Klimakterium dan Menopause Menopause 1. Definisi Menopause

Diagnosis menopause dapat dibuat setelah terdapat amenorea sekurang- kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Menopause memiliki hubungan dengan menarche. Semakin dini menarche terjadi, semakin lambat menopause timbul dan sebaliknya. Pada abad ini, umumnya nampak bahwa menarche semakin dini timbul dan menopause semakin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang Sastrawinata, 2009.

II.4.2. Klimakterium dan Menopause

Masa klimakterium dapat dibagi menjadi Pangkahila, 2007; Setiati dan Laksmi, 2009; Setiyohadi, 2009: 1. Masa pramenopause Sekitar 10 tahun sebelum terjadinya menopause, perubahan telah terjadi berupa ketidakteraturan siklus menstruasi. Fase pramenopause biasanya dimulai pada usia 40 tahun, ditandai dengan ketidakteraturan siklus haid memanjang, sedikit atau banyak yang kadang disertai rasa nyeri. Pada fase ini, kadar FSH dan estrogen tinggi, namun kadar LH normal. 2. Masa perimenopause Merupakan masa peralihan dari pramenopause menuju menopause, yang ditandai dengan siklus haid yang semakin tidak teratur lebih pendek atau lebih panjang dan 40 bersifat anovulatorik dengan jumlah pendarahan yang bervariasi lebih banyak atau lebih sedikit, di mana kadar FSH, LH dan estrogen bervariasi. Pada fase ini, gejala vasomotor kadang sudah timbul. 3. Masa menopause Pada fase menopause berhentinya haid, jumlah folikel yang mengalami atresia semakin banyak dimana kadar FSH tinggi 40nIUml dan estradiol rendah 30pgml. Seseorang dikatakan menopause bila sudah 1 tahun amenorea. 4. Masa pascamenopause Pada fase pascamenopause, kadar estrogen dan androgen berkurang namun bukan tidak ada sama sekali. Kadar estradiol berkisar antara 20- 30pgml dan gonadotropin meningkat karena produksi inhibin oleh folikel berhenti. Kadar estradiol yang rendah menyebabkan atrofi endometrium dan tidak terjadi haid lagi. Ovarium tetap mensekresi testosterone androstenedion yang diproduksi kelenjar adrenal, sedangkan pembentukan estrogen ekstraglandular terutama pada jaringan adiposa, dalam bentuk estron menjadi jalur utama sintesis estrogen pascamenopause. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama masa klimakterium termasuk sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Penurunan fungsi ovarium tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal tersebut mengakibatkan terganggunya interaksi hipotalamus- hipofisis. Diawali oleh kegagalan fungsi korpus luteum dan diikuti menurunnya produksi steroid ovarium yang menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya FSH dan LH. Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin Jacoeb, 2009. Gambar 2.5. Fase Klimakterium Sastrawinata, 2009

II.4.3. Patofisiologi menopause