Harga-harga b , b
1
, b
2
, b
3
didapat dengan memilih menggunakan metode eliminasi, substitusi ataupun matriks.
2.3 Kesalahan Baku Standard Error
Setelah menentukan persamaan liniernya langkah selanjutnya adalah menentukan kekeliruan baku standard error. Menurut Hasan 1999 kekeliruan baku
standard error adalah angka atau indeks yang digunakan untuk menduga ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi di
sekitar garis regresi. Rumus untuk menghitung standard error adalah :
2 2
,12,...,
ˆ 1
i y
k e
Y Y
S S
n k
keterangan : = kekeliruan baku taksiran
= derajat kebebasan.
2.4 Uji Regresi Linier Berganda
Uji keberartian digunakan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan adalah dengan menggunakan uji F.
Uji linieritas garis regresi juga dilakukan dengan menghitung nilai F, yaitu dengan mempergunakan hipotesis nol
. Jika nilai F P 0,05, garis regresi data skor yang bersangkutan dinyatakan linier. Sebaliknya, jika nilai F P 0,05,
garis regresi itu berarti tidak linier, dan sebagai konsekuensinya data tersebut harus dibuat menjadi regresi nonlinier.
2.4.1 Uji F Simultan
Karena dalam analisis regresi yang dianalisis adalah varians garis regresi, hasil perhitungan analisis regresi juga menghasilkan bilangan atau rasio F, atau
lengkapnya F
regresi
disingkat F
reg
atau F
hitung
. Adapun rumus untuk memperoleh F
reg
adalah sebagai berikut :
keterangan : F
reg
= bilangan F garis regresi JK
reg
= jumlah kuadrat garis regresi RK
res
= jumlah kuadrat garis residu. n
= banyaknya data = jumlah variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
= derajat kebebasan.
Rumus untuk mencari JK
reg
dan JK
res
adalah sebagai berikut :
Adapun rumus untuk mencari nilai-nilai yang diperlukan untuk mencari koefisien- koefisien regresi ganda adalah dengan menentukan x dan y dari data yang tersedia
adalah sebagai berikut :
dan
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Menentukan formulasi hipotesis :
tidak mempengaruhi Y :
minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y.
2. Menentukan taraf nyata α dan
dengan dk dan
n-k-1 3. Menentukan kriteria pengujian
diterima bila ditolak bila
4. Menentukan nilai statistik F
hitung
dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
5. Membuat kesimpulan apakah diterima atau ditolak.
2.5 Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang digunakan untuk derajat hubungan linier antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Sehingga apabila terdapat
hubungan antar variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lain. Pada
umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungan analisis regresi di mana kegunaannya untuk mengukur ketepatan garis regresi, dalam menjelaskan variasi
nilai variabel dependen. Oleh karena itu, korelasi tidak dapat dilakukan tanpa adanya persamaan regresi Kustituanto, 1984.
2.6 Koefisien Determinasi
Menentukan koefisien korelasi berganda juga dapat dicari dengan mencari koefisien determinasi di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
keterangan : JK
reg
= jumlah kuadrat garis regresi
= jumlah kuadrat variabel terikat
2.7 Koefisien Korelai
Koefisien korelasi pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson sekitar tahun 1900. Koefisien korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara dua variabel
berskala selang atau rasio. Dilambangkan dengan r, koefisien korelasi sering juga disebut dengan r pearson atau korelasi produk-momen pearson.
Menurut Hasan 1999 koefisien korelasi yang terjadi dapat berupa : 1. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel
yang satu X meningkat maka variabel lainnya Y cenderung meningkat pula.
2. Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu X meningkat maka variabel yang lainnya Y cenderung
menurun. 3. Tidak adanya terjadi korelasi apabila kedua variabel X dan Y tidak
menunjukkan adanya hubungan. 4. Korelasi sempurna adalah korelasi dua variabel, yaitu apabila kenaikan
atau penurunan variabel yang satu X berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel yang lainnya Y.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data X
i
dan Y
i
berukuran n dengan menggunakan rumus :
keterangan : r
= nilai koefisien korelasi = jumlah dari variabel X
= jumlah dari variabel Y = jumlah dari perkalian variabel X dan Y
= jumlah dari kuadrat variabel X = jumlah dari kuadrat variabel Y.
Koefisien korelasi r dipakai apabila terdapat dua variabel tapi apabila digunakan korelasi berganda atau memiliki tiga variabel ganda maka koefisien
korelasinya dinotasikan dengan R. Nilai koefisien linier berganda R dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
keterangan : = koefisien korelasi antara Y dan
= koefisien korelasi antara Y dan = koefisien korelasi antara
dan
Universitas Sumatera Utara
Korelasi antara variabel dibedakan atas tiga jenis, yaitu : 1. Korelasi Positif
Perubahan antara variabel berbanding lurus, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lainnya juga mengalami peningkatan.
2. Korelasi Negatif Perubahan antara variabel berlawanan, artinya apabila variabel yang satu
meningkat, maka variabel yang lain mengalami penurunan. 3. Korelasi Nihil
Terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan yang lain dengan arah yang tidak teratur.
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Tidak ada korelasi 0,01
– 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39
Rendah 0,40
– 0,59 Agak rendah
0,60 – 0,79
Cukup 0,80
– 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi korelasi sempurna
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET
3.1 Gambaran Umum Badan Pusat Satatistik BPS