Tempat dan Waktu Percobaan Alat-alat Prosedur Percobaan

20

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Makanan Minuman Hasil Pertanian Balai Riset dan Standarisasi Baristand Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No. 24 Medan pada tanggal 02 – 27 Februari 2015.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan alat penyulingan dan kelengkapannya, batang pengaduk, beaker glass, botol semprot, buret, corong, erlenmeyer, klem, labu Kjeldahl 100 ml, labu ukur 100 ml, neraca analitik, pipet tetes, pipet volum, spatula dan statif.

3.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan H 3 BO 3 4, HCl 0,01 N, H 2 SO 4 p, indikator campuran metil red dan bromocresol green, NaOH 30, SeO 2 dan akuades. 3.3.1 Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, artinya sampel dipilih hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang ingin diteliti sudah mewakili seluruh anggota sampel. Sampel yang digunakan adalah 21 tahu putih dan tahu kuning yang masing-masing diperoleh dari Jalan Bunga Cempaka Gg. Bunga Cempaka Sari dan Jalan A. R. Hakim Medan.

3.3.2 Pembuatan pereaksi

Pembuatan pereaksi asam borat H 3 BO 3 4: Dilarutkan 40 g H 3 BO 3 dengan air suling menjadi 1000 ml dan tambahkan 3 ml larutan indikator campuran metil red dan bromocresol green, aduk larutan akan berwarna kuning terang dan dipindahkan ke dalam botol gelas bertutup SNI 2973-2011. Pembuatan pereaksi asam klorida HCl 0,01 N: Ditimbang 0,3647 g HClp, kemudian larutkan dalam 1000 ml air Ditjen POM, 1979. Pembuatan indikator campuran metil red dan bromocresol green: Disiapkan larutan bromocresol green 0,1 dan metil red 0,1 dalam alkohol 95 secara terpisah. Campur 10 ml bromocresol green dengan 2 ml metil red SNI 01- 2891-1992. Pembuatan pereaksi natrium hidroksida NaOH 30: Dilarutkan 150 g kristal NaOH ke dalam 350 ml air suling, simpan dalam botol bertutup karet SNI 01-2891-1992. Pembuatan pereaksi selen SeO 2 : Dicampuran 4 g serbuk SeO 2 , 150 g K 2 SO 4 atau Na 2 SO 4 dan 30 g CuSO 4 . H 2 O SNI 01-2891-1992.

3.4 Prosedur Percobaan

Timbang seksama 1 g tahu tahu putih dan tahu kuning, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml. Tambahkan 1 g SeO 2 dan 25 ml H 2 SO 4 p lalu panaskan diatas pemanas listrik atau api pembakaran sampai mendidih dan larutan 22 menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis. Pipet 25 ml larutan dan masukkan kedalam alat penyuling, tambahkan 50 ml NaOH 30. Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml H 3 BO 3 4 dan 1 tetes indikator campuran metil red dan bromocresol green. Bilasi ujung pendingin dengan air suling. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N. Kerjakan penetapan blanko SNI 01-2891-1992. Perhitungan: Kadar Protein = V1 − V2 x N x 0,014 x FK x FP W x 100 Dimana : V 1 = volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitaran sampel V 2 = volume HCl yang dipergunakan penitaran blanko N = normalitas HCl FK = faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum: 6,25 FP = faktor pengenceran W = bobot sampel 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Sampel yang digunakan untuk uji organoleptis dan kadar protein yaitu tahu putih dan tahu kuning. Gambar tahu putih dan tahu kuning dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1. Tahu putih Gambar 2. Tahu kuning Hasil uji organoleptis pada tahu putih dan tahu kuning, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Uji organoleptis pada tahu putih dan tahu kuning No. Keadaan Tahu putih Tahu kuning 1. Bau normal Normal 2. Rasa normal Normal 3. Warna putih normal kuning normal 4. Penampakan normal dan tidak berlendir normal dan tidak berlendir Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat dilihat uji organoleptis pada tahu putih dan tahu kuning dalam keadaan yang memenuhi persyaratan SNI 01-3142-1998. Untuk mendapatkan tahu yang berkualitas baik harus dilakukan pemilihan saat membeli di pasar tradisional.