Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Usia Subur tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011.
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI
KELURAHAN 30 ILIR TAHUN 2011
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Syarah Amrina NIM : 108103000063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432H / 2011 M
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 September 2011
Syarah Amrina
(3)
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU USIA SUBUR TENTANG AKDR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI
KELURAHAN 30 ILIR TAHUN 2011
Laporan Penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Syarah Amrina
NIM: 108103000063
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, M.Kes dr. Erike Suwarsono, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
(4)
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP,
PERLAKU IBU USIA SUBUR TENTANG AKDR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN 30 ILIR TAHUN 2011 yang diajukan oleh Syarah Amrina (NIM: 108103000063), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 23 September 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 23 September 2011
DEWAN PENGUJI Penguji I
dr. Rachmania Diandini, MKK
Penguji II
dr. Taufik Zain, Sp.OG (K)
Penguji III
dr. Dede Moeswir, Sp.PD
PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN
Prof. DR. (HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And
Ketua PSPD FKIK UIN
DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR
(5)
Alhamdulillahirobbil a lamin berkat taufik dan hidayah-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Usia Subur Tentang AKDR Dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr (HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, dan Drs. H. Achmad Gholib, MA selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. H. Syarief Hasan Lutfi, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.
3. dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad., M.Kes dan dr. Erike Suwarsono, M.P.d selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.
4. Ayahanda H. Abdul Amri Siregar, Ibunda Hj. Mahmudah Azizah dan keluarga besar saya serta para sahabat saya PSPD 2008 yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materiil.
5. Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab Riset angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini
6. Penduduk Kelurahan 30 Ilir Palembang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Ciputat, 23 September 2011 Syarah Amrina v
(6)
ABSTRAK
Syarah Amrina. Program Studi Pendidikan Dokter UIN. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Usia Subur tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011.
Beberapa penelitian menunjukkan rendahnya pengunaan AKDR dibanding alat kontrasepsi lainnya yang dipengaruhi bermacam faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR di Kelurahan 30 Ilir. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif dengan sampel sebanyak 106 ibu usia subur. Responden mengisi kuesioner yang disertai wawancara terpimpin oleh peneliti. Data dianalisis dengan univariat. Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang AKDR dalam program KB sebesar 42,5%, bersikap positif tentang AKDR dalam program KB sebesar 40,6%, berpartisipasi dalam program KB sebanyak 57,5%, pengguna AKDR dalam program KB sebanyak 1,9%, dan yang berpartisipasi dalam pengontrolan AKDR sebesar 3,8%.
Kata kunci : KB, AKDR, ibu usia subur, Kelurahan 30 Ilir
Syarah Amrina.Medical Study Program of Faculty of medicine and Heath Sciences Syarif Hidayatullah. Description of knowledge, attitude, behavior women of childbearing age about Intrauterine Device in the family planning program at 30 Ilir village 2011.
Several recent studies show that the users of IUD are still lower than any contraception and it is influenced kind of factors. This research aims to described knowledge, attitude, and behavior women of childbearing age about Intrauterine Device in the family planning program at 30 Ilir village. This research uses a descriptive study with cross sectional method. The subjects are 106 respondents. Answered questionnaire and guided interview. The data was analyzed by using univariat. The result of this research was obtained respondents who have good knowledge are 42,5%, respondents who have positive attitude are 40,6%, respond who have participated in family planning program are 57,5%, respondents who use IUD are 1,9%, dan respondents who have controlling of IUD are 3,8%.
Keywords : family planning programs, IUD, women of childbearing age, 30 Ilir village
(7)
LEMBAR PERNYATAAN... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK/ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR SINGKATAN... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1 Perguruan Tinggi... 2
1.4.2 Pemerintah... 2
1.4.3 Masyarakat ... 2
1.4.4 Peneliti ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori... 4
2.1.1 Keluarga Berencana ... 4
A. Pengertian... 4
B. Tujuan ... 4
C. Sasaran ... 5
D. Pandangan Al Qur an tentang Keluarga Berencana.... 6
E. Hukum keluarga berencana dalam agama Islam ... 6
1. Menurut Al Qur an dan Hadits ... 6
2. Menurut pandangan ulama... 7
F. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam... 8
G. Pandangan Gereja tentang Keluarga Berencana ... 8
2.1.2 Kontrasepsi... 9 vii
(8)
A. Pengertian... 9
B. Cara kerja ... 9
C. Macam metode kontrasepsi... 9
2.1.3 Kontrasepsi Hormonal ... 10
A. Pil Oral ... 10
B. Suntikan ... 12
2.1.4 Kontrasepsi non Hormonal ... 12
A. Kontrasepsi Mantap ... 12
B. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) ... 13
2.1.5 Ibu Usia Subur ... 18
2.1.6 Pengetahuan ... 18
A. Pengertian... 18
B. Indikator Pengetahuan terhadap AKDR... 19
2.1.7 Sikap... 21
A. Pengertian... 21
B. Indikator Sikap terhadap AKDR... 21
2.1.8 Perilaku ... 23
A. Pengertian... 23
B. Indikator Perilaku terhadap AKDR... 24
2.1.9 Karakteristik Responden...24
2.2 Kerangka Konsep ... 26
2.3 Definisi Operasional... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.3 Populasi dan Sampel ... 29
3.4 Cara Kerja Penelitian ... 30
3.5 Instrumen Penelitian... 31
3.6 Managemen Data ... 32
3.7 Analisis Data ... 33
3.8 Etika Penelitian ... 33
3.9 Biaya Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Demografi Daerah Penelitian... 34
(9)
4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 35
4.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB ... 37
4.2.3 Gambaran Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB... 37
4.2.4 Gambaran Prilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB... 38
4.3 Pembahasan Penelitian... 40
4.3.1 Gambaran Pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB ... 40
4.3.2 Gambaran Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB... 41
4.3.3 Gambaran Perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB... 41
4.4 Keterbatasan Penelitian... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran... 44
DAFTAR PUSTAKA... 45
LAMPIRAN... 48
RIWAYAT HIDUP... 62
(10)
DAFTAR TABEL
2.1 Mekanisme Kerja AKDR ... 15
2.2 Definisi Operasional... 27
3.1 Instrumen Penelitian... 31
4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden . 36 4.2 Gambaran pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB 37 4.3 Gambaran Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB... 38
4.4 Gambaran Perilaku partisipasi ibu usia subur dalam program KB... 38
4.5 Gambaran Perilaku partisipasi ibu usia subur tentang AKDR... 39
4.6 Gambaran Perilaku ibu usia subur tentang kontrol AKDR... 40
DAFTAR GAMBAR 2.1 Macam AKDR ... 14
2.2 Kerangka Konsep ... 26
(11)
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
AKDR : Alat Kontrasepsi dalam Rahim
ASI : Air Susu Ibu
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional HCG : Human Chorionic Gonadotropin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IUDs : Intrauterine Devices
IMS : Infeksi Menular Seksual
KB : Keluarga Berencana
KK : Kepala Keluarga
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
PUS : Pasangan Usia Subur
PRP : Penyakit Radang Panggul
PNS : Pegawai Negeri Sipil
SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia SPSS : Statistic for Social Science
TFR : Total Fertility Rate
WHO : World Health Organization
Nomor Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
2. Uji Validitas Variabel Penelitian 3. Hasil pengolahan data Penelitian 4. Surat Ijin Penelitian
(12)
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia meningkat sebesar 32,5 juta dalam jangka waktu 10 tahun terakhir (2000-2010). Pada tahun 2.000 sebesar 205,1 juta penduduk dan pada tahun 2010 menjadi sebesar 237,6 juta penduduk. Angka proyeksi tahun 2010 dengan dasar survey penduduk antar sensus (Supas) 2005 adalah 234,2 juta sedangkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebesar 237,6 juta. Maka dapat disimpulkan jumlah penduduk hasil sensus penduduk 2010 tersebut lebih besar 3,4 juta jiwa dibandingkan angka proyeksi tahun 2010.1Angka kematian ibu di semua negara berkembang masih sangat tinggi demikian juga di Indonesia berkisar antara 248 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.2Oleh karena itu, untuk menekan fertilitas serta menjamin keselamatan dan kesehatan wanita selama hamil, bersalin, nifas, dan wanita usia produktif atau subur pemerintah mencanangkan Program Keluarga Berencana sejak tahun 1970.3
Bentuk penerapan program KB berupa alat kontrasepsi bagi seluruh penduduk Indonesia. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, prevalensi penggunaan kontrasepsi modern di kalangan wanita usia subur yang sudah menikah mencapai 65,9 %.4 Di Indonesia pemakai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 6,4%, sedangkan pil 29,9 % dan suntik 46,2 %.5 Diketahui dari 56.217 peserta KB baru di kota Palembang hingga Desember 2010, jumlah akseptor AKDR yaitu 1974 akseptor, jumlah akseptor pil 23.662 akseptor dan jumlah akseptor suntik 28.497 akseptor.6Sedangkan akseptor di kelurahan 30 Ilir ada 2539 akseptor dan yang menggunakan AKDR ada 54 akseptor, pil 670 akseptor dan suntik 1153 akseptor.7
Dilihat dari jumlah akseptor masing-masing alat kontrasepsi, diketahui jumlah pengguna AKDR lebih sedikit dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain yang lazim digunakan. Namun dalam kenyataanya tingkat keakuratan AKDR lebih tinggi, karena bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan efek samping minimal. Angka kegagalan IUD pada umumnya adalah 1 kehamilan dalam 125 - 170 kehamilan.8
(13)
masih tinggi dan dengan tingkat keefektifan AKDR yang tinggi namun jumlah akseptor yang rendah perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,
Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang pada tahun 2011?
1.3. Tujan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir Palembang tahun 2011.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia produktif tentang AKDR sebagai salah satu alat kontrasepsi KB di Kelurahan 30 Ilir Palembang pada tahun 2011 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.4.1. Perguruan Tinggi
Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan
fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
1.4.2 Pemerintah
a. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR di kelurahan 30 Ilir tahun 2011
b. Meningkatkan upaya pelayanan secara kualitas dan kuantitas dalam pelayanan Keluarga Berencana khususnya AKDR di Kelurahan 30 Ilir.
(14)
1.4.3. Masyarakat
a. Diharapkan masyarakat lebih banyak mengetahui perihal alat kontrasepsi dalam rahim.
b. Diharapkan kedepannya derajat kesehatan reproduksi dan kesejahteraan keluarga di daerah kelurahan 30 ilir lebih baik dari sebelumnya.
1.4.4. Peneliti
a. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
b. Sebagai media aplikasi ilmu dalam menentukan permasalahan di masyarakat serta merumuskan permasalahan tersebut.
c. Mendapatkan informasi mengenai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011
d. Sebagai bahan kajian atau data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur terhadap AKDR dalam program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011.
(15)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Keluarga Berencana
A. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organisation) expert committe
1970:
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.3
Secara umum KB dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah, serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.3Dari kajian selama ini, terlalu dekat jarak antar kelahiran dapat membahayakan bayi yang akan dilahirkan karena belum sempurna kondisi fisik alat kandungan ibu (Maternal Depletion Syndrome).Oleh karena itu, diperlukan jarak optimal antara antardua kelahiran anak, yaitu minimal 3 tahun dan maksimal 5-6 tahun.9
B. Tujuan3
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan :
1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita.
Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan
mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini
(16)
diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. 2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
4. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, yaitu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
C. Sasaran2
Sasaran langsung :
Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi.
Sasaran tidak langsung :
1. Kelompok remaja usia 15-19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang berisiko untuk
(17)
reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.
2. Organisasi-organisasi, lembaga kemasyarakatan serta instansi pemerintah maupun swasta serta tokoh masyarakat dan pemuka agama yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam melembagakan NKKBS.
D. Pandangan Al Qur an tentang Keluarga Berencana10
Dalam Al Qur an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB, antara lain ialah:
Surat An-Nisa ayat 9:
Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar .
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB, diantaranya ialah surat Qashas: 77, Al-Baqoroh: 233, Lukman: 14, Al- Ahqaf: 15, dan At-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas dapat dikatakan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanaka
dalam program KB antara lain, menjaga kesehatan istri,
mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup rumah tangga.
E. Hukum keluarga berencana dalam agama Islam11 1. Menurut Al Qur an dan Hadits
(18)
Sebenarnya dalam Al Qur an dan Hadits tidak ada nas yang shoheh yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, tetapi dalam Al Qur an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:
Mengkhawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 195.
Artinya: Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam
kerusakan .
Mengkhawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan
penghidupan, sesuai dengan hadits nabi, Kekafiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran .
Mengkhawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila
jarak kelahiran anak terlalu dekat.
2. Menurut pandangan ulama12
Ulama yang memperbolehkan
Diantara ulama yang membolehkan adalah imam Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syaltuth, ulama yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti KB dengan ketentuan anatara lain, menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan si ibu dan untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya dari surat Al- Mu minun ayat: 12,13,14.
Ulama yang melarang
Ulama yang melarang mengikuti KB karena perbuatan itu temasuk membunuh keturunan, seperti firman Allah,
(19)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemisknan) kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka .( Al-Isra:31)
F. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam13
1) Cara yang diperbolehkan
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang
diperbolehkan oleh syara antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Caraini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :
(
)
. .
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.
2) Cara yang dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara , yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilkan keturunan.
G. Pandangan Gereja tentang Keluarga Berencana14
Berkaitan dengan soal pengaturan kelahiran dalam istilah Keluarga Berencana , gereja menyadari kesulitan-kesulitan yang dihadapi keluarga dalam usaha mengatur kelahiran. Dalam ensiklik dijelaskan bahwa untuk mengatur keluarga, mengatur kelahiran, jumlah dan waktu kelahiran anak diserahkan tanggungjawab sepenuhnya
(20)
kepada suami-istri. Memang suami-istri kadang-kadang bingung karena merasa dari satu pihak harus mengatur kelahiran, tetapi dilain pihak tidak dapat melaksanakan dengan cara pantang berkala, maka dalam keadaan demikian mereka bertindak secara tanggungjawab dan tidak perlu merasa berdosa, apabila menggunakan cara lain, asalkan cara tersebut tidak merendahkan martabat suami atau istri, tidak berlawanan dengan hidup manusiawi (pengguguran dan pemandulan) dan dapat dipertanggungjawabkan secara medis. (penjelasan surat MAWI 1968 tentang Keluarga Berencana)
2.1.2 Kontrasepsi A. Pengertian3
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. Cara kerja
Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sbb : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, dan menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.15
C. Macam metode kontrasepsi16
1. Metode Sederhana: tidak menggunakan alat-alat khusus lebih mengandalkan perencanaan akurat tiap pasangan. Metode ini terdiri dari metode kalender, conitus interuptus, kondom pria dan wanita, dan spermatisida.
2. Metode Modern: menggunakan alat khusus dengan disertai kandungan hormonal dan tindakan operatif. Metode ini terdiri dari kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan kontrasepsi mantap (Tubektomi dan Vasektomi)
(21)
2.1.3 Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi ini mengandung hormon-hormon reproduksi wanita, berupa turunan hormon progesteron dan turunan estrogen. Dengan penambahan hormon-hormon tersebut diharapkan proses pematangan ovum dicegah sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Hormon-hormon yang dikandung oleh alat kontrasepsi ini juga menyebabkan getah pada liang peranakan tetap kental, sehingga sperma tidak dapat bergerak lebih jauh. Selain itu, dengan penambahan hormon ini berarti lapisan peranakan tidak dipersiapkan untuk menerima kehamilan, sehingga kalaupun ada telur yang telah dibuahi tidak dapat dapat menempel pada dinding rahim.17
A. Pil Oral16
A.1 Mekanisme Kerja
Mencegah proses pematangan ovum sehingga tidak bisa dibuahi. Pil harus diminum setiap hari dan usahakan minum pada waktu yang sama setiap harinya agar efektif.
A.2. Kelebihan dan Kekurangan
Pil relatif mudah dipakai dan tidak mengganggu siklus menstruasi. Akan tetapi pil mengandung sejumlah kekurangan yaitu;
Beberapa hari pertama pemakaian pil, muncul mual, pusing,
letih, sedikit perdarahan. Jika kejadian berlangsung lebih dari 1 bulan, perlu dicek ke dokter, mungkin perlu mengganti dengan metode kontrasepsi lainnya.
Berkurangnya ASI Risiko lupa yang tinggi
A.3 Kontraindikasi
Kontraindikasi Absolut
Trombophlebitis, penyakit tromboembolik, penyakit
serebrovaskuler, oklusi koroner, atau riwayat pernah mengalami peyakit tersebut.
(22)
Ca mammae atau diduga menderita ca mammae
Neoplasma yang estrogen dependen atau diduga menderita
neoplasma estrogen dependen
Perdarahn genitalia abnormal yang tidak diketahui
penyebabnya
Kehamilan atau diduga hamil Ikterus obstruktif dalam kehamilan Hiperlipidemia kongenital/familial
Kontraindikasi Relatif
Migraine Hipertensi Leiomyoma uteri Epilepsi
Varises
Diabetes gestasional Bedah elektif Wanita > 35 tahun
A.4 Efek Samping dan Komplikasi 1. Acne/kulit berminyak 2. Amenore
3. Perdarahan-bercak menyerupai haidh 4. Mastalgia
5. Depresi
6. Gangguan penglihatan
7. Kehamilan dan kelainan janin 8. Galaktorea
9. Sakit kepala 10. Hipertensi 11. Mual
12. Berat badan bertambah
Dari angka kejadiannya efek samping merupakan faktor
(23)
wanita usia > 35tahun dan terutama > 35 tahun yang merokok. B. Suntikan16
B.1 Mekanisme Kerja
Menyuntikkan zat hormonal ke dalam tubuh, bisa di bagian lengan atas atau belakang, efektif selama 1-3 bulan, tergantung kandung jenis zat yang ada.
B.2 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihannya ialah tidak mengganggu laktasi (produksi air
susu ibu) oleh karenanya suntikan bisa diberikan 40 hari sejak ibu melahirkan. Jika sewaktu-waktu ada keinginan untuk hamil, maka suntikan dapat segera dihentikan. Selain itu suntikan juga tidak menyebabkan kekurangan darah.
Kekurangannya muncul pusing, mual, spotting (bercak
perdarahan), mengubah siklus menstruasi, penurunan atau pertambahan berat badan yang menyolok serta resiko gagal karena lupa.
B.3 Kontraindikasi
1. Ibu yang sedang hamil 2. Penderita tumor
3. Penderita penyakit jantung 4. Penderita penyakit hati 5. Penderita darah tinggi 6. Penderita diabetes 7. Penderita penyakit paru
8. Ibu yang mengalami perdarahan abnormal dari genitalia
2.1.4 Kontrasepsi non Hormonal A. Kontrasepsi Mantap17
Adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur pada wanita atau saluran sperma pada pria. Kontap dijalankan dengan melakukan operasi kecil pada
(24)
organ reproduksi, tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria. Cara ini sifatnya permanen, maka kontap hanya diperkenankan bagi pasangan yang sudah mantap untuk tidak lagi mempunyai anak.
B. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) B.1. Pengertian3
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada yang dililit tembaga, adapula yang dililit tembaga bercampur perak, selain itu ada pula yang berisi hormon progesterone.
B.2. Jenis18
Dikenal 3 macam AKDR, yaitu:
1. AKDR yang terbuat dari plastik (Lippes Loop)
Lippes loop yang terbuat dari plastik dan diisi dengan barium sulfat masih digunakan di seluruh dunia (kecuali Amerika Serikat)19
2. AKDR yang mengandung hormon (Progestasert)
Progestasert adalah AKDR yang berbentuk T yang terbuat dari etilen asetat kopolimern yang mengandung titanium dioksida. AKDR levonorgestrel bertahan 10 tahun dan mengurangi jumlah perdarahan haid serta angka infeksi panggul.19
3. AKDR yang mengandung tembaga (Copper T 380 A)
Copper T terdiri dari polietilen dan barium sulfat. Batangnya dibalut oleh 314 mm2 kawat tembaga halus dan kedua lengan masing-masing mengandung 33 mm2 sehingga total tembaga adalah 380 mm2.20
(25)
Gambar 2.1 Macam Kontrasepsi19 (Speroff, L. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Ed.2.EGC. Jakarta. 2005)
B.3 Mekanisme Kerja
Kerja kontraseptif semua AKDR terjadi terutama dalam rongga uterus. Ovulasi tidak dipengaruhi, dan AKDR juga bukan merupakan pemicu aborsi. Ini diyakini bahwa mekanisme kerja AKDR adalah menciptakan suatu lingkungan intrauterin yang spermisidal.19
(26)
Tabel 2.1 Mekanisme kerja alat kontrasepsi dalam rahim21
(Glasier, A. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. EGC. Jakarta. 2006) Mekanisme Kerja
AKDR yang mengandung
tembaga
AKDR yang melepaskan
hormon Mengganggu kemampuan sprema berjalan
melewati rongga rahim Ya Ya
Mengganggu proses pembuahandi tuba falopii sebelum ovum mencapai rongga rahim
Ya Ya
Menghambat implantasi apabila telur yang sudah dibuahi masuk ke uterus dengan menimbulkan respons peradangan lokal di endometrium
Ya Ya
Mengganggu pergerakkan sperma melalui
pembentukkan mukus serviks yang kental Tidak Ya
Mungkin mengganggu implantasi melalui perubahan-perubahan endometrium yang
diperantarai oleh hormon Tidak Ya
B.4. Keunggulan
B.4.1 Kepatuhan dan Kelanjutan21
AKDR merupakan metode kontrasepsi yang sama sekali tidak berkaitan dengan koitus, sehingga alat ini menarik bagi banyak pemakai. Semua AKDR yang mengandung tembaga yang dipasang pada wanita berusia lebih dari 40 tahun dapat terpasang sampai masa menopause tanpa menimbulkan kekhawatiran mengenai kelanjutan efektivitasnya.
B.4.2 Reversibilitas21
AKDR umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsungan cepat (angka konsepsi 78-88% setelah 12 bulan dan 92-97% pada 3 tahun setelah pengeluaran).
B4.3 Keganasan21
Berbeda dengan metode hormon, pada AKDR tidak terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan risiko penyakit keganasan.
(27)
B.5.1 Pola perdarahan menstruasi21
Efek samping yang sering terjadi pada para pemakai AKDR tembaga adalah menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Lebih dari 10% pemakai AKDR melaporkan gangguan menstruasi.
B.5.2 Infeksi21
Angka PRP keseluruhan pada pemakai AKDR adalah sekitar 1,4 sampai 1,6 kasus per 1.000 wanita selama tahun pemakaian, yaitu dua kali lipat dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi. Risiko ini meningkat selama 20 hari pertama pemakaian (9,7 per 1.000). Hal ini berkaitan dengan masuknya organisme infektif ke dalam rongga rahim saat pemasangan AKDR, terutama apabila wanita mengidap infeksi yang tidak terdeteksi atau pemasangan tidak sesuai dengan prosedur aseptik yang benar.
B.5.3 Ekspulsi21
AKDR dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan. Angka ekspulsi spontan untuk AKDR modern (termasuk LNG-IUS) berkisar dari 3 sampai 10% pada tahun pertama pemakaian, bergantung pada usia dan paritas pemakai, penentuan waktu pemasangan dan tipe AKDR, serta keahlian petugas yang memasang alat tersebut.
B.5.4 Perforasi21
Perforasi uterus merupakan kejadian yang jarang (kurang dari 1 dalam 1000 pemasangan) dan berkaitan dengan tipe AKDR, teknik pemasangan, dan keterampilan petugas.Terdapat beberapa bukti yag menunjukkan bahwa risiko perforasi fundus lebih besar pasa awal periode pascapartum sebelum uterus mengalami involusi sempurna. Dalam pemasangan AKDR pascapartum baik pada wanita yang menyusui maupun tidak, diperlukan perhatian khusus.
B.6. Indikasi22
(28)
a. Usia reproduktif b. Nulipara
c. Ingin kontrasepsi jangka panjang
d. Setelah melahirkan dan menyusui bayinya atau tidak menyusui e. Resiko rendah dari IMS
f. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal
B.7. Kontraindikasi22
Wanita yang tidak boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Kemungkinan hamil atau sedang hamil
b. Perdarahan per vagina yang belum tahu penyebabnya c. Infeksi genital
d. Kelainan bawaan anatomi uterus e. Penyakit trofoblas ganas
f. Ukuran rongga uterus kurang dari 5 cm
B.8 Efektivitas
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUDs
(intrauterine devices) memiliki keefektivan yang tinggi dalam
mencegah kehamilan. Angka kegagalan IUD pada umumnya
adalah 1 kehamilan dalam 125 - 170 kehamilan8. Pada praktik menunjukkan bahwa AKDR lebih efektif daripada kontrasepsi oral. Efektivitas AKDR telah meningkat, dari angka kehamilan 1 tahun sebesar 2-3 % untuk AKDR inert dan AKDR yang mengandung tembaga menjadi kurang dari 0,5% untuk AKDR yang lebih baru yang mengandung tembaga lebih dari 300 mm2.15
B.9. Pemasangan AKDR21
AKDR dapat dengan aman disisipkan kapan pun setelah persalinan, abortus atau saat siklus haid. Angka ekspulsi dulu lebih tinggi ketika AKDR plastik besar yang lebih kuno disisipkan lebih dini dari delapan minggu postpartum; meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa AKDR tembaga dapat disisipkan
(29)
peningkatan angka kehamilan, ekspulsi, perforasi uterus, atau pengangkatan karena alasan perdarahan atau nyeri. Penyisipan bahkan dapat dilakukan segera setelah persalinan per vaginam; hal ini tidak berkaitan dengan peningkatan resiko infeksi, perforasi uterus, perdarahan postpartum atau subinvolusi uterus. Penyisipan tidak dianjurkan jika terdapat infeksi intrauterine dan diperkirakan akan terjadi angka ekspulsi yang sedikit lebih tinggi dibanding dengan penyisipan empat sampai delapan minggu postpartum.
B.10. Petugas pemasang AKDR17
Pasangan yang memutuskan untuk memilih AKDR sebagai metode ber-KB sebaiknya dibantu oleh dokter, bidan atau tenaga medis lain yang sudah terlatih.
B.11. Pengontrolan/follow upAKDR23
Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang.
2.1.5 Ibu Usia Subur24
Ibu dengan usia produktif atau subur adalah seorang wanita yang telah memiliki anak dan masih bisa melahirkan atau menghasilkan keturunan. Dengan rentang usia 15 tahun hingga 49 tahun. Terlepas dari resiko apapun yang akan terjadi. Dititikberatkan hanya pada kemampuan seorang wanita bisa hamil dan melahirkan seorang anak.
2.1.6 Pengetahuan A. Pengertian
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encylopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar(knowledge
(30)
is justified true belief). Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sedemikian aktif sehingga subjek itu menyusun objek pada dirinya sendiri dalam kesatuan yan aktif.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.25
Berdasarkan teori Lawrence Green, perilaku dipengaruhi 3 faktor pokok yaitu: faktor predisposisi, faktor mendukung, dan faktor yang memperkuat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini perilaku tentang AKDR dalam program KB yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap perilaku tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut.26 Pengetahuan tentang KB merupakan satu aspek penting dalam pemahaman berbagai alat kontrasepsi.27Selanjutnya pengetahuan ini akan memicu seseorang untuk memilih alat kontrasepsi yang paling efektif dan efisien sesuai kondisi tiap pasangan.
B. Indikator Pengetahuan terhadap AKDR
1. Pengenalan AKDR
Responden mengetahui AKDR atau minimal pernah mendengar tentang AKDR.
2. Pengertian AKDR
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada yang dililit tembaga, adapula yang dililit tembaga bercampur perak, selain itu ada pula yang berisi hormon progesterone.
(31)
AKDR yang tidak mengandung obat (inert), AKDR tembaga, AKDR Pelepas hormon.
4. Keuntungan AKDR
AKDR tidak banyak membutuhkan kepatuhan, harganya relatif murah, umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsungan cepat, dan tidak terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan risiko penyakit keganasan.
5. Kerugian AKDR
Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama, menularkan mikroorganisme ke dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, AKDR dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan.
6. Indikasi pemakai AKDR
Wanita yang boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Usia reproduktif
b. Nulipara
c. Ingin kontrasepsi jangka panjang
d. Setelah melahirkan dan menyusui bayinya atau tidak menyusui e. Resiko rendah dari IMS
f. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal 7. Kontraindikasi pemakai AKDR
Wanita yang tidak boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Kemungkinan hamil atau sedang hamil
b. Perdarahan per vagina yang belum tahu penyebabnya c. Infeksi genital
d. Kelainan bawaan anatomi uterus e. Penyakit trofoblas ganas
f. Ukuran rongga uterus kurang dari 5 cm 8. Petugas pemasang AKDR
Pemasangan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih lainnya.
(32)
9. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan
Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang.
Berdasarkan uraian teori di atas maka variable pengetahuan tentang AKDR diukur dari pengenalan AKDR, definisi AKDR, jenis AKDR, keuntungan AKDR, kerugian AKDR, indikasi pemakai AKDR,
kontraindikasi pemakai AKDR, petugas pemasang AKDR,
pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan.
2.1.7 Sikap
A. Pengertian
Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut:
An individual s social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social object (Campbell,1950).25
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup.26Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti
support dari pihak lain, misal suami atau istri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana.26
B. Indikator Sikap terhadap AKDR
B.1 Sikap terhadap alat kontrasepsi dalam rahim 1. Pengertian AKDR
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada
(33)
perak, selain itu ada pula yang berisi hormon progesterone. 2. Jenis AKDR
AKDR yang tidak mengandung obat (inert), AKDR tembaga, AKDR pelepas hormon.
3. Keuntungan AKDR
AKDR tidak banyak membutuhkan kepatuhan, harganya relatif murah, umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsungan cepat, dan tidak terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan risiko penyakit keganasan. 4. Kerugian AKDR
Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama, menularkan mikroorganisme ke dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, AKDR dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan.
5. Indikasi pemakai AKDR
Wanita yang boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Usia reproduktif
b. Nulipara
c. Ingin kontrasepsi jangka panjang
d. Setelah melahirkan dan menyusui bayinya atau tidak menyusui
e. Resiko rendah dari IMS
f. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal 6. Kontraindikasi pemakai AKDR
Wanita yang tidak boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Kemungkinan hamil atau sedang hamil
b. Perdarahan per vagina yang belum tahu penyebabnya c. Infeksi genital
d. Kelainan bawaan anatomi uterus e. Penyakit trofoblas ganas
(34)
7. Petugas pemasang AKDR
Pemasangan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih lainnya.
8. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan
Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang.
Berdasarkan uraian teori di atas maka variable sikap tentang AKDR diukur dari pengertian AKDR, jenis AKDR, keuntungan AKDR, kerugian AKDR, indikasi pemakai AKDR, kontraindikasi pemakai AKDR, pemasang AKDR, indikasi pemakai AKDR non-hormonal.
B.2 Sikap cara pemeliharaan alat kontrasepsi dalam rahim
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dengan pemeriksaan rutin atau pengontrolan AKDR.
2.1.8 Perilaku A. Pengertian
Perilaku sama dengan kelakuan dan juga tingkah laku seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.26 Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya
Menurut Skinner, perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). Sedangkan menurut Robert Kwick perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
(35)
Faktor-yakni, faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup; pengetahuan, kecerdasan, persepsi,emosi, motivasi yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan factor ekstern mencakup; lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti kebudayaan, social ekonomi dan sebagainya.26
B. Indikator Perilaku terhadap Alat kontrasepsi dalam rahim25
1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan alat kontrasepsi dalam rahim.
Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a) penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, b) keunggulan dan kekurangan AKDR, c) komplikasi pemasangan AKDR
2. Tindakan (praktik) pemeliharaan AKDR
Tindakan atau perilaku ini mencakup, antaralain: a) pemeriksaan rutin atau pengontrolan mengenai penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, b) menjaga kebersihan alat kelamin. Pengukuran perilaku dapat dilakukan tindak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden, pegukuran ini yang paling akurat dibandingkan dengan wawancara.
2.1.9 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini terdapat karakteristerik tertentu dari responden yang diteliti, yaitu:
A. Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia, serta manusia dan lingkungannya.28
B. Suku
Suku adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas
(36)
perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.28 Pada penelitian ini macam suku terdiri dari suku Sunda, Jawa, Minang, Batak dan Palembang.
C. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.28 Pada penelitian ini macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan S1. D. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan unutk mendapatkan nafkah.28 Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri dari Ibu rumah tangga, Pegawai Negri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, dan Wiraswasta.
E. Jumlah Anak (Paritas)
Jumlah anak adalah banyaknya generasi kedua atau keturunan pertama. Paritas adalah jumlah bayi hidup yang pernah dilahirkan.28Program KB harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu pernyataan dalam NKKBS adalah pernyataan tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja. Keluarga kecil dengan dua anak akan memberi dampak positif terhadap masalah kependudukan, perhatian orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga dan lain sebagainya.
F. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil kerja,28 pada penelitian ini tingkat pendapatan merujuk pada kategorisasi riset Arifa Arindina 200929, terdiri dari pendapatan rendah (<Rp.500.000), menengah rendah (Rp. 500.000 s.d Rp. 2.000.000), menengah tinggi (Rp. 2.000.000 s.d Rp. 6.000.000) dan tinggi (> Rp. 6.000.000).
(37)
Kerangka konsep digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan menjawab permasalahan yang ada. Kerangka konsep berikut ini didasarkan menurut teori perilaku yaitu Lawrence Green dan Taylor (2006)26 yang akan menjadi acuan untuk pembuatan kerangka konsep penelitian ini.
Kerangka konsepsional yang akan menjadi pengarah dalam penelitian ini adalah Karakteristik responden, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap AKDR. Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut
Ibu usia subur (15-49 tahun) kelurahan 30 Ilir kota Palembang
Agama Suku Pendidikan
Pekerjaan Pendapatan Jumlah anak
Pengetahuan tentang AKDR dalam program KB
Sikap tentang AKDR dalam program KB
Perilaku tentang AKDR dalam
program KB
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Terdapat tiga variabel yang ingin diketahui oleh peneliti. Variabel-variabel tersebut adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu usia subur yaitu ibu dalam usia 15 tahun sampai dengan 49 tahun tentang alat kontrasepsi dalam rahim. Para ibu usia subur yang akan diteliti ini memiliki karakteristik agama, suku, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anak. Penulis akan meneliti wawasan para ibu usia subur tentang alat kontrasepsi dalam rahim melalui pengetahuannya, reaksi atau respon yang masih tertutup dari para ibu usia subur terhadap alat kontrasepsi dalam rahim, dan tindakan atau aktivitas para ibu usia subur mengenai alat kontrasepsi dalam rahim.
(38)
2.3 Definisi Operasional
Tabel 2.3 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur dan
cara ukur Kategori Skala
Agama Suatu sistem, prinsip
kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran dan kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan itu.28
Kuesioner dengan angket
1. Islam
2. Kristen Katolik 3. Kristen protestan 4. Hindu
5. Budha
Nominal
Suku Perkumpulan orang yang
memiliki latar belakang budaya, bahasa, kebiasaan, gaya hidup, dan ciri-ciri fisik yang sama.28
Kuesioner dengan angket 1. Sunda 2. Jawa 3. Minang 4. Batak 5. Palembang Nominal
Pendidikan Suatu proses pembaharuan makna pengalaman untuk menghasilkan kesinambungan sosial.28 Kuesioner dengan angket 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1 Ordinal
Pekerjaan Ibu Sesuatu yang dikerjakan ibu yang merupakan sebuah rutinitas untuk meningkatkan status ekonomi keluarga ataupun tidak.
28
Kuesioner dengan angket
1. Ibu rumah tangga 2. PNS
3. Pegawai swasta 4. wiraswasta
Nominal
Pendapatan suami dan istri per bulan
Pendapatan untuk mengetahui tingkat ekonomi responden
Kuesioner dengan angket
1. Rendah (<Rp 500.000) 2. Menengah rendah
( Rp 500.000,00 Rp 2.000.000,00) 3. Menengah tinggi
(Rp 2.000.001-Rp 6.000.000,00) 4. Tinggi ( > Rp
6.000.000,00)25
Ordinal
Jumlah anak Jumlah keturunan28 Kuesioner
dengan angket
1. 1 orang 2. 2 orang 3. 3 orang 4. > 3 orang
Rasio
Pengetahuan tentang AKDR
Segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang AKDR, seperti :
a. Definisi b. Cara kerja c. Keunggulan d. Kekurangan e. komplikasi
Pengetahuan yang diajukan di dalam angket penilaian dari setiap jawaban paling benar adalah 2, jawaban mendekati benar adalah 1, jawaban salah adalah 0, dan jika menjawab
tidak tahu adalah 0
Kuesioner dengan angket
1. Pengetahuan baik bila jawaban responden 76 100%, 2. Pengetahuan cukup bila jawaban responden 56 75%, 3. Pengetahuan kurang bila jawaban responden 55%.30 Ordinal Sikap terhadap AKDR
Tanggapan responden mengenai AKRD dengan pilihan :
a. Tidak setuju (TS)
Kuesioner dengan angket
1.Sikap Positif, jika skor > 70% 2.Sikap Negatif, jika
(39)
b. Kurang setuju (KS) c. Setuju (S)
Sikap yang diajukan di dalam angket penilaian adalah TS bernilai 0, KS bernilai 1, dan S bernilai 2
skor < 70%
Perilaku terhadap AKDR
Segala tindakan responden terhadap AKDR dengan pilihan: 1. Selalu (SL)
2. Sering (SR)
3. Kadang-kadang (KK) 4. Tidak pernah (TP) Nilai dengan kisaran 0-3
Kuesioner dengan angket
1. Perilaku selalu, selalu
(senantiasa, tidak pernah tidak)28 2. Perilaku sering
(kerap, mengulang ulang)28 3. Perilaku
kadang-kadang (adakalanya, sekalikali)28 4. Perilaku tidak
pernah
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi descriptive dan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang pada tahun 2011.32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian bertempat di Kelurahan 30 Ilir kota Palembang dan dilaksanakan pada bulan Februari 2011.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Ibu usia subur di Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang.
3.3.2 Sampel
n = (Z )2.p . q (d)2
n : jumlah sampel
Z : ditentukan oleh tingkat kepercayaan pada = 0,05; Z = 1,96
P : Proporsi outcome of interest= 50% = 0,5
q : 1 p = 1 0,5 = 0,5
d : 10% = 0,1
n = (1, 96)2.0, 5 . 0, 5 = 96 (0, 1)2
Berdasarkan rumus besar sampel di atas, maka jumlah sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden.
(41)
ditambahkan 10% dari besar sampel.33
n = 96 + 9,6 = 105,6 106
Maka jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 106 responden.
3.3.3 Kriteria Sampel A. Kriteria Inklusi
Ibu usia subur di Kelurahan 30 Ilir kota Palembang yang, setuju menjadi sampel, mengisi lembar persetujuan penelitian ini dan mengisi dengan lengkap kuesioner penelitian ini.
B. Kriteria Eksklusi
Ibu usia subur di kelurahan 30 ilir kota Palembang yang tidak setuju menjadi sampel penelitian ini dan tidak mengisi kuesioner dengan lengkap, kriteria kuesioner terisi lengkap ialah dari data responden, kuesioner pengetahuan, kuesioner sikap dan kuesioner perilaku.
3.4 Cara Kerja Penelitian
3.4.1 Pemilihan Subyek Penelitian
Sampel adalah ibu usia subur yang memenuhi kriteria pada penelitian ini dan yang telah dipilih secara cluster random sampling.32
3.4.2 Pengumpulan Data A. Variabel yang diteliti
1. Tingkat pengetahuan tentang AKDR 2. Sikap tentang AKDR
3. Perilaku tentang AKDR 4. Agama
5. Suku 6. Pendidikan 7. Pekerjaan ibu
8. Pendapatan suami istri 9. Jumlah anak
(42)
B. Cara pengumpulan data dengan kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara terpimpin C. Teknis Pelaksanaan
1. Pengambilan data dilakukan selama empat hari berturut-turut di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang.
2. Peneliti mendatangi responden yang sedang istirahat .
3. Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian meminta kesediaan responden untuk ikut dalam penelitian ini.
4. Peneliti memberikan lembar persetujuan ikut dalam penelitian kepada responden untuk diisi.
5. Setelah selesai menandatangani lembar persetujuan penelitian, peneliti melakukan guidance interview terhadap kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang alat kontrasepsi dalam rahim.
6. Kemudian responden mengisi kuesioner.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yaitu kuesioner.
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
Dimensi Indikator No.Butir
kuesioner
Jumlah pertanyaan
Pengetahuan ibu usia subur terhadap KB
a. Pengenalan KB b. Tujuan KB
c. Jumlah anak yang dianjurkan KB
d. Aturan agama tentang KB
1 2 3 4 4 Pengetahuan ibu usia subur terhadap AKDR
a. Pengenalan AKDR b. Definisi AKDR c. Jenis AKDR
d. Keuntungan AKDR e. Kerugian AKDR
f. Indikasi pemakai AKDR g. Kontraindikasi pemakai
AKDR
h. Petugas pemasang AKDR i. Pengontrolan AKDR kepada
tenaga kesehatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 9
(43)
Dimensi Indikator
kuesioner pertanyaan
Sikap ibu usia subur terhadap program KB
a. Keikutsertaan ibu usia subur terhadap program KB b. Tujuan program KB
c. Jumlah anak yang dianjurkan KB
d. Aturan agama tentang KB
1 2 3 4
4
Sikap ibu usia subur terhadap program AKDR
a. Pengertian AKDR b. Jenis AKDR
c. Keuntungan AKDR d. Kerugian AKDR
e. Indikasi pemakai AKDR f. Kontraindikasi pemakai
AKDR
g. Petugas pemasang AKDR h. Indikasi pemakai AKDR
non-hormonal
i. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 9 Perilaku ibu usia subur terhadap KB
Partisipasi dalam program KB
1 1
Perilaku ibu
usia subur
terhadap AKDR
a. Penggunaan AKDR
b. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan
2
3 2
Instrumen yang kami gunakan telah melalui tahapan Uji Validitas, dengan batas nilai valid sesuai r tabel ( = 0,05, n = 30) = 0,361. Jika r hasil lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut dianggap valid.34 Hasil validitas instrumen penelitian dapat dilihat di lampiran.
3.6 Managemen Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan software statistic. Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
A. Menyunting Data (data editing)
Editing dilakukan setiap kali responden selesai mengisi kuesioner. Bila ada kesalahan atau yang tidak lengkap peneliti kembali menemui responden untuk klarifikasi, Editing ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban kuesioner.
(44)
B. Mengkode data (data coding)
Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan untuk memudahkan dalam memasukkan.
C. Memasukkan data (data entry)
Memasukkan data yang telah diberikan kode dalam program
software computer.
D. Membersihkan data (data cleaning)
Setelah data dimasukkan dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.
E. Memberikan nilai data (data scoring)
Penilaian data dilakukan dengan pemberian skor terhadap jawaban yang menyangkut variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel perilaku.
3.7 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan jumlah dan ukuran persentase masing-masing kelompok.
3.8 Etika Penelitian
Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum mengikuti penelitian, subyek penelitian memberikan persetujuan dalam bentuk lisan dan tulisan setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan jaminan kerahasiaan terhadap data yang diberikan.
3.9 Biaya Penelitian
Penelitian ini menggunakan kuesioner, dan dengan mengeluarkan biaya print dan fotokopi sebesar Rp 300.000,00.
(45)
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Demografi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran Pengatahuan, Sikap dan Perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang melalui kuesioner. Kelurahan 30 Ilir adalah salah satu dari 7 (tujuh) kelurahan di wilayah kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang dengan luas wilayah 687 Ha. Terletak di sebelah barat pusat pemerintahan Kota Palembang dengan jarak dari pusat pemerintahan Kota Palembang 0,75 Km dan jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 0,50 Km. Secara administrasi Kelurahan 30 Ilir terdiri dari 16 RW dan 60 RT. Jumlah penduduk Kelurahan 30 Ilir pada akhir bulan Desember 2009 ialah 25.867 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5.662 KK. Tingkat pendidikan penduduk didominasi tamatan SMA sebanyak 5.804 orang. Dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat 30 Ilir didominasi dengan pekerjaan sebagai buruh sebanyak 1.259 orang.35
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden
A. Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia, serta manusia dan lingkungannya.28 Seluruh responden pada penelitian ini beragama Islam tanpa ada unsur kesengajaan dari pihak peneliti.
B. Suku
Suku adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.28 Pada penelitian ini macam suku terdiri dari suku Sunda, Jawa, Minang, Batak dan Palembang.
(46)
C. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.28 Pada penelitian ini macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan S1.
D. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan unutk mendapatkan nafkah.28 Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri dari Ibu rumah tangga, Pegawai Negri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, dan Wiraswasta. E. Jumlah Anak (Paritas)
Jumlah anak adalah banyaknya generasi kedua atau keturunan pertama. Paritas adalah jumlah bayi hidup yang pernah dilahirkan.28 Program KB harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu pernyataan dalam NKKBS adalah pernyataan tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja. Keluarga kecil dengan dua anak akan memberi dampak positif terhadap masalah kependudukan, perhatian orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga dan lain sebagainya. Pada penelitian ini responden terdiri dari yang belum memiliki anak hingga yang telah memiliki 6 anak hidup.
F. Pendapatan Suami Istri
Pendapatan adalah hasil kerja28 pada penelitian ini tingkat pendapatan merujuk pada kategorisasi riset Arifa Arindina 200929, terdiri dari pendapatan rendah (<Rp.500.000), menengah rendah (Rp. 500.000 s.d Rp. 2.000.000), menengah tinggi (Rp. 2.000.000 s.d Rp. 6.000.000) dan tinggi (> Rp. 6.000.000).
(47)
No. Karakteristik Responden
Jumlah (%) No. Karakteristik Responden Jumlah (%) 1. 2. 3. 4. Agama Islam Suku - Jawa - Palembang - Sunda - Minang - Batak Pendidikan - SMA - SMP - SD - S1 Pekerjaan
- Ibu rumah
tangga - Wiraswasta - Pegawai Swasta - PNS 106 (100) 61 (57,.5) 36 (34) 5 (4.7) 3 (2.8) 1 (0.9) 52 (49.1) 24 (22.6) 19 (17.9) 11 (10.4) 79 (74.5) 20 (18.9) 6 (5.7) 1 (0.9) 5. 6.
Jumlah anak (Paritas)
- 2 - 1 - 3 - 4 - 5 - 0 - 6 Pendapatan - Menengah rendah (Rp. 500.000-Rp. 2.000.000) - Rendah (<Rp.500.000 ) - Menengah tinggi (Rp. 2.000.000-Rp. 6.000.000) - Tinggi (>Rp. 6.000.000) 41 (38.7) 22 (20.8) 20 (18.9) 12 (11.3) 6 (5.7) 4 (3.8) 1 (0.9) 72 (67.9) 26 (24.5) 6 (5.7) 2 (1.9)
(48)
4.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Pengetahuan responden tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dihitung berdasar skor yang dijawab oleh responden atas 13 pertanyaan dalam kuesioner. Pengetahuan responden yang diteliti adalah definisi KB, tujuan KB, anjuran jumlah anak dalam program KB, boleh tidaknya KB dalam ajaran agama yang diyakini, definisi AKDR, jenis AKDR, keuntungan AKDR, kerugian AKDR, petugas kesehatan yang berwenang memasang AKDR dan waktu penyisipan serta kontrol AKDR. Untuk pengolahan lebih lanjut (analisis) maka skor nilai pengetahuan responden tersebut dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang30. Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian, pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang pada tahun 2011 diperoleh gambaran sebagai berikut.
Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Variabel Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase
Tingkat pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR
Baik 45 42,5
Cukup 26 24,5
Kurang 35 33,0
Total 106 100
Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan baik pada ibu usia subur tentang AKDR di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011 berjumlah lebih banyak dari tingkat pengetahuan yang cukup dan kurang. Tingkat pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011 yang baik sebanyak 45 responden (42,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (24,5 %), dan berpengetahuan kurang sebanyak 35 responden (33,0%).
4.2.3 Gambaran Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Sikap responden tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dihitung berdasarkan skor yang dijawab oleh responden atas 13 pertanyaan dalam kuesioner. Pertanyaan disertai dengan tiga alternatif jawaban yaitu, Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Sikap responden yang diteliti adalah
(49)
pilihan, waktu penyisipan dan kontrol berkala dari AKDR. Peneliti menggunakan skala Guttman dalam analisis sikap, skor dikategorikan menjadi 2, bila lebih dari 70% bersifat positif dan bila kurang dari 70% bersifat negatif.31
Tabel 4.3 Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Variabel Sikap Jumlah Persentase
Sikap ibu usia subur Tentang AKDR
Negatif 63 59.4
Positif 43 40.6
Total 106 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan hasil bahwa sikap ibu usia subur tentang AKDR di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011 yang menunjukkan sikap negatif lebih banyak dibandingkan dengan sikap positif. Ibu usia subur tentang AKDR yang menunjukkan sikap negatif dengan jumlah 63 responden (59,4%), sedangkan sikap positif dengan jumlah 43 responden (40,6 %).
4.2.4 Gambaran Perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Perilaku responden tentang AKDR dalam program KB dilihat dari 3 pertanyan mengenai program KB, pemakaian AKDR dan waktu kontrol AKDR dengan alternatif jawaban yang disediakan Selalu (S), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK) dan Tidak Pernah (TP).
A. Partisipasi ibu usia subur dalam Program KB
Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian tentang partisipasi ibu usia subur dalam program KB diperoleh gambaran sebagai berikut.
Tabel 4.4 Perilaku partisipasi ibu usia subur dalam program KB
Variabel Perilaku Jumlah Persentase
Perilaku partisipasi ibu usia Tidak Pernah 12 11.3
subur dalam program KB Kadang-kadang 23 21.7
Sering 10 9.4
Selalu 61 57.5
(50)
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan data bahwa perilaku ibu usia subur dalam partisipasi program KB di Kelurahan 30 Ilir didominasi perilaku selalu sebanyak 61 responden dengan persentase sebesar 57,5%. Perilaku kadang-kadang sebanyak 23 responden dengan persentase sebesar 21,7%. Perilaku tidak pernah sebanyak 12 responden dengan persentase sebesar 11,3%. Perilaku sering sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 9,4%.
B. Partisipasi tentang AKDR
Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian partisipasi ibu usia subur tentang AKDR diperoleh gambaran sebagai berikut.
Tabel 4.5 Perilaku partisipasi ibu usia subur tentang AKDR
Variabel Perilaku Jumlah Persentase
Perilaku partisipasi ibu usia subur tentang AKDR
Tidak Pernah
98 92.5
Kadang-kadang 2 1.9
Sering 4 3.8
Selalu 2 1.9
Total 106 100
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan data perilaku partisipasi ibu usia subur tentang AKDR di Kelurahan 30 Ilir didominasi perilaku tidak pernah sebanyak 98 responden dengan persentase sebesar 92,5%. Perilaku sering sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar 3,8%. Perilaku kadang-kadang sebanyak 2 responden dengan persentase sebesar 1,9%. Perilaku selalu sebanyak 2 responden dengan persentase sebesar 1,9%.
C. Perilaku Kontrol AKDR
Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian tentang perilaku ibu usia subur dalam kontrol AKDR diperoleh gambaran sebagai berikut.
(51)
Variabel Perilaku Jumlah Persentase
Perilaku kontrol AKDR Tidak Pernah
99 93.4
Kadang-kadang 1 .9
Sering
2 1.9
Selalu 4 3.8
Total 106 100
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan data perilaku ibu usia subur tentang kontrol AKDR di Kelurahan 30 Ilir didominasi dengan perilaku tidak pernah sebanyak 99 responden dan persentase sebesar 93,4%. Perilaku selalu sebanyak responden 4 dengan persentase sebesar 3,8%. Perilaku sering sebanyak 2 responden dengan persentase sebesar 1,9%. Perilaku kadang-kadang sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 0,9%.
4.3 Pembahasan Penelitian
4.3.1 Gambaran Pengetahuan ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Berdasarkan hasil penelitian univariat mengenai pengetahuan tentang AKDR dalam program KB di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang diperoleh data responden berpengetahuan baik lebih banyak daripada responden berpengetahuan cukup dan kurang, yaitu sebanyak 45 responden (42,5%). Berdasarkan teori Lawrence Green, perilaku dipengaruhi 3 faktor pokok yaitu: faktor predisposisi, faktor mendukung, dan faktor yang memperkuat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini perilaku tentang AKDR dalam program KB yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap perilaku tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut.26Pengetahuan tentang KB merupakan satu aspek penting dalam pemahaman berbagai alat kontrasepsi.27
(52)
4.3.2 Gambaran Sikap ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB
Berdasarkan hasil penelitian univariat mengenai sikap, diperoleh data bahwa ibu usia subur di Kelurahan 30 Ilir yang bersikap negatif paling banyak diantara ibu usia subur yang bersikap negatif yaitu sebanyak 63 orang (59,4%). Sikap adalah merupakan reaksi atau respon tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup.26 Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti support dari pihak lain, misal suami atau istri, orang tua atau nmertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana.26
Menurut hasil penelitian Yusro Hadi36 bahwa tidak selamanya pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi untuk berbuat sesuatu, tetapi masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya.
4.3.3 Gambaran Perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB A. Gambaran Perilaku Partipasi dalam program KB
Berdasarkan hasil penelitian univariat mengenai perilaku partisipasi ibu usia subur dalam program KB di Kelurahan 30 Ilir, diperoleh data bahwa ibu usia subur yang selalu berpartisipasi dalam program KB sebanyak 61 orang (57,5%). Jumlah ini paling banyak diantara bentuk perilaku lainnya.
B. Gambaran Perilaku Partisipasi dalam menggunakan AKDR dalam program KB
Berdasarkan hasil penelitian univariat mengenai perilaku partisipasi ibu usia subur di Kelurahan 30 Ilir dalam menggunakan AKDR, diperoleh data bahwa ibu usia subur yang selalu berpartisipasi dalam menggunakan AKDR sebanyak 2 orang (1,9%), ibu usia subur yang sering berpartisipasi dalam menggunakan AKDR sebanyak 4 orang (3,8%), ibu usia subur yang kadang-kadang berpartisipasi dalam menggunakan AKDR sebanyak 2 orang (1,9%), sedangkan ibu usia subur yang tidak pernah berpartisipasi dalam menggunakan AKDR sebanyak 98 orang (92,5%).
(53)
Berdasarkan hasil penelitian univariat mengenai perilaku partisipasi ibu usia subur dalam pengontrolan AKDR, diperoleh data bahwa ibu usia subur yang selalu berpartisipasi dalam menggunakan AKDR hanya sebanyak 4 orang (3,8%), ibu usia subur yang sering berpartisipasi dalam menggunakan AKDR hanya sebanyak 2 orang (1,9%), ibu usia subur yang kadang-kadang berpartisipasi dalam menggunakan AKDR hanya sebanyak 1 orang (0,9%), ibu usia subur yang tidak pernah berpartisipasi dalam menggunakan AKDR hanya sebanyak 99 orang (93,4%).
Menurut Skinner, perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). Sedangkan menurut Robert Kwick perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Faktor-faktor yang memperngaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 yakni, faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup; pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern mencakup; lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti kebudayaan, sosial ekonomi dan sebagainya.26
4.4 Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan penelitian, salah satunya adalah penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional,dimana hasil yang ada menunjukkan keterkaitan saja bukan hubungan yang bersifat kausalistik. Kerangka konsep pada penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik responden, pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku yang sudah disediakan alternatif jawabannya, sehingga memungkinkan responden tidak dapat mengemukakan jawabanya dengan bebas. Proses pengumpulan data dari responden berlangsung selama 4 hari pada bulan Februari dengan sistem wawancara terpadu kepada ibu-ibu usia subur di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang.
(54)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
A. Karakteristik Responden
Seluruh responden beragama Islam
Suku responden terbanyak adalah Jawa sebesar 57,5% Pendidkan responden terbanyak adalah SMA sebesar 49,1%
Pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebesar
74,5%
Pendapatan responden terbanyak adalah menengah (Rp. 500.000 s.d
Rp. 2.000.000) sebesar 67,9%
Jumlah anak responden terbanyak adalah 2 sebesar 38,7%
B. Pengetahuan Responden tentang AKDR
Baik sebesar 42,5% Cukup sebesar 24,5% Kurang sebesar 33%
C. Sikap Responden tentang AKDR
Positif sebesar 43% Negatif sebesar 63%
D. Perilaku partisipasi Ibu usia subur dalam Program KB
Selalu sebesar 57,5% Sering sebesar 9,4%
Kadang-kadang sebesar 21,7% Tidak Pernah sebesar 11,3%
E. Perilaku partisipasi Ibu usia subur tentang AKDR
Selalu sebesar 1,9% Sering sebesar 3,8%
Kadang-kadang sebesar 1,9% Tidak Pernah sebesar 92,5%
(55)
Selalu sebesar 3,8% Sering sebesar 1,9%
Kadang-kadang sebesar 0,9% Tidak Pernah sebesar 93,4%
Berdasarkan data simpulan diatas dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR dalam program KB di Kelurahan 30 Ilir Kota Palembang masih rendah. Maka dari itu tujuan dari program KB yaitu pengendalian jumlah anak dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) belum dapat terealisasi dengan baik, diharapkan adanya peningkatan usaha promosi program KB, alat-alat kontrasepsi khususnya AKDR serta penyuluhan akan pentingnya penerapan program KB dalam kehidupan berumah tangga.
5.2 Saran
A. Bagi Kantor Kelurahan 30 Ilir diharapkan untuk lebih giat dalam kegiatan promosi tentang AKDR dalam program Keluarga Berencana seperti penyuluhan dengan macam pilihan media yang menarik dan informatif sehingga masyarakat lebih mengenal dan dapat memilih AKDR sebagai alat kontrasepsi pilihan. Penyuluhan hendaknya berkala dan merata untuk semua masyarakat di Kelurahan 30 Ilir.
B. Bagi Masyarakat Umum diharapkan dengan adanya penyuluhan mengenai Keluarga Berencana serta AKDR akan lebih memahami hingga akhirnya dapat lebih bijak dalam memilih alat kontrasepsi, terutama metode kontrasepsi jangk panjang seperti AKDR.
C. Bagi penelitian selanjutnya, perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui adakah faktor lain yang berperan dalam pengetahuan sikap dan perilaku ibu usia subur tentang AKDR, serta adakah hubungan dari masing-masing karakteristik responden terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku responden agar mendapat informasi yang lebih banyak tentang AKDR dalam program KB.
(56)
Daftar Pustaka
1. BKKBN. Rumusan Rakernas Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana 2011. Jakarta 24-27 Januari 2011
2. Diakses darihttp://ino.searo.who.int/EN/section3.htm
3. Suratun, dkk. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Ed.1. Trans Info Media. Jakarta. 2008
4. Kasmiyati, Hasil sementara pemantuan pasangan usia subur melalui mini survei Indonesia2007. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi. 2008
5. BKKBN. Evaluasi Rakernas. Jakarta. 2011
6. Laporan data dari BKB-PP Kota Palembang tahun 2010
7. Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan tingkat desa/kelurahan. Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga. PKB Kelurahan 30 ilir kota Palembang. Desember 2010
8. Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2006
9. Tukiran. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2010
10. Hasan, A.Masail Fiqhiyah.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1997 11. Umran, A.Islam dan KB(PT Lentera Basritama: jakarta. 1997)
12. Ebrahim, A. Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Mizan: Bandung. 1997)
13. As-syaukani, L.Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah: Bandung. 1998)
14. BKKBN. Membangun Keluarga Sejahtera dan Bertanggungjawab
berdasarkan perspektif Agama Katolik. BKKBN bekerjasama dengan Departemen Agama RI. Jakarta. 2008
15. Bari, abdul, dkk. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Ed.2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2008
16. Hartanto, H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. CV Muliasari. Jakarta.2011
(57)
Ford Foundation. Informasi Kesehatan Reproduksi Perempuan. Cetakan Pertama. Galang Printika. Yoyakarta. 2002
18. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi. Pelatihan Penyegaran (IUD, Implant, Pencegahan Infeksi). BKKBN. Jakarta. 1993
19. Speroff, L.Pedoman Klinis Kontrasepsi. Ed.2.EGC. Jakarta. 2005 20. Cunningham, FG.Obstetri Williams. Ed.21. EGC. Jakarta.2006
21. Glasier, A.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. EGC. Jakarta. 2006 22. Saroha, P.Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Media Info. Jakarta.
2009
23. Hartanto, H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. CV Muliasari. Jakarta.2004
24.Sekilas Informasi tentang Kependudukan dan Program KB Nasional. 2009.
www.bkkbn.go.id
25. Notoadmodjo, S. Promosi kesehatan dan Ilmu perilaku. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2007
26. Notoadmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip dasar. Cetakan kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2003
27. Zuraidah. Analisis Pemakaian AKDR pada Akseptor KB Keluarga Miskin (Prasejahtera dan Sejahtera I) di Kota Lubuk Linggau. Program Pascasarjana FKM UI. 2007 [Tesis]
28. KBBI.Ed.4.Depdiknas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008
29. Arifa, A. Laporan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa non-kedokteran tetang perilaku hidup bersih dan sehat dalam menyongsong Indonesia Sehat 2010 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. [skripsi] 30. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta. 2008
31. Purwoto, A. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2007
32. Dahlan, S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Salemba Medika. Jakarta. 2009
(58)
33. Dahlan, S. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. 2009
34. Priyo S. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007
35. Laporan Kelurahan 30 Ilir kota Palembang.2010
36. Yusro, H. Hubungan Faktor-faktor peserta KB dengan pemakaian AKDR di desa Purwodadi, kab. Lampung Tengah tahun 2000. Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana UI. 2001.[Tesis]
(59)
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORM CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :
Usia :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Usia Subur Tentang AKDR dalam Program KB
di Kelurahan 30 Ilir tahun 2011
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apa pun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak mengundurkan diri.
Palembang ..2011
Mengetahui,
Peneliti
(Syarah Amrina )
Yang menyetujui,
Peserta
(60)
KUESIONER
No. Kuesioner :
Tanggal :
Identitas Responden
(LANJUTAN)
a. Nama :
b. Usia : . tahun
c. Alamat :
d. Tempat dan tanggal lahir :
e. Agama : 1) Islam; 2) Kristen Katolik;
3) Kristen Protestan ; 4) Hindu; 5) Budha
f. Suku : 1.Sunda ; 2. Jawa ; 3. Minang ;
4. Batak; 5. Palembang
g. Pendidikan : .1 SD ; 2) SMP; 3) SMA ; 4) S1
h. Pekerjaan : 1) Ibu rumah tangga ; 2) PNS;
3) Pegawai swasta 4) Wiraswasta
i. Jumlah anak : .. anak
j. Pendapatan suami dan istri per bulan : 1. < Rp 500.000,00
2. Rp 500.000,00 Rp 2.000.000,00 3. Rp 2.000.000,00 Rp 6.000.000,00 4. > Rp 6.000.000,00
(61)
KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN AKDR
DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA PENGETAHUAN
Lingkarilah jawaban yang menurut Anda benar !
No. Pertanyaan Jawaban
1.
Apakah Anda pernah mendengar tentang program KB (Keluarga Berencana) ?
a. Ya b. Tidak 2. Menurut Anda, manakah yang
merupakan tujuan dari program KB (Keluarga Berencana) ?
a. Mengatur kelahiran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Mengatur kelahiran dalam suatu keluarga
c. Memperbanyak jumlah anggota
keluarga d. Tidak tahu 3. Menurut Anda, berapa jumlah anak
yang dianjurkan dalam program KB (Keluarga Berencana)?
a. 1 anak c. 3 anak
b. 2 anak d. Tidak tahu
4. Menurut agama yang Anda yakini, apakah program KB
diperbolehkan?
a. Ya b. Tidak 5. Apakah Anda pernah mendengar
tentang AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)/ IUD ?
a. Ya b. Tidak 6. Menurut Anda, Apakah arti dari
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/ IUD ?
a. Suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke rahim atau kandungan untuk mencegah kehamilan.
b. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim atau kandungan.
c. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke bawah kulit.
d. Tidak tahu 7. Manakah yang termasuk jenis dari
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/ IUD ?
a. AKDR tidak mengandung hormon (contohnya : copper-T) dan AKDR yang mengandung hormon (contohnya : progestasert)
b. Lippes Loop c. Norplant d. Tidak tahu 8. Manakah yang termasuk
keuntungan dari AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) / IUD ?
a. Alat bisa berguna dalam waktu yang lama ( hingga 10 tahun)
b. Tidak mengurangi manfaat dan banyaknya ASI
c. Haid lebih lama dan banyak d. Tidak tahu
(62)
(LANJUTAN)
9. Menurut Anda, manakah yang
termasuk kerugian dari AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) / IUD?
a. Haid terasa lebih lama dan banyak b. Nyeri perut
c. Dapat dipasang segera setelah
melahirkan d. Tidak tahu
10. Menurut Anda, bagaimanakah
kondisi ibu yang diperbolehkan
menggunakan AKDR (alat
kontrasepsi dalam rahim) / IUD ?
a. Setelah melahirkan dan ingin
menggunakan kontrasepsi jangka
panjang
b. Tidak sedang hamil
c. Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya
d. Tidak tahu
11. Menurut Anda, bagaimanakah
keadaan ibu yang tidak
diperbolehkan menggunakan
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) ?
a. Hamil
b. Sedang menyusui c. Usia subur d. Tidak tahu
12. Siapakah tenaga kesehatan yang bisa memasang AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim ) / IUD ?
a. Dokter spesialis kandungan b. Bidan
c. Dukun d. Tidak tahu
13. Kapan sajakah pengguna AKDR
(alat kontrasepsi dalam rahim) dapat kontrol atau memeriksakan dirinya kepada tenaga kesehatan?
a. Setiap tahun
b. Hanya bila terasa nyeri atau perdarahan c. 5 tahun sekali
d. Tidak tahu
SIKAP
Isilah kolom di bawah ini yang sesuai dengan saudara/i dengan check list (v) !
Keterangan:
TS : tidak setuju KS : kurang setuju S : setuju
No Persyaratan TS KS S
1. Program KB (Keluarga Berencana) wajib diikuti oleh ibu usia subur
2. Tujuan dari Program KB (Keluarga Berencana) adalah untuk mensejahterakan keluarga
3. Jumlah anak yang dianjurkan dalam program KB (Keluarga Berencana) adalah 2 orang
4. Agama Anda memperbolehkan adanya program KB (Keluarga Berencana)
5. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) / IUD adalah kontrasepsi terbaik yang bisa digunakan oleh ibu usia subur
(1)
57
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
62
1. SD Kartika II-3 (1995-2001)
2. SMPN 1 Palembang (2001-2004)
3. SMA Darul Ulum 2 Unggulan Jombang Jatim (2004-2007) 4. S-1 Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2012)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Syarah Amrina
Tempat, tanggal lahir : Palembang, 26 Januari 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Semangka Raya No. 2A RT/RW 33/11 Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan 30144
E-mail : sarah_tagor@yahoo.com Pendidikan :