Diki Rukmana, 2014 Integrasi Tahapan Learning Cycle Dengan Metode Inquiry Labs Pada Pembelajaran Fisika
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Menjadi referensi yang dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan
seperti guru, mahasiswa, para praktisi pendidikan dan lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan.
3. Menjadi referensi bagi peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian
sejenis serta pengembangannya.
Diki Rukmana, 2014 Integrasi Tahapan Learning Cycle Dengan Metode Inquiry Labs Pada Pembelajaran Fisika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa setelah
diterapkan integrasi tahapan learning cycle dengan metode inquiry labs. Berdasarkan tujuan tersebut metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Pre-eksperiment dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design McMillan dan Schumacher, 2001. Pada penelitian ini hanya akan
digunakan satu kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment dengan dilakukan 2 kali tes yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Tes yang
dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest, dan tes yang dilakukan sesudah eksperimen disebut posttest.
Setelah diberikan perlakuan, berdasarkan hasil pretest dan posttest dilakukan uji N-gain terhadap peningkatan yang di peroleh kelas yang diberikan tratment
untuk mengetahui impact dari penerapan metode pembelajaran yang digunakan terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa.
Pola One Group Pretest-Posttest Design ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pola Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest
Kelompok Pre test
Perlakuan Post test
Eksperimen T
1
T
2
X T
1
T
2
Keterangan: T
1
: Tes kemampuan kognitif. T
2
: Tes keterampilan proses sains. X
: Treatment Perlakuan berupa integrasi tahapan learning cycle dengan metode inquiry labs pada pembelajaran fisika
Diki Rukmana, 2014 Integrasi Tahapan Learning Cycle Dengan Metode Inquiry Labs Pada Pembelajaran Fisika Untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Smk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perlakukan treatment yang diberikan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan Integrasi tahapan Learning Cycle dengan
metode inquiry labs yang diberikan sebanyak tiga pertemuan dengan berpatokan pada RPP dan LKS yang telah disusun sebelumnya. Adapun tiga pertemuan
tersebut meliputi materi berikut ini:
Pertemuan 1 : Pengertian Elastisitas, Tegangan, Regangan dan Modulus Elastisitas
Pertemuan 2 : Hukum Hooke Pertemuan 3 : Rangkaian Pegas Seri dan Paralel.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMK di kabupaten Bandung. Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dibawah ini diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah
tersebut, yaitu sebagai berikut: 1.
Integrasi tahapan learning cycle dengan metode inquiry labs yang dimaksud ialah penerapan siklus belajar 5 tahap yang dikembangkan oleh Wenning
2012 meliputi: observasi, manipulasi, generalisasi, verfikasi dan aplikasi pada pembelajaran fisika. Pada tahapan generalisasi siswa melakukan
kegiatan inquiry labs. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan proses pembelajaran adalah lembar observasi aktivitas guru
dan siswa yang didasarkan pada RPP yang telah disusun. Dari data hasil observasi dapat dilihat berapa keterlaksanaan pembelajaran yang telah
dilakukan yang dinyatakan dengan persentase keterlaksanaan pembelajaran.