hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian juga akan dijadikan lokasi penelitian.
3.4 Defenisi Operasional
1. Potensi reklame adalah kemampuan yang dimiliki pajak reklame untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dan memiliki kontribusi penting dalam pembangunan daerah.
2. Kontribusi reklame adalah seberapa besar sumbangan pajak reklame
terhadap pendapatan asli daerah dalam pembangunan daerah. 3.
Efektivitas pajak reklame adalah tolak ukur yang menjadi acuan untuk mencapai tujuan, dalam hal ini pajak reklame dikatakan efektif apabila
realisasi penerimaan pajak pajak reklame telah mencapai bahkan melebihi target yang ditentukan oleh pemerintah.
4. Nilai Sewa Reklame adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar
perhitungan penetapan besarnya pajak reklame. 5.
Nilai Strategis adalah nilai yang ditetapkan pada titik lokasi penyelenggaraan reklame berdasarkan pertimbangan
kepadatan pemamfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan ekonomi
atau nilai promotif.
3.5 Batasan Operasional
Penelitiaan ini hanya menghitung potensi pajak , kontribusi pajak reklame terhadap PAD dan efektifitas pajak reklame Kota Medan pada
tahun 2009-2013. Dalam menghitung potensi pajak reklame jumlah
Universitas Sumatera Utara
reklame yang dimaksud dalam hal ini merupakan jumlah wajib pajak yang mengajukan perizinan pembuatan reklame ke Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan. 3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah
diolah oleh pihak ketiga, secara berkala untuk melihat perkembangan objek penelitian selama periode tertentu.
Data sekunder yang digunakan tersebut diperoleh dari beberapa sumber yaitu :
Badan Pusat Statistik BPS Kota Medan
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pertamanan Kota Medan
3.7 Metode Analisis
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu seberapa besar potensi pajak reklame di kota Medan maka peneliti akan menggunakan metode
deskriptif untuk menampilkan kondisi pajak reklame sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.Untuk rumusan masalah yang kedua tentang kontribusi
sector pariwisata terhadap pendapatan asli daerah kota Medan menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan persentasepajak reklame terhadap
pendapatan asli daerah. Dan terakhir untuk menjawab rumusan masalah ketiga tentang efektivitas pemungutan yang dilakukan DISPENDA Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan metode deskriptif dengan membandingkan penerimaan pajak reklame dengan potensi pajak reklame dan perbandingan realisasi penerimaan
pajak reklame dengan target.
3.7.1 Analisis Perhitungan Potensi Pajak Reklame
Peneliti melakukan observasi langsung ke Dinas Pendapatan Daerah DISPENDA Kota Medan dan Dinas Pertamanan Kota Medan. Dalam
menghitung potensi pajak reklame peneliti melakukan perhitungan terhadap setiap objek reklame yang ada dengan menggunakan rumus
perhitungan Prakosa 2005:151 dalam Irma yaitu :
Keterangan: PPrk
: Potensi Pajak Reklame R
: Jumlah Reklame S
: Ukuran Reklame Luas Reklame D
: Jumlah hari Pr
: Tarif Reklame
3.7.2 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Peneliti menggunakan metode deskriptif, dimana penulis akan memaparkan persentase realisasi penerimaan pajak reklame dan Pendapatan
asli daerah. Potensi Pajak Reklame PPrk = R x S x D x Pr
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan besarnya kontribusi pajak reklame terhadap PAD, dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang disampaikan oleh Dasril,
2004:
Klasifikasi kriteria kontribusi 1.
Rasio pajak reklame terhadap PAD 0,00 - 10,00 sangat kurang 2.
Rasio pajak reklame terhadap PAD 10,01 – 20,00 kurang 3.
Rasio pajak reklame terhadap PAD 20,01 – 30,00 sedang 4.
Rasio pajak reklame terhadap PAD 30,01 – 40,00 cukup 5.
Rasio pajak reklame terhadap PAD 40,01 – 50,00 baik 6.
Rasio pajak hotel terhadap PAD diatas 50,00 sangat baik
3.7.3 Analisis Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Medan
Efektifitas dijadikan sebagai tolak ukur untuk mencapai target yang ingin di capai. Dalam kaitannya dengan pajak reklame maka dikatakan
seberapa besar relisasi penerimaan pajak reklame yang didapat dari jumlah penerimaan potensi pajak reklame yang telah ditetapkan dalam satu periode.
Adapun rumus pengukuran efektivitas pajak reklame yang dikemukakan oleh Mardiasmo dan Makhfatih, 2000 : 5 dalam I Made, 2013
Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Efektifitas Pajak Reklame = x 100
Target Pajak Reklame Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
RealisasiPenerimaan PAD x 100
Universitas Sumatera Utara
Penetapan efektifitas pemungutan pajak, selengkapnya dirincikan sebagai berikut :
1. Hasil persentase pencapaian diatas 100 sangat efektif
2. Hasil persentase pencapaian di atas 90 - 100 efektif
3. Hasil persentase pencapaian di atas 80-90 cukup efektif
4. Hasil persentase pencapaian diatas 60-80 kurang efektif
5. Hasil persentase pencapaian dibawah 60 tidak efektif
Dalam menentukan apakah pajak reklame yang dipungut tersebut telah efektif maka penulis akan membuat 3 analisis perbandingan , yaitu :
a. Seberapa besar efektivitas pemungutan pajak reklame terhadap potensi
yang ada b.
Efektivitas pajak reklame berdasarkan target dan realisasi penerimaan pajak reklame
c. Besarnya efektivitas pajak rekalme dengan membandingkan target,
realisasi, dan potensi pajak reklame
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan
Pada awalnya Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan luas 4000 Ha, namun sekarang Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar
1265,10 km
2
atau 3,6 dari keseluruhan luas wilayah Sumatera Utara. Kota medan terbagi atas 21 Kecamatan dan 151 kelurahan dengan jumlah
penduduk.Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30’– 3
43’ Lintang Utara dan 98
35’ – 98 44’ Bujur Timur. Kota Medan berbatasan dengan
Kabupaten Deli Sedang yang kaya akan sumber daya alam khususnya bidang perkebunan dan kehutanan. Selain itu Kota Medan juga didukung
oleh daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan lain-lain
karena secara geografis daerah-daerah tersebut berdekatan dengan Kota Medan.
Secara hampir keseluruhan wilayah Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka yang diketahui sebagai salah satu lalu lintas laut paling sibuk
di dunia. Artinya Kota Medan berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka dan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk
kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun
Universitas Sumatera Utara
perdagangan luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota Medan yang strategis ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi kota.
Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah industri. Di Kota Medan
banyak berdiri industri besar, sedang, kecil dan juga industri rumah tangga.
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 4.1.2.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas
pokoknya mengelola bidang penerimaanpendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak maupun retribusi daerah di Kota Medan
belum begitu banyak, maka dalam sub-bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan. Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan
pertumbuhan wajib pajakretribusi daerah, struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan
sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional. Dalam perkembangan selanjutnya dengan keputusan Menteri
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
KabupatenKota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan
sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan daerah Kotamadya Daerah TK
Universitas Sumatera Utara
II Medan Nomor 16 tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan
Organisasi Dinas Pendapatan daerah Kota Medan.
4.1.2.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah “ Terwujudnya pendapatan daerah sebagai andalan pembiayaan pembangunan
daerah” Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sumber dan pengelola
pendapatan daerah. 2.
Meningkatkan sarana dan prasarana dinas. 3.
Intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan daerah.
4. Meningkatkan penegakan hukum
5. Meningkatkan kesadaran wajib pajak terhadap kewajibannya dalam
membayar pajak daerah.
4.1.2.3 Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang
pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Dinas menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan 3.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan 4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya
4.1.2.4 Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
a. Dinas; b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Umum; 2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Penyusunan Program. c. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan;
1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran; 2. Seksi Pemeriksaan;
3. Seksi Penetapan; 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
d. Bidang Penagihan, membawahkan; 1. Seksi Pembukaan dan Vertifikasi;
2. Seksi Pegihan dan Perhitungan;
Universitas Sumatera Utara
3. Seksi Pertimbangan dan Retribusi; e. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, membawahkan :
1. Seksi Bagi Hasil Pajak 2. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
3. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil 4.Seksi Peraturan Perundang – Undangan dan Pengkajian Pendapatan
f. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, membawahkan : 1. Seksi Pengembangan Pajak
2. Seksi Pengembangan Retribusi 3. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain – Lain.
g. Unit Pelaksana Teknis UPK h. Kelompok jabatan Fungsional.
4.1.2.5 Proses Pengurusan Izin Reklame Merek Usaha
PEMOHON WP DINAS PERTAMANAN
KOTA MEDAN
SURVEY LOKASI PENETAPAN PAJAK
SPPR IZIN REKLAME
MEREK USAHA DINAS PENDAPATAN
DAERAH KOTA
Universitas Sumatera Utara
PENJELASAN : 1. Pemohon Wajib Pajak WP mengajukan permohonan ke Dinas
Pertamanan Kota Medan dengan melengkapi persyaratan. 2. Dinas Pertamanan memproses permohonan tersev\but dengan mengadakan
survey ke lokasi yang dimohon. Apabila sesuai dengan ketentuan, maka diterbitkan penetapan pajaknya SPPR.
3. Pemohon WP membayar pajak reklame usaha ke Dinas Pendapatan Kota Medan dengan membawa SPPR yang diterbitkan Dinas Pertamanan Kota
Medan. 4.Bukti setor dari Dinas Pendapatan dikirim ke Dinas Pertamanan untuk
proses penerbitan izin reklame merek usaha.
4.2 Hasil Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Potensi Pajak Reklame di Kota Medan
Untuk menentukan besarnya potensi pajak reklame menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : PPrk
: Potensi Pajak Reklame R
: Jumlah Reklame S
: Ukuran Reklame Luas Reklame D
: Jumlah hari Pr
: Tarif Reklame Potensi Pajak Reklame PPrk = R x S x D x Pr
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Penggolongan Jenis Reklame dan Jumlah Reklame Tahun 2009-2013
Jenis Reklame 2009
2010 2011
2012 2013
Reklame Megatron 6
10 13
14 17
Reklame Bando 27
34 56
62 92
Reklame Billboard 337
543 671
774 966
Reklame Selebaran 618
977 1.113
1.258 1.517
Reklame Melekat 468
721 819
905 1.201
Reklame Baliho 1.092
1.658 2.355
2.732 3.309
Reklame Kain 1.432
1.862 1.933
2.119 2.562
Reklame Berjalan 112
121 137
146 174
Reklame Neon Box 1.105 1.185
1.259 1.313
1.422 TOTAL
5.197 7.111
8.356 9.323
11.260 Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dengan asumsi : 1.
Rata-rata masa pajak : a
reklame megatron : 1 tahun b
reklame bando : 1 tahun c
reklame billboard : 1 tahun d
reklame baliho : 1 minggu e
reklame kain spanduk : 1 minggu f
reklame berjalan mobil : 1 tahun g
reklame selebaran : - h
reklame Melekat : -
Universitas Sumatera Utara
i reklame neon box : 1 Tahun
2. Rata – rata ukuran reklame :
a. reklame megatron : 4 m x 8 m
b. reklame bando : 5 m x 10 m
c. reklame billboard : 4 mx 6 m
d. reklame baliho : 4 mx 6 m
e. reklame kain spanduk : 1 m x 4 m
f. reklame berjalan mobil : 1 m x 1 m
g. reklame selebaran : -
h. reklame Melekat : 2 m x 3 m
i. reklame neon box : 1 m x 1 m
3. Rata – rata lokasi pemasangan reklame :
a. reklame megatron : jalan kelas A
b. reklame bando : jalan kelas A
c. reklame billboard : jalan kelas A
d. reklame baliho : jalan kelas A
e. reklame kain spanduk : -
f. reklame berjalan mobil : -
g. reklame selebaran : -
h. reklame Melekat : -
i. reklame neon box : -
Universitas Sumatera Utara
4. Rata – rata sudut pandang pemasangan reklame :
a. reklame megatron : 1 arah
b. reklame bando : 1 arah
c. reklame billboard : 1 arah
d. reklame baliho : 2 arah
e. reklame kain spanduk : -
f. reklame berjalan mobil : -
g. reklame selebaran : -
h. reklame Melekat : -
i. reklame neon box : 1 arah
Perhitungan nilai sewa reklame di tetapkan dalam Peraturan Walikota Medan No 58 Tahun 2011 yaitu nilai sewa reklame terhadap jenis reklame
papanbillboardvideotronmegatron dan sejenisnya dihitung berdasarkan penjumlahan nilai jual reklame dengan nilai strategis reklame. Sedangkan nilai
sewa reklame terhadap jenis reklame kain, reklame melekatstiker, reklame selebaran, reklame berjalan termasuk pada kendaraan, reklame udara, reklame
apung, reklame suara, reklame filmslide, dan reklame peragaan dihitung berdasarkan penetapan yang perhitungan dan penjelasannya di tetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Walikota.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Analisis Ukuran Potensi Pajak Reklame Kota Medan Tahun 2009 hingga Tahun 2013
Jenis Reklame Ukuran
a. Reklame Megatron
Nilai Jual Objek Pajak Reklame NJOPR
Ukuran Reklame : 4 x 8 Jangka waktu pemasangan 1 Tahun
Sudut Pandang 1 arah = Rp 1.425,- Jumlah = 4 x 8 x 365 x Rp 1.425
= Rp 16.644.000
Nilai Strategis NS
Nilai Satuan Nilai Strategis Kelas Jalan 1
Rp 215.000.000,- NSR NJOPR + NS = Rp. 231.644.000
b. Reklame Bando Nilai Jual Objek Pajak Reklame NJOPR