Sistematika Laporan Sejarah Singkat Kabupaten Karanganyar

xxvii data-data yang diperoleh dari penelitian kebanyakan berupa informasi dan uraian. Dalam metode ini penulisan ini mengaitkan data-data yang berupa informasi dan uraian tersebut dengan observasi wawancara untuk memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada.

G. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam empat bab, secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I : Merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang Latar belakang penelitian, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Kajian pustaka, Metode penelitian, dan Sistematika penelitian. BAB II : Merupakan gambaran umum tentang obyek-obyek wisata di Kabupaten Karanganyar dan akomodasi akomodasi penunjang wisata. BAB III : Sejarah dibentuknya Aktivitas outbound, Perkembangan penyelenggara outbound dan event organizer di Kabupaten Karanganyar, Profil serta Aktivitas outbound di Griya Gayatri, Agrowisata amanah, Agrowisata Kemuning, Agrowisata Sondokoro, Griyo Kulo, Peran pemerintah dalam mengembangkan outbound di Kabupaten Karanganyar. BAB IV : Penutup. Berisi tentang : Kesimpulan dan Saran. xxviii BAB II GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KARANGANYAR

A. Sejarah Singkat Kabupaten Karanganyar

Karanganyar lahir sebagai dukuh kecil pada tanggal 19 April 1745 atau Maulud 1670. Pencetus nama Karanganyar adalah Raden Mas Said atau lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Cikal bakal daerah Karanganyar ialah Raden Ayu Diponegoro atau Nyi Ageng Karang dengan nama kecil Badran yang termasuk dalam Kasunanan Surakarta, pada saat itu pimpinan Swapraja Kasunanan Surakarta adalah Sri Pakubuwono II. Mulai adanya Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 yang membagi Kerajaan Mataram wilayah yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, maka dukuh kecil Karanganyar yang terletak di Sukowati Selatan termasuk dalam Kasultanan Yogyakarta, karena dalam perjanjian tersebut seluruh tanah Sukowati menjadi tanah Kasultanan Yogyakarta dan yang berkuasa pada saat itu adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755-1792. Tahun 1847 Sri Mangkunegoro III yang memegang pimpinan Swapraja Mangkunegaran tahun 1835-1853 mengadakan tatanan baru, analogi yang berlaku Kasunanan Surakarta adalah Staatblat 1847 No.30 yang xxix mulai berlaku pada tanggal 5 Juni 1847, yang salah satu peraturan tersebut menyatakan bahwa Karanganyar merupakan salah satu wilayah Swapraja Mangkunegaran. Istilah Onderrregentschap diubah menjadi Regentschap atau Kabupaten oleh Sri Mangkunegoro VII yang memegang pemerintahan pada saat itu 1916-1944, tepatnya pada tanggal 20 November 1917 lahirlah Kabupaten Karanganyar. Nama Karanganyar sendiri terbentuk dari tiga kata yang masing-masing mempunyai arti dan maksud : Ka : Kawibawaan yang dicita-citakan kawibawaningkang dipun gayuh Rang : Rangkapnya lahir dan batin, pulung dan wahyunya telah turun rangkepannipun lahir batin pulung lan wahyunipun sampun tumurun. Anyar : Akan menerima perjanjian baru yang diangkat menjadi Mangkunegoro badhe nampi perjanjian anyarenggal winishuda jumeneng Mangkunegoro I. Sumber: buku profil kepariwisataan Karanganyar, tahun 2007

B. Keadaan Geografis dan Potensi Pariwisata Kabupaten Karanganyar