EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT : Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur.

(1)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi

oleh

JULIVIA SAPTADINI NIM 1101003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

oleh Julivia Saptadini

NIM 1101003

disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

© Julivia Saptadini 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetakan ulang difoto kopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JULIVIA SAPTADINI 1101003

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed

NIP. 19550101 198101 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, M.Si

NIP. 19770711 199403 2 002

Mengetahui,


(4)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si, Ph.D


(5)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

(Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur) Seni Ngarak Posong merupakan salah satu kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dan masih tetap berjalan dalam kehidupan masyarakat setempat dengan tujuan untuk mewujudkan kebudayaan baru yang bisa dinikmati sebagai seni, melestarikan tradisi, pengenalan budaya khususnya pada generasi-generasi muda, dan merupakan ajang promosi terhadap adanya kuliner/pangan khas Kecamatan Cibeber yang diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan sosioekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode studi deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu (1) Proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong terbukti dalam sejarah perjalanan seni Ngarak Posong dari awal diciptakan hingga saat ini (terlibat dalam berbagai kegiatan seperti festival helaran di tingkat Jawa Barat, pawai hari jadi Cianjur, ulang tahun Kota Sukabumi, pelantikan Bupati Purwakarta, lomba festival Kemilau Nusantara, festival ASEAN, Cap Gomeh di Cianjur, pagelaran Cisolok Festival Seni, Budaya, dan Pariwisata 2015 di Objek Wisata Pantai). Para pelaku seni Ngarak Posong mempertahankan seni Ngarak Posong karena mengandung nilai-nilai yang sangat bermanfaat seperti perwujudan identitas daerah, menumbuhkan rasa cinta tanah air, memperkenalkan posong sebagai alat yang ramah lingkungan, dan lain sebagainya. Proses pewarisan nilai-nilai tersebut yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan, rekruitmen yang berkelanjutan, pementasan-pementasan dalam berbagai level kegiatan. Dengan adanya proses tersebut, maka seni Ngarak Posong semakin eksis dan tentunya berpengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat terutama petani, penangkap belut, pengolah belut, pemilik home industri olahan belut, pengrajin posong, dan sanggar Hibar;(2) Respon atau perhatian dari masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong sangat baik dan antusias terlihat dari partisipasi masyarakat, sehingga seni Ngarak Posong ini dapat semakin berkembang; (3) Kendala yang dihadapi baik dalam mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong, maupun peningkatan sosioekonomi masyarakat setempat yaitu anggaran dan modal; (4) Solusi untuk mengatasi kendala tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh pihak-pihak terkait seni Ngarak

Posong saja tapi juga pihak-pihak lain. Upaya yang paling utama yaitu dengan

mengeluarkan modal sendiri. Informan dan peneliti skripsi ini pun berencana, pertama yaitu mencari link baik itu pihak Disbudpar Cianjur untuk legalitas, wartawan Cianjur untuk ekspose, ketua pelaksana pameran pendidikan di Cianjur, dosen atau pejabat UPI yang mungkin bisa membantu. Kedua yaitu tampil di CFD (Car Free Day) Cianjur dengan menjual olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) dan untuk menarik pengunjung diadakan atraksi pertunjukan hiburan yang bertemakan posong. Posongnya pun bahkan bisa dijadikan suatu komoditas dengan cara menjual olahan belut yang dimasukan ke dalam posong dan memakai label yang telah terlaksana pada tanggal 08 Maret 2015. Kata Kunci : Eksistensi Seni Ngarak Posong, Sosioekonomi, Masyarakat Pedesaan


(6)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EXISTENCE OF NGARAK POSONG’S ART AND ITS EFFECTS ON

SOCIOECONOMIC COMMUNITY

(A Descriptive study of Sukaraharja and Cihaur Village in Cibeber Subdistrict Cianjur Distrik)

The art of Ngarak Posong is one of culture inherited hereditary and is still running in the life of the local community with the aim to bring about a new culture which can be enjoyed as an art, preserving the traditions, cultural recognition especially in the younger generations and is promotional of a culinary typical food Cibeber Districts that are expected to affect the socioeconomic life of the local community. This research used a qualitative approach and using the descriptive study method. The technique of data collection was done through participatory observation, in-depth interviews, and documentation studies. The results of this research are (1) the process of maintaining the existence of Ngarak Posong’s art proven on travel history of Ngarak Posong’s art from the beginning created until now (seen in various activities such as the festival of helaran on the level of West Java, the March anniversary of Cianjur, anniversary of Sukabumi, the inaguration of the Purwakarta Regent, contest festival Kemilau Nusantara, ASEAN festival, Cap Gomeh Eve in Cianjur, performance Cisolok Festival Art, Culture, and Tourist Attractions in 2015 on the beach). The actors of the Ngarak Posong’s art sustain Ngarak Posong’s art because it contains values that are highly beneficial as the embodiment of the identity of the area, foster a sense of love for the homeland, introducing posong as the tool environmentally friendly, etc. The process of succession of those values by conducting training, continuous recruitment, performances in various levels of activity. The existence of such processes, the Ngarak Posong’s art increasingly exist and certainly have an effect on the local community socioeconomic especially farmer, eel catcher, eel processing, home industry owners of eel processed, Posong craftsmen and Hibar workshops; (2) a response or attention from the local community to the Ngarak Posong’s art are very good and enthusiasm seen from community participation, so that the Ngarak Posong‘s art can be growing; (3) the obstacles faced in maintaining the existence of the Ngarak Posong’s art, as well as improvement of socioeconomic local community that is budget and capital; (4) the solutions to overcome the barriers not only can be done by related parties Ngarak Posong’s art alone but also other parties. Most major efforts, namely by issuing its own capital. Informants and researchers of thesis is planned, firstly that is looking for link that are Cianjur’s Disbudpar for legality, Cianjur’s journalist for exposed, Chairman of educational exhibition in Cianjur, lecturer or possibly UPI official could help. Secondly which perform at CFD (Car Free Day) Cianjur by selling eel processed JSL (Jemur Sari Lembur) and to attract visitors held a live entertainment attractions themed posong. Even

Posong itself could be as a commodity by selling eel processed were incorporated into the posong and using label that has been implemented on 08 March 2015.


(7)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... .. i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Secara Teoretis ... 8

1.4.2 Secara Praktis ... 8

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Konsep-konsep ... 10

2.1.1 Tinjauan Umum tentang Sosioekonomi ... 10

2.1.1.1 Pengertian Sosioekonomi ... 10

2.1.1.2 Peletak Fondasi Sosiologi Ekonomi ... 14

2.1.1.3 Batasan dan Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi ... 15

2.1.1.4 Perspektif Sosiologi tentang Fenomena Ekonomi ... 17


(8)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.1.5 Motif-motif Perilaku Ekonomi ... 18

2.1.1.6 Keterlekatan Perilaku Ekonomi dalam Hubungan Sosial ... 19

2.1.1.7 Sosiologi Ekonomi Dewasa Ini ... 19

2.1.2 Tinjauan Umum tentang Masyarakat Pedesaan ... 20

2.1.2.1 Pengertian Masyarakat ... 20

2.1.2.2 Pengertian Desa ... 22

2.1.2.3 Pengertian Masyarakat Pedesaan ... 23

2.1.2.4 Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft) ... 26

2.1.3 Tinjauan Umum tentang Eksistensi Seni ...28

2.1.3.1 Pengertian Eksistensi ... 28

2.1.3.2 Pengertian Seni ... 29

2.1.3.3 Sejarah Seni Pertunjukan ... 30

2.1.3.4 Fungsi Seni Pertunjukan ... 30

2.1.4 Tinjauan Umum tentang Seni Ngarak Posong ... 31

2.1.4.1 Pengertian Ngarak ... 31

2.1.4.2 Pengertian Posong ... 31

2.1.4.3 Pengertian Seni Ngarak Posong ... 31

2.1.5 Tinjauan Umum tentang Nilai-nilai ... 32

2.1.5.1 Hakikat Nilai ... 32

2.1.5.2 Nilai Sosial ... 33

2.1.5.3 Nilai Budaya ... 35

2.1.5.4 Nilai Pendidikan ... 40

2.1.5.5 Nilai Estetika ... 41

2.2 Penelitian Terdahulu ... 42

2.3 Posisi Teoretis Peneliti ... 47

2.4 Kerangka Pemikiran ... 51

. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 52


(9)

ix

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.1 Pendekatan Penelitian ... 52

3.1.2 Metode Penelitian ... 53

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian ... 54

3.2.1 Partisipan ... 54

3.2.2 Tempat Penelitian ... 54

3.3 Pengumpulan Data ...55

3.3.1 Observasi Partisipatif ... 55

3.3.2 Wawancara Mendalam ... 56

3.3.3 Studi Dokumentasi ... 59

3.4 Analisis Data ... 59

3.4.1 Reduksi Data ... 60

3.4.2 Penyajian Data ... 61

3.4.3 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ... 62

3.5 Uji Keabsahan Data ... 63

3.5.1 Uji Kredibilitas... 63

3.5.2 Pengujian Transferability ... 68

3.5.3 Pengujian Depenability ... 68

3.5.4 Pengujian Konfirmability ... 68

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Desa ... 70

4.1.1 Desa Sukaraharja ...70

4.1.2 Desa Cihaur ... 71

4.2 Identitas Informan ... 73

4.3 Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 92

4.3.1 Proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat ...92

4.3.2 Bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat ... 103


(10)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.3 Kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang

mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat ... 104

4.3.4 Solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat ... 107

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

4.4.4 Proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat ... 109

4.4.4.1 Analisis Proses ... 109

4.4.4.2 Pembahasan Proses ... 112

4.4.5 Bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat ... 116

4.4.5.1 Analisis Respon ... 116

4.4.5.2 Pembahasan Respon ... 119

4.4.6 Kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat ... 121

4.4.6.1 Analisis Kendala ... 121

4.4.6.2 Pembahasan Kendala ... 121

4.4.7 Solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat ... 123

4.4.7.1 Analisis Solusi ... 123

4.4.7.2 Pembahasan Solusi ... 124


(11)

xi

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan ... 129

5.2 Rekomendasi ... 132

5.2.1 Bagi Informan ... 132

5.2.2 Bagi Pemerintah Daerah ... 133

5.2.3 Bagi Masyarakat Setempat ... 133

5.2.4 Bagi Pembelajaran Sosiologi ... 133

5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 135

LAMPIRAN ... 138


(12)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fenomena Ekonomi ... 11 Tabel 2.2 Perbandingan Karakteristik Disiplin Sosiologi dan Disiplin

Ekonomi ... 16 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 42 Tabel 4.1 Kependudukan Desa Sukaraharja Kecamatan Cibeber ... 70 Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukarahaja

Kecamatan Cibeber ... 70 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Cihaur Kecamatan Cibeber

Berdasarkan Umur ... 71 Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Desa Cihaur Kecamatan Cibeber

Ditiap Kedusunan ... 72 Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Cihaur Kecamatan Cibeber

Berdasarkan Kemiskinan ... 72 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Desa Cihaur Kecamatan Cibeber

Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 72 Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Desa Cihaur Kecamatan Cibeber


(13)

xiii

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan antara Masyarakat dan Ekonomi ... 11 Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 51 Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model) ... 60 Gambar 3.2 Triangulasi “sumber” pengumpulan data

(satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam

sumberdata A, B, C, D) ... 66 Gambar 3.3 Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam


(14)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing Skripsi ... 138

Lampiran 2 Buku Laporan Kemajuan Penulisan Skripsi ... 147

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dan Jadwal Kegiatan Penelitian ... 149

Lampiran 4 Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ... 158

Lampiran 5 Data Kesenian dan Makanan Khas Cianjur (Disbudpar) ... 175

Lampiran 6 Profil Desa ... 178

Lampiran 7 Hasil Observasi, Wawancara dan Studi Dokumentasi ... 187

Lampiran 8 Tabel/Display Kualitatif ... 222


(15)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia bagai mosaik yaitu negeri yang kaya akan keberagaman budaya yang didasari oleh ciri-ciri perbedaan pandangan hidup suatu masyarakat, bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan lain sebagainya. Penghormatan serta penghargaan atas segala bentuk keberagaman dan “perbedaan” tercermin pada multikulturalisme yaitu sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya yang lain. Kebudayaan akan selalu mengalami perkembangan dan perubahan karena sifatnya yang dinamis, seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Fenomena yang terjadi di masyarakat sudah pasti beragam, tidak pernah padam, dan akan terus berkembang, sehingga diperlukan kerjasama antara berbagai ilmu salah satunya yaitu kerjasama antara ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi yang biasa disebut sosioekonomi untuk memahami dan menjelaskan kenyataan sosial atau fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Sosioekonomi merupakan kajian tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa dengan menggunakan pendekatan atau perspektif analisis sosiologi. Perspektif sosiologi tentang fenomena ekonomi dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: 1) Perspektif utilitarian yang menggunakan asumsi bahwa manusia merupakan aktor yang rasional, karena manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk mendapatkan kesenangan, kenikmatan, dan kesejahteraan serta dalam waktu yang bersamaan, manusia selalu berusaha menghindari penderitaan, hukuman, dan kesengsaraan; 2) Perspektif embededdness (keterlekatan) yang melihat bahwa tindakan ekonomi seorang individu selalu terlekat dalam latar sosial. Sosioekonomi juga bisa dikatakan sebagai bidang studi penting sebagai salah satu alat di dalam memahami realitas dan fenomena perekonomian yang tidak hanya dapat diselesaikan oleh ilmu


(16)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekonomi saja, melainkan perlu adanya sinergitas antar-disiplin keilmuan yang semakin intens.

Sosioekonomi dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama, sosioekonomi didefinisikan sebagai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya sudah pasti terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Oleh karena itu, dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi. Begitupun sebaliknya, dapat dilihat bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat. Maka sosioekonomi mengkaji masyarakat yang di dalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial dalam hubungannya dengan ekonomi. Hubungan tersebut dilihat dari sisi saling pengaruh mempengaruhi. Selanjutnya ekonomi dapat mempengaruhi masyarakat yang di dalamnya terdapat proses interaksi sosial, dapat dilihat bahwa pada dasarnya semua orang perlu mengkonsumsi pangan, sandang dan papan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, semua orang perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, sosioekonomi didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi. Pendekatan sosiologis adalah konsep-konsep, variabel-variabel, teori-teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktifitas berkaitan dengan ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi. Sedangkan fenomena ekonomi adalah gejala dari cara bagaimana orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka. Salah satu fenomena ekonomi adalah ekonomi dan budaya, di mana fenomena ekonomi ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat.

Sasaran kajian sosioekonomi itu sendiri pada umumnya untuk membawa pembangunan sosioekonomi. Sosioekonomi memusatkan perhatiannya pada tiga hal yaitu pertama, analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya proses pembentukan pelaku ekonomi seperti masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memanfaatkan seni Ngarak Posong sebagai ajang promosi terhadap adanya kuliner/pangan khas Kecamatan Cibeber. Kedua, analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, misalnya hubungan antara ekonomi dengan home industri, sanggar pelatihan seni Ngarak Posong, ataupun para pengrajin posong itu sendiri. Ketiga,


(17)

3

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi masyarakat, misalnya semangat kewirausahaan masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur dalam mengolah kuliner/pangan khas daerahnya.

Seni Ngarak Posong merupakan salah satu kearifan lokal yaitu suatu bentuk kegiatan masyarakat pedesaan dan merupakan salah satu hasil kebudayaan yang dimiliki serta dikembangkan oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Seni Ngarak Posong merupakan representasi dari kebiasaan masyarakat itu sendiri yang senang memanfaatkan apa yang telah alam sediakan sebagai ungkapan rasa syukur telah memenuhi salah

satu kebutuhan hidup masyarakat setempat. Kata “Posong” berarti alat untuk

menangkap dan menyimpan belut hasil tangkapan yang terbuat dari anyaman bambu yang hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat setempat.

Sedangkan kata “Ngarak” (dalam bahasa Sunda) berarti membawa berkeliling.

Seni Ngarak Posong ini telah membudaya dikalangan masyarakat terutama di masyarakat setempat yang menjadi asal-muasal seni Ngarak Posong ini muncul.

Seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kebudayaan yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun dan masih tetap berjalan dalam kehidupan masyarakat setempat. Meskipun demikian, bentuk perhatian masyarakat masih sebatas mengapresiasi serta menikmati pertunjukan.

Seni Ngarak Posong ini dilestarikan dan dikembangkan oleh warga Kampung Balengbeng, Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Sebelum dikembangkannya kesenian Ngarak Posong ini awalnya di kampung tersebut merupakan tempat budidaya belut. Persawahan yang membentang di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur ini membuat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian sebagai petani dan membudidayakan belut hasil tangkapan mereka di sawah terutama ketika pasca panen padi. Hasil budidaya belut diolah menjadi makanan khas Cibeber terutama kere belut yang biasa masyarakat setempat santap dengan nasi ketan. Pemasaran kuliner/pangan khas daerah tersebut sudah merambah ke berbagai daerah di Jawa Barat dan Nasional, bahkan sudah mengekspor ke luar negeri, Karena hal tersebut, maka masyarakat setempat yang merasakan kesejahteraan


(18)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari budidaya belut, lalu berpikir untuk melestarikan seni Ngarak Posong. Semula pemilik home industri olahan belut yaitu Bapak Asep dan Bapak E. Supardi mendiskusikan untuk melestarikan kebiasaan masyarakat setempat yang dikemas dalam bentuk seni, dan akhirnya tercetuslah posong yang akan dijadikan alat untuk pertunjukan kesenian yang diharapkan dapat menjadi icon daerah Kecamatan Cibeber. Penggagas sekaligus ketua sanggar Hibar (Hiburan Barudak) yaitu Bapak E. Supardi, awalnya Bapak E. Supardi ini merekrut orang-orang yang senang kesenian di Kecamatan Cibeber, sehingga tidak ada persyaratan khusus, siapapun yang mau bergabung boleh bergabung dengan sanggar Hibar untuk diajarkan tarian seni Ngarak Posong dan dilatih oleh para pelatih yang ada di sanggar Hibar. Pormasi seni Ngarak Posong sendiri terdiri dari penari laki-laki dan perempuan, nayaga, dewi belut, ulama dan lain sebagainya. Tradisi ini di dalamnya menampilkan posong ukuran besar dan belut ukuran besar pula. Penampilan seni Ngarak Posong ini diiringi musik keseniaan khas orang Sunda seperti kecapi, gong, dan suling.

Namun demikian, kutipan atas pendapat Arga dan Nandar dari tesis yang ditulis Erdlanda (2014, hlm. 97) mengemukakan bahwa:

Perhatian pemerintah daerah terhadap seni Ngarak Posong boleh dibilang masih kurang karena memang sebagian besar masih menjurus pada arah finansial yang dalam hal pengembangannya tidak memerlukan uang sedikit. Hal itulah yang cukup memberatkan para tokoh/pelaku dalam pengembangan Ngarak Posong ini.

Selain dari pada itu, perkembangan zaman terutama dalam hal berkembangnya teknologi komunikasi, teknologi peralatan hidup, serta teknologi sandang, pangan, dan papan merupakan penyumbang terbesar terhadap perubahan suatu kebudayaan. Oleh sebab itu, kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok sosial terancam akan bergeser. Tak dapat ditentukan waktunya, yang pasti pergeseran ini akan menimbulkan konflik antar kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok-kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Hal tersebut dikarenakan suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang selama ini mereka anut, dengan alasan tidak sesuai dengan zaman yang mereka hadapi saat ini.


(19)

5

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan zaman tersebut dirasakan pula oleh masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, di mana dewasa ini masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, kini dalam menangkap belut sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong yang terbuat dari bahan limbah aqua dengan alasan dapat dibuat oleh siapa saja, lebih mudah cara membuatnya dan bahan utamanya mudah didapatkan walaupun tak dapat dipungkiri penggunaan posong dari bahan bambu yang ramah lingkungan jauh lebih baik dari pada posong dari bahan limbah aqua. Meskipun kini masih ada sebagian masyarakat setempat yang tetap bertahan menggunakan posong dari bahan dasar bambu untuk menangkap belut di sawah, tapi dengan perkembangan zaman yang semakin merubah sifat manusia yang ingin serba instan dalam segala hal ini, perlu adanya kewaspadaan berbagai pihak agar kearifan lokal yang dimiliki bersama ini tidak hilang begitu saja tergerus zaman. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan perkembangan dan pelestarian seni Ngarak Posong yang memang menggunakan alat utama posong dari bahan bambu sebagai icon Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang memang tercipta dan berakar dari kebiasaan masyarakat setempat sejak dahulu kala hingga saat ini. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai beralih menggunakan posong dari bahan limbah aqua, seni Ngarak Posong itu sendiri tidak akan pernah bisa tergantikan, karena keunikan dari seni Ngarak Posong ini berada pada posong dari bahan bambu yang dianyam sedemikian rupa dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Maka daripada itu, hal terpenting dalam proses perkembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Kontrol sosial sangat dibutuhkan sebagai cambuk dan tameng bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut, sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat agar kebudayaan yang dirasa baik dan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dapat terus berkembang dan tidak ditinggalkan begitu saja, karena tidak sedikit kesenian khas daerah yang sudah layu sebelum berkembang dan belum dikenal masyarakat umum karena


(20)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku penganut kesenian itu sendiri yang kurang kuat dalam melestarikan kesenian khas daerah.

Kekhawatiran dan sikap proaktif semacam itu sangat wajar, mengingat seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian asli Kabupaten Cianjur setelah kesenian lainnya seperi Kacapi Suling Cianjuran, Pencak Silat, Kuda Kosong, Ngarak Pare Hade, Bedor, Pelung Manggung, Gentur Ngempur, Nyalawena dan lain sebagainya. Bagaimana tidak membanggakan, dalam surat kabar Harian Radar Sukabumi, seni Ngarak Posong ini menjadi salah satu kesenian yang telah mengharumkan Kabupaten Cianjur dengan menjadi juara III dalam acara Kirab Seni Budaya Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012 di lapangan Merdeka Sukabumi yang bertepatan dengan HUT Kota Sukabumi. Selain itu yang lebih membanggakan adalah seni Ngarak Posong ini juga berhasil meraih juara I dalam Helaran Ulang Tahun Kota Sukabumi yang diikuti oleh berbagai kota di Jawa Barat pada bulan Juni tahun 2014.

Melihat prestasi di atas tersebut, sungguh disayangkan jika kita sampai membiarkan tanpa ada upaya melestarikan dan mengembangkan lebih baik lagi kearifan lokal masyarakat setempat yaitu seni Ngarak Posong ini. Untuk itu, pencetakan regenerasi pun sudah sepantasnya dilakukan oleh para pelaku atau pewaris kesenian tersebut, serta harus diimbangi dengan peningkatan sosioekonomi masyarakat setempat agar kearifan lokal ini dapat terus bertahan dan tak tergerus perkembangan zaman.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah penelitian dengan judul: EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah


(21)

7

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat?

2. Bagaimanakah bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya pada sosioekonomi masyarakat setempat?

3. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat?

4. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

b. Untuk mengetahui bentuk respon masyarakat setempat terhadap seni Ngarak Posong serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan

eksistensi seni Ngarak Posong serta kendala yang mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.


(22)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Untuk memberikan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi pada proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong yang dapat mempengaruhi sosioekonomi masyarakat setempat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoretis

Secara teoretis hasil dari penelitian ini dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya, khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi pedesaan yang berhubungan dengan eksistensi seni dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.4.2 Secara Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya eksistensi seni serta pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama pemerintahan desa, kecamatan, dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Cianjur, serta budayawan Cianjur mengenai layak atau tidaknya seni Ngarak Posong ini menjadi kesenian yang harus diapresiasi, dijaga, dan dilestarikan. c. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat Desa Sukaraharja dan

Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : Landasan Teoretis. Pada bab ini berisikan konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil dalam bidang yang dikaji; penelitian terdahulu yang


(23)

9

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relevan dengan bidang yang diteliti; posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti; dan kerangka pemikiran. BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini berisikan: 1) Desain penelitian yang

terdiri dari pendekatan penelitian dan metode penelitian; 2) Partisipan dan tempat penelitian; 3) Pengumpulan data yang

terdiri dari observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi; 4) Analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi; 5) Uji keabsahan data yang terdiri dari uji kredibilitas (perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, dan member check), pengujian transferability, pengujian depenability, dan pengujian konfirmability.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini berisikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, serta pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini, penulis berusaha

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.


(24)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif (pendekatan inkuiri naturalistik) merupakan pendekatan penelitian yang didasarkan atas fenomenologis yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pengertian tentang perilaku manusia ditinjau dari aktor perilaku manusia itu sendiri. Pendekatan ini disebut pula sebagai pendekatan naturalistik atau pendekatan inkuiri naturalistik, karena pendekatan penelitiannya lebih banyak pada upaya mengungkapkan makna dibalik informasi, fakta, dan data tentang subjek penelitian.

Ciri-ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah:

a. Lebih mengutamakan pemahaman makna tindakan manusia dalam bentuk perilaku di dalam melakukan komunikasi atau di dalam memecahkan masalah-masalah hidupnya.

b. Data penelitian diperoleh secara langsung, misalnya melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif.

c. Kesimpulannya sangat terikat dalam konteks ruang dan waktu tertentu, sehingga kesimpulan penelitian tidak diarahkan untuk mencari tingkat generalisasi, tetapi lebih mengarah kepada kemampuan daya transferable kesimpulan penelitian.

Dengan demikian, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena ingin mendapatkan informasi terkait eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat dengan cara berusaha memahami serta menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu yaitu ketika persiapan dan pertunjukan seni Ngarak Posong, pengolahan belut di home industri olahan belut, pembuatan posong oleh pengrajin posong dan pelatihan tari seni Ngarak Posong yang dilakukan di sanggar Hibar.


(25)

53

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut sesuai dengan Pradesa (2009, hlm. 55) yang mengemukakan bahwa: “Pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.”

3.1.2 Metode Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. Hal tersebut dikarenakan, metode studi deskriptif itu sendiri merupakan metode yang menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial dan lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai fokus penelitian. Selain dari pada itu, metode studi deskriptif juga mampu menggambarkan situasi atau kejadian yang ada pada masa sekarang, sehingga akan dapat diperoleh informasi secara lengkap berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan langkah-langkah penelitian yang tepat.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat. Alasan peneliti menggunakan metode studi deskriptif dalam penelitian ini karena seni Ngarak Posong itu memiliki karakteristik yang unik, walaupun sebenarnya di Kabupaten Cianjur sendiri memiliki banyak kesenian daerah yang tidak kalah menarik. Seni Ngarak Posong ini sendiri memiliki keunggulan dimana seni Ngarak Posong yang baru lima tahun diciptakan ini, ternyata mampu mengalahkan kesenian-kesenian lain dari Cianjur yang sudah terlebih dahulu ada, hal tersebut tampak dari penghargaan-penghargaan atau juara-juara yang diterima selama perkembangan seni Ngarak Posong itu sendiri berlangsung. Selain daripada itu, seni Ngarak Posong juga termasuk seni yang memberikan pengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Oleh sebab itu, melalui metode studi deskriptif ini peneliti ingin mendeskripsikan suatu hasil penelitian yang sitematis, aktual, faktual, dan akurat mengenai keterkaitan eksistensi suatu kesenian terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.


(26)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian 3.2.1 Partisipan

Partisipan atau subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Maka subjek dalam penelitian ini yaitu budayawan setempat selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong, pemilik home industri olahan belut serta pengolah olahan belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong yang semuanya bertempat tinggal di Desa Sukaraharja dan Cihaur, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.

Peneliti menggunakan dua teknik sampling yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Teknik purposive sampling merupakan pengambilan sampling dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan peneliti sendiri dan snowball sampling yang berarti subjek penelitiannya dapat terus bergulir atau bertambah sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan penelitian. Oleh karena itu, keempat informan peneliti ini didapatkan dari hasil pertimbangan peneliti serta rujukan dari masing-masing informan untuk menambah subjek penelitian yang sesuai dengan keperluan atau kebutuhan peneliti dalam menggali informasi tentang masalah yang diteliti.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian atau lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah beberapa desa di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yakni Desa Sukaraharja dan Cihaur.

Alasan pemilihan lokasi ini, karena peneliti ingin melihat dan membuktikan sejauhmana eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat, selain itu memang hanya di Desa Sukaraharja dan Cihaur seni Ngarak Posong ini benar-benar muncul. Namun demikian, untuk menambah informasi tentang seni Ngarak Posong, peneliti juga melakukan penelitian pada saat pertunjukan pawai seni Ngarak Posong yang diselenggarakan di Kabupaten Cianjur pada tanggal 18 Agustus 2014, acara Cap


(27)

55

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gomeh pada tanggal 08 Maret 2015 di Kabupaten Cianjur, dan penampilan pertunjukan seni Ngarak Posong serta penjualan olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) di CFD (Car Free day) Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi Partisipatif

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, atau pendengaran untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Sebagaimana diungkapkan oleh Semiawan (2010, hlm. 114) bahwa: “Maksud utama observasi adalah menggambarkan keadaan yang diobservasi. Kualitas penelitian ditentukan oleh seberapa jauh dan mendalam peneliti mengerti tentang situasi dan konteks dan menggambarkanya sealamiah mungkin.”

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi secara langsung ke Desa Sukaraharja dan Cihaur, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, yaitu ketika sedang mengolah belut di home industri olahan belut milik Bapak Asep, pembuatan posong di rumah pengrajin posong yaitu Bapak Uju, pelatihan tari seni Ngarak Posong di sanggar tari Hibar, ketika acara Pawai seni Ngarak Posong di Kabupaten Cianjur, acara Cap Gomeh di Kabupaten Cianjur dan penampilan pertunjukan seni Ngarak Posong serta penjualan olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) di CFD (Car Free day) Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015.

Peneliti mengawali penelitian dengan meminta dan menyerahkan surat izin penelitian dari pihak Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI, pihak Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Cianjur, pihak Kecamatan Cibeber, pihak Desa Cihaur, dan pihak Desa Sukaraharja Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Semua surat izin tersebut peneliti berikan kepada para informan agar keberadaaan peneliti ini bisa diakui dan legal.

Setelah perizinan selesai, kemudian peneliti mendatangi beberapa tempat di mana pihak yang terkait bisa ditemui tepatnya yaitu di rumah masing-masing


(28)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informan. Di dalam proses observasi ini juga peneliti mulai menentukan siapa saja informan-informan kunci, juga siapa saja informan-informan pelengkap. Observasi terus berlanjut sampai informasi yang dibutuhkan terpenuhi serta tujuan yang diinginkan peneliti tercapai. Peneliti mengamati para informan, beradaptasi dengan para informan, melakukan aktivitas bersama sehingga peneliti mampu memahami para informan tersebut.

Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti lebih spesifiknya atau selain penjelasan di atas juga peneliti melakukan pengamatan terhadap lingkungan fisik desa, karakteristik masyarakat setempat, suasana desa sehari-hari mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari, aktivitas masyarakat, rutinitas yang dilakukan oleh masyarakat, pengolahan belut, pembuatan posong, pelatihan tari seni Ngarak Posong, dan saat persiapan serta pelaksanaan pertunjukan pawai seni Ngarak Posong yang memang pada saat itu peneliti dipersilahkan untuk mengikuti atau berpartisipasi langsung dalam pawai seni Ngarak Posong di Kabupaten Cianjur, acara Cap Gomeh di Kabupaten Cianjur, dan penampilan pertunjukan seni Ngarak Posong serta penjualan olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) di CFD (Car Free day) Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015.

3.3.2 Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Senada dengan ungkapan Semiawan (2010, hlm. 117) yang mengungkapkan bahwa: “Banyak hal abstrak dan kurang jelas hanya dapat dimengerti melalui orang yang mengalaminya, dan arti tersebut hanya dapat ditangkap oleh peneliti lewat wawancara.”


(29)

57

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, informan, pedoman wawancara dan situasi wawancara.

Peneliti melakukan wawancara yang mendalam kepada pihak-pihak yang terkait yaitu budayawan setempat selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi, pemilik home industri dan pengolah belut yaitu Bapak Asep Mukdas, pengrajin posong yaitu Bapak Uju, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong yaitu Bapak Arga Sudirga. Wawancara yang sangat mendalam dilakukan oleh peneliti kepada pemilik home industri belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar karena ketiganya merupakan subjek utama atau sebagai informan kunci dalam penelitian ini.

Wawancara dilakukan juga terhadap penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong karena beliaulah yang mengetahui banyak informasi mengenai seni Ngarak Posong itu sendiri. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara kepada para pelaku seni Ngarak Posong, Kabid, Kasi, dan staf Disbudpar Kabupaten Cianjur untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti. Dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah peneliti susun sebelumnya, tapi saat melakukan wawancara semua pertanyaan-pertanyaan itu seolah-olah muncul secara spontan. Pada saat melakukan wawancara, peneliti tidak membawa kertas apapun, sehingga mereka selaku informan tidak merasa canggung karena perbincangan kami terkesan tidak formal dan hanya seperti sedang mengobrol serta tampak sudah saling kenal, tanpa mengganggap peneliti sebagai orang pendatang, karena memang sudah pernah bertemu beberapa kali sebelum penelitian ini resmi dilakukan.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting karena dengan wawancara mendalam, peneliti dapat memperoleh banyak informasi yang tidak semua informasi diungkapkan oleh informan sesuai atau berkaitan dengan permasalahan yang ingin diketahui peneliti. Hal tersebut dikarenakan saat peneliti melakukan wawancara, peneliti melontarkan banyak pertanyaan yang beberapa diantaranya hanya sebagai pelengkap atau bisa disebut pertanyaan tambahan agar para informan merasa nyaman dengan keberlangsungan wawancara, bahkan saat wawancara peneliti berusaha masuk ke dunia informan


(30)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan cara mencoba mengolah belut, mencoba membuat kerajinan posong, dan mencoba berlatih tari seni Ngarak Posong. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti karena memang pada dasarnya ciri khas wawancara mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan informan.

Selama wawancara terkadang peneliti sangat kesulitan untuk mengontrol keberlangsungan wawancara karena sebagian dari subjek penelitian ini masyarakat desa yang memang biasa menggunakan bahasa Sunda dalam berinteraksi bahkan cenderung tidak begitu mengerti bahasa Indonesia, sehingga peneliti harus berusaha keras untuk berbicara dalam bahasa Sunda agar informasi yang diperlukan dapat diperoleh dari seluruh subjek penelitian. Oleh sebab itu, pada saat wawancara tata krama atau sopan santun harus benar-benar dilakukan sesuai dengan kebiasaan yang terjadi di tempat informan.

Dengan demikian, wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara kepada budayawan setempat selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong, pemilik home industri dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong yang semuanya adalah masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur.

Alat-alat yang peneliti gunakan ketika melakukan wawancara agar wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan yaitu:

a. Buku Catatan dan Notebook. Catatan lapangan atau field note adalah catatan yang digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi di lapangan. Notebook juga peneliti gunakan untuk membantu mencatat data hasil wawancara. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian. Pada saat peneliti melakukan penelitian dengan cara mengamati atau melakukan wawancara, peneliti harus sesegera mungkin untuk merekam segala peristiwa dalam bentuk deskripsi ke dalam catatan lapangannya. Panulisan catatan ini haruslah dicatat dengan cermat, terperinci, dan jelas karena catatan lapangan itulah yang akan dianalisis dan diolah peneliti sebagai hasil penelitian dalam penelitian kualitatif.


(31)

59

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Handphone. Peneliti menggunakan handphone untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan selama penelitian ini berlangsung.

c. Camera. Peneliti menggunakan camera untuk memotret ketika peneliti sedang melakukan penelitian, terutama ketika pembicaraan dengan informan, dan pertunjukan pawai seni Ngarak Posong berlangsung, sehingga dapat meningkatkan keabsahan penelitian yang lebih terjamin karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

3.3.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen atau informasi yang bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk hasil penelitian terdahulu, arsip foto, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekedar barang yang tidak bermakna.

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen atau informasi mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat yang dapat diperoleh dari Disbudpar Kabupaten Cianjur, budayawan setempat selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong, pemilik home industri dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong serta dokumentasi saat proses pengolahan belut, pembuatan posong, pelatihan nari, persiapan pertunjukan seni Ngarak Posong, pelaksanaan pawai seni Ngarak Posong, acara Cap Gomeh di Kabupaten Cianjur, dan penampilan pertunjukan seni Ngarak Posong serta penjualan olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) di CFD (Car Free Day) Cianjur pada tanggal 08 Maret 2015.

3.4 Analisis Data

Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, sehingga data diperoleh peneliti dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus-menerus hingga data tersebut jenuh.


(32)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 91) mengemukakan bahwa: “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.”

Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

3.4.1 Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang bertujuan untuk menajamkan, mengelompokkan, memfokuskan, pembuangan yang tidak perlu dan mengorganisasikan data untuk memperoleh kesimpulan final. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan dapat mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik, seperti notebook untuk membantu mencatat data hasil wawancara.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena

Data collection

Data reduction

Data display

Conclutions: drawing/verifying


(33)

61

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawancara peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Data mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat yang telah diperoleh peneliti dari mulai observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung dipilih dan dipilah mana yang penting dan diperlukan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, sehingga data yang penting tidak akan terabaikan dan menumpuk tanpa ada pemisah yang jelas.

Dengan demikian, peneliti melakukan reduksi data dengan cara merangkum hasil wawancara dengan keempat informan utama, memilih hal-hal yang pokok terkait rumusan masalah penelitian, memfokuskan pada hal-hal yang penting agar mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan peneliti, serta dicari tema dan polanya dari sekian banyak data yang telah didapatkan peneliti dari keempat informan utama tersebut. Selain daripada itu, karena peneliti masih baru dalam melakukan reduksi data, maka peneliti mendiskusikannya dengan seorang dosen muda yang pernah membuat tesis dengan tema dan lokus yang sama dengan peneliti yang berjudul folklor seni Ngarak Posong, seorang dosen muda tersebut peneliti pandang menguasai permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti, sehingga sangat membantu peneliti yang akhirnya peneliti mampu mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan.


(34)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah data display atau penyajian data. Miles dan Huberman (dalam Idrus, 2009, hlm. 151) memaknai: Data Display (penyajian data) sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.”

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, dan terperinci akan memudahkan peneliti dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Data yang sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian kemudian disortir, dipelajari, dimengerti dan dipahami oleh peneliti. Setelah alur dari data-data tersebut dapat dipahami oleh peneliti, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu membuat tabel kualitatif agar data-data tersebut menjadi mudah dipahami dan dapat diidentifikasi dengan jelas, dan untuk tabel data display itu sendiri peneliti sisipkan pada lampiran 8 (Tabel/Display Kualitatif).

3.4.3 Conclusion Drawing/Verivication (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) Tahap akhir proses pengumpulan data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi yang berarti upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian. Dengan melakukan tahapan-tahapan ini diharapkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatu penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya adalah data yang diperoleh peneliti ini dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Tahap akhir proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti setelah data-data yang telah dipahami dan dibuat dalam bentuk tabel, kemudian ditarik kesimpulan yang menunjukan jawaban dari rumusan masalah mengenai proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong, respon masyarakat terhadap seni Ngarak Posong, kendala yang dihadapi dalam proses mempertahankan eksistensi seni Ngarak Posong, dan solusi untuk mengatasi


(35)

63

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kendala yang dihadapi, di mana keempat rumusan masalah tersebut memiliki pengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat terutama pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong.

Hasil kesimpulan tersebut merupakan hasil pemaknaan dari semua temuan-temuan yang diperoleh peneliti selama melaksanakan penelitian dan hasil dari proses analisis yang dilakukan peneliti. Kesimpulan tersebut merupakan gagasan atau penemuan baru karena sebelumnya belum ada yang meneliti mengenai hal tersebut.

3.5 Uji Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data ini dimaksudkan untuk menyelaraskan data yang telah terkumpul dalam penelitian. Sebagaimana Sugiyono (2014, hlm.119) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, pengujian transferability, pengujian depenability, dan pengujian konfirmability. Penjelasan mengenai uji keabsahan data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

3.5.1 Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti itu kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam penelitian tersebut, karena dari perspektif ini tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan atau memahami fenomena yang menarik perhatian dari sudut pandang partisipan. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif ini antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check.


(36)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melihat bagian dari proses uji kredibilitas tersebut, akhirnya peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara:

a. Perpanjangan Pengamatan yang berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal tersebut peneliti lakukan dengan cara:

Pada tahap awal, peneliti mulai mengkaji tesis yang membahas mengenai folklore seni Ngarak Posong dan menemui peneliti tesis tersebut yaitu Febri Marindra Cysbya Erdlanda untuk menanyakan fokus penelitian selanjutnya yang perlu diteliti.

Kemudian, peneliti melakukan pengamatan pada saat peneliti masih pada tahap pembuatan proposal skripsi. Pada saat itu peneliti mendatangi budayawan setempat selaku penggagas atau pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi dan pemilik home industri olahan belut yaitu Bapak Asep Mukdas. Peneliti sudah mulai menanyakan fokus penelitian yang akan dilaksanakan nanti ketika proposal skripsi sudah diacc, dan kebetulan sehari setelah peneliti menemui kedua orang tersebut tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2014 akan diselenggarakan pawai seni Ngarak Posong di Kabupaten Cianjur, di mana seni Ngarak Posong itu sendiri melakukan pertunjukan pawai untuk mewakili Kecamatan Cibeber. Semula peneliti hanya berniat untuk melakukan studi dokumentasi pada saat pawai seni Ngarak Posong itu berlangsung, namun ternyata sebuah kehormatan di mana Bapak E. Supardi dan Bapak Asep Mukdas meminta peneliti untuk ikut serta terlibat dalam rombongan pawai seni Ngarak Posong tersebut.

Kebetulan pada saat pawai seni Ngarak Posong, peneliti berdampingan dengan Bapak E. Supardi, Bapak Asep Mukdas, dan Bapak Ucup (Camat Cibeber), sehingga peneliti memanfaatkan kesempatan tersebut untuk banyak bertanya mengenai eksistensi seni Ngarak Posong dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat. Kemudian, pada saat SK skripsi sudah keluar, peneliti pun melakukan penelitian kepada Bapak E. Supardi (budayawan setempat dan pencipta seni Ngarak Posong), Bapak Asep Mukdas (pemilik home industri olahan belut), Bapak Uju (pengrajin posong), dan Bapak Arga (pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong dan sebagai penerus generasi kedua seni Ngarak


(37)

65

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Posong). Penelitian pun dilakukan berulang-ulang agar dapat terlibat langsung dalam pembuatan olahan belut, pembuatan posong, dan latihan tari seni Ngarak Posong serta dapat mengecek kembali kebenaran data yang sudah diberikan oleh masing-masing informan sebelumnya.

b. Meningkatkan Ketekunan yang berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah didapatkan itu salah atau benar. Selain daripada itu, peneliti juga berusaha meningkatkan ketekunan agar dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Hal tersebut peneliti lakukan dengan cara mendengarkan hasil rekaman wawancara, kemudian menulis dan mengetik langsung hasil wawancara di hari peneliti melakukan wawancara.

c. Triangulasi yang berarti pengecekan kebenaran data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara atau teknik, dan berbagai waktu. Triangulasi berfungsi untuk mengecek validasi data yang menilai kecukupan data dari sejumlah data yag beragam. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak dapat begitu saja percaya dengan semua informasi yang diperoleh dari sumber, maka harus dilakukan dengan cara mengecek informasi dari sumber satu dengan sumber lain agar validitas kebenaran informasi tersebut terbukti. Hal tersebut peneliti lakukan dengan cara:

Triangulasi Sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Untuk menguji kredibilitas data tentang eksistensi seni Ngarak Posong, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada penggagas dan pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi dan penerusnya yang juga sebagai pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong yaitu Bapak Arga Sudirga. Untuk menguji kredibilitas data tentang sosioekonomi masyarakat, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut yaitu Bapak Asep Mukdas serta pengrajin posong yaitu Bapak Uju. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(38)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Triangulasi “sumber” pengumpulan data

(satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, C, D)

Triangulasi “sumber” pengumpul data ini peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada empat informan utama yaitu:

A = sebagai budayawan atau pencipta seni Ngarak Posong yaitu Bapak E. Supardi,

B = sebagai pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut yaitu Bapak Asep Mukdas,

C = sebagai pengrajin posong yaitu Bapak Uju,

D = sebagai pemilik sanggar tari seni Ngarak Posong (sanggar Hibar) yaitu Bapak Arga Sudirga.

Triangulasi Cara atau Teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Awalnya peneliti melakukan wawancara mendalam saja, namun kemudian dicek dengan observasi partisipatif yaitu dengan ikut terlibat langsung dalam pengolahan belut, pembuatan posong, dan pelatihan tari seni Ngarak Posong, yang juga disertai dengan dokumentasi hingga data dari keempat informan tersebut sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Observasi Partisipatif

Wawancara Mendalam

Sumber data sama Wawancara

Mendalam

A

B

C


(1)

132

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mungkin bisa membantu. Kedua yaitu tampil di CFD (Car Free Day) Cianjur dengan menjual olahan belut dari Bapak Asep dan untuk menarik pengunjung, akan diadakan atraksi pertunjukan hiburan yang bertemakan posong. Posongnya pun bahkan bisa dijadikan komoditas, karena mengapa tidak menjual olahan belut yang dimasukan ke dalam posong dan memakai label yang telah terlaksana pada tanggal 08 Maret 2015.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yakni dengan judul

penelitian “Eksistensi Seni Ngarak Posong dan Pengaruhnya terhadap Sosioekonomi Masyarakat (Studi Deskriptif di Desa Sukaraharja dan Cihaur Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)”. Peneliti memberikan rekomendasi/saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Pelaku Seni, Pemilik Home Industri Olahan Belut dan Pengolah

Belut, Pengrajin Posong, dan Pemilik Sanggar Hibar

Seni Ngarak Posong ini merupakan kesenian milik bersama dan telah menjadi kebanggaaan masyarakat Kecamatan Cibeber, maka sudah seharusnya masyarakat setempat terutama pelaku seni, pemilik home industri olahan belut dan pengolah belut, pengrajin posong, dan pemilik sanggar Hibar untuk bekerjasama dalam melestarikan dan mengembangkan seni Ngarak Posong ini, jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan atas sifat egois dan etnosentris semata. Karena pada dasarnya:

a. “tidak akan ada seni Ngarak Posong jika tidak ada pencipta dan pelaku

seninya”;

b. “tidak akan ada posong jika tidak ada pengrajinnya”;

c. “tidak akan tercetus ide terciptanya seni Ngarak Posong jika tidak ada olahan belut hasil tangkapan para petani menggunakan posong

d. “tidak akan ada olahan belut khas daerah setempat jika tidak ada home industri pengolah belutnya”

e. “tidak akan ada home industri jika tidak ada petani dan pengolah


(2)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2.2 Bagi Pemerintah Daerah

Seni Ngarak Posong ini merupakan salah satu kesenian khas daerah yang telah mampu menjadi identitas masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sukaraharja dan Cihaur, umumnya seluruh masyarakat Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Maka dari itu, sudah selayaknya institusi-institusi terkait khususnya Disbudpar Kabupaten Cianjur dan pemerintah daerah setempat untuk memberikan perhatian yang serius agar semua penghargaan yang telah didapatkan oleh seni Ngarak Posong dari mengikuti berbagai kegiatan perlombaan dan pertunjukan ini tidak sia-sia, dan semakin diakui keberadaannya agar bisa terus eksis serta dapat berpengaruh terhadap sosioekonomi masyarakat setempat yang memang menjadi maksud atau tujuan seni Ngarak Posong ini diciptakan.

Rekomendasi khusus dari peneliti skripsi ini untuk pihak Disbudpar yaitu melanjutkan realisasi yang telah dilakukan peneliti yaitu dengan memberikan modal atau biaya kepada seni Ngarak Posong dan home industri olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) untuk selalu dapat menampilkan pertunjukan seni Ngarak Posong dan penjualan olahan belut JSL di CFD (Car Free Day) Cianjur setiap hari minggu pagi.

5.2.3 Bagi Masyarakat Setempat

Seni Ngarak Posong ini berasal dari kebiasaan mayarakat setempat yang mayoritas bermata pencaharian petani, penangkap belut, dan pengolah belut. Maka dari itu, sudah seharusnya masyarakat setempat ini lebih bersemangat untuk terus berjalan beriringan dengan eksistensi seni Ngarak Posong itu sendiri, karena semakin eksisnya seni Ngarak Posong ini, seharusnya dapat semakin meningkatkan sosioekonomi masyarakat setempat.

5.2.4 Bagi Pembelajaran Sosiologi

Secara teoretis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya dan khususnya sosiologi ekonomi dan sosiologi


(3)

134

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedesaan yang berhubungan dengan eksistensi seni tradisional khas daerah dan pengaruhnya terhadap sosioekonomi masyarakat setempat.

5.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Masih banyak hal-hal yang dapat dikembangkan dalam penelitian mengenai eksistensi seni Ngarak Posong ini, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan hasil penelitian ini yang dapat difokuskan kepada seni, sejarah, sosial, ekonomi, budaya, tradisi, pertanian, agar khususnya untuk seni Ngarak Posong dan home industri olahan belut JSL (Jemur Sari Lembur) khas Cibeber Cianjur ini bisa terus berkembang dan semakin diakui keberadaannya.


(4)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alwi, H, dkk. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Asy’ari, S. (1990). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha nasional.

Bintarto. (1980). Gotong Royong Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Jogyakarta: PT. Bima Ilmu Surabaya.

Damsar & Indrayani. (2013). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Haryanto, S. (2011). Sosiologi Ekonomi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.

Koentjaraningrat. (1990). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Malihah & Kolip. (2010). Pengantar Antropologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Mulyana. R. (2001). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Mutakin, A. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika. Bandung: Buana

Nusa.

Pradesa, K. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Cianjur: FKIP-Universitas Suryakencana.

Ratna, N.K. (2011). Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sajogyo & Pudjiwati. (2005). Sosiologi Pedesaan. Jogjakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sedyawati, E. (2006). Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Semiawan, C.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Setiadi, E.M & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siswopangripto, S. & Sastrosupono, S. (1984). Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Offset Alumni.

Soekanto, S. (1983). Pribadi dan Masyarakat. Bandung: Offset Alumni.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(5)

136

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suyanto, B. (2013). Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Syani, A. (2007). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung:Jurusan Administrasi Pendidikan Gedung FIP (eks Pasca).

Sumber Skripsi dan Tesis:

Adrianti, D. N. (2014). Dampak Keberadaan Pasar Kaget terhadap Perubahan Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Deskriptif di Kp. Pasirhaleang Desa cikalong Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung). (Skripsi). Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Erdlanda, F. M. C. (2014). Folklore pada Seni Ngarak Posong: (Studi Deskriptif mengenai Nilai-nilai Budaya, Estetika, dan Pendidikan serta Bentuk Respons Masyarakat Setempat terhadap Nilai-nilai Ketradisian dalam Kehidupan Sosial di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Suryakancana Cianjur.

Saleh, I. K. (2011). Perkembangan Pariwisata Taman Bunga Nusantara dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Shafa, L. N. A. (2014). Pola Pewarisan Nilai-nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan). (Skripsi). Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan sosial, Universitas pendidikan Indonesia.

Widati, C. (2014). Perubahan Kehidupan Gotong Royong Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan sosial, Universitas pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:

Annonim. Pengertian Eksistensi dan Trend. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/141645215/Pengertian-Eksistensi-Dan-Trend [Diakses 22 April 2014].

Arifin, S. (2011). Beberapa Pengertian tentang Seni. [online]. Tersedia: http://ki-


(6)

Julivia Saptadini, 2015

EKSISTENSI SENI NGARAK POSONG DAN PENGARUHNYA TERHADAP SOSIOEKONOMI MASYARAKAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ashibly. (2011). Pengertian dan Makna Kebudayaan. [Online]. Tersedia:

http://ashibly.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan-memahami-kebudayaan.html [Diakses 07 November 2013].

Rahardjo, Mudjiarah. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia: http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/288-metode-pengumpulan-data-penelitian-kualitatif.html [Diakses 20 November 2013].

Rasyid, Abdi Anwar. (2013). Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan. [Online].Tersedia:

http://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/ [Diakses 20 November 2013].

Sumber Surat Kabar:

Herlan, U. (2015, 17 Februari). Bupati Purwakarta Sanjung Seni Budaya Cisolok. Radar Sukabumi [Online]. Tersedia: http://radarsukabumi.com/?p=138757 Kholik, A.D. (2012, 01 Oktober). Mengetahui Kesenian Ngarak Posong Sanggar

Hibar. Radar Sukabumi [Online]. Tersedia: http:/radarsukabumi.com/?p=29838