F =
1 k
n JK
k JK
res reg
=
1 4
33 93797
, 1223
4 2507,464
= 43,71207
626,866
= 14,3408
5. Membuat kesimpulan Karena F
hitung
= 14.3408 ≥ F
tabel
= F
4;28 0,05
= 2,71 maka H ditolak dan
H
1
diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara penduduk miskin, rumah sakit bersalin, perkawinan muda tidak belum pernah
bersekolah dan anak perempuan yang sudah menonton TV terhadap partisipasi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB.
4.5 Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat harga
2
y
= 3737,86 dan nilai JK
reg
yang telah dihitung adalah 14,3408, maka selanjutnya dapat dihitung nilai koefisien
determinasi yaitu:
R
2
=
2
y JK
reg
Universitas Sumatera Utara
=
3737,86 2.507,464
= 0,6708
Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,6708. Hal ini berarti bahwa sekitar 67,08 partisipasi wanita Indonesia dalam
keikutsertaan program KB dipengaruhi oleh penduduk miskin, rumah sakit bersalin, perkawinan muda tidak belum pernah bersekolah dan anak perempuan
yang sudah menonton TV melalui hubungan regresi linier berganda yaitu Ŷ =
25,860 – 0,503 X
1
+ 0,006 X
2
+ 0,958 X
3
+ 0,366 X
4
. Sedangkan 32,92 lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.6 Koefisien Korelasi
Untuk memperoleh nilai koefisien korelasi berganda dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
R =
2
R = 0,6708
= 0,8190 Nilai ini menunjukkan bahwa korelasi berganda antara penduduk miskin,
rumah sakit bersalin, perkawinan muda tidak belum pernah bersekolah dan anak perempuan yang sudah menonton TV terhadap keikutsertaan wanita Indonesia
Universitas Sumatera Utara
dalam program KB adalah sebesar 0,8190. Nilai ini merupakan nilai korelasi dengan kekuatan korelasi tinggi.
4.7 Koefisien Korelasi Antar Variabel Bebas XTerhadap Variabel
Terikat Y
Dari Tabel 4.2 dapat diperoleh koefisien korelasi antara variabel terikat Y
dengan variabel bebas X sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
antara variabel-variabel tersebut.
4.7.1 Koefisien korelasi antara Penduduk Miskin X1 terhadap Akseptor
KB Y
r
yx1
=
2 2
2 1
2 1
1 1
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 802
, 114
33 98
, 421
42 ,
6849 33
45 ,
1914 98
, 421
47 ,
22959 33
= 5
, 7691
50197
= -0,6526 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi negatif dengan kekuatan korelasi
sedang antara jumlah penduduk miskin dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah penduduk miskin di Indonesia, maka akan semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
menurun jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah penduduk miskin di
Indonesia, maka akan semakin tinggi meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB.
4.7.2 Koefisien korelasi antara Jumlah Rumah Sakit Bersalin X
2
terhadap Akseptor KB Y
r
yx2
=
2 2
2 2
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 114802
33 3523
949 .
1424 33
45 ,
1914 3523
217032 33
=
2066238 417434
= 0,20203 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan korelasi
rendah antara jumlah Rumah Sakit Bersalin dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah Rumah Sakit Bersalin, maka akan semakin tinggi
meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah Rumah Sakit
Bersalin, maka akan semakin rendah pula jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB.
Universitas Sumatera Utara
4.7.3 Koefisien Korelasi Antara Wanita Muda Yang Tidak Belum Pernah
Besekolah Namun Sudah Menikah X
3
terhadap Akseptor KB Y
r
yx3
=
2 2
2 3
2 3
3 3
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 114802
33 1
, 170
93 ,
1212 33
45 ,
1914 1
, 170
7 ,
10368 33
= 2
, 36990
8 ,
16519
= 0,4466 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan korelasi
cukup rendah antara jumlah wanita muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah wanita
muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah, maka akan semakin tinggi meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam
keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah wanita muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah, maka akan semakin
rendah pula jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB. Namun dalam hal ini bukan berarti membenarkan wanita muda yang
sudah tidak bersekolah bahkan belum pernah bersekolah untuk langsung menikah. Hal ini hanya dalam konteks bahwa akan semakin banyak jumlah pasangan suami
istri di Indonesia yang akan mengikuti program KB mengingat bahwa mereka masih merupakan pasangan suami istri muda dini.
Universitas Sumatera Utara
4.7.4 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Anak Perempuan Yang Sudah
Menonton TV Sejak Usia 7-17 Tahun X
4
terhadap Akseptor KB Y
r
yx4
=
2 2
2 4
2 4
4 4
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 114802
33 74
, 2972
272753 33
45 ,
1914 74
, 2972
175697 33
= 142090
106832
= 0,7518 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan korelasi
cukup tinggi antara jumlah anak perempuan yang sudah menonton TV sejak usia 7-17 tahun terhadap jumlah wanita yang berpartisipasi dalam keikutsertaan
program KB. Artinya semakin besar jumlah anak perempuan yang sudah menonton TV sejak usia 7-17 tahun, maka akan semakin tinggi meningkat jumlah
wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah anak perempuan yang sudah menonton
TV sejak usia 7-17 tahun, maka akan semakin rendah pula jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB. Dalam hal ini,
mendapatkan layanan informasi melalui iklan ataupun sosialisasi media elektronik sejak dini akan meningkatkan pengetahuan wanita Indonesia mengenai arti
penting program KB dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai
sistem atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain
yang tertulis ke dalam programming. Pengolahan data pada Tugas Akhir ini menggunakan suatu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program
SPSS 17.0 For Window dalam memperoleh hasil perhitungan.
5.2 Pengenalan Program SPSS
SPSS Statistical Product and Service Solution merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik. Analisis data
akan menjadi lebih cepat dan efisien dengan hasil perhitungan yang akurat. SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Standford
University pada tahun 1968. Tahun 1948 SPSS sebagai software muncul dengan nama SPSSPC+ dengan sistem Dos. Lalu sejak tahun 1992 SPSS mengeluarkan
Universitas Sumatera Utara
versi Windows. SPSS dengan sistem Windows telah mengeluarkan software dengan beberapa versi yang berkembang dalam penggunaannya dalam mengolah
data statistika. SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data statistik pada ilmu-
ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Science. Namun, dalam perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS
diperluas untuk berbagai jenis penggunaan, misalnya untuk proses produksi di perusahaan, riset ilmu-ilmu sains dan sebagainya. Sehingga kini SPSS menjadi
singkatan dari Statistical Product and Service Solutions.
5.3 Memulai SPSS Pada Windows