Julivia Saptadini, 2015 EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Posong. Penelitian pun dilakukan berulang-ulang agar dapat terlibat langsung dalam pembuatan olahan belut, pembuatan posong, dan latihan tari seni Ngarak
Posong serta dapat mengecek kembali kebenaran data yang sudah diberikan oleh masing-masing informan sebelumnya.
b. Meningkatkan Ketekunan yang berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah didapatkan itu salah atau
benar. Selain daripada itu, peneliti juga berusaha meningkatkan ketekunan agar dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati. Hal tersebut peneliti lakukan dengan cara mendengarkan hasil rekaman wawancara, kemudian menulis dan mengetik langsung hasil wawancara di hari
peneliti melakukan wawancara.
c. Triangulasi yang berarti pengecekan kebenaran data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara atau teknik, dan berbagai waktu. Triangulasi berfungsi untuk mengecek validasi data yang menilai kecukupan data dari sejumlah data
yag beragam. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak dapat begitu saja percaya dengan semua informasi yang diperoleh dari sumber, maka harus dilakukan
dengan cara mengecek informasi dari sumber satu dengan sumber lain agar validitas kebenaran informasi tersebut terbukti. Hal tersebut peneliti lakukan
dengan cara:
Triangulasi Sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data tentang eksistensi seni Ngarak Posong, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan
kepada penggagas dan pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi dan penerusnya yang juga sebagai pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong yaitu
Bapak Arga Sudirga. Untuk menguji kredibilitas data tentang sosioekonomi masyarakat, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh
dilakukan kepada pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut yaitu Bapak Asep Mukdas serta pengrajin posong yaitu Bapak Uju. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Julivia Saptadini, 2015 EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Triangulasi “sumber” pengumpulan data
satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, C, D
Triangulasi “sumber” pengumpul data ini peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada empat informan utama yaitu:
A = sebagai budayawan atau pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi,
B = sebagai pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut yaitu Bapak Asep Mukdas,
C = sebagai pengrajin posong yaitu Bapak Uju, D = sebagai pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong sanggar Hibar yaitu
Bapak Arga Sudirga.
Triangulasi Cara atau Teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Awalnya peneliti melakukan wawancara mendalam saja, namun kemudian dicek dengan observasi partisipatif yaitu dengan
ikut terlibat langsung dalam pengolahan belut, pembuatan posong, dan pelatihan tari seni Ngarak Posong, yang juga disertai dengan dokumentasi hingga data dari
keempat informan tersebut sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut:
Observasi Partisipatif
Wawancara Mendalam
Sumber data sama
Wawancara Mendalam
A
B
C
D
Julivia Saptadini, 2015 EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI
MASYARAKAT
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Triangulasi “teknik” pengumpulan data
bermacam-macam cara pada sumber yang sama Triangulasi “teknik” pengumpulan data ini peneliti lakukan dengan cara
melakukan observasi partisipatif ke Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, wawancara mendalam kepada penggagas seni
Ngarak Posong Bapak E. Supardi, pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut Bapak Asep Mukdas, pengrajin posong Bapak Uju, pemilik
sanggar Hibar Bapak Arga Sudirga. Studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan sejumlah dokumen atau informasi mengenai eksistensi seni
Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat yang dapat diperoleh dari Disbudpar Kabupaten Cianjur, budayawan setempat
selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong, pemilik home industri dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong
serta dokumentasi saat proses pengolahan belut, pembuatan posong, pelatihan nari, persiapan pertunjukan seni Ngarak Posong dan pelaksanaan pawai seni
Ngarak Posong, acara Cap Gomeh di Kabupaten Cianjur dan penampilan pertunjukan seni Ngarak Posong serta penjualan olahan belut JSL Jemur Sari
Lembur di CFD Car Free Day Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015.
Triangulasi Waktu yaitu melakukan pengecekan data dalam waktu atau
situasi yang berbeda. Hal tersebut peneliti lakukan pada saat pagi hari, siang hari, dan sore hari di lokasi penelitian berlangsung.
d. Menggunakan Bahan Referensi yang berarti adanya pendukung untuk