Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Lembar Observasi Suasana Kelas
Lembar observasi suasana kelas terdiri dari aktivitas guru dan siswa yang diamati. Tujuan dari adanya lembar observasi, yaitu untuk mendapatkan gambaran
kegiatan siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung. Kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan metacognitive inner
speech jika ia berani bertanya pada hal yang tidak dimengerti serta dapat menjawabmenyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu, siswa dapat
mengemukakan pendapatnya terhadap suatu soal serta dapat menanggapi pendapat siswa lainnya. Hasil pada lembar observasi tidak dianalisis secara
statistik, tetapi hanya dijadikan sebagai bahan masukan untuk pembahasan hasil secara deskriptif.
Aktivitas guru yang diamati selama proses pembelajaran dengan pendekatan metacognitive inner speech adalah membuka pelajaran, menggali pengetahuan
siswa pada tahap apersepsi, memaparkan tujuan pembelajaran, memodelkan inner speech, membagikan LAS Lembar Aktivitas Siswa kepada siswa, meminta
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menyimpulkan materi yang telah diajarkan bersama
siswa, dan menutup pelajaran. Untuk aktivitas siswa yang diamati adalah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, merespon pertanyaan inner
speech dari guru, mengerjakan LAS Lembar Aktivitas Siswa, bertanya kepada guru, berdiskusi dengan anggota kelompok, mempresentasikan hasil diskusi
kelompok, melakukan tanya jawab, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, dan menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Pada aktivitas
siswa, diberi skala penilaian tiap pertemuannya, dengan skala 1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = cukup baik, dan 4 = baik. Untuk lebih lengkapnya lembar
observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan metacognitive inner speech dapat dilihat pada Lampiran A.6.
E. Tenik Analisis Data
Data yang dihasilkan pada kemampuan pemecahan masalah matematis berupa data interval kuantitatif dan data skala kemandirian belajar berupa data
Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ordinal kualitatif. Data skor postes diolah dan dianalisis untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa.
Adapun kriteria kemampuan yang sudah dicapai siswa sebagai berikut Noes, 2010:
Tabel 3.9 Kriteria Hasil Skor Akhir
Skor Akhir Interpretasi
SA 70
Tinggi 60
SA 70 Sedang
SA 60 Rendah
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa, perlu dianalisis data hasil pretes dan postes yang
diperoleh. Besarnya peningkatan tersebut dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi n-gain. Rumus yang digunakan untuk menghitung gain
ternormalisasi, menurut Hake 1999, sebagai berikut: Gain ternormalisasi g =
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi
Skor Gain Interpretasi
g 0,7
Tinggi 0,3
g 0,7 Sedang
g 0,3
Rendah Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metacognitive inner speech dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional perlu dilakukan pengujian data, yaitu dengan uji perbedaan rata-rata. Untuk mengetahui uji statistik yang
digunakan, maka dilakukan perhitungan uji normalitas dan homogenitasnya.
Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perhitungan uji normalitas, homogenitas dan perbedaan rata-rata menggunakan program SPSS 21.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal,
maka dapat dilakukan uji non parametrik. Rumus yang digunakan untuk menghitung normalitas adalah rumus Chi Kuadrat Ruseffendi, 1993:
J J
j
P P
P n
100 100
100
2 2
Keterangan:
: banyak skor : persentase frekuensi kelas ke-j
: persentase luas interval ke-j dari suatu distribusi normal Berikut langkah-langkah dalam menguji normalitas dengan menggunakan
program SPSS 21. a.
Rumusan hipotesisnya, yaitu: H
: Data sampel berdistribusi normal H
1
: Data sampel tidak berdistribusi normal b.
Menentukan level of significance, dengan sebesar 0,05
c. Menentukan uji statistik dengan uji Saphiro-Wilk pada taraf signifikan 95
Kriteria pengujian: Terima H
, jika Sig. , maka data berdistribusi normal
Tolak H , jika Sig.
, maka data tidak berdistribusi normal 2.
Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan variansi-variansi antara dua distribusi atau lebih. Rumus untuk menghitung uji homogenitas adalah:
2 2
kecil besar
hitung
S S
F
Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berikut langkah-langkah dalam menguji normalitas dengan menggunakan program SPSS 21.
a. Rumusan hipotesisnya, yaitu:
H :
= , data sampel memiliki varians homogen
H
1
: ≠
, data sampel tidak memiliki varians homogen Keterangan:
: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol
b. Menentukan level of significance, dengan
sebesar 0,05 c.
Menentukan uji statistik dengan uji Levene Statistic pada taraf signifikan 95 Kriteria pengujian:
Terima H , jika Sig.
, maka data berdistribusi homogen Tolak H
, jika Sig. , maka data tidak berdistribusi homogeny
3. Uji Perbedaan Rata-rata
Untuk uji perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis diambil dari data pretes, postes, dan n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol,
sedangkan untuk uji perbedaan rata-rata kemandirian belajar dari data angket awal, akhir, dan n-gain. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata hasil kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
metacognitive inner speech dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan homogen, maka
selanjutnya menghitung uji statistik dengan menggunakan uji-t independen dengan rumus Sudjana, 2005:
2 1
2 1
1 1
n n
s x
x t
, dengan
2 1
1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
n n
s n
s n
s
Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: s : simpangan baku gabungan dari kedua kelompok
1
s
: simpangan baku dari siswa yang memperoleh pendekatan metacognitive inner speech
2
s
: simpangan baku dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
1
x
: rata-rata dari skor akhir siswa yang mememperoleh pendekatan metacognitive inner speech
2
x
: rata-rata dari skor akhir siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
1
n
: banyaknya siswa yang memperoleh pendekatan metacognitive inner speech
2
n
: banyaknya siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Namun, jika kedua rata-rata skor tidak berdistribusi normal, maka
selanjutnya menghitung uji statistik dengan menggunakan uji nonparamterik Mann-Whitney U dengan rumus Minium, et al., 1993:
∑ : Uji Mann-Whitney U
: banyaknya siswa yang memperoleh pendekatan metacognitive inner speech : banyaknya siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
: ranking Ketika ukuran sampel meningkat, distribusi Mann-Whitney U menyerupai
kurva normal Minium, et al., 1993. Jika ukuran sampel terlalu besar, maka tabel Mann-Whitney U tidak dapat digunakan. Karena sampel yang digunakan pada
penelitian ini termasuk besar, maka rumus yang digunakan adalah
√ Berikut langkah-langkah dalam menguji perbedaan rata-rata dengan
menggunakan program SPSS 21.
Hella Jusra, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII
SMP Melalui Pendekatan Metacognitive Inner Speech Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Rumusan hipotesisnya, yaitu:
H :
= H
1
: Keterangan:
1
: rata-rata skor kelompok eksperimen : rata-rata skor kelompok kontrol
b. Menentukan level of significance, dengan
sebesar 0,05 c.
Jika sebaran data normal dan homogen, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Uji statistik yang digunakan adalah Compare Mean Independent-
Samples T-Test. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah Uji-t
’. Sedangkan jika sebaran datanya tidak berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah
nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Kriteria pengujian hipotesis dengan uji-t:
Jika Sig.
, maka H diterima
Jika Sig.
, maka H ditolak
Kriteria pengujian hipotesis dengan uji Mann-Whitney: Jika
| |
, maka H diterima
Jika |
| , maka H
ditolak
F. Prosedur Penelitian