commit to user
15
b. Kepunahan Spesies
Penghitungan jumlah rata-rata metana dalam 20 tahun terakhir meningkat 72 kali lebih besar dibandingkan dengan CO
2
. Bila itu terjadi, ancaman kepunahan spesies di muka bumi akan membayang, seperti yang pernah terjadi
pada masa Paleocene-Eocene Thermal Maximum PETM 55 juta tahun lalu dan pada akhir periode Permian sekitar 251 juta tahun lalu. Lepasnya gas metana
dalam jumlah besar mengakibatkan turunnya kandungan oksigen di muka bumi ini hingga mengakibatkan punahnya lebih dari 94 persen spesies di muka bumi
Ikawati, 2010.
c. Penurunan Kualitas Kesehatan Lingkungan
Saat ini dunia memfokuskan strategi pada pengurangan emisi CO tetapi sedikit yang berkonsentrasi pada pengurangan emisi metana. Padahal, metana
tergolong gas berbahaya, bukan hanya menimbulkan efek GRK yang nyata, melainkan juga membantu terbentuknya lapisan ozon di permukaan tanah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia Ikawati, 2010. Kandungan metana yang tinggi akan mengurangi konsentrasi oksigen di
atmosfer. Jika kandungan oksigen di udara hingga di bawah 19,5 persen, akan mengakibatkan aspiksi atau hilangnya kesadaran makhluk hidup karena
kekurangan asupan oksigen dalam tubuh. Meningkatnya metana juga meningkatkan risiko mudah terbakar dan meledak di udara. Reaksi metana dan
oksigen akan menimbulkan CO
2
dan air Ikawati, 2010.
4. Reduksi Metana Melalui Penurunan Protozoa
Berbagai teknik telah dilakukan untuk menekan produksi gas metana yang dihasilkan ternak ruminansia, antara lain melalui penggunaan bahan kimia
commit to user
16
monensin Van Nevel dan Demeyer, 1977; a-asam bromoethanesulfonat Balch dan Wolfe, 1979; nitratnitrit Takahashi dan Young, 1991. Namun demikian,
penggunaan bahan kimia dengan konsentrasi yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan residu dalam produk ternak serta efek toksik
terhadap ternak, sehingga penggunaan bahan aditif tersebut tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam mengontrol produksi gas metana
McAllister et al., 1996. Gas metana dalam tubuh ternak dihasilkan oleh mikroba metanogen.
Mikroorganisme penghasil gas metana ini hanya bekerja dalam kondisi anaerob dan dikenal dengan nama metanogen. Salah satu mikroorganisme penting dalam
kelompok metanogen ini adalah mikroorganisme yang mampu memanfaatkan hidrogen dan asam asetat. Rumen sapi merupakan tempat yang cocok bagi
perkembangan metanogen. Gas metana dalam konsentrasi tertentu dihasilkan di dalam rumen sapi tersebut Shiddieqy, 2009. Mikroba metanogen dapat berperan
merubah asam asetat dan etanol menjadi metana CH
4
dan karbondioksida CO
2
. Mikroba metanogen pembentuk metana antara lain : Metanococcus,
Metanobacterium, dan Metanosarcina Rahayu, 2010. Dewasa ini penggunaan bahan pakan aditif yang bersifat alami sebagai
pengganti bahan pakan aditif yang bersifat kimiawi termasuk antibiotik dan ionofor sebagai manipulator fermentasi dalam rumen semakin populer. Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa saponin yang terdapat dalam Yucca schidigera efektif dalam menurunkan produksi CH
4
secara in vivo Santoso et al., 2004 dan in vitro Wang et al., 1998; Takahashi et al., 2000. Saponin
commit to user
17
bersifat toksik terhadap protozoa dan bakteri dalam rumen, sementara sekitar 9 – 25 dari metanogen bersimbiosis dengan cara menempel pada permukaan
protozoa Stumm et al., 1982. Hampir semua protozoa rumen adalah ciliata yang bersifat predator terhadap
bakteri pencerna serat, dan mikroba ini juga berperan sebagai habitat mikrobia metanogen penghasil gas metana Thalib, 2008. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
populasi protozoa di dalam rumen berbanding langsung dengan produksi gas metana, artinya produksi gas metana dapat berkurang bila populasi protozoa
rumen menurun. Dengan demikian, emisi gas metana dapat dikurangi dengan memberikan zat defaunator protozoa seperti saponin Thalib, 2008. Hubungan
simbiosis antara prptozoa dengan metanogen dapat dilihat pada Gambar 1.
Scaning mikroskop elektron metanogen yang menempel pada permukaan protozoa ciliata rumen. Eremoplastron bovis kiri, Diplodinium dentatum
kanan.
Gambar 1. Simbiosis Protozoa dengan Metanogen Vogels et al.,1980 Eliminasi protozoa rumen meningkatkan jumlah bakteri selulolitik, karena
protozoa berukuran besar merupakan predator bakteri selulolitik. Dengan
commit to user
18
berkurangnya populasi protozoa maka aktivitas bakteri selulolitik di dalam rumen meningkat, sehingga menghasilkan lebih banyak asam propionat dan lebih sedikit
gas metana. Pola fermentasi pada rumen yang mengarah kepada sintesis asam propionat akan menguntungkan dari segi efisiensi penggunaan energi pakan.
Secara alami dengan peningkatan produksi asam propionat tersebut cenderung menurunkan produksi energi yang terbuang dalam bentuk CH
4
Orskov dan Ryle, 1990 ; Tilman et al., 1986. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan semakin
tingginya asam propionat, maka prekusor pembentuk glikogen semakin banyak, sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan ternak. Pada reaksi stoikiometri
sintesis asam propionat banyak menggunakan gas H
2
sedangkan sebaliknya pada sintesis asam asetat banyak dihasilkan gas H
2
. Gas hidrogen H
2
bersama-sama dengan gas CO
2
merupakan prekursuor untuk sintesis CH
4
. Newbold
et al. 1995 melaporkan bahwa metanogen berasosiasi dengan protozoa ciliata dan bertanggung-jawab atas 9–25 dari metanogenesis pada
cairan rumen. Pada satu observasi, defaunasi dari rumen mengakibatkan penyusutan penghasilan metana Ushida et al., 1997. Pada satu studi
perbandingan dari jenis individu protozoa terhadap pemancaranemisi metana, disimpulkan bahwa penyingkiranelimninasi dari Entodinium caudatum dapat
mengurangi pemancaran metana dari rumen tanpa berpengaruh kurang baik terhadap degradasi pakan Ranilla et al., 2007. Guo et al. 2008 meyakinkan
bahwa suplementasi dari saponin secara tidak langsung menghalangi produksi metana dengan tidak berpengaruh negatif terhadap fungsi rumen.
commit to user
19
5. Penurunan Protozoa dengan Saponin