dalam program KB adalah sebesar 0,8190. Nilai ini merupakan nilai korelasi dengan kekuatan korelasi tinggi.
4.7 Koefisien Korelasi Antar Variabel Bebas XTerhadap Variabel
Terikat Y
Dari Tabel 4.2 dapat diperoleh koefisien korelasi antara variabel terikat Y
dengan variabel bebas X sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
antara variabel-variabel tersebut.
4.7.1 Koefisien korelasi antara Penduduk Miskin X1 terhadap Akseptor
KB Y
r
yx1
=
2 2
2 1
2 1
1 1
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 802
, 114
33 98
, 421
42 ,
6849 33
45 ,
1914 98
, 421
47 ,
22959 33
= 5
, 7691
50197
= -0,6526 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi negatif dengan kekuatan korelasi
sedang antara jumlah penduduk miskin dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah penduduk miskin di Indonesia, maka akan semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
menurun jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah penduduk miskin di
Indonesia, maka akan semakin tinggi meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB.
4.7.2 Koefisien korelasi antara Jumlah Rumah Sakit Bersalin X
2
terhadap Akseptor KB Y
r
yx2
=
2 2
2 2
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 114802
33 3523
949 .
1424 33
45 ,
1914 3523
217032 33
=
2066238 417434
= 0,20203 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan korelasi
rendah antara jumlah Rumah Sakit Bersalin dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah Rumah Sakit Bersalin, maka akan semakin tinggi
meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah Rumah Sakit
Bersalin, maka akan semakin rendah pula jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB.
Universitas Sumatera Utara
4.7.3 Koefisien Korelasi Antara Wanita Muda Yang Tidak Belum Pernah
Besekolah Namun Sudah Menikah X
3
terhadap Akseptor KB Y
r
yx3
=
2 2
2 3
2 3
3 3
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
=
2 2
45 ,
1914 114802
33 1
, 170
93 ,
1212 33
45 ,
1914 1
, 170
7 ,
10368 33
= 2
, 36990
8 ,
16519
= 0,4466 Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan korelasi
cukup rendah antara jumlah wanita muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah dengan jumlah akseptor KB. Artinya semakin besar jumlah wanita
muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah, maka akan semakin tinggi meningkat jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam
keikutsertaan program KB, begitu pula sebaliknya. Semakin rendah jumlah wanita muda yang tidak belum bersekolah namun sudah menikah, maka akan semakin
rendah pula jumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi dalam keikutsertaan program KB. Namun dalam hal ini bukan berarti membenarkan wanita muda yang
sudah tidak bersekolah bahkan belum pernah bersekolah untuk langsung menikah. Hal ini hanya dalam konteks bahwa akan semakin banyak jumlah pasangan suami
istri di Indonesia yang akan mengikuti program KB mengingat bahwa mereka masih merupakan pasangan suami istri muda dini.
Universitas Sumatera Utara
4.7.4 Koefisien Korelasi Antara Jumlah Anak Perempuan Yang Sudah