lxxxiv
3. Metonemia
Metonemia adalah bentuk pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merk, ciri khas atau menjadi atribut. Seperti pada data
berikut. 151
Kendharaane wae Tiger 2000 sing isih anyar gres, menganggo clana
jean biru tua, T-shirt ireng polos ditutupi jaket kulit. SDJD33 ‘Kendarannya saja Tiger 2000 yang masih baru, memakai celana jeans
biru tua, T-shirt hitam polos ditutupi jaket kulit.’
152
GL Pro mlaku, papane digenteni dening tukang ojeg liyane sing
nganggo sepedha motor bebek. SGS90 ‘GL Pro berjalan, tempatnya diganti oleh tukang ojek lain yang
memakai sepeda motor bebek.’
Pada data 151 dan 152 di atas menggunakan gaya bahasa metonimia yaitu Tiger 2000 dan GL Pro langsung mengacu ke benda yang disebut sepeda
motor dan sepeda motor tersebut merknya Tiger 2000 dan GL Pro. Maka yang di maksud data di atas adalah sepeda motor Tiger 2000 dan sepeda motor GL Pro.
4. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang mengecilkan sesuatu hal. Jadi juga mengandung pertentangan antara kenyataan dan perkataan. Dipakai untuk
meredahkan diri, seperti pada data berikut.
153 Sepisan maneh dheweke pamit lan enggal-enggal budhal ninggal
gubuge. SSJD73
‘Sekali lagi dirinya berpamitan dan cepat-cepat pergi meninggalkan gubugnya.’
154
“Menika wonten hadiah sekedhik, mbok menawi saged kagem
tambah-tambah nyekapi persyaratan calon lurah utawi kagem blanja.” SU158
lxxxv ‘Itu ada hadiah sedikit, siapa tahu bisa untuk tambahan mencukupi
persyaratan calon lurah atau untuk belanja.’
Pada data 153 dan 154 kata gubug dan hadiah sekedhik ’hadiah sedikit’ termasuk gaya bahasa litotes yang mengandung pertentangan antara kenyataan
dan perkataan yaitu, sebuah rumah diibaratkan sebagai gubug dan hadiah sekedhik ’hadiah sedikit’ sebenarnya hanya untuk merendahkan diri, sebab yang
diacu oleh kata hadiah sekedhik ’hadiah sedikit’ barang kali sesuatu yang diberikan itu berharga.
5. Hiperbola