Sejarah Singkat Agrowisata Sondokoro Atraksi Agrowisata Sondokoro

cxlvi masih dilakukan dari mulut ke mulut, pembuatan brosur sudah direncanakan tapi hingga saat ini belum dibuat karena adanya penambahan-penambahan fasilitas yang ada. 7. Belum adanya tata tertib yang berlaku untuk para pengunjung. 8. Terbatasnya kemampuan managerial dan koordinasi yang belum begitu berkembang di Wisata Agrowisata Kemuning Wawancara dengan: Suroto; 5 Agustus 2008.

5. Agrowisata Sondokoro

a. Sejarah Singkat Agrowisata Sondokoro

Agrowisata Sondokoro terletak di kecamatan Tasikmadu yaitu tepatnya di kawasan pabrik gula Tasikmadu. Luas daerah ini sekitar 234, 135 ha, kecamatan Tasikmadu seluas 397, 426 ha. Potensi yang ditawarkan kepada wisatawan adalah wisatawan dapat melihat peninggalan pabrik gula yang berada di musium, dan menikmati taman di pelataran agrowisata Sondokoro. b. Stuktur Organisasi Agrowisata Sondokoro Agrowisata Sondokoro mempunyai susunan struktur organisasi yang dipimpin oleh Administratur Pabrik Gula Tasikmadu. Administratur bertanggung jawab penuh atas berdirinya Agrowisata Sondokoro, maka demi terciptanya suatu agrowisata yang berkualitas perlu adanya susunan organisasi. Adapun susunan dan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut : 1. Administratur cxlvii Mengawasi dan mengendalikan teknis operasional terhadap pengelolaan Agrowisata yang dipimpinnya. 2. Koordinator Agrowisata Merencanakan, menyelenggarakan dan mengendalikan secara administrasi dan operasional pengadaan, penggunaan dan distribusi barang perlengkapan. 3. Manager Agrowisata Memimpin jalannya semua kegiatan operasional yang dijalankan oleh setiap koordinator. 4. Koordinator Lapangan Bertanggung jawab atas semua fasilitas yang ada di agrowisata. 5. Koordinator Wahana Bertanggung jawab atas wahana yang diberikan dan selalu berkoordinasi kepada koordinator lapangan.

c. Atraksi Agrowisata Sondokoro

Agrowisata Sondokoro menyelenggarakan atraksi yang khas, yaitu Upacara Selamatan Giling Tebu dilakukan setiap hari Jumat Pon menjelang giling tebu. Tujuan dari upacara selamatan tersebut agar pelaksanaan giling berjalan lancar, selamat baik alat maupun seluruh karyawan dan menghasilkan gula sesuai dengan sasaran. Pada setiap selamatan giling juga dimeriahkan dengan adanya pasar malam cembengan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat sekitar pabrik gula untuk menyambut ijabpanggih pengantin tebu Wawancara cxlviii dengan Arga Nugraha tanggal 7 Agustus 2008. Proses upacara selamatan giling dimulai dari pengambilan sepasang tebu pengantin pria dan wanita serta tebu pengiringnya diambil dari kebun tebu yang ditunjuk untuk bisa mewakili, yang selanjutnya dibawa ke rumah dinas Kepala Tanaman untuk dihias layaknya pengantin dan pengiringnya. Pagi harinya pasangan tebu pengantin dan pengiringnya di arak menuju rumah dinas Administratur. Pasangan pengantin tebu dan pengiringnya dibawa oleh Sub Kepala Tebang dan Kepala Angkut menghadap serta melapor kepada administratur, dilanjutkan dengan upacara panggih yang dalam hal ini diwujudkan dengan penggilingan tebu pengantin dan tebu pengiringnya Wawancara dengan Arga Nugraha tanggal 7 Agustus 2008. Dalam setiap upacara selamatan dengan adat Jawa tidak lepas dari “Sesaji”, demikian pula pada prosesi Selamatan Giling ini, sesaji merupakan rangkaian acara yang bersifat ritual. Sesaji yang digunakan dalam upacara selamatan giling ini seperti, kepala kerbau, bubur, kecok bakal , telur, kinangan, tumpeng, ketupat, polopendem, kembang telon yang semuanya ditempatkan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan fungsinya. Upacara selamatan giling ini juga disertai dengan Tari Gambyong Pare Anom yang merupakan simbol Mangkunegaran sebagai salah satu prosesi yang tidak boleh ditinggalkan. Buah pare yang anom muda warnanya hijau kekuning-kuningan, makna warna kuning adalah “padi” dan hijau adalah “daun kapas” sehingga diartikan cxlix sebagai “sandang pangan atau kemakmuran” Wawancara dengan Narso tanggal 7 Agustus 2008.

d. Daya Tarik Agrowisata Sondokoro