51
berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian
Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut:
TABEL 4.4 HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI
n
k
d
l
d
u
d
hitung
Interpretasi Hasil 36
5 1,406
1,6708 1,953
Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 2
Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel
4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan
4-du yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini terhindar dari autokorelasi Nugroho, 2005:60.
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Metode yang
digunakan untuk
menguji ada
atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen ZPRED dengan nilai residual SRESID. Dasar analisis ini adalah :
1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
52
GAMBAR 4.3
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa
model regresi
tidak menjukkan
adanya heteroskedastisitas.
4.4.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian
selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat
dibuktikan. Hasil uji hipotesis ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut:
4.4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan Uji F
Pengujian koefisien regresi secara simultan Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen Inst_Own, St_aset, Size dan
53
profitability secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen DER. Hasil uji F menunjukkan pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.
TABEL 4. 5 HASIL UJI F KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.788 4
.197 5.710
.011
a
Residual 8.609
31 .278
Total 9.397
35 a. Predictors: Constant, Profitability, Size, St_aset, Inst_Own
b. Dependent Variable: DER
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah
Tabel 4.5 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 5,710 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,011 yang berarti probabilitas α 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5 serta dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa DER.
4.4.4.2. Pengujian Regresi Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap
54
variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b
1
Inst_Own + b
2
St_Aset + b
3
Size + b
4
Profitability +e
Keterangan: Y
= Kebijakan Utang a
= Konstanta b
1,
b
2,
b
3,
b
4
= Koefisien regresi Inst_Own
= Kepemilikan Institusional St_Aset
= Struktur Aset Size
= Ukuran Perusahaan Profitability
= Tingkat Profitabilitas e
= Standar Error
TABEL 4. 6 HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Y = 0,56 + 0,465 Inst_Own + 0,859 St_Aset + 0,025 Size
– 0,160 Profitability + e
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant .056
1.293 -.043
.966 Inst_Own
.465 .568
.182 .818
.041 .596
1.678 St_aset
.859 .530
.323 1.622
.015 .746
1.341 Size
.025 .075
.067 .336
.039 .753
1.329 Profitability
-.160 .958
-.030 -.167
.868 .895
1.117 a. Dependent Variable: DER
55
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
berupa kebijakan utang yang diukur melalui DER sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 0,056 menunjukkan bahwa jika nilai variabel
kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah nol maka rata-rata DER bernilai positif sebesar 0,056.
Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,465. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap
kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1 akan menaikkan DER sebesar 0,465 satuan atau sebesar 46,5.
Variabel struktur aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,859. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan
ratio struktur aset 1 satuan akan berpengaruh menaikkan DER sebesar 0,859 satuan atau sebesar 85,9 .
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,025. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan
ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan meningkatkan DER sebesar 0,025 satuan atau sebesar 2,5.
Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,160. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan
profitabilitas sebesar 1 satuan akan menurunkan DER sebesar 0,160 satuan atau sebesar 16,0.
56
4.4.4.3. Koefisien Determinasi Goodness of Fit
Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil
perhitungan terhadap koefisien determinasi yang terlihat pada tabel 4.7:
TABEL 4. 7 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0
1 ,290
a
,084 ,340
,52697 1,953
a. Predictors: Constant, Profitability, Size, St_aset, Inst_Own b. Dependent Variable: DER
Tabel 4.7 menunjukkan nilai adjusted R-Square sebesar 0,340. Nilai
tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran
perusahaan dan profitabilitas mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,0 sedangkan sisanya sebesar 66,0
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
57
4.4.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial Uji t
TABEL 4. 8 HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL UJI t
Coefficients
a
Variabel t
Signifikansi Hasil
Inst_Own .818
.041
H
a
diterima
St_aset 1.622
.015
H
a
diterima
Size Profitability
.336 -.167
.039 .868
H
a
diterima H
a
ditolak
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Penjelasan pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen pada variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan seperti berikut:
a Variabel Kepemilikan Institusional Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Kepemilikan Institusional X1 mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang Y perusahaan makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia.
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa p-value untuk variabel Inst_Own
adalah 0,041 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Inst_Own berpengaruh
signifikan terhadap DER. Dengan demikian H1 diterima karena
kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh yang
58
signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.
b Variabel Struktur Aset Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2 : Struktur Aset X2 mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang Y perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Nilai p-value untuk variabel St_Aset adalah 0,015 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa
secara parsial variabel St_Aset berpengaruh signifikan terhadap DER.
Dengan demikian H2 diterima karena struktur aset secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset secara parsial memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.
c Variabel Ukuran Perusahaan Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2 : Ukuran Perusahaan X3 mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang Y perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia. Nilai p-value untuk variabel Size adalah 0,039 yang lebih kecil dari
tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Size berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan
59
demikian H3 diterima karena ukuran perusahaan secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.
d Variabel Profitabilitas Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 : Profitabilitas X4 mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang Y perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Nilai p-value untuk variabel Profitability adalah 0,868 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa
secara parsial variabel Profitability tidak berpengaruh signifikan
terhadap DER. Dengan demikian H4 ditolak karena profitabilitas secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.
4.4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, kepemilikkan institusional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan
artinya semakin banyak jumlah saham yang dimiliki oleh institusi semakin tinggi perusahaan mengambil kebijakan utangnya, ini menunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dengan utang. Karena dengan menggunakan utang hak
mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jalu 2008:44 yaitu
kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
60
kebijakan utang. Namun hal ini tidak sesuai dengan dan hasil penelitian sebelumnya oleh Manan 2004:60 yaitu bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan institusional yang tinggi
akan memiliki kebijakan utang yang rendah. Sedangkan menurut Damayanti 2006:65 kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan utang. Variabel struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan utang artinya semakin banyak struktur aset perusahaan maka semakin tinggi kebijakan utangnya. Hal ini membuktikan bahwa investor akan
dengan mudah memberikan pinjaman bila struktur aset aset dalam perusahaan tinggi karena dapat dijadikan jaminan untuk berutang kepada investor. Hasil
pengujian statistik uji t ini arah hubungannya sesuai dengan teori dan konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manan
2004 dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh kurniati 2007:91, yang menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang.
Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian Manan 2004:67 dan Pithaloka 2009:90, dan tidak sejalan dengan teori Pecking-Order yang menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka
kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal semakin kecil. Dalam
61
praktiknya, perusahaan besar cenderung lebih mudah mendapatkan pinjaman karena aset yang perusahaan miliki cukup besar untuk menjamin utang yang
diajukan. Selain itu, perusahaan besar biasanya memiliki pengalaman dalam menghadapi kondisi perekonomian yang sering berfluktuasi. Tanda positif
pada koefisien regresi untuk ukuran perusahaan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif terhadap kebijakan
utang. Hal ini sesuai dengan kerangka konseptual yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungannya untuk berutang akan
semakin tinggi. Profitabilitas secara Hasil analisis data yang telah dilakukan
membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan yang diukur melalui DER. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu Manan 2004:66 dan Pithaloka 2009:90, yang melaporkan adanya hubungan positif antara
kebijakan dengan ukuran perusahaan. Dari pengujian secara simultan bersama-sama dapat diketahui bahwa
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang yang menjadi variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas
0.011. Probabilitas 0.011 lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara
simultan. Nilai adjusted R2 sama dengan 0.340 yang berarti bahwa 34
62
variabel kebijakan utang dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas, sisanya 66
dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan
minuman baik secara simultan maupun parsial. 1. Secara simultan, kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran
perusahaan dan profitabilitas memberi pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI dalam kurun waktu 3 tahun penelitian. 2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang, struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang dan
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
3. Profitabilitas parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dalam
kurun waktu pengamatan tiga tahun. 4. Nilai koefisien determinasi Adjusted R2 penelitian ini adalah 0,340
artinya 34,0 perubahan dalam kebijakan utang dijelaskan oleh variable