dalam pengenalan dan interaksi sel-sel immunocompetent dengan antigen Effendi, 2003.
2.4 Manggis Garcinia mangostana L
Menurut Odianti 2010, bahwa klasifikasi dari manggis Garcinia mangostana L adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
Manggis hanya diketahui sebagai tanaman budidaya. Pembudidayaan tanaman ini telah lama hanya terbatas di kawasan Asia Tenggara saja, yaitu di
Indonesia, New Guinea, Mindanao Filipina, Semenanjung Malaysia, Thailand, Burma, Vietnam, hingga Kamboja. Pada dua puluh tahun belakangan ini, Manggis
telah tersebar ke berbagai negara tropis lain seperti Sri Lanka, India Selatan, Amerika Tengah, Brazil dan Queensland. Manggis merupakan tanaman budidaya
di daerah tropis. Tumbuhan ini tumbuh subur pada kondisi dengan banyak mendapat sinar matahari, kelembaban tinggi, dan musim kering yang pendek
untuk menstimulasi perbungaan. Pada kondisi kering, diperlukan irigasi untuk menjaga kelembapan tanah. Tumbuhan ini ditanam hingga ketinggian 1000 m dpl
20 -40°C di daerah tropis, namun pertumbuhan maksimal berlangsung di daerah dataran rendah Verheij, 2010.
Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan
Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia Prihatman, 2009. Manggis Garcinia mangostana L. merupakan tumbuhan yang sering
dimanfaatkan buahnya, baik dimakan mentah maupun diolah menjadi olahan sirup. Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa manggis memiliki potensi
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya pada buahnya saja, tetapi juga pada kulitnya. Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa pericarpkulit buah manggis merupakan bagian yang
mengandung konsentrat xanthone paling tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya. Bahkan, tercatat ada 200 jenis xanthone di alam, tetapi sekitar 40 jenis di
antaranya menumpuk di kulit buah manggis Susiani, 2009. Infusa kulit manggis Garcinia mangostana L. mengandung berbagai
senyawa yang mampu bertindak sebagai antioksidan diantaranya mangostin, saponin, garsinon, tannin, polifenol, flovanoid dan xantone. Telah dilakukan
penelitian terhadap ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95, serta etil asetat lalu disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis mempunyai
potensi sebagai penangkal radikal bebas Weecharangsan et al. 2006. Antioksidan menghambat pembentukkan radikal bebas dengan bertindak
sebagai donor H terhadap radikal bebas sehingga radikal bebas berubah menjadi bentuk yang lebih stabil. Aktivitas antioksidan erat kaitanya dengan kemampuan
menyumbangkan elektron hidrogen pada gugus OH- reaktif, sehingga penambahan senyawa antioksidan tersebut dapat menghambat atau memperlambat
reaksi pembentukan peroksida. Antioksidan mentransfer atom hidrogen ke radikal bebas hasil oksidasi menjadi senyawa non-radikal, sehingga tidak merusak sel-sel
di sekitarnya Novarina et al. 2013. Menurut Moongkardi et al 2004, bahwa ekstrak kulit buah manggis
berfungsi sebagai antiploriferasi, antioksidan dan induksi apoptosis pada sel kanker payudara manusia. Ekstrak kulit manggis juga telah teruji sebagai
antimikroorganisme, melalui penelitian yang dilakukan oleh Suksamrarn et al 2003 terhadap antituberkulosis xanthone diperolehlah hasil bahwa alpha
mangostin, gamma mangostin, dan gacinone E memiliki kemampuan antituberkulosis yang kuat.
Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Juni 2014 hingga September 2014 di Laboratorium Fisiologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, dan dilanjutkan dengan penelitian pemeriksaan darah di Balai Labratorium Kesehatan,
Medan, Sumatera Utara.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang hewan penelitian, kotak perlakuan sampel yang terbuat dari gabus dan dilapisi dengan busa serta triplek
polywood kedap suara, multi player, speaker, amplifier, sound level meter, timer pengukur waktu, OAE Otoacoustic emission, spit 1 ml, jarum gavage, neraca
timbangan, jarum pentul, bak bedah, dissecting set, gelas ukur 10 ml, kamera digital, beaker glass, tabung Na-EDTA, mikroskop, batang pengaduk, spatula,
object glass, cover glass, spidol permanen, kamar hitung, aspirator leukosit, pipet leukosit, chamber, freezer, sarung tangan, masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah tikus Wistar jantan Rattus norvegicus L. pakan, sekam, akuades, ekstrak Kulit manggis G, tissue, larutan turk, zat warna
giemsa, metanol.
3.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan enam kelompok percobaan. Percobaan
menggunakan tiga kontrol dan tiga kelompok perlakuan dengan masing-masing 5 ulangan. Kontrol pertama P0 kontrol blank, P
1
kontrol yang diberi perlakuan ekstrak kulit manggis G dan kontrol yang kedua P
2
merupakan kontrol yang diberi perlakuan kebisingan 85-110 dB dan diberi akuades, sedangkan perlakuan
Universitas Sumatera Utara