Dika Rimadhiani Astika, 2014 Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan PT PLN PERSERO distribusi Jawa Barat
dan Banten di area pelayanan jaringan Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan, terutama bila dibandingkan dengan sumber daya lainnya.
Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
sumber daya manusia dapat dikatakan sebagai faktor penentu keberhasilkan dalam organisasi dalam mencapai tujuan. Veitzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala
2011:10 mengemukakan bahwa “Berhasil atau gagalnya pelaksanaan fungsi-
fungsi perusahaan sangat bergantung pada sejauh mana kualitas sumber daya manusianya”. SDM yang berkualitas akan sangat menentukan maju mundurnya
bisnis perusahaan di masa mendatang. Bagi negara-negara berkembang, persoalan yang sering dihadapi adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM. Rendahnya kualitas SDM merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu bangsa. Persoalan ini
semakin rumit sehubungan dengan masuknya era globalisasi dimana masyarakat dunia saling terhubung dalam berbagai aspek kehidupan yang juga menimbulkan
dampak tingkat persaingan yang semakin tinggi. Dengan masuknya era globalisasi menciptakan suatu persaingan skill keterampilan dan knowledge pengetahuan
bagi setiap pekerja.
Bidang ekonomi merupakan salah satu sektor kehidupan yang memegang peranan penting dalam suatu negara. Negara dikatakan maju apabila dapat
mengelola sektor ekonomi dan sektor lainnya secara seimbang. Salah satu yang sangat mempengaruhi ekonomi negara adalah peran penting energi listrik yang
dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara PLN. Pelayanan masyarakat Public Service merupakan salah satu aktivitas pemerintah yang selalu menjadi perhatian
masyarakat. Opini masyarakat tentang berbagai aktivitas pemerintah dalam bidang pelayanan cenderung lebih banyak yang bernada negatif dibandingkan dengan
yang bersikap positif. Hal ini tercermin dari banyaknya target kinerja perusahaan yang tidak terealisasi terangkat keranah publik.
PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang didirikan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit yang bertenaga
air, diesel, tenaga uap berbahan bakar batu bara maupun gas, ke pengguna akhir seperti kawasan industri, komersial, pemukiman maupun sarana publik. Saat ini
tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Dapat dilihat, listrik sangat mempengaruhi hampir disegala bidang seperti bidang ekonomi,
bidang pendidikan, serta bidang kesehatan. Dari segi ekonomi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat tergantung dari tenaga listrik sebagai sumber
kehidupan usahanya. Sebagai BUMN yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam
setiap sendi hidup masyarakat Indonesia PLN selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Menurut General Manager PLN APJ
Cimahi, Nuryasfin, pada 2012 pihaknya memasang target 30.000 pelanggan. Tapi
realisasinya pelanggan yang tercapai hanya 21.740 sambungan baru. Karena itu pihaknya menilai secara keseluruhan kinerja PLN Cimahi selama 2012 belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain dari pecapaian target sambungan baru, juga kinerja menurun tersebut terlihat dari upaya penurunan gangguan
jaringan hanya mencapai 40 selama tahun 2012. Selain itu, efisiensi jaringan dari 5,8 pada tahun 2011 menjadi 4,7 pada tahun 2012. Sedangkan untuk
rasio elektrifikasi menurun menjadi 71 dari sebelumnya 76. Menurut Nuryasfin, dilihat dari tingkat lamanya gangguan pun mengalami kenaikan
dibandingkan 2011 yang mencapai 18 menit per pelanggan per tahun menjadi 39,6 menit per pelanggan per tahun. Begitu pun untuk gangguan per tahunnya
belum bisa ditekan dari sebelumnya 0,41 menjadi 0,91 atau naik 50
CIMAHIpln-cimahi-bidik-30-ribu-pelanggan-baru.html
. Hal ini membuat posisi PLN sangat peka terhadap perlakuan pelanggan,
sehingga pihak perusahaan dituntut untuk mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan service yang prima, agar mendapatkan
loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Selain itu PLN juga dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para karyawannya. Bagaimanapun karyawan
memegang peranan penting didalam perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan perlu adanya penggerak bagi karyawan sehingga dapat mencapai
kinerja maksimal. Belum optimalnya kinerja karyawan di PT PLN Persero Distribusi Jawa
Barat Dan Banten di APJ Cimahi dapat dilihat dari hasil akhir penilaian sasaran kinerja selama empat tahun terakhir, seperti yang tertera pada Tabel 1.1:
TABEL 1.1 HASIL AKHIR PENILAIAN SASARAN KINERJA PT PLN PERSERO
DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DI APJ CIMAHI TAHUN 2009-2012
No Indikator
Tahun 2009
2010 2011
2012
1 Presfektif Bisnis Internal
14,23 15,74
10,00 9,43
2 Presfektif Pelayanan Pelanggan
10,00 9,70
20,00 18,44
3 Presfektif Keuangan
46,16 52,90
47,00 48,00
4 Presfektif Pembelajaran
4,40 5,10
5,00 4,34
5 Presfektif Administratif
5,10 4,50
5,90 4,50
6 Presfektif Pengawasan
2,34 2,10
2,14 2,12
Jumlah 82,23
90,04 90,03
86,83 Sumber: Bidang Pengembangan sumber daya Manusia dan organisasi PT PLN Persero DJBB di
APJ Cimahi
Berdasarkan Tabel 1.1, ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun, dan ada juga yang mengalami penurunan.
Dengan demikian, kinerja dibeberapa indikator belum optimal, yang diindikasikan oleh belum tercapainya target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dimana
pencapaian sasaran kinerja untuk seluruh jumlah indikator adalah 100. Di tahun 2013 ini, PLN masih berupaya melakukan efisiensi kinerja agar
pencapaian target keuntungan dapat maksimal. Untuk itu, PLN membuat kebijakan-kebijakan baru khususnya dalam bidang teknis operasional. Kebijakan-
kebijakan tersebut bertujuan menetapkan target keuntungan optimal dengan biaya operasional yang serendah-rendahnya. Selain itu hal ini juga diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi kerja sumber daya manusia agar lebih optimal. Kerugian baik teknis maupun non-teknis secara keseluruhan belum dapat teratasi secara
lebih baik. Kerugian teknis maksudnya kerugian yang sifatnya pada jumlah penyediaan sarana dan prasarana dalam operasi kelistrikan, seperti penggunaan
bahan dasar, mesin dan peralatan operasional. Kerugian non-teknis diantaranya
adalah kesalahan individual, keterlambatan administrasi, adanya krisis sdm, serta munculnya hambatan luar perusahaan yang berhubungan dengan penggunaan
energi di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan yang dilakukan untuk ekonomi perusahaan, yaitu pengurangan biaya operasional sumber daya manusia
sebagai bentuk upaya efisiensi kerja tersebut. Adanya upaya efisiensi kinerja yang terus ditingkatkan dengan target
pencapaian yang lebih tinggi mengakibatkan timbulnya tuntutan kerja yang lebih tinggi daripada yang sebelumnya terhadap sejumlah karyawan terkait dan
khususnya dalam
menghadapi kendala-kendala
yang menjadi
faktor terhambatnya efisiensi kerja tersebut, diantaranya adalah masalah teknis dan non-
teknis yang menimbulkan kerugian, terjadinya losses kehilangan energi akibat aktivitas pencurian listrik pada mayoritas lingkungan masyarakat tertentu.
Munculnya kalangan masyarakat yang menggunakan energi diluar pencatatan kwh meter pencurian listrik inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab
kerugian ekonomi non-teknis. Indikasi yang menunjukan menurunnya kinerja karyawan PT PLN
Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi dapat dilihat dari jumlah keluhan pelanggan yang masuk melalui call center 123 pada Tabel 1.2:
TABEL 1.2 REKAPITULASI JUMLAH KELUHAN PELANGGAN
TAHUN 2009-2012
Tahun Jumlah Keluhan
2009 1288
2010 1304
2011 1226
2012 1346
Sumber: Unit call Center 123, PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi
Berdasarkan data Table 1.2 Jumlah keluhan pelanggan yang diterima PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi
terlihat semakin meningkat. Meningkatnya jumlah keluhan pelanggan menjadi indikasi masih
rendahnya kualitas kerja baik secara teknis maupun non teknis. Tipe pengaduan konsumen tersebar dalam beberapa karakter; pengaduan
perihal mutu produk, pemadaman aliran listrik, atau tegangan yang naik turun, tercakup dalam karakter pengaduan ini. Konteks pengaduan masalah SDM, bukan
pada mampu atau tidak mampu petugas lapangan PT PLN menyelesaikan permasalahan, tetapi lebih karenakan faktor perilaku attitude. Pengaduan
masalah proses bisnis merupakan karakter pengaduan yang sangat serius, baik bagi konsumen dan atau bagi PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten
di APJ Cimahi. Indikasi lain yang dapat memperlihatkan menurunnya atau kurang
optimalnya kinerja karyawan PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi yaitu dengan adanya peningkatan disiplin kerja karyawan yang
rendah, dimana tingkat absensi karyawan akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya guna mencapai tujuan
perusahaan. Berikut laporan kehadiran karyawan di PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat Dan Banten di APJ Cimahi pada tahun 2009-2012:
TABEL 1.3 PRESENTASE KETIDAKHADIRAN JAM KARYAWAN PT PLN PERSERO
DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN DI APJ CIMAHI TAHUN 2009-2012
No Indikasi
Tahun 2009
2010 2011
2012
1 Jumlah jam kerja
1792 Jam 1816 Jam
1832 Jam 1848 Jam
2 Jumlah kehadiran
1440 Jam 1432 Jam
1512 jam 1520 Jam
3 Persen kehadiran
80.36 78.85
82.53 82.25
4 Persen
19.64 21.15