7,00 - - - - - - - 680 655 - - - - 1.335 191
10 16,00 - - - - - - - 2.916 101 - - - - 3.017 189
11 2,00 - - - - - - - - - - - 486 - 486 243
12 9,00 - - - - - - - - - - - 2.171 - 2.171 241
13 5,00 - - - - - - - - - - - 1.206 - 1.206 241
14 13,00 - - - - - - - - 2.318 - - - - 2.318 178
15 8,00 - - - - - - - - 1.630 - - - - 1.630 204
H 07 5,00 - - - - - - - 735 - - - - - 735 147
08 7,00 - - - - - - - 1.268 - - - - - 1.268 181
09 6,00 - - - - - - - 678 180 - - 812 - 1.670 278
10 9,00 - - - - - - - - 1.995 - - 498 - 2.493 277
11 11,00 - - - - - - - 875 1.373 111 - 399 - 2.758 251
12 21,00 - - - - - - - 888 2.378 211 - 384 - 3.861 184
13 26,00 - - - - - - - - 3.363 104 - 1.345 - 4.812 185
14 18,00 - - - - - - - - 2.729 97 - 494 - 3.320 184
15 6,00 - - - - - - - - 974 - - 133 - 1.107 185
I 09 5,00 - - - - - - - - - - - 942 - 942 188
10 10,00 - - - - - - - - - - - 1.856 965 2.821 282
11 26,00 - - - - - - - - 3.545 - - 275 997 4.817 185
12 15,00 - - - - - - - - 2.923 - - 433 809 4.165 278
13 17,00 - - - - - - - - 2.923 108 - 598 1.089 4.718 278
14 20,00 - - - - - - - - 449 - - 3.389 1.793 5.631 282
15 6,00 - - - - - - - - 95 - - - 1.595 1.690 282
J 11 3,00 - - - - - - - - - - - - 846 846 282
12 6,00 - - - - - - - - - - - - 1.447 1.447 241
13 8,00 - - - - - - - - - - - - 1.930 1.930 241
14 12,38 - - - - - - - - - - - 2.894 - 2.894 234
15 5,00 - - - - - - - - - - - 965 - 965 193
313,38 - - - - - - - 9.202 27.631 631 - 20.276 11.471 69.211 221
Total 687,38 4.278 2.961 7.431 10.290 8.870 16.868 26.341 10.598 27.631 1.886 12.017 20.276 11.471 160.918 234 388 Head of Agronomy
Ir. Zulaina Sub Total
Sub Total
JUMLAH POKOK
BLOK Task Remaks
(3)
HECTARE STATEMENT RUBBER TAHUN 2009 PT. BETAMI
Luas TOTAL POKOK
Ha 1981 1983 1984 1985 1986 1988 1989 1990 1991 1992 1998 1999 2000 POKOK PER HA Divisi I
A 06 5,00 - - - 5,00 - - - - 1.029 206
07 6,00 - - - 6,00 - - - - 1.029 172
08 7,00 - - - 7,00 - - - - 1.441 206
09 4,00 - - - 4,00 - - - 823 206
B 06 4,00 - - - 4,00 - - - 823 206
07 27,00 - - 2,63 22,60 1,77 - - - - 5.654 209
08 23,00 - - 18,16 1,60 1,44 - - 1,81 - - - - - 5.925 258
09 5,00 3,54 - - - - 0,75 - 0,70 - - - - - 1.647 329
10 5,00 - - 2,20 - - - - 2,80 - - - - - 1.250 250
11 11,00 6,11 1,43 3,46 - - - - 3.499 318
12 5,00 3,40 - 1,60 - - - - 1.718 344
C 06 18,00 - 10,63 - - - 7,37 - - - - 4.242 236
07 25,00 - - - - 18,73 6,27 - - - - 4.944 198
08 18,00 - - - - 18,00 - - - - 3.316 184
09 18,00 - - - - - 11,80 6,20 - - - - 4.544 252
10 10,00 - - - - - 10,00 - - - - 2.481 248
11 11,00 - - - - 5,06 - 5,94 - - - - 2.414 219
12 1,00 - - - - - 1,00 - - - 248 248
D 06 6,00 - - - - 6,00 - - 1.567 261
07 9,00 - - - - 9,00 - - 2.351 261
08 8,00 - - - - 8,00 - - 2.613 327
09 16,00 - - - - 6,99 - - - 9,01 - - 4.173 261
10 12,00 - - - - 4,88 7,12 - - 3.084 257
11 2,00 - - - - 2,00 - - - 527 264
E 03 1,00 - - - - 1,00 - - - 262 262
04 2,00 - - - - 2,00 - - - 522 261
05 8,00 - - - - 8,00 - - - - 2.086 261
06 16,00 - - - - 16,00 - - - - 4.171 261
07 12,00 - - - - 11,00 - - - 1,00 - - 3.130 261
08 3,00 - - - - 3,00 - - - 782 261
F 03 22,00 - - - - 20,00 - - - 2,00 - - 5.737 261
04 24,00 - - - - - 17,77 6,23 - - - - 6.029 251
05 18,00 - - - - - 3,84 14,16 - - - - 4.644 258
06 12,00 - - - - - 9,91 - - - - 2,09 - - 3.002 250
Sub Total 374,00 13,05 12,06 28,06 50,20 44,99 68,72 102,51 5,31 - 4,88 44,22 - - 91.707 245
Divisi II F 11 2,00 - - - - 2,00 - 241 121
12 2,00 - - - - 2,00 - 482 241
13 2,00 - - - - 2,00 - 273 137
G 08 5,00 - - - - 5,00 - - - - - 1.162 232
09 7,00 - - - - 3,57 3,43 - - - - 1.335 191
10 16,00 - - - - 15,46 0,54 - - - - 3.017 189
11 2,00 - - - - 2,00 - 486 243
12 9,00 - - - - 9,00 - 2.171 241
13 5,00 - - - - 5,00 - 1.206 241
14 13,00 - - - - 13,00 - - - - 2.318 178
15 8,00 - - - - 8,00 - - - - 1.630 204
H 07 5,00 - - - - 5,00 - - - 735 147
08 7,00 - - - - 7,00 - - - - - 1.268 181
09 6,00 - - - - 2,44 0,65 - - 2,92 - 1.670 278
10 9,00 - - - - 7,20 - - 1,80 - 2.493 277
11 11,00 - - - - 3,49 5,48 0,44 - 1,59 - 2.758 251
12 21,00 - - - - 4,83 12,93 1,15 - 2,09 - 3.861 184
13 26,00 - - - - 18,17 0,56 - 7,27 - 4.812 185
14 18,00 - - - - 14,80 0,53 - 2,68 - 3.320 184
15 6,00 - - - - 5,28 - - 0,72 - 1.107 185
I 09 5,00 - - - - 5,00 - 942 188
10 10,00 - - - - 6,58 3,42 2.821 282
11 26,00 - - - - 19,13 - - 1,48 5,38 4.817 185
12 15,00 - - - - 10,53 - - 1,56 2,91 4.165 278
13 17,00 - - - - 10,53 0,39 - 2,15 3,92 4.718 278
14 20,00 - - - - 1,59 - - 12,04 6,37 5.631 282
15 6,00 - - - - 0,34 - - - 5,66 1.690 282
J 11 3,00 - - - - 3,00 846 282
12 6,00 - - - - 6,00 1.447 241
13 8,00 - - - - 8,00 1.930 241
14 12,38 - - - - 12,38 - 2.894 234
15 5,00 - - - - 5,00 - 965 193
Sub Total 313,38 - - - - - - - 46,79 131,60 3,07 - 87,26 44,67 69.211 221 Total 687,38 13,05 12,06 28,06 50,20 44,99 68,72 102,51 52,09 131,60 7,95 44,22 87,26 44,67 160.918,00 234,10
Head of Agronomy
Ir. Zulaina HA
BLOK
(4)
Saldo
Saldo
Awal
Akhir
Biaya Perolehan:
Kelapa sawit
4.481.865.253
-
-
4.481.865.253
Karet
6.308.255.147
-
-
6.308.255.147
Sub Jumlah
10.790.120.400
-
-
10.790.120.400
Akumulasi Penyusutan:
Kelapa sawit
2.454.479.749
224.093.263
-
2.678.573.012
Karet
3.454.696.569
315.412.757
-
3.770.109.326
Sub Jumlah
5.909.176.318
539.506.020
-
6.448.682.338
Nilai Buku
4.880.944.082
4.341.438.062
Rincian Tanaman yang telah menghasilkan menurut lokasi operasi perusahaan adalah sebagai berikut:
2009
(dalam Ha)
Rantau Estate
1.175
Meurebo Estate
47
Jumlah
1.222
Medan, 31 Desember 2009
Head of Finance and Account
Arif Hartono
PT BETAMI
LAPORAN TANAMAN MENGHASILKAN
TAHUN 2009
Lokasi
Perubahan selama Periode Berjalan
Penambahan
Pengurangan
(5)
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
Harga Perolehan :
Tanaman menghasilkan
10.790.120.400
-
-
10.790.120.400
Tanaman belum menghasilkan
29.402.374.298
11.227.803.720
-
40.630.178.018
Bangunan
1.476.710.181
693.988.131
-
2.170.698.312
Jalan,jembatan, dan sal. Air
2.001.494.287
1.298.171.826
-
3.299.666.113
Kendaraan dan alat berat
4.181.411.677
1.305.425.000
1.280.000.000
4.206.836.677
Alat berat
5.284.156.790
-
-
5.284.156.790
Mesin dan Instalasi
566.107.250
7.525.000
-
573.632.250
Inventaris dan alat pertanian
201.088.798
145.246.000
-
346.334.798
53.903.463.681
14.678.159.677
1.280.000.000
67.301.623.358
Akumulasi Penyusutan :
Tanaman menghasilkan
5.909.176.318
539.506.020
6.448.682.338
Bangunan
423.628.314
217.069.831
640.698.145
Jalan,jembatan, dan sal. Air
218.343.036
164.983.306
383.326.342
Kendaraan dan alat berat
1.494.994.756
677.960.480
320.000.000
1.852.955.236
Alat berat
790.800.679
528.415.679
-
1.319.216.358
Mesin dan Instalasi
221.768.493
57.363.225
279.131.718
Inventaris dan alat pertanian
131.645.126
53.672.417
185.317.543
9.190.356.722
2.238.970.958
320.000.000
11.109.327.680
Nilai Buku
44.713.106.959
56.192.295.678
Medan, 31 Desember 2009
Head of Finance and Account
Arif Hartono
PT BETAMI
DAFTAR AKTIVA TETAP DAN AKUMULASI PENYUSUTAN
31 Desember 2009
Keterangan
(6)