Pars prototo Eponim Pemakaian Gaya Bahasa dalam Novel Sirah Karya AY. Suharyana.

lxxxviii kang mlebu saselane kaca cendhela nyapu pipi dalah dolanan rambut ‘semilir angin yang masuk disela kaca jendela menyapu pipi dan memainkan rambut’ 161 godhong sing pating kresek obah dienggo dolanan angin ‘daun yang bergemerisik bergerak dibuat mainan angin’, 162 Surupe terus lumaku. Wengine pancen wis anguk-anguk ‘senja terus berjalan. Malam memang sudah mengintip’, 163 angin semribit wae kang nampeg rai lan dolanan rambute Senik ‘angin semeribit saja yang menyentuh wajah dan bermain rambutnya Senik’, 164 mbulan satugel mesem ‘bulan setengah senyum’, dan 165 ilang diuntal wengi ‘hilang ditelan malam’.

7. Pars prototo

Pars prototo adalah sinekdoke berupa ungkapan sebagian dari objek untuk menunjuk keseluruhan objek tersebut, seperti data di bawah ini: 166 Saben irung ing Jati Dhoyong wis apal sapa lan ngendi omahe Joyo Dengkek. SK22 ‘Setiap orang di Jati Dhoyong sudah mengetahui siapa dan di mana rumahnya Joyo Dengkek. Data 166 kata irung ‘hidung’ sebenarnya merupakan bagian dari keseluruhan manusia. Sebenarnya pengarang dapat saja mengatakan “setiap orang”. Namun, pengarang bermaksud membangun estetika dan efek karya terhadap pembaca, maka digunakanlah gaya bahasa pars pro toto dengan penyebutan saben irung ‘setiap hidung’ untuk penyebutan setiap orang. 167 Hebat gundhulmu. Nek ora nganggo cumplunge Pak Pranawa… SU159 ‘Hebat kepalamu. Kalau tidak pakai cumplungnya Pak Pranawa’ lxxxix Data 167 kata gundhulmu ‘kepalamu’ merupakan bagian dari keseluruhan manusia. Dalam hal ini pengarang ingin menunjukkan bahwa hubungan Joyo Dengkek dengan pegawai kelurahan sedemikian dekat dan akrab sehingga digunakan kata gundhulmu ‘kepalamu’.

8. Eponim

Eponim atau pepindhan adalah suatu gaya bahasa di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat. Di bawah ini merupakan data penggunaan gaya bahasa eponim. 168 Pawakane gagah gedhe dhuwur kanthi brengos pindha Raden Gathutkaca. SK10 ‘Postur tubuhnya tinggi besar dengan kumis seperti Raden Gathutkaca.’ Data 168 pindha Raden Gathutkaca ‘seperti Raden Gathutkaca’ merupakan gaya bahasa eponim, Raden Gathutkaca terkenal dengan postur tubuhnya tinggi besar dan berkumis disamakan dengan postur yang dimiliki oleh Pak Boiman. 169 Wusana pindha Bethara Kamajaya lan Dewi Ratih kekarone tumuju ruang resepsi. SP239 ‘Bagaikan Batara Kamajaya dan Dewi Ratih keduanya menuju ruang resepsi.’ Data 169 Bethara Kamajaya dan Dewi Ratih terkenal dengan ketampanan dan kecantikannya, dimanfaatkan pengarang sebagai gambaran kepada Widodo dan Senik yang terlihat tampan dan cantik. xc

9. Repetisi