Desain Perlakuan Fermentasi secara In Vitro

commit to user 29

5. Desain Perlakuan

Percobaan ini disusun dengan desain eksperimen model rancangan acak lengkap yang terdiri atas 1 kontrol, 5 perlakuan dan tiap perlakuan dilakukan perulangan 3 kali, sebagai berikut : Kontrol : P.purpureum 200 mg Perlakuan I : P.purpureum 200 mg + daun Hibiscus tiliaceus 5 BK Perlakuan II : P. purpureum 200 mg + daun Hibiscus tiliaceus 10 BK Perlakuan III :P.purpureum 200 mg + daun Hibiscus tiliaceus 15 BK Perlakuan IV : P.purpureum 200 mg + daun Hibiscus tiliaceus 20BK Perlakuan V : P.purpureum 200 mg + monensin 0,2 BK Keterangan : BK adalah berdasarkan berat kering P.purpureum 200 mg. Dalam percoban ini digunakan rumput kolonjono P. purpureum. sebagai substrat pokok. Kontrol negatif P. purpureum tanpa penambahan bahan, kontrol positif Perlakuan V dengan penambahan monensin 0,2. Monensin digunakan karena penggunaan zat ini telah dapat mengurangi produksi gas dan memanipulasi fermentasi rumen.

6. Fermentasi secara In Vitro

Untuk fermentasi secara invitro menggunakan metode Menke Steingass 1988. Metode ini dimulai dengan penimbangan substrat sebanyak yang telah ditentukan sesuai dengan perlakuan. Substrat dimasukkan dalam syringe berukuran 100 ml Model Fortuna, Häberle Labortechnik, Germany. Disiapkan larutan bufer yang terdiri dari main element solution, trace element solution, buffer, resazurin solution, dan reduction solution. Bahan-bahan penyusunnya commit to user 30 sebagai berikut: Main Element Solution terdiri dari Disodium Hidrogen Phosphat, Potassium dihidrogen Phosphat, Magnesium sulphat 7 H 2 O dan Aquades. Trace Element Solution terdiri dari Calcium chloride, Manganese chloride, Cobalt chloride dan Aquades. Buffer terdiri dari Amonium Hidrogen Carbonat, Sodium Hidrogen Carbonat dan Aquades. Resazurin Solution terdiri dari Resazurin dan Aquades. Reduction Solution terdiri dari NaOH 1N, Na 2 S. 7 H 2 O dan Aquades. Tiga puluh mililiter campuran larutan buffer dan cairan rumen 2 : 1 diinjeksikan ke dalam setiap syringe yang telah berisi substrat sampel didalamnya melalui selang silikon dengan dispenser yang telah diatur volumenya. Sebelum dimasukkan ke dalam syringe, piston terlebih dahulu dilumuri dengan vaselin. Hal ini dilakukan agar gas tidak bocor keluar. Gelembung gas yang terdapat di dalam syringe dikeluarkan, lalu selang silikon ditutup dengan klem, posisi piston dibaca dan dicatat pada jam ke nol V . Proses inkubasi kemudian dilakukan pada suhu 39 o C dalam water bath incubator. Produksi gas yang dihasilkan diamati pada selang waktu inkubasi 3, 6, 9, 12, 24 dan 48 jam. Jika posisi piston di atas 60 ml, nilai ini dicatat lalu klem dibuka dan piston dikembalikan pada posisi 30 ml, kemudian jumlah gas sebelumnya dicatat. Pembacaan dilakukan dengan cepat agar tidak terjadi perubahan suhu. commit to user 31

7. Pengukuran Produksi Gas, VFA, Konsentrasi N-NH

Dokumen yang terkait

Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro Bulu Ayam dan Limbah Udang yang Diolah dengan Beberapa Teknologi Pengolahan Bahan Pakan

3 46 58

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN WARU LANDAK (Hibiscus mutabillis) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae SECARA IN VITRO

2 25 17

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN WARU LANDAK (Hibiscus mutabilis) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 12 17

Formulasi Laru Termpe Terstandar dari Isolat Usar Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)

6 23 100

Efektivitas Tanaman Herbal Terhadap Fermentasi Rumen, Emisi Gas Metan Dan Populasi Protozoa In Vitro

0 6 40

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI A EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa MULTIRESISTEN AN

0 0 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI C EKSTRAK METANOL DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aerugi

0 0 8

PENGARUH AMOMASI DAN FERMENTASI TIGA VARIETAS JERAMI PADI TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN ( NH3, VFA DAN pH ) SECARA IN- VITRO.

0 0 6

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL SULFUR atau PHOSPOR PADA DAUN KELAPA SAWIT AMMOMASI TERHADAP KARAKTERISTRIK CAIRAN RUMEN SECARA In-VITRO.

0 1 7

PENGARUH LAMA PENGERINGAN DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) PADA PENGERINGAN NAUNGAN TERHADAP POPULASI BAKTERI DAN PROTOZOA CAIRAN RUMEN IN VITRO.

0 0 2