Pengaturan tentang Transaksi Afiliasi dalam Peraturan Bapepam

melaksanakan pengurusan perusahaan. Setiap tindakan pengurusan atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, dikategorikan sebagai tindakan itikad buruk bad faith. Sebab tindakan yang demikian melanggar kewajiban kepercayaan breach of his fiduciary duty dan kewajiban menaati peraturan perundang-undangan. 69

B. Pengaturan tentang Transaksi Afiliasi dalam Peraturan Bapepam

Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya transaksi yang berpotensi mengandung benturan kepentingan, maka pihak pengelola perusahaan harus memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, anggota Dewan serta pemegang saham, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Di Indonesia, dasar hukum pengaturan tentang transaksi afiliasi telah diatur secara khusus, yaitu Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep- 521BL2008 tanggal 12 Desember 2008 sebagaimana diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-421BL2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu atau singkatnya, Peraturan Nomor IX.E.1. Dalam peraturan tersebut, apabila perusahaan hendak melakukan suatu transaksi afiliasi maka perusahaan wajib mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap transaksi afiliasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah terjadinya transaksi. Sedangkan jika 69 M.Yahya Harapan, Op. cit., hal. 376 55 Universitas Sumatera Utara perusahaan hendak melakukan transaksi afiliasi yang mengandung benturan kepentingan maka transaksi tersebut harus disetujui oleh para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang secara sah untuk itu dalam RUPS sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut. Persetujuan dari pemegang saham independen mengenai transaksi yang berbenturan kepentingan haruslah ditegaskan dalam bentuk akta notariil. 70 Dalam hal transaksi yang telah disetujui dalam RUPS belum dilaksanakan dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal persetujuan RUPS, maka transaksi hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan kembali RUPS. Yang dimaksud dengan pemegang saham independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sehubungan dengan suatu Transaksi tertentu danatau bukan merupakan Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham utama yang mempunyai Benturan Kepentingan atas Transaksi tertentu. 71 Dalam Peraturan Nomor IX.E.1, ditentukan bahwa perusahaan wajib mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap transaksi afiliasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah terjadinya Transaksi. 72 Selain itu, terdapat transaksi afiliasi yang hanya wajib dilaporkan oleh Perusahaan kepada Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua 70 Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum Buku Kedua, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 189 71 Badan Pengawas Pasar Modal, Op. cit., Angka 1 huruf f 72 Ibid, Angka 2 huruf a 56 Universitas Sumatera Utara setelah terjadinya transaksi yang meliputi informasi mengenai uraian mengenai transaksi afiliasi, penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya transaksi tersebut, informasi terkait lain dalam hal transaksi merupakan pengambilalihan perusahaan, pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain sebagai berikut: 1. penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan atau Perusahaan Terkendali kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, danatau pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama juga menjabat sebagai Karyawan dan fasilitas tersebut langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perusahaan dan sesuai dengan kebijakan Perusahaan, serta telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; 2. Transaksi antara Perusahaan dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan tersebut maupun dengan Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal tersebut telah disetujui RUPS. Dalam Transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang diberikan oleh Perusahaan kepada semua Karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan Komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perusahaan; 3. Transaksi dengan nilai transaksi tidak melebihi 0,5 nol koma lima perseratus dari modal disetor Perusahaan dan tidak melebihi jumlah Rp.5.000.000.000,00 lima miliar rupiah; 4. Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan atau putusan pengadilan; 57 Universitas Sumatera Utara 5. Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99 sembilan puluh sembilan perseratus atau antara sesama Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99 sembilan puluh sembilan perseratus oleh Perusahaan dimaksud; danatau 6. Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya tidak dimiliki seluruhnya dan tidak satu pun saham atau modal Perusahaan Terkendali dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, pemegang saham utama Perusahaan dimaksud, atau Pihak Terafiliasinya, dan laporan keuangan Perusahaan Terkendali tersebut dikonsolidasikan dengan Perusahaan. 73 Selain daripada hal tersebut, dalam Peraturan No. IX.E.1 juga diatur mengenai transaksi afiliasi yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan informasi kepada masyarakat dan melapor kepada Bapepam dan LK, yaitu sebagai berikut: 1. Imbalan, termasuk gaji, iuran dana pensiun, danatau manfaat khusus yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan pemegang saham utama dalam hal pemegang saham utama menjabat juga sebagai Karyawan, jika jumlah secara keseluruhan dari imbalan tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan berkala; 73 Ibid, Angka 2 huruf b 58 Universitas Sumatera Utara 2. Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum perdana atau sebelum disampaikannya pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik, dengan persyaratan: a Transaksi telah diungkapkan sepenuhnya dalam Prospektus Penawaran Umum perdana atau dalam keterbukaan informasi pernyataan pendaftaran Perusahaan Publik; dan b Syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan; 3. Transaksi berkelanjutan yang dilakukan sesudah Perusahaan melakukan Penawaran Umum atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai Perusahaan Publik menjadi efektif, dengan persyaratan: a Transaksi awal yang mendasari Transaksi selanjutnya telah memenuhi Peraturan Nomor IX.E.1 ini; dan b Syarat dan kondisi Transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan; 4. Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan Terkendali; dan 5. Transaksi yang merupakan penunjang kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan Terkendali. Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada prinsipnya hukum tidak melarang dilakukannya transaksi yang menimbulkan benturan 59 Universitas Sumatera Utara kepentingan tersebut 74 Pelaksanaan transaksi afiliasi yang berbenturan kepentingan haruslah terlebih dahulu disetujui oleh rapat umum pemegang saham RUPS. Khusus untuk perusahaan terbuka, maka tata cara rapat umum pemegang saham untuk menyetujui transaksi berbenturan kepentingan agak berbeda dengan rapat umum pemegang saham untuk kegiatan lain pada umumnya. Yang harus menyetujui dilaksanakannya transaksi afiliasi yang berbenturan kepentingan dalam rapat umum pemegang saham adalah pemegang saham independen. Apabila persetujuan dari pemegang saham independen tidak berhasil didapatkan padahal korum sudah mencukupi, maka rencana transaksi tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal keputusan penolakan. , dalam hal ini adalah transaksi afiliasi yang berbenturan kepentingan. Akan tetapi hukum mengaturnya sedemikian rupa sehingga diharapkan dengan pengaturan tersebut, sungguh pun terjadi transaksi afiliasi yang berbenturan kepentingan, kemungkinan kerugian terhadap pihak tertentu yang dapat menimbulkan ketidakadilan diharapkan dapat diredam. 75 Pemberian persetujuan atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan, seperti transaksi afiliasi yang berbenturan kepentingan, merupakan hak pemegang saham. Hal ini dikarenakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut dapat memengaruhi kepentingan mereka, terutama bila transaksi itu malah menimbulkan kerugian, maka dividen mereka akan berkurang sebagai akibat dari berkurangnya pendapatan perusahaan. 76 74 Munir Fuady, 1, Op. cit., hal. 190 75 Ibid, hal. 195 76 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. cit., hal. 251 60 Universitas Sumatera Utara

C. Peranan Bapepam