commit to user
10
energi yang dikonsumsi ternak dan merupakan komponen energi yang tidak dapat dimanfaatkan ternak Haryanto, 2009.
Fermentasi dari pencernaan ternak enteric fermentation menyumbang sebagian besar emisi gas metana yang dihasilkan peternakan. Pembentukan gas
metana di dalam rumen merupakan hasil akhir dari fermentasi pakan. Pada prinsipnya, pembentukan gas metana di dalam rumen terjadi melalui reduksi CO
2
oleh H
2
yang dikatalisis oleh enzim yang dihasilkan oleh mikrobia metanogenik. Pembentukan gas metana di dalam rumen berpengaruh terhadap pembentukan
produk akhir fermentasi di dalam rumen, terutama jumlah mol ATP, yang akhirnya mempengaruhi efisiensi produksi mikrobial rumen Badunglahne, 2010.
2. Gas Metana Dalam Peternakan
Menurut Johnson dan Johnson 1995, Pelchen dan Peters 1998, gas CH
4
yang dikeluarkan dari rumen mengindikasikan energi yang hilang dari tubuh ternak ruminansia dengan variasi 7 – 12 dari energi yang terkonsumsi. Moss
2000 menyatakan bahwa populasi ruminansia mempunyai kontribusi sebesar 12 – 15 dari pencemaran CH
4
di atmosfer. Seperti dilaporkan Organisasi Pangan dan Pertanian FAO tahun 2006,
dari industri peternakan tercatat emisi gas penyebab efek rumah kaca paling dominan adalah metana 37, sedangkan karbondioksida CO
2
hanya 9. Masih menurut FAO, dalam lingkup global pun industri peternakan penyumbang
emisi gas rumah kaca GRK tertinggi, yaitu 18, bahkan melebihi emisi gas yang berasal dari sektor transportasi, yang hanya 13 Ikawati, 2010.
commit to user
11
Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, sektor peternakan
adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga global. Memelihara
ternak untuk konsumsi telah menjadi salah satu penghasil gas karbondioksida terbesar serta menjadi satu-satunya sumber emisi gas metana dan nitrooksida
terbesar. Sektor peternakan telah menyumbang 9 racun karbondioksida, 65 nitrooksida, dan 37 gas metana Badunglahne, 2010.
Di Indonesia, emisi metana CH
4
per unit pakan atau laju konversi metana lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah. Semakin tinggi
jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi metana Suryahadi et al., 2002. Susetyo 1969 menyatakan, rendahnya kualitas hijauan
di Indonesia disebabkan antara lain oleh sifat pertumbuhan yang cepat sehingga cepat berbunga dan berbiji yang mengakibatkan kandungan serat kasar tinggi.
Menurut Haryanto 2009 degradasi dan fermentasi komponen serat pakan oleh mikroba rumen, selain menghasilkan asam lemak volatil, juga membentuk
gas metana CH
4
dan karbondioksida CO
2
. Gas metana yang terbentuk berkisar 8-15 dari energi yang dikonsumsi ternak dan merupakan komponen energi yang
tidak dapat dimanfaatkan ternak. Gas ini mempunyai efek rumah kaca, yang oleh pengamat lingkungan dinilai ikut berkontribusi terhadap berkurangnya lapisan
ozon di atmosfer bumi, sehingga meningkatkan intensitas masuknya sinar ultraviolet dari matahari dan suhu global. Oleh karena itu, upaya untuk
mengurangi pembentukan gas metana dari proses pencernaan pakan ruminansia perlu dilakukan
commit to user
12
3. Gas Metana a. Deskripsi Gas Metana