Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan

memiliki kesulitan dalam menangkap maknanya maupun pada saat akan digunakannya. Alasan lain dipilihnya verba tersebut adalah sebagai berikut: • Sering digunakan dalam percakapan bahasa Jepang sehari-hari; • Sering muncul dalam buku pelajaran ataupun media lainnya; • Sulit dipahami oleh pembelajar bahasa Jepang, sehingga sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut diatas, makan penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan menganalisis doushi tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul : Analisis Nuansa Makna Verba “ Mawaru dan Meguru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang.

1.2 Perumusan Masalah

A. Chaer 1998: 44 Bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan itu adalah pengertian, suatu konsep, suatu ide, dan suatu pikiran yang ingin disampaikaan dalam wujud bunyi itu, oleh karena itu lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide, atau fikiran, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Munculnya perbedaan makna diinterprestasikan dan akhirnya menimbulkan kesalahpahaman antar individu yang berkomunikasi atau terjemahan yang tidak sesuai dengan bahasa Jepang yang mengakibatkan adanya kesalahan dalam pengertian kata tersebut dalam kalimat bahasa Jepang. Seperti halnya dengan sinonim ruigigo yang terdapat dalam bahasa Jepang. Salah satu contoh adalah verba mawaru dan meguru yang akan diteliti oleh penulis. Sebagai contoh : 1. 新社長は得意先を挨拶に回った Shinshachou wa tokuisaki wo aisatsu ni . Nihon Go Kihon Doushi Jiten, 1996:486 mawatta Direktur baru itu . berkeliling menyapa para pelanggan. 2. 諸国を巡る . Nihongo Daijiten 2 Edition, 1995 :145 Shoukoku wo meguru. Berkeliling ke berbagai negara Pada kalimat 1 dan 2 makna dari pada kedua verba diatas sama-sama “berkeliling” namun apabila verba tersebut ditukar dalam kalimat maka akan mengubah makna dari kalimat itu sendiri, dan tidak selamanya verba mawaru dan meguru dapat saling menggantikan dalam kalimat, ada kalimat-kalimat tertentu yang hanya dapat digunakan oleh masing-masing verba yang akan kita bahas di bab selanjutnya. Dalam bentuk pertanyaan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apa fungsi dan makna verba mawaru dan meguru dari segi makna? 2. Bagaimana nuansa verba mawaru dan meguru yang disesuaikan dengan makna kontekstual dalam bahasa Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulis skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya mengenai penggunaan kata yang bersinonim seperti mawaru dan meguru. Pembahasannya lebih difokuskan kepada analisis perbedaan nuansa dan makna dari kedua kata yang bersinonim diatas. Dan juga tidak menutup kemungkinan melihat persamaan-persamaan pemakaian kedua kata tersebut dalam struktur kalimat. Untuk masing-masing verba mawaru dan verba meguru akan dibahas dalam contoh kalimat yang diambil dari kalimat-kalimat bahasa Jepang yang diambil dari internet, buku-buku bacaan bahasa Jepang, seperti buku Japanese For Today, Intermediate Japanese An Intergrated course, tabloid bahasa Jepang seperti Nipponia, lagu bahasa Jepang dan berbagai artikel bahasa Jepang lainnya yang mendukung penelitian ini. Sebelum Bab pembahasan, Penulis menjelaskan juga tentang pengertian verba, jenis-jenis verba, fungsi verba, pengertian verba mawaru dan meguru jenis- jenis makna dalam semantik, sinonim dan permasalahanya serta pemilihan kata.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori