Pembuatan Kotak Perlakuan Sampel Pembuatan Larutan Kulit Manggis Garcia Pengambilan Darah Tikus

yang diberikan adalah pemberian perlakuan bising dengan tingkat kebisingan yang berbeda, yaitu untuk P 3 = 25-50 dB, P 4 = 55-80 dB, P 5 = 85-100 dB. Dan pemberian ekstrak kulit manggis G diberikan pada hari pertama hingga hari ke- 16. Jumlah ulangan untuk setiap kelompok ditentukan dengan menggunakan rumus Federer Wahyuni, 2008, yaitu: t-1n-1 15, dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dibutuhkan jumlah ulangan minimal 5 ekor dari tiap perlakuan. 3.4 Persiapan Penelitian 3.4.1 Penyediaan Hewan Penelitian Penelitian ini menggunakan tikus Rattus norvegicus L. jantan yang berumur 8-12 minggu dengan berat badan 150-250 g, yang diperoleh dari Balai Pengujian Penyidikan Veteriner BPPV Sumatera Utara, Medan sebanyak 50 ekor dan dipelihara di Kandang Pemeliharaan Tikus di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan. Kandang terbuat dari bahan plastik ukuran 40x30x10 cm, yang ditutupi dengan penutup yang terbuat dari kawat kasa. Kandang diberi alas sekam yang pergantian sekam dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu Smith Mangkoewidjojo, 1988. Pemberian pakan dilakuakan secara adlibitum dan diberi minum air ledeng Hrapkiewichz Medina, 2007.

3.4.2 Pembuatan Kotak Perlakuan Sampel

Kotak perlakuan sampel terbuat dari gabus yang dilapisi dengan busa serta triplek polywood kedap suara, kemudian speaker diletakkan menempel pada bagian atas kotak yang bagian atasnya telah diberi lubang untuk ventilasi dan agar bagian depan speaker bisa masuk menghadap bagian dalam kotak serta untuk mengukur intensitas bising. Intensitas diukur pada 4 titik yang berbeda dan tidak melebihi 1 dB, kemudian terdapat Multy Player 3 SONY yang berisi file rekaman suara bising dengan frekwensi 1 hingga 10 kHz, amplifier akan mengatur kekerasan intensitas bising sesuai dengan volume suara yang dibutuhkan. Sound level meter PHILIPS WA-35TK digunakan untuk mengukur intensitas bising Universitas Sumatera Utara pada kotak perlakuan, dan digunakan juga timer sebagai pengukur waktu perlakuan bising yang akan digunakan untuk perlakuan. 1 5 4 Gambar 3.4.2 Kotak Perlakuan Sampel. 1 Kotak perlakuan dari gabus dan dilapisi triplek, 2 Speaker yang dihubungkan dengan Mp3 dan amplifier, 3 kandang plastik tempat tikus perlakuan, 4 kaca untuk mengamati tikus perlakuan, 5 pintu

3.4.3 Pembuatan Larutan Kulit Manggis Garcia

Ekstrak kulit manggis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit manggis dengan merk dagang G. Penggunaan ekstrak kulit manggis untuk pencegahan penyakit pada manusia adalah 1 kapsul sebanyak 3 kalihari. Dosis dikonversikan dengan tabel konversi Laurence Bacharach, 1964, sehingga ditemukan dosis yang sesuai untuk tikus. Perhitungan dosis: 1 kapsul = 400 mg, 400 mg x 3 kapsulhari= 1200 mg Nilai konversi x 1200 mg= 21,6 mg. Pemberian ekstrak kulit manggis pada tikus dilakukan satu kali hari dengan jumlah 21,6 mg di dalam 0,5 ml pelarut. 3.4.4 Cara Kerja Penelitian 3.4.4.1 Pemeriksaan Keadaan Normal Tikus yang akan diberi perlakuan terlebih dahulu diperiksa keadaan normalnya dengan menggunakan alat OAE Otoacoustic Emisson, dengan cara 2 3 Universitas Sumatera Utara mengukur gerakan gendang telinga untuk menanggapi getaran dari dalam koklea, getaran ini dihasilkan oleh suara yang berasal dari alat OAE Otoacoustic Emisson. Kapasitas koklea untuk menghasilkan suara berkaitan erat dengan nilai ambang batas pendengaran dan mekanisme ini sangat mudah rusak Kemp, 1997. Hasil normal pada awal pemeriksaan ini dijadikan acuan untuk melakukan percobaan, dan pemeriksaan akan terus dilakukan setiap harinya untuk memeriksa ada atau tidaknya kerusakan yang terjadi.

3.4.4.2 Pembagian Kelompok Sampel

Hewan percobaan dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu terdapat dua kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdapat lima ulangan. a. Perlakuan 1 P : kontrol blank b. Perlakuan 2 P 1 : kontrol 1, diberi ekstrak kulit manggis G dari hari pertama hingga hari ke-16 c. Perlakuan 3 P 2 : kontrol 2 diberi perlakuan bising 85-100 dB, dan diberi pelarut akuades dari hari pertama hingga hari ke-16 d. Perlakuan 4 P 3 : diberi ekstrak kulit manggis G dari hari pertama hingga hari ke- 16, dan diberi perlakuan bising sebesar 25-50 dB pada hari ke 9-16 e. Perlakuan 4 P 3 : diberi ekstrak kulit manggis G dari hari pertama hingga hari ke- 16, dan diberi perlakuan bising sebesar 55-80 dB pada hari ke 9-16 f. Perlakuan 5 P 4 : diberi ekstrak kulit manggis G dari hari pertama hingga hari ke- 16, dan diberi perlakuan bising sebesar 85-110 dB pada hari ke 9-16

3.4.5 Pengambilan Darah Tikus

Pengambilan darah tikus setelah dilakukan pembiusan yaitu dengan cara pemberian eter yang setelah tikus tidak sadar dilanjutkan dengan dislokasi leher, lalu dibedah, dan kemudian diambil darahnya dibagian pembuluh darah diantara Universitas Sumatera Utara jantung dan hati dengan menggunakan spuit 1 ml, lalu dimasukkan kedalam tabung Na-EDTA. 3.5 Parameter Pengamatan 3.5.1 Perhitungan Jumlah Leukosit Setelah pengambilan darah dilakukan dan darah dimasukkan ke dalam tabung Na-EDTA untuk mencegah pembekuan, kemudian darah dihisap dengan pipet leukosit hingga angka 0,5 lalu larutan Turk dihisap hingga angka 11. Setelah itu pipet di letakkan secara horizontal untuk menghindari larutan mengalir keluar. Di tutup kedua ujung pipet dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian digoyang-goyangkan dengan arah membentuk angka delapan selama 3- 5 menit. Dibuang 3 tetes larutan dari ujung pipet, selanjutnya ujung pipet ditempelkan pada salah satu bilik hitung yang telah diberi gelas penutup dan kertas tissu pada sisi lainnya. Cairan pada pipet akan mengalir memenuhi bilik hitung, kamar hitung didiamkan selama beberapa menit agar leukosit mengendap. Selanjutnya dilakukan perhitungan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x bidang besar kamar hitung. Dihitung bidang A+B+C+D, pada tiap bidang luasnya 1 mm per segi, dengan rumus A+B+C+Dx10x20 4 = a x 50 ul Keterangan: a= A+B+C+D Faktor 10= dalamnya kamar hitung 0,1 mm Faktor 20= pengenceran darah 20 kali Faktor 4= seluruh permukaan yang dihiung 4 mm persegi Nilai normal= 4000-11000mm 3 Kokasih, 1984.

3.5.2 Pembuatan Sediaan Hapus

Diteteskan 1 tetes darah pada 2-3 mm dari ujung kaca objek. Kaca penghapus diletakkan dengan sudut 30-40 derajat terhadap kaca objek didepan tetes darah. Kaca penghapus ditarik kebelakang hingga menyentuh tetesan darah dan darah dibiarkan mengalir sepanjang kaca penghapus, dengan gerakan bagus didorong kaca penghapus kearah depan hingga terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Dikeringanginkan apusan. Setelah apusan kering, sediaan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

0 1 5

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

0 0 12

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan 2.1.1 Pengertian Kebisingan - Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 1 10

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 0 12